Preseptor : dr. Fahmi Arief Hakim, Sp.F Korban datang diantar oleh polisi dalam keadaan meninggal, diduga akibat overdosis minuman keras dan obat-obatan pada tanggal 22 Januari 2014 pukul 05.50 di RSU Dr. Slamet Garut.
Identitas jenazah Nama : Ganjar Nugraha J.Kelamin : Laki-laki Umur : 27 tahun Pekerjaan: Wiraswasta Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Kp. Sindang Sari RT 06/ RW 08, Desa Langen Sari Kec. Tarogong Kaler Kab Garut Dr. PL : Dr. Idam Tanggal PL : 22 Januari 2014
Pemeriksaan luar 1. Label mayat : tidak ada 2. Tutup/bungkus mayat : 3 lapis kain . a) 1 : kain hijau corak kotak-kotak bergambar beruang b) 2 : kain coklat dengan motif bunga c) 3 : kain bercorak batik berwarna coklat, hitam dan krem 3. Perhiasan mayat : tidak ada 4. Pakaian mayat: Celana pendek hitam dengan corak garis putih dan merah di samping kanan dan kiri 5. Kaku mayat : kedua lengan, kepala, dan leher sukar dilawan; lebam mayat : punggung, hilang pada penekanan. 5. Mayat adalah seorang laki-laki, berbangsa Indonesia/sunda, berumur 27 tahun, berkulit coklat, gizi sedang, panjang tubuh 168 cm, berat tubuh tidak ditimbang, alat kelamin disunat 6. Identifikasi khusus (tatto) : a) Lengan kanan atas: gambar wajah laki-laki indian b) Dada: gambar bunga & terdapat mata di bagian tengah c) Lengan kiri atas: gambar tribal d) Lengan kiri bawah: gambar bunga mawar bertuliskan Los My Mom dan tato bintang berjumlah 5 buah. 8. Rambut kepala berwarna hitam tumbuh lebat, p= 11 cm, alis berwarna hitam tumbuh lebat, p= 0,5 cm, bulu mata berwarna hitam lebat p= 0,7 cm, kumis berwarna hitam tumbuh tipis, p= 0,3 cm, jenggot berwarna hitam tumbuh tipis, p= 0,3 cm 9. Mata kanan terbuka 10 mm, mata kiri terbuka 7 mm, selaput bening mata keruh, teleng mata bulat, warna tirai mata coklat, selaput bola mata keruh, selaput kelopak mata pucat. 10. Hidung mancung, telinga normal, mulut terbuka 10 mm, lidah - 11. Geligi-geligi: lengkap 13. Dari lubang mulut keluar: cairan kekuningan, lubang hidung (-), lubang telinga kanan : (-), kemaluan keluar : cairan putih keruh, lubang pelepas : (-). 14. Luka-luka: Lengan kanan bawah : memar, ukuran 1cmx1cm Lipatan lengan kiri : luka terbuka tepi tidak rata (suspek bekas suntikan) ukuran 1mmx1mm Punggung tangan kiri : luka terbuka tepi tidak rata, ukuran 0,5cmx0,3cm Jari telunjuk dan jari kelingking tangan kanan : luka terbuka tepi tidak rata, ukuran 0,3cmx0,2cm
Kesimpulan Pada mayat laki-laki berumur 27 tahun ditemukan terdapat adanya luka di ke 2 lengan, memar pada lengan kanan atas Sebab kematian orang ini tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan bedah jenazah. Lamanya kematian diperkirakan 5 jam sebelum pemeriksaan. Namun, berdasarkan keterangan polisi, sebab kematian dikarenakan obat atau minuman yang memabukan. Untuk menentukan penyebab kematian secara pasti perlu dilakukan pemeriksaan dalam (autopsi), namun pihak keluarga menolak.
PEMBAHASAN KASUS PEMERIKSAAN FORENSIK Pemeriksaan forensik terhadap jenazah meliputi: 1.Pemeriksaan luar jenazah 2. Pemeriksaan bedah jenazah (autopsi).
Pada korban, hanya dilakukan pemeriksaan luar saja --- -- sehingga hanya dapat menyebutkan jenis luka atau kelainan yang ditemukan dan jenis penyebabnya, sedangkan sebab kematian tidak dapat ditentukan
DEFINISI VISUM ET REPERTUM Suatu laporan tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksanya serta memuat pula kesimpulan dari pemeariksaan tersebut guna kepentingan peradilan. (Pro Justitia) SYARAT 1 Ditulis di bawah sumpah oleh seorang dokter 2 Diminta oleh pengadilan/penyidik 3 Isinya mengenai segala hal yang dilihat dan ditemukan oleh dokter tsb. Dasar hukum utama PASAL 1 STAATSBLAD No.350 TAHUN 1937 Visa reperta dari dokter-dokter, yang dibuat atas sumpah jabatan yang diikrarkan pada waktu menyelesaikan pelajaran kedokteran di negeri Belanda atau di Indonesia, atau atas sumpah khusus, sebagai dimaksud dalam pasal 2, mempunyai daya bukti dalam perkara-perkara pidana, sejauh itu mengandung keterangan tentang yang dilihat oleh dokter pada benda yang diperiksa. Dasar hukum lain Pasal 120 KUHAP: kewenangan bersifat umum bagi penyidik untuk meminta keterangan ahli (pasal 1 butir 28 KUHAP). Pasal 133 KUHAP: ketentuan khusus penyidik menangani kasus tindak pidana untuk meminta keterangan ahli yang khusus (dasar pengadaan VeR) Pasal 180 & 186 KUHAP: keterangan ahli. Pasal 187 KUHAP: surat keterangan seorang ahli. Keputusan Menkeh No. M.01.PW.07-03 tahun 1982: pedoman pelaksanaan KUHAP.
Peranan dan fungsi Sebagai salah satu alat bukti yang sah dalam proses pembuktian perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia. Dalam VeR terdapat uraian hasil pemeriksaan medis yang tertuang dalam bagian pemberitaan dpt dianggap pengganti barang bukti VeR memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medis yang tertuang dalam bagian kesimpulan.
Pembuatan visum et repertum Pembuatan VeR jangan melebihi 20 hari (KUHAP Pasal 20)
VeR dibuat dengan bahasa yang dapat dimengerti (KUHAP Pasal 51) Jenis visum et repertum VeR psikiatrik (kejiwaan) VeR fisik VeR jenazah VeR korban hidup VeR perlukaan/kecederaan VeR keracunan VeR kejahatan seksual
VISUM ET REPERTUM Jenazah yang akan dimintakan VeR diberi label yang memuat : 1. Identitas mayat 2. Diberi cap jabatan, yang diikatkan pada ibu jari kaki atau bagian tubuh bagian lainnya.
Pada surat permintaan VeR-nya harus jelas tertulis jenis pemeriksaan yang diminta, apakah hanya pemeriksaan luar jenazah ataukah pemeriksaan autopsy (pasal 133 KUHAP).
Bila pemeriksaan autopsi yang diinginkan, maka penyidik wajib memberitahu kepada keluarga korban dan menerangkan maksud dan tujuannya pemeriksaan.
Autopsi dilakukan setelah keluarga korban tidak keberatan, atau bila dalam dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga korban (pasal 134 KUHAP).
Jenazah yang diperiksa dapat juga berupa jenazah yang didapat dari penggalian kuburan (pasal 135 KUHAP). Pemeriksaan forensik terhadap jenazah meliputi : 1. Pemeriksaan luar jenazah yang berupa tindakan yang tidak merusak keutuhan jaringan jenazah secara teliti dan sistematik. 2. Pemeriksaan bedah jenazah
Jenazah hanya boleh dibawa keluar institusi kesehatan dan diberi surat ket kematian bila seluruh pemeriksaan yang diminta oleh penyidik telah dilakukan. Apabila jenazah dibawa pulang paksa, maka baginya tidak ada surat keteranagan kematian.
Ketentuan umum visum et repertum a) Diketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa. b) Bernomor dan bertanggal. c) Mencantumkan kata Pro justitia di bagian atas (kiri/tengah). d) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. e) Tidak menggunakan singkatan, terutama pada waktu mendeskripsikan temuan pemeriksaan. f. Tidak menggunakan istilah asing. g. Ditandatangani dan diberi nama jelas. h. Berstempel instansi pemeriksa tersebut. i. Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan. j. Hanya diberikan kepada penyidik peminta VeR (instansi). Apabila lebih dari satu instansi peminta, maka kedua instansi tersebut diberi VeR masing-masing asli. k. Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsip pada umumnya, dan disimpan sebaiknya sehingga 30 tahun. 5 BAGIAN VISUM ET REPERTUM Kata Pro Justitia Bagian Pendahuluan Bagian Hasil Pemeriksaan (Pemberitaan) Bagian Kesimpulan Bagian Penutup Bagian Pendahuluan Tidak diberi judul Pendahuluan. Identitas peminta VeR (nama, nomor, instansi) berdasarkan surat permintaan VeR (dicantumkan nomor & tanggal surat). Identitas korban (barang bukti) sesuai surat permintaan VeR. Keterangan singkat kronologis peristiwa sesuai surat permintaan VeR. Jenis pemeriksaan yang diminta sesuai surat permintaan VeR. Identitas dokter pemeriksa (nama, nomor, instansi). Waktu & tempat pemeriksaan.
Bagian Hasil Pemeriksaan (Pemberitaan) Diberi judul Hasil Pemeriksaan. Memuat semua hasil pemeriksaan terhadap barang bukti yang ditulis secara sistematik, jelas dan dapat dimengerti oleh orang yang tidak berlatar belakang pendidikan kedokteran. Pada korban mati pemeriksaan meliputi pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam & pemeriksaan penunjang.
Bagian Kesimpulan Diberi judul Kesimpulan. Memuat kesimpulan dokter pemeriksa atas seluruh hasil pemeriksaan dengan berdasarkan keilmuan & keahliannya. Pada korban mati, disebutkan sebab kematian (hal pokok), meskipun sebab kematian tidak diketahui dengan pasti harus dicantumkan alasannya.
Bagian Penutup Tidak diberi judul Penutup. Merupakan kalimat penutup yang menyatakan bahwa VeR tersebut dibuat dengan sebenar- benarnya, berdasarkan keilmuan yang sebaik- baiknya, mengingat sumpah dan sesuai dengan ketentuan dalam KUHAP.