BAB II
KAJIAN PUSTAKA
alat-alat atau organ tubuh dan susunanya pada bagian dalam setelah
a) Otopsi anatomis
1
M. Soekry Erfan Kusuma,dkk, Ilmu kedokteran Forensik dan Medikolegal, (Surabaya:
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,2012), hal. 200
111
2
2x24 jam (dua kali dua puluh empat jam) tidsk ada keluarha
dipertanggungjawabkan ?
diwariskan. Bila tidak ada ahli waris yang mengajukan diri , maka
1129).
2
Ibid, hal.201.
3
b) Otopsi Klinik
- Hispatologi
- Bakteriologi/virologi
- Toksikologi
- Sero-imunologi3
yang tidak diketahui oleh dokter. Dalam hal seperti ini otopsi klinik
lain.
3
Ibid, hal.202.
4
mayat.4
c) Otopsi kehakiman/forensik
4
Ibid.
5
5
Ibid, hal.203
6
Stbl. 1871/91:
undangan.
2. Dokter/ahli
atau oleh dokter lain apabila tidak ada dokter ahli forensik dan
dimungkinkan.6
mayat yang mungkin dapat terjadi bila mayat yang diperiksa lebih
dari satu, bermaterai pada ibu jari kaki atau bagian lain badan
mayat (KUHAP 133 (3). Dalam hal ini penyidik tidak perlu
mengikat sendiri label pada ibu jari kai mayat, tetapi dapat minta
melakukan itu atas petunjuknya. Lak yang diberi cap jabatan tidak
harus ada.
dan pada label tertera nama Tn. X, bila kemudian Tn. X dikenal
oleh seseorang maka kartu identitas dari orang yang mengenal tadi
6
Ibid, hal.204-205.
7
Ibid,hal. 211.
8
Pemeriksaan Luar
pemeriksaan:
a. Jenis kelamin
c. Umur
2. Kaku mayat
kepada penyidik.8
3. Lebam mayat
4. Pembusukan
8
Ibid.
10
6. Kepala:
lurus/berombak/keriting.
d. Mata
bintik-bintik perdarahan.
lensa kontak
e. Hidung:
f. Mulut:
- Gigi dipangur
8. Dada:
- Bentuk simetris
- Bentuk payudara
- Luka
9. Perut:
- Burut (hernia)
- Luka
- Rambut kemaluan
- Perut luka9
9
Ibid,hal.212
12
- Rambut kemaluan
- Bawasir (haemorrhoid)
- Parut luka
tangan
- Bengkak (oedema)
- Luka lain
kaki
- Bengkak (oedema)
- Luka lain
14. Punggung
- Decubitus
13
- Luka
15. Bokong
- Luka perut10
dan ordinat.
garis tengah11
10
Ibid, hal. 213
11
Ibid.
14
kanan dari garis tengah melalui tulang dada. Panjang luka enam
sentimeter, dalam luka satu sentimeter. Tepi luka rata dan tajam
diukur.12
1. Alat pengukur :
- Pita pengukur
- Penggaris
- Gunting
- Pinset
12
Ibid.
15
tergantung.
2. Insisi bentuk T
13
Ibid, hal. 214.
14
Ibid,hal. 215.
16
Pada mayat wanita insisi dimulai dari acromion kanan dan kiri
processus xiphoideus.
secara ringan dengan pisau tegak pada tulang dada (costa). Tangan
yang harus banyak bekerja ialah tangan yang menarik kulit dan otot
15
Ibid,hal. 215
17
Bila hal tersebut diatas dilakukan dengan baik maka yang terlihat
sekarang ialah hanya tulang iga dengan otot anatar iga (masculus
intercostalis).16
dada dibuka :
- Volume
- Warna
dari kulit dada dinuat kantong yang berisi air, kemudian dengan
16
Ibid.
18
air, bila ada udara dalam rongga pru-paru maka dari lubang akan
rongga paru-paru.
Emboli udara
sternum dipisahkan dari tulang iga dan dan pada satu cm.
tusukan.17
ialah :
150 cc.
penyemprotan.
(artificial peritonium).
17
Ibid, hal. 216
20
(artificial pneumothorax)
(pneumonectomy)18
1. Ukuran
2. Bentuk
3. Permukaan, warna
4. Konsistensi
5. Berat
rupa sehingga :
18
Ibid.
19
Ibid, hal. 217
21
pertama.
scrape).20
a) Thymus
persistens.
20
Ibid,hal. 218
22
b) Jantung
kemudian dengan jarum besar dan alat suntik yang steril darah
Arteriosus.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Membuka Jantung
kanan dipotong.
interventriculorum).23
c) Tractus respiratorius
23
Ibid, hal. 219
24
luar (pleura parletalis) kanan dan kiri tulang punggung diiris dari
dan dipotong.24
rawan.
kedalam paru-paru.
