Anda di halaman 1dari 7

Penulisan Visum et Repertum pada skenario

Visum et repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan
penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik
hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.
Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis
dalam pasal 184 KUHAP. Visum et repertum turut berperan dalam proses
pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia. Visum et
repertum menguraikan segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang
di dalam bagian Pemberitaan, yang karenanya dapat dianggap sebagai pengganti
benda bukti. Visum et repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter
mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam bagian
Kesimpulan.
Dengan demikian visum et repertum secara utuh telah menjembatani ilmu
kedokteran dengan ilmu hukum, sehingga dengan membaca Visum et Repertum,
dapat diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada seseorang dan para praktisi
hukum dapat menerapkan norma – norma hukum pada perkara pidana yang
menyangkut tubuh / jiwa manusia.
Dikenal beberapa jenis visum et repertum, yaitu :
a. Visum et repertum perlukaan (termasuk keracunan)
b. Visum et repertum kejahatan Susila
c. Visum et repertum jenazah
d. Visum et repertum psikiatrik
Visum et repertum terdiri dari 5 bagian tetap, yaitu :
1. Kata Pro Justitia yang diletakkan di bagian atas. Kata ini menjelaskan
bahwa visum et repertum khusus dibuat untuk tujuan peradilan.
2. Bagian Pendahuluan. Kata “Pendahuluan” sendiri tidak ditulis di dalam
visum et repertum, melainkan langsung dituliskan berupa kalimat –
kalimat di bawah judul. Bagian ini menerangkan nama dokter pembuat
visum et repertum dan institusi kesehatannya, instansi penyidik
pemintanya berikut nomor dan tanggal surat permintaannya, tempat dan
waktu pemeriksaan, serta identitas korban yang diperiksa.
3. Bagian Pemberitaan. Bagian ini berjudul “hasil pemeriksaan” dan berisi
hasil pemeriksaan medik tentang keadaan kesehatan atau sakit atau luka
korban yang berkaitan dengan perkaranya, tindakan medik yang dilakukan
serta keadaannya selesai pengobatan / perawatan. Bila korban meninggal
dan dilakukan otopsi, maka diuraikan keadaan seluruh alat-dalam yang
berkaitan dengan perkara dan matinya orang tersebut. Yang diuraikan
dalam bagian ini merupakan pengganti barang bukti, berupa perlukaan /
keadaan kesehatan / sebab kematian yang berkaitan dengan perkaranya.
Temuan hasil pemeriksaan medik yang bersifat rahasia dan tidak
berhubungan dengan perkaranya tidak dituangkan ke dalam bagian
pemberitaan dan dianggap tetap sebagai rahasia kedokteran.
4. Bagian Kesimpulan. Bagian ini berjudul ”Kesimpulan” dan berisi
pendapat dokter berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis perlukaan /
cedera yang ditemukan dan jenis kekerasan atau zat penyebabnya, serta
derajat perlukaan atau sebab kematiannya. Pada kejahatan susila,
diterangkan juga apakah telah terjadi persetubuhan dan kapan perkiraan
kejadiannya, serta usia korban atau kepantasan korban untuk dikawin.
5. Bagian Penutup. Bagian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat baku ”
Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya
berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.”
Visum et Repertum Jenazah
Jenazah yang akan dimintakan visum et repertumnya harus diberi label yang
memuat identitas mayat, dilekatkan dengan diberi cap jabatan, yang diikatkan pada
ibu jari kaki atau bagian tubuh lainnya. Pada surat permintaan visum et repertumnya
harus jelas tertulis jenis pemeriksaan yang diminta, apakah hanya pemeriksaan luar
jenazah, ataukah pemeriksaan otopsi (Ps. 133 KUHAP).
Bila pemeriksaan otopsi yang diinginkan, maka penyidik wajib memberitahu
kepada keluarga korban dan menerangkan maksud dan tujuannya pemeriksaan.
Otopsi dilakukan setelah keluarga korban tidak keberatan, atau bila dalam dua hari
tidak ada tanggapan apapun dari keluarga korban (Ps. 134 KUHAP). Jenazah yang
diperiksa dapat juga berupa jenazah yang didapat dari penggalian kuburan (Ps. 135
KUHAP).
Jenazah hanya boleh dibawa keluar institusi kesehatan dan diberi surat
keterangan kematian bila seluruh pemeriksaan yang diminta oleh penyidik telah
dilakukan. Apabila jenazah dibawa pulang paksa, maka baginya tidak ada surat
keterangan kematian.
Pemeriksaan forensik terhadap jenazah meliputi pemeriksaan luar jenazah,
tanpa melakukan tindakan yang merusak keutuhan jaringan jenazah. Pemeriksaan
dilakukan dengan teliti dan sistematik, serta kemudian dicatat secara rinci, mulai dari
bungkus atau tutup jenazah, pakaian, benda – benda di sekitar jenazah, perhiasan, ciri
– ciri umum identitas, tanda – tanda tanatologik, gigi geligi, dan luka atau cedera atau
kelainan yang ditemukan di seluruh bagian luar.
Apabila penyidik hanya meminta pemeriksaan luar saja, maka kesimpulan
visum et repertum menyebutkan jenis luka atau kelainan yang ditemukan dan jenis
kekerasan penyebabnya, sedangkan sebab matinya tidak dapat ditentukan karena
tidak dilakukan pemeriksaan bedah jenazah. Lamanya mati sebelum pemeriksaan
(perkiraan saat kematian), apabilad apat diperkirakan, dapat dicantumkan dalam
kesimpulan.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bedah jenazah menyeluruh dengan
membuka rongga tengkorak, leher, dada, perut, dan panggul. Kadang kala dilakukan
pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti pemeriksaan histopatologik,
toksikologik, serologik, dsb.
Dari pemeriksaan dapat disimpulkan sebab kematian korban, selain jenis luka
atau kelainan, jenis kekerasan penyebabnya, dan saat kematian seperti tersebut di
atas1.

Penulisan Visum et Repertum sesuai skenario

KOP SURAT INSTITUSI


Nomor : …. Kendari, 29 Oktober 2020
Perihal : Hasil pemeriksaan luar jenazah
atas nama xxxxxxxxxx

PRO JUSTICIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda-tangan di bawah ini, (nama dokter pemeriksa), dokter spesialis
forensik pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo/RSUD Kendari menerangkan bahwa atas
permintaan tertulis dari kepolisian Resort Kendari tertanggal Dua puluh tujuh oktober
tahun dua ribu dua puluh nomor : B/63/XII/2009, maka pada tanggal dua puluh
delapan oktober dua ribu dua puluh, pukul enam lewat dua puluh menit Waktu
Indonesia bagian Tengah, bertempat di ruang otopsi Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo/RSUD
Kendari, telah melakukan pemeriksaan luar dan dalam jenazah dengan keterangan :
-----
Nama : xxxxxxxxxxxx. ----------------------------------------------------
Jenis kelamin : Laki – laki. --------------------------------------------------------
Umur :xx tahun. ------------------------------------------------------------
Suku : xxxxxx. -------------------------------------------------------------
Agama : xxxxxx. -------------------------------------------------------------
Pekerjaan : xxxxxx. -------------------------------------------------------------
Alamat : xxxxxx. -------------------------------------------------------------
--------------------------HASIL PEMERIKSAAN LUAR MAYAT----------------------
1. Label mayat tidak ada.-----------------------------------------------------------------
2. Tutup mayat : tidak ada.----------------------------------------------------------------
3. Perhiasan mayat tidak ada.-------------------------------------------------------------
4. Pakaian mayat : tidak dijelaskan pada skenario.------------------------------------
5. Benda di samping mayat : tidak ada.--------------------------------------------------
6. Kaku mayat tidak ada. Lebam mayat terdapat pada bagian belakang tubuh dan
kantung pelir berwarna merah muda dan kebiruan, tidak hilang pada
penekanan.-----------------------------------------------------------------------------
7. Mayat adalah seorang laki laki, warna negara asing.----------------------------
8. Identitas khusus : tidak ada.---------------------------------------------------------
9. Lain-lain :---------------------------------------------------------------------------------
a. Tidak didapatkan tanda – tanda kekerasan. -------------------------------------
b. Darah encer.--------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN
Pada pemeriksaan mayat laki – laki ini ditemukan tidak ada tanda – tanda kekerasan,
ditemukan lebam mayat pada tubuh sisi belakang warna merah muda dan kebiruan
tidak hilang dengan penekanan dan tidak terdapat kaku
mayat.-------------------------------------------------------Sebab matinya mayat ini diduga
akibat keracunan karbonmonoksida yang menyebabkan mayat mengalami mati
mendadak.-------------------------------------
Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan
keilmuan yang sebaik – baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang –
Undang Hukum Acara Pidana.------------------------------------------------------------------
Dokter Pemeriksa
(nama dokter pemeriksa)2

Sumber :
1. Budiyanto, dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan
kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
2. Afandi, Dedi. 2017. VISUM ET REPERTUM : Tata Laksana dan Teknik
Pembuatan. Edisi kedua. Riau: Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Anda mungkin juga menyukai