Anda di halaman 1dari 5

Jenis Otopsi

1. Otopsi Forensik atau Otopsi Medikolegal

Otopsi forensic adalah otopsi yang dilakukan untuk kepentingan


peradilan, yaitu membantu penegak hokum dalam rangka menemukan
kebenaran materil. Otopsi forensic atau otopsi medikolegal dilakukan
terhadap jenazah seseorang yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang
tidak wajar seperti pada kasus kecelakaan, pembunuhan, maupun bunuh diri.

Kegunaan otopsi forensic pada hakekatnya adalah membantu penegak


hukum untuk menjawab persoalan persoalan yang dihadapinya, yakni :

1. Membantu menemukan cara kematian (manner of death) yaitu :


a. Pembunuhan
b. Bunuh diri
c. Kecelakaan
2. Membantu mengungkapkan proses terjadinya tindak pidana yang
mengakibatkan kematian meliputi :
a. Kapan dilakukan
b. Dimana dilakukan
c. Senjata, benda atau zat kimia yang digunakan
d. Cara melakukan
e. Sebab kematian
f. Membantu mengungkapkan identitas jenazah
g. Membantu mengungkapkan pelaku kejahatan

Dasar hukum pelaksanaan otopsi medikolegal diatur sebagai berikut :

UU RI Nomor 36 tahun 2009, tentang Kesehatan pasal 122 :


1) Untuk kepentingan penegakan hokum dapat dilakukan bedah mayat
forensic sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Bedah mayat forensic sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh ahli forensic atau oleh dokter lain apabila tidak ada dokter ahli
forensic dan perujukan ke tempat yang ada dokter ahli forensiknya
tidak dimungkinkan
3) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas tersedianya
pelayanan bedah mayat forensic di wilayahnya
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan bedah mayat forensic
diatur dengan Peraturan Menteri
Kitab Undang undang Hukum Acara Pidana pasal 133
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga Karen
aperistiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan secara tegas
untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat
3) Mayat yang dikirim ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh
penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat
identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada
ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat
Kitab Undang undang Hukum Acara Pidana pasal 134
1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian
bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban
2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan
dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu
dilakukannya pembedahan tersebut

Apabila dalam waktu dua hari ridak ada tanggapan apapun dari keluarga
atau pihak yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera
melaksanakan sebagaimana dimaksud dalam pasal pasal 133 ayat (3)
undang undang ini
Kitab Undang undang Hukum Pidana pasal 222
Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau
menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan
pidana penjara paling lama Sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

2. Otopsi virtual

Otopsi virtual adalah penambahan cara yang baru untuk otopsi dengan
melakukan pencitraan postmortem, dalam versi 3 dimensi, menggunakan
Computed Tomography (CT) sacan mayat dan teknik teknik Direct Volume
Rendering (DVR). Pada otopsi virtual tidak diperlukan pembukaan rongga-
rongga badan dan maupun pemotongan jaringan tubuh.Dengan menggunaan
teknik pemindaian yang memungkinkan melihat secara utuh keadaan tubuh dalam
3 dimensi, semua informasi yang penting seperti posisi dan ukuran luka maupun
keadaan patologis lainnya dapat diketahui dan didokumentasikan tanpa harus
melakukan tindakan invasive.

Dalam otopsi virtual menggunakan beberapa peralatan pemindaian


canggih yang saling melengkapi yaitu:

1) Pemindaan permukaan 3-D yang didesain untuk pemetaan tubuh bagian luar.
Penggunaan alat ini dapat memberikan informasi dan menyimpan
gambaran area permukaan secara detil. Karena orang tersebut sudah
meninggal, ahli radiologi dapat menggunakan jumlah maksimum radiasi,
dalam resolusii tinggi, setiap detail kulit, daging, tulang, dan benda asing.
Dalam waktu kurang dari 15 menit memindai tubuh jenazah menjadi tubuh
jenazah menjadi gambaran tubuh virtual dapat menghasilkan data informasi
data informasi sampai enam gigabit.
2) Multi-slice computed tomography (MSCT)
3) Magnetic resonance imaging (MRI), yang akan dapat memvisualisasikan
tubuh bagian dalam, sehingga dapat diperiksa secara detil setiap potongan
bagian tubuh.
4) The 3-D Virtual Autopsy Table
Tabel otopsi virtual telah dikembangkan oleh kerjasama Norrkping
Visualization Centerin cooperation dengan Center for Medical Image Science
and Visualization. Pelopor Swiss teknologi ini telah mematenkan dengan
merek dagang Virtopsy untuk menggambarkan rekonstruksi yang unik dengan
menggabungkan metode pencitraan dengan CT-scan, MRI, angiografi dan
biopsy postmortem dan biopsi, dengan aplikasi software yang dikembangkan
oleh perusahaan tersebut.
Peneliti Swedia telah mengembangkan software pada layar sentuh The
Interactive 3-D Virtual Autopsy Table yang memungkinkan pemeriksa untuk
merepresentaskan tubuh jenazah secara virtual dengan sangat rinci dari
berbagai sudut pandang. Dari data scan tubuh jenazah yang tersedia yang
dimasukkan ke dalam program pada The Interactive 3-D Virtual Autopsy
Table, pemeriksa dapat menghapus lapisan demi lapisan tubuh seperti kulit
dan otot, menambah atau menghapus jaringan dan sistem peredaran darah,
memperbesar dan memperkecil dan memotong bagian-bagian tubuh
menggunakan pisau virtual.
Tubuh korban akan ditempatkan pada meja pemeriksaan di bawah
scanner CT dan/atau mesin MRI dan diproses menggunakan software yang
dikembangkan oleh apra peneliti. CT scan hanya membutuhkan waktu 20
detik dan menampilkan tulang, gas dan benda asing dalam tubuh.Sebuah
teknik khusus yang dikembangkan dikenal sebagai MRI sintesis kuantitatif
memungkinkan untuk pemindaian mayat dan menyediakan data pada jaringan
lunak. Software ini mengubah lapis demi lapis data set yang disediakan oleh
scan dan membangun visualisasi virtual 3D dari tubuh jenazah

Anda mungkin juga menyukai