24
Ibid, hal. 221
25
d) Hati (hepar)
e) Kandung empedu
25
Ibid, hal. 222
26
26
Ibid, hal. 226
27
Ibid, hal. 227
27
mesenterium sampai usus dua belas jari (duodenum) dan usus besar
sebelumnya.
salah satu taenia yang bebas. Membuka usus harus di dalam air
usus antara jari telunjuk dan jari tengah mulai dari bagian oral
g) Memisahkan Lien
28
Ibid, hal. 224
28
yang pertama.29
h) Leher
leher dikeluarkan dengan insisi kulit dada Y dan pada cekikan, mati
pisau antara kulit dan oto mulai dari bagian medial dan dengan
Kemudian lidah dan otot dasar mulut yang sudah lepas ditarik
29
Ibid, hal. 225
29
kontra lateral.
i) Lidah
tanduk.31
j) Otak
30
Ibid, hal. 223
31
Ibid.
30
bersihdari galea.
32
Ibid, hal. 235
31
yaitu emboli udara post mortem dalam vena permukaan otak. Ini
dibagianbelakang.
- Mengeluarkan otak
tengkorak.33
k) Mata
10% formalin, maka lensa menjadi putih karennya. Atap bola mata
l) Ginjal
33
Ibid, hal. 236
34
Ibid, hal.237
33
m) Kandung kencing
arah cranial.
n) Prostat
Buah pelir (testis), anak buah pelir (epididmys) dan tali mani
p) Mamae (payudara)
35
Ibid, hal. 229
36
Ibid, hal. 230
37
Ibid, hal. 239
34
suatu negara.38
Pasal 70
Pasal 118
Pasal 119
40
Ibid, hal. 11
41
Kitab Undang-undang Tentang Kesehatan dan Kedokteran, (Yogyakarta : Buku Biru,
2012), hal. 8
36
Pasal 121
Pasal 122
bedah mayat forensik, untuk jenis bedah mayat (autpsy) ini boleh
42
Kitab Undang-undang Tentang Kesehatan dan Kedokteran, (Yogyakarta : Buku Biru,
2012), hal. 11
43
Ibid, hal. 12
37
Pasal 124
1. Pengertian KUHAP
44
Ibid, hal. 12
45
Tim Redaksi, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, (Yogyakarta : Certe
Posse,2014), hal. 189
38
Pasal 133
tersebut.46
Pasal 134
Pasal 135
seseorang tersebut. 47
mengatur tingkah laku manusia, baik norma atau peraturan itu berupa
tertulis, seperti hukum adat, bisa juga berupa hukum tertulis dalam
harta benda.48
47
Ibid, hal. 189
48
Ngainun Naim, Sejarah Pemikiran Hukum Islam, ( Yogyakarta : Teras , 2009),hal. 15.
40
toleransi dan semua umat Islam dipermudah dalam banyak hal, tetapi
Hukum Islam.
suatu hal. Hukum Islam ini berlaku untuk seorang yang telah baligh.49
diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi,
49
Ibid, hal. 16.
50
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam,(Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hal. 63
41
1. Pemeliharaan agama
2. Pemeliharaan Jiwa
ٗ ُ َۡ َ ُ َ ۡ َ ّ َو ُ َ َ َ ۡ َو َ َ ۡ ُ ُ ا ْ ٱ
ِ ِ ِ ِم ٱ إ ِ ٱ
َ َ َۡ ّ
ُ ۡ ِف ِ ٱ ۡ ِ إ ِ ُ ۥ ن
ََ ٗ ٰ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ِ َ ِ ّ ِۦ ۡ ََ
ِ
َ ُ ٗر
51
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,, (Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2011), hal. 561
42
3. Pemeliharaan Akal
qur’an.
52
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam,(Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hal.63
53
Ibid., hal. 63
43
َۡ َۡ ۡ َ
ُ ٰ َ َ َ ٱ ِ َ َءا َ ُ ٓا ْ إ ِ َ ٱ َ ۡ ُ َوٱ ۡ َ ۡ ِ ُ َوٱ َ ُب َوٱ ۡز
َ ُۡ ُ
ۡ ِ ُ ن َ َ ُۡ َ ٰ َ ۡ َ ُ ه َ
ّ ِ ۡ َ ِ ٱٞ ۡ ِر
ِ ِ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (Qs.
