Anda di halaman 1dari 30

Presentan :

Dhyta Soelistiyana 12100113036


Risya Ratu Rivai 12100113041

Preseptor :
dr. Fahmi Arief Hakim, Sp.F
Korban datang diantar oleh polisi dalam
keadaan meninggal, diduga akibat overdosis
minuman keras dan obat-obatan pada tanggal
22 Januari 2014 pukul 05.50 di RSU Dr. Slamet
Garut.


Identitas jenazah
Nama : Ganjar Nugraha
J.Kelamin : Laki-laki
Umur : 27 tahun
Pekerjaan: Wiraswasta
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Sindang Sari RT 06/ RW 08, Desa
Langen Sari Kec. Tarogong Kaler Kab Garut
Dr. PL : Dr. Idam
Tanggal PL : 22 Januari 2014

Pemeriksaan luar
1. Label mayat : tidak ada
2. Tutup/bungkus mayat : 3 lapis kain .
a) 1 : kain hijau corak kotak-kotak bergambar beruang
b) 2 : kain coklat dengan motif bunga
c) 3 : kain bercorak batik berwarna coklat, hitam dan krem
3. Perhiasan mayat : tidak ada
4. Pakaian mayat: Celana pendek hitam dengan corak garis putih
dan merah di samping kanan dan kiri
5. Kaku mayat : kedua lengan, kepala, dan leher sukar dilawan;
lebam mayat : punggung, hilang pada penekanan.
5. Mayat adalah seorang laki-laki, berbangsa Indonesia/sunda,
berumur 27 tahun, berkulit coklat, gizi sedang, panjang tubuh 168
cm, berat tubuh tidak ditimbang, alat kelamin disunat
6. Identifikasi khusus (tatto) :
a) Lengan kanan atas: gambar wajah laki-laki indian
b) Dada: gambar bunga & terdapat mata di bagian tengah
c) Lengan kiri atas: gambar tribal
d) Lengan kiri bawah: gambar bunga mawar bertuliskan Los My
Mom dan tato bintang berjumlah 5 buah.
8. Rambut kepala berwarna hitam tumbuh lebat, p= 11 cm, alis
berwarna hitam tumbuh lebat, p= 0,5 cm, bulu mata berwarna
hitam lebat p= 0,7 cm, kumis berwarna hitam tumbuh tipis, p=
0,3 cm, jenggot berwarna hitam tumbuh tipis, p= 0,3 cm
9. Mata kanan terbuka 10 mm, mata kiri terbuka 7 mm, selaput
bening mata keruh, teleng mata bulat, warna tirai mata coklat,
selaput bola mata keruh, selaput kelopak mata pucat.
10. Hidung mancung, telinga normal, mulut terbuka 10 mm, lidah -
11. Geligi-geligi: lengkap
13. Dari lubang mulut keluar: cairan kekuningan, lubang
hidung (-), lubang telinga kanan : (-), kemaluan keluar :
cairan putih keruh, lubang pelepas : (-).
14. Luka-luka:
Lengan kanan bawah : memar, ukuran 1cmx1cm
Lipatan lengan kiri : luka terbuka tepi tidak rata (suspek
bekas suntikan) ukuran 1mmx1mm
Punggung tangan kiri : luka terbuka tepi tidak rata,
ukuran 0,5cmx0,3cm
Jari telunjuk dan jari kelingking tangan kanan : luka
terbuka tepi tidak rata, ukuran 0,3cmx0,2cm


Kesimpulan
Pada mayat laki-laki berumur 27 tahun
ditemukan terdapat adanya luka di ke 2 lengan,
memar pada lengan kanan atas
Sebab kematian orang ini tidak dapat ditentukan
karena tidak dilakukan bedah jenazah. Lamanya
kematian diperkirakan 5 jam sebelum
pemeriksaan.
Namun, berdasarkan keterangan polisi, sebab
kematian dikarenakan obat atau minuman
yang memabukan.
Untuk menentukan penyebab kematian secara
pasti perlu dilakukan pemeriksaan dalam
(autopsi), namun pihak keluarga menolak.

PEMBAHASAN KASUS
PEMERIKSAAN FORENSIK
Pemeriksaan forensik terhadap jenazah
meliputi:
1.Pemeriksaan luar jenazah
2. Pemeriksaan bedah jenazah (autopsi).

Pada korban, hanya dilakukan pemeriksaan luar saja ---
-- sehingga hanya dapat menyebutkan jenis luka atau
kelainan yang ditemukan dan jenis penyebabnya,
sedangkan sebab kematian tidak dapat ditentukan

DEFINISI
VISUM ET REPERTUM Suatu laporan tertulis dari
dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan
ditemukan pada barang bukti yang diperiksanya serta
memuat pula kesimpulan dari pemeariksaan tersebut
guna kepentingan peradilan. (Pro Justitia)
SYARAT
1
Ditulis di bawah sumpah oleh seorang
dokter
2
Diminta oleh pengadilan/penyidik
3
Isinya mengenai segala hal yang dilihat
dan ditemukan oleh dokter tsb.
Dasar hukum utama
PASAL 1 STAATSBLAD No.350 TAHUN 1937
Visa reperta dari dokter-dokter, yang dibuat atas sumpah
jabatan yang diikrarkan pada waktu menyelesaikan pelajaran
kedokteran di negeri Belanda atau di Indonesia, atau atas
sumpah khusus, sebagai dimaksud dalam pasal 2, mempunyai
daya bukti dalam perkara-perkara pidana, sejauh itu
mengandung keterangan tentang yang dilihat oleh dokter pada
benda yang diperiksa.
Dasar hukum lain
Pasal 120 KUHAP: kewenangan bersifat umum bagi penyidik
untuk meminta keterangan ahli (pasal 1 butir 28 KUHAP).
Pasal 133 KUHAP: ketentuan khusus penyidik menangani
kasus tindak pidana untuk meminta keterangan ahli yang
khusus (dasar pengadaan VeR)
Pasal 180 & 186 KUHAP: keterangan ahli.
Pasal 187 KUHAP: surat keterangan seorang ahli.
Keputusan Menkeh No. M.01.PW.07-03 tahun 1982: pedoman
pelaksanaan KUHAP.


