MEDIKOLEGAL
OTOPSI
I II III IV
TEKNIK IRISAN “I”
2
1
3
TEKNIK PENGELUARAN ORGAN
Teknik Otopsi Virchow
Organ dikeluarkan satu per satu lalu langsung diperiksa
KUHAP
Pasal 133:
Ayat(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati
yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana,
ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada
ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
KUHAP
Pasal 133:
Ayat (2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis,
yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.
Pasal 133:
Ayat(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan
penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang
memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cp jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
KUHAP
Pasal 134:
(1)Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan
pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari,
penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
keluarga korban.
(2)Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerngkan
dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu
dilakukannya pembedahan tersebut.
(3)Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun
dari keluarga atau pihak yang diberitahu tidak diketemukan,
penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.
KUHAP
Pasal 135
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan
menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 133 ayat(2) dan pasal 134 ayat(1)
Pasal 222:
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi
atau menggagalkan pemeriksaan mayat forensik, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah
Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981:
BAB II
Pasal 2
Bedah mayat klinis hanya boleh dilakukan dalam keadaan sebagai berikut
a. Dengan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang terdekat setelah
dengan pasti;
Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981:
b. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila diduga
masyarakat sekitarnya
c. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila dalam jangka
waktu 2x24 jam (dua kali dua puluh empat) jam tidak ada keluarga terdekat dari
Bedah mayat klinis hanya dilakukan di ruangan dalam rumah sakit yang disediakan
Pasal 4
Perawatan mayat sebelum, selama dan sesudah bedah mayat klinis dilakukan sesuai
dengan masing-masing agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Pasal 5
Untuk bedah mayat anatomis diperlukan mayat yang diperoleh dari rumah sakit dengan
Pasal 6
Bedah mayat anatomis hanya dapat dilakukan dalam bangsal anatomi suatu fakultas
kedokteran.
Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981:
Pasal 7
Bedah mayat anatomis dilakukan oleh mahasiswa fakultas kedokteran dan sarjana
kedokteran dibawah pimpinan dan tanggung jawab langsung seorang ahli urai.
Pasal 8
Perawatan mayat sebelum, selama, dan sesudah bedah mayat anatomis dilaksanakan
sesuai dengan masing-masing agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Adalah
penggalian kuburan, pengeluaran jenazah dari dalam tanah
setelah penguburan
TUJUAN
Peradilan :
1. Kepentingan penyidikan kepolisian untuk
pemeriksaan jenazah dan pembuatan visum et
repertum
2. Memperoleh informasi baru penyebab
kematian
Non peradilan :
1. Keperluan pembangunan kota
2. Kepentingan penyidikan
3. Permintaan keluarga
4. Investigasi masalah perdata
Prosedur
Exhumatio
Aturan perundang-undangan yang mengatur exhumatio
Pasal 134
KUHAP
Pasal 222 KUHP
Persiapan dan Pelaksanaan
1. Penutup (bahan apa saja) untuk menutupi kuburan
2. Penutup untuk dokter dan petugas lain
3. Meja untuk otopsi
4. Air
5. Jika dilaksanakan di rumah sakit mayat di bungkus
disegel dan dikirim ke rumah sakit disertai berita acara.
6. Mistar kayu atau meteran dari pita logam 2-5 meter
7. Peralatan fotografi
8. Surat persetujuan dari keluarga yang meninggal
9. Surat pernyataan dari keluarga, juru kubur, petugas
pemerintah dan saksi-saksi lain
10. Surat penyitaan kuburan yang akan digali
11. Surat permintaan visum et repertum
12. Berita acara pembongkaran kuburan
13. Berita acara pemakaman kembali
14. Berita acara penyerahan kembali
kuburan kepada keluarga
15. Peralatan dan sarana lain
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
pelaksanaan exhumatio
Dihadiri dokter, penyidik, pemuka
masyarakat, pihak keamanan, petugas
pemakaman, penggali kuburan, pihak
keluarga, ahli waris, dan saksi.
Membelakangi arah angin
Pastikan kuburan tersebut yang
memang harus digali.
Contoh tanah perlu diambil
Dibuat foto peti dan foto mayat
sebelum diangkat
Pemeriksaan
1. Di lokasi pemakaman :
- mudah
- cepat
- akurat
- memberi pelayanan
terbaik bagi penyidik
dan keluarga
- ramai
2. Dikamar mayat RS :
- lebih teliti
- tidak ramai
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik