1. Pengertian
Otopsi secara bahasa berarti pengobatan penyakit dengan jalan memotong atau mengiris
bagian tubuh manusia yang sakit atau operasi. Dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah Jirahah atau amaliyah bil al jirahah yang berarti melukai, mengiris atau operasi
pembedahan. Bedah mayat oleh dokter Arab dikenal dengan istilah at tashrih jistul al mauta.
Dalam bahasa inggris dikenal istilah autopsy yang berarti pemeriksaan terhadap jasad orang
yang mati untuk mencari sebab-sebab kematianya.
Dalam terminologi ilmu kedokteran otopsi atau bedah mayat berarti suatu penyelidikan atau
pemeriksaan tubuh mayat, termasuk alat-alat atau organ tubuh dan susunanya pada bagian
dalam setelah dilakukan pembedahan dengan tujuan menentukan sebab kematian seseorang,
baik untuk kepentingan ilmu kedokteran maupun menjawab misteri suatu tindak kriminal.
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.( QS.
Al-Isra’ : 70 ).
Hukum bolehnya bedah mayat dengan tujuana anatomis dan klinis tercakup dalam sejumlah
hadis yang menganjurkan untuk berobat, setiap penyakit ada obatnya
Allah yang menurunkan penyakit dan Dia juga yang menjadikan setiap penyakit dan obat
nya, berobatlah, dan jangan berobat dengan yang haram. (HR. Abu Dawud)
Perintah berobat diatas juga berarti perintah untuk mengembangkan ilmu kedokteran.
Untuk menentukan hukum bolehnya bedah mayat forensik yang merupakan salah satu upaya
penegakan hukum secara adil merupakan kewajiban agama pula, sebagaimana ditegaskan
dalam Q.s al-Nisa (4):58
Hasanain Muhammad Makhluf, ahli fikih Mesir, menjelskan hukum bedah mayat dikaitkan
dengan hukum belajar kedokteran. Jika belajar kedokteran fardhu kifayah, maka segala ilmu
yang dapat menuju kesempurnaannya menjadi wajib.
Syaikh Jad al Haqq Ali Jad al Haqq membolehkan memanfaatkan sebagian tubuh mayat yang
tidak diketahui identitasnya untuk pengobatan atau pratikum bagi mahasiswa kedokkteran,
karena kadar kemaslahatnnya jelas.
Sejumlah ulama mengharamkannya, sesuai ayat Al Quran yang mengharuskan menghormati
Bani Adam dan Hadis tentang larangan mematahkan tulang belulang mayat.