al Ma’idah : 90 ).54
4. Pemeliharaan Keturunan
َ ُ َُٰ َ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ َ ٓ ٰ ُ ُ َُٰ ُ َ
ِ َٰ ِّ َ ٱ وأ ٱ ِ أ وأ
ُ ُ ُ َ َ َ ۡ ُ ٓ َ ُ َٰ ُ َ
ِّ ُ ُ ِر ِ ِ ٱٰ ُ
ِ ور ِ ِ وأ
ََ ُ ۡ َ َ ن ۡ َ ُ ُ ا ْ َد ُ ۡ َ ِّ َ ٓ ُ ُ ٱ ٰ َد
ِِ ِ ِِ ِ ِ
54
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, ( Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2011), hal. 237
44
َ َ
ۡ ُ ِٰ َ ۡ ُ َ َح َ َ ۡ ُ ۡ َو َ َ ِ ُ ۡ َ ٓ ِ ُ ُ ٱ ِ َ ِ ۡ أ
َ َ ََ َ َۡ ۡ ُ ۡ َۡ ْ ُ ََۡ ََ
ۡ َ ۗ إ ِن ٱ َ ن َ
ِِ إ ٱ َ ا وأن
ٗ ِ َ ُ ٗر ر
kedua bagian hukum Islam ini diatur lebih rinci dan pasti
dengan sebaik-baiknya.
55
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,( Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2011), hal. 157
45
5. Pemeliharaan Harta
c. Delik Pelukaan
cukup umur dan berakal. Ukuran cukup umur ialah bagi laki-laki yang
tidak ada perselisihan pendapat mengenai hal ini, dan jika ada
56
Ibid., hal.64-65.
46
jiwa dan tidak pada pelukaan. Tetapi menurut jumhur ulama yang
sehingga keluar biji matanya, maka dalam hal sperti ini ada ganti rugi
tiga orang terhadap satu orang, yangg pertama memukul sekali, yang
47
kedua dua kali, yang ketiga tiga kali, maka diyat pukulan adalah enam
kali, maka pada orang yang pertama ganti rugi dikenakan seperenam,
darah.57
sehingga sampai kepada isi otak atau induk kepala. Pada kelima
pelukaan ini, tidak berlaku qishas, demikian Ibnu Qasim dan Badjuri.
57
Haliman, Hukum Pidana Sjariat Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1971), hal. 298
48
tulang dada, tulang paha dan apa yang menyerupai itu. Mengenai
ganti rugi.58
macam pelukaan pada kepala dan muka, yang dinamakan syidjad yang
yang lain ialah pertama harishah, dinamakan juga qayirah, ialah apa
yang mengojak kulit sendikit, seperti kena cakar; kedua damiyah atau
lapisan diantara daging dan tulang; dan keenam, yakni luka yang
58
Ibid, hal. 300
49
atau menerima ganti rugi jika kepala orang yang dilukai lebih besar
Rahman, orang yang dilukai boleh memilih ganti rugi atau melakukan
qishas, qishas, dan jika ia melakukan qishas, maka akan sisa bagian
yang tidak dapat dilakukan qishas. Selanjutnya jika kepala orang yang
melukai lebih besar dan kepala orang yang dilukai leboh kecil, jika
qishas , maka hal itu berarti ada penambahan atas luka yang diperbuat
oleh orang yang melukai, maka oleh karena itu orang yang dilukai
boleh lebih.60
59
Ibid, hal. 300
60
Ibid, hal. 301
50
Hukum Pidana Sjariat Islam, jika seluruh kepala orang yang dilukai
itu kena luka, dan kepala orang yang melukai lebih kecil, maka kita
melukai seluruh kepala orang yang melukai, dan pelukaan itu tidak
dilakukan qishas, diterima ganti rugi, dan jika sisa mudhihah tersebut
ganti rugi. Jika kepala orang yang melukai lebih besar, maka qishas
dan lebarnya dari anggota badan orang yang melukai dan digaris
atau merah, dan ditempat itu dilukai dengan pisau cukur yang nyata
yang melukai dan orang yang dilukai adalah berbeda kecilnya ataupun
61
Ibid.
51
setengah kepala orang yang dilukai, dan jika kita mengambil setengah
kepala orang yang melukai pada setengah kepala orang yang dilukai,
berpisahnya ruh dari jasad tatkala telah tiba ajalnya untuk berpindah
dari dunia yang fana ke alam barzakh atau alam kubur, dengan
62
Ibid, hal. 302
63
Jubair Tabligh Syahid,Buku Lengkap Mengurus Jenazah, (Klaten : Abata Press, 2015),
hal. 9
52
َ َ َ َ ُ ۡ أَ ۡز َ ٰ ٗ ۚ َو ُ َ ۡ
ِ
ُ
اب َ ُ
ِّ ُ ََ َ ُ َ
وٱ
ٖ ٖ
ََ ۡ َ َ ََ َٰ ُ ۡ ُ َۡ
َ ٖو ِ ُ َ ُ َ ِ ِ ِ ِۚۦ َو ِإ
ُ ِ أ و ِ
ٞ ِ َ ِ ِ َ ٰ إن َ ٰ ِ َ َ َ ٱ ُ ُ ِۡ ُ َ ُ
ِ ٍ ِ ِ ِه ِۦٓ إ
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan
perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan
tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan
sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang
dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan)
dalam Kitab (Lohmahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi
Allah adalah mudah.” (Q.s Al Fathir : 11)64
memiliki ruh, sekalipun makhluk yang paling mulia yaitu para nabi
dan rasul. Mereka pun menemui ajal yang telah Allah SWT tentukan.
meninggal, pada umur berapa dia akan menemui ajalnya, dan di mana
64
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya( Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2011), hal. 899
53
ٓ َ ۡ ُ ٰ َ َۡ َ َ َ َ ۡ َ َ َ َۡ َ ۡ ُ َ
ِإ زۗ و ٱ ة ٱ ُز ۡ ِ َح َ ِ ٱ رِ وأد ِ ٱ
ور ُ ُ َۡ َٰ ُ ٱ
ِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.” (Q.s Ali ‘Imran : 185)66
ke negeri lainnya.”
65
Jubair Tabligh Syahid,Buku Lengkap Mengurus Jenazah, (Klaten : Abata Press, 2015),
hal.12-13
66
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya, hal. 143
54
menguburkannya.67
a) Memandikan Jenazah
c) Menshalatkan jenazah
d) Penguburan jenazah68
B. Penelitian Terdahulu
pernah ada, untuk memastikan orisinalitas dari hasil penelitian ini serta sebagai
salah satu kebutuhan ilmiah yang berguna untuk memberikan batasan serta
kejelasan informasi yang telah di dapat. Dengan penelitian terdahulu maka dapat
akan menyebutkan dan menguraikan tentang skripsi atau jurnal seseorang yang
berkaitan atau paling tidak mendekati pokok bahasan yang peneliti susun saat
Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Islam” karena permasalahan terjadi baru-
baru ini, maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji karya tersebut dalam
67
Jubair Tabligh Syahid, Buku Lengkap Mengurus Jenazah, (Klaten : Abata Press, 2015),
hal. 43
68
Ibid, hal. 77
55
Pada skripsi Herman yang berjudul Tinjauan Hukum Islam terhadap Tindak
dalam kuburan, telaah terhadap Pasal 180 KUHP. Tinjauan yang dimaksud adalah
umum dan khusus aturan pidana Islam mengenai alat pembuktian dalam hal
penggalian mayat.70
Pada skripsi Dyah Astuti yang berjudul Perspektif hukum islam terhadap Bedah
69
Herman, ”Tinjauan Hukum Islam terhadap Tindak Pidana Pengambilan Mayat dalam
Kuburan (Studi Pasal 180 KUHP),”Jurusan Syari’ah, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta, 2004 (tidak diterbitkan), dalam http://www.digilib.uin-
suka.ac.id/3451/1/BAB%20I%2CV.pdf, diakses 20 Desember 2017.
70
Muhammad Soleh, ”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggalian Mayat Guna
Pembuktian di Pengadilan,”Jurusan Syari’ah, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta, 2006 (tidak diterbitkan), dalam http://www.digilib.uin-
suka.ac.id/3451/1/BAB%20I%2CV.pdf, diakses 20 Desember 2017.
71
Dyah Astuti, “Perspektif hukum islam terhadap Bedah Mayat”, Jurusan Al-
Ahwal Asy-Syakhsiyyah, Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri
Yogyakarta, 2009 (tidak diterbitkan), dalam http://www.digilib.uin-
suka.ac.id/3451/1/BAB%20I%2CV.pdf, diakses 20 Desember 2017.
56
sekali diantara penelitian terdahulu belum ada pembahasan mengenai hal tersebut.
Dari beberapa uraian di atas maka dapat dengan jelas terlihat bahwa
Bedah Mayat tentunya sudah banyak dan mudah kita temukan di beberapa
literatur.
Prespektif Hukum Positif dan Hukum Islam” karena permasalahan terjadi baru-
baru ini, maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji karya tersebut dalam
perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam. Namun, di dalam penelitian ini yang
menjadi pokok utama adalah Bedah Mayat Prespektif Hukum Positif dan Hukum
Islam. Jelas sekali diantara penelitian terdahulu belum ada pembahasan mengenai
hal tersebut.