Peranan dan fungsi
Sebagai salah satu alat bukti yang sah dalam proses
pembuktian perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa
manusia.
Dalam VeR terdapat uraian hasil pemeriksaan medis yang
tertuang dalam bagian pemberitaan dpt dianggap
pengganti barang bukti
VeR memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai
hasil pemeriksaan medis yang tertuang dalam bagian
kesimpulan.

Pembuatan visum et repertum
Pembuatan VeR jangan melebihi 20 hari (KUHAP
Pasal 20)

VeR dibuat dengan bahasa yang dapat dimengerti
(KUHAP Pasal 51)
Jenis visum et repertum
VeR psikiatrik (kejiwaan)
VeR fisik
VeR jenazah
VeR korban hidup
VeR perlukaan/kecederaan
VeR keracunan
VeR kejahatan seksual

VISUM ET REPERTUM
Jenazah yang akan dimintakan VeR diberi label yang
memuat :
1. Identitas mayat
2. Diberi cap jabatan, yang diikatkan pada ibu jari
kaki atau bagian tubuh bagian lainnya.

Pada surat permintaan VeR-nya harus jelas tertulis jenis
pemeriksaan yang diminta, apakah hanya pemeriksaan luar
jenazah ataukah pemeriksaan autopsy (pasal 133 KUHAP).

Bila pemeriksaan autopsi yang diinginkan, maka penyidik
wajib memberitahu kepada keluarga korban dan
menerangkan maksud dan tujuannya pemeriksaan.

Autopsi dilakukan setelah keluarga korban tidak keberatan,
atau bila dalam dua hari tidak ada tanggapan apapun dari
keluarga korban (pasal 134 KUHAP).

Jenazah yang diperiksa dapat juga berupa
jenazah yang didapat dari penggalian kuburan
(pasal 135 KUHAP).
Pemeriksaan forensik terhadap jenazah meliputi :
1. Pemeriksaan luar jenazah yang berupa tindakan
yang tidak merusak keutuhan jaringan jenazah
secara teliti dan sistematik.
2. Pemeriksaan bedah jenazah

Jenazah hanya boleh dibawa keluar institusi
kesehatan dan diberi surat ket kematian bila
seluruh pemeriksaan yang diminta oleh penyidik
telah dilakukan.
Apabila jenazah dibawa pulang paksa, maka
baginya tidak ada surat keteranagan kematian.



Ketentuan umum visum et
repertum
a) Diketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa.
b) Bernomor dan bertanggal.
c) Mencantumkan kata Pro justitia di bagian atas
(kiri/tengah).
d) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
e) Tidak menggunakan singkatan, terutama pada waktu
mendeskripsikan temuan pemeriksaan.
f. Tidak menggunakan istilah asing.
g. Ditandatangani dan diberi nama jelas.
h. Berstempel instansi pemeriksa tersebut.
i. Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan.
j. Hanya diberikan kepada penyidik peminta VeR (instansi).
Apabila lebih dari satu instansi peminta, maka kedua
instansi tersebut diberi VeR masing-masing asli.
k. Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsip
pada umumnya, dan disimpan sebaiknya sehingga 30
tahun.
5 BAGIAN VISUM ET REPERTUM
Kata Pro Justitia
Bagian Pendahuluan
Bagian Hasil Pemeriksaan (Pemberitaan)
Bagian Kesimpulan
Bagian Penutup
Bagian Pendahuluan
Tidak diberi judul Pendahuluan.
Identitas peminta VeR (nama, nomor, instansi) berdasarkan
surat permintaan VeR (dicantumkan nomor & tanggal surat).
Identitas korban (barang bukti) sesuai surat permintaan VeR.
Keterangan singkat kronologis peristiwa sesuai surat
permintaan VeR.
Jenis pemeriksaan yang diminta sesuai surat permintaan VeR.
Identitas dokter pemeriksa (nama, nomor, instansi).
Waktu & tempat pemeriksaan.

Bagian Hasil Pemeriksaan
(Pemberitaan)
Diberi judul Hasil Pemeriksaan.
Memuat semua hasil pemeriksaan terhadap barang bukti
yang ditulis secara sistematik, jelas dan dapat dimengerti
oleh orang yang tidak berlatar belakang pendidikan
kedokteran.
Pada korban mati pemeriksaan meliputi pemeriksaan luar,
pemeriksaan dalam & pemeriksaan penunjang.

Bagian Kesimpulan
Diberi judul Kesimpulan.
Memuat kesimpulan dokter pemeriksa atas seluruh
hasil pemeriksaan dengan berdasarkan keilmuan &
keahliannya.
Pada korban mati, disebutkan sebab kematian (hal
pokok), meskipun sebab kematian tidak diketahui
dengan pasti harus dicantumkan alasannya.

Bagian Penutup
Tidak diberi judul Penutup.
Merupakan kalimat penutup yang menyatakan
bahwa VeR tersebut dibuat dengan sebenar-
benarnya, berdasarkan keilmuan yang sebaik-
baiknya, mengingat sumpah dan sesuai dengan
ketentuan dalam KUHAP.

ALHAMDULILLAH
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai