Anda di halaman 1dari 2

Materi Bedah Mayat

Bedah mayat sering juga disebut dengan Otopsi, atau dalam bahasa arab
disebut dengan jirahah attasyrih.

istilah otopsi kalau ditelusuri berasal dari bahasa yunani yang artinya "Melihat
dengan mata sendiri".

Untuk keperluan tertentu terkadang dokter terpaksa harus melakukan


pembedahan pada manusia yang telah menghembuskan nafas
terakhirnya,jasad manusia tentu berbeda dengan jasad hewan, yang boleh
dibuang atau dipendem atau memang kalau matinya disembelih dan hewan itu
halal justru boleh di makan.

Salah satu versi tentang awal mula sejarah pembedahan dan pemisahan organ
jenazah adalah apa yang telah dilakukan oleh manusia pada 3000 tahun SM
oleh bangsa Mesir kuno dalam praktek mumifikasi.

Pembedahan mayat yang digunakan untuk Autopsi sendiri bermula pada


sekitar awal milenium ketiga SM, walaupun sebenarnya hal ini berlawanan
dengan norma masyarakat saat itu yang menganggap pengrusakan terhadap
tubuh jenazah akan menghalanginya ke akhirat.

Allah SWT Berfirman:

" Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi betina itu !" Demikianlah
Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan
padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti."(QS.Al-Baqarah:72)

Ayat di atas tidak berbicara tentang bedah mayat, namun mayatnya justru bisa
bicara menjelaskan siapa yg telah membunuhnya.

Bedah forensik hari ini seolah-olah,karena membuat jasadnya mayat itu bisa
bicara, karena dengan pembedahan seperti ini, semua penyebab kematiannya
bisa dipecahkan dengan mudah.

Otopsi forensik biasanya dilakukan terhadap mayat seseorang yang diduga


meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar seperti pada kasus
kecelakaan,pembunuhan,maupun bunuh diri.Otopsi ini dilakukan atas
permintaan penyidik sehubungan dengan adanya penyidikan suatu perkara.
Di Tinjau dari kepentingannya :

1. Otopsi Forensik. yaitu otopsi yang di lakukan oleh penegak hukum terhadap
korban pembunuhan atau kematian yang mencurigakan, untuk mengetahui
sebab kematian, menentukan identitasnya,dan sebagainya,

2. Otopsi Klinis, yaitu otopsi untuk mengetahui berbagai hal yang terkait dengan
penyakit, misal jenis penyakit sebelum mayat meninggal.Berbea dengan otopsi
forensik,biasanya otopsi ini dilakukan bukan untuk mencari siapa
pembunuhnya melainkan untuk mengetahui apa penyebab seseorang
meninggal dunia.Menentukan penyebab kematian yg pasti, menganalisa
kesesuaian antara diagnosis klinis dan diagnosis postmortem, pathogeesis
penyakit dan sebagainya.

3. Otopsi Anatomis, yaitu otopsi yg dilakukan mahasiswa kedokteran untuk


mempelajari ilmu anatomi.Tujuannya semata-mata untuk ilmu
pengetahuan,dimana para calon dokter mau tidak mau harus mengenal seluk-
beluk anatomi tubuh manusia luar dan dalam.

Biasanya bahan yg dipakai adalah mayat yang dikirim ke rumah sakit yang
telah disimpan 2 x 24 jam di laboratorium dan tidak ada ahli waris yg
mengakuinya.

Menurut hukum, hal ini dapat dipertanggung jawabkan,sebab tak ada yg


mengakuinya menjadi milik negara setelah 3 tahun (KUHP Perdata pasal
1129). Ada kalanya, seseorang mewariskan mayatnya setelah ia meninggal
pada fakultas kedokteran, sesuai denagn KUHP Perdata pasal 935.

Tujuan Otopsi :

Untuk memastikan identitas seseorang yg tidak diketahui atau belum jelas.

Untuk menentukan sebab pasti kematian,mekanisme kematian,dan saat


kematian

Untuk mengumpulkan dan memeriksa tanda bukti untuk penentuan identitas


benda penyebab dan pelaku kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai