Anda di halaman 1dari 11

Transplantasi Organ

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transplantasi organ adalah pemindahan organ dari satu tubuh ke tubuh yang lainnya

atau pemindahan organ dari donor ke resipien yang organnya mengalami kerusakan. Organ

yang sudah dapat ditransplantasi adalah jantung, ginjal, hati, pancreasdan kulit,

sedangkan jaringan, adalah kornea mata, tulang, tendon, katup jantung, dan vena. Kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi transplantasi organ, di satu sisi banyak membantu orang-orang
yang mengalami kegagalan fungsi organ, tetapi disisi lain menjadi industri

penjualan organ, yang cukup menjanjikan.

Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah
No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi
Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal ini tentu saja menimbulkan suatu pertanyaan tentang
relevansi antara Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang dimana Peraturan Pemerintah
diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang (Anonim,2012).

Sampai saat ini penelitian tentang transplantasi masih terus dilakukan.Permintaan untuk
transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi ketersediaan organ donor yang
ada.Sebagai contoh di China, pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun
2000 jumlahnya mencapai 78. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah hingga
356.Jumlahtersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali transplantasi.Tidak
hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang meningkat sangat
drastis.Setidaknyatelah terjadi tiga kali lipat melebihi Amerika Serikat.Ketidakseimbangan antara
jumlah pemberiorgan dengan penerima organ hampir terjadi di seluruh dunia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Transplantasi Organ di Indonesia ?

2. Apakah menurut Hukum Transplantasi organ itu diperbolehkan ?


3. Bagaimana Pandangan Agama dan HAM mengenai Transplantasi Organ?

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Agar Mahasiswa/I Mengetahui tentang Tranplantasi Organ.

b. Tujuan Khusus

Untuk Menambah Pengetahuan Mahasiswa/I tentang

1. Apa itu Transplantasi Organ

2. Klasifikasi Transplantasi Organ

3. Pandangan Hukum tentang Transplantasi Organ

4. Pandangan Agama dan HAM tentang Transplantasi Organ

5. Penyebab Transplantasi Organ

1.4 Manfaat

1. Sebagai sarana memperluas wawasan mengenai transplantasi organ Bagi Pembaca

2. Sebagai sarana mengetahui apa itu transplantasi organ

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Transplantasi Organ

Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau
organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Syarat tersebut melipui kecocokan organ
dari donor dan resipen.Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih
memiliki daya hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi dengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup
penderitan hampir tidak ada lagi. Sedangkan resipien adalah orang yang akan menerima jaringan
atau organ dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya sendiri. Organ tubuh yang
ditransplantasikan biasanya adalah organ vital seperti ginjal, jantung, dan mata.Namun dalam
perkembangannya organ-organ tubuh lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu
orang yang sangat memerlukannya.

2.2 Klasifikasi Transplantasi Organ

1. Autotransplantasi: pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang
itu sendiri.

2. Homotransplantasi : pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh
orang lain.

3. Heterotransplantasi : pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.

4. Autograft

Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini dilakukan dengan jaringan
surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui, atau jaringan lebih sangat dibutuhkan di tempat
lain (contoh termasuk kulit grafts , ekstraksi vena untuk CABG , dll) Kadang-kadang autograft
dilakukan untuk mengangkat jaringan dan kemudian mengobatinya atau orang sebelum
mengembalikannya (contoh termasuk batang autograft sel dan penyimpanan darah sebelum
operasi ).

5. Allograft

Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-identik anggota genetis
yang samaspesies . Sebagian besar jaringan manusia dan organ transplantasi yang allografts.
Karena perbedaan genetik antara organ dan penerima, penerima sistemkekebalan tubuh akan
mengidentifikasi organ sebagai benda asing dan berusaha untuk menghancurkannya,
menyebabkan penolakan transplantasi .

6. Isograft

Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang ditransplantasikan dari donor ke
penerima yang identik secara genetis (seperti kembar identik ). Isografts dibedakan dari jenis lain
transplantasi karena sementara mereka secara anatomi identik dengan allografts, mereka tidak
memicu respon kekebalan.
7. Xenograft dan Xenotransplantation

Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh adalah transplantasi
katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses. Contoh lain adalah mencoba primata (ikan
primata non manusia) transplantasi Piscine dari pulau kecil (yaitu pankreaspulau jaringan atau
jaringan).

8. Transplantasi Split

Kadang-kadang organ almarhum-donor biasanya hati, dapat dibagi antara dua penerima,
terutama orang dewasa dan seorang anak.Ini bukan biasanya sebuah pilihan yang diinginkan
karena transplantasi organ secara keseluruhan lebih berhasil.

9. Transplantasi Domino

Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena kedua paru-paru perlu
diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara teknis untuk menggantikan jantung dan paru-
paru pada waktu yang sama. Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat dipindahkan
ke orang lain yang membutuhkan transplantasi jantung (Anonim,2012).

2.3 Aspek Hukum Tentang Transplantasi Organ

Dari segi hukum, transplantasi organ dan jaringan sel tubuh dipandang sebagai suatu usaha mulia
dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan
yang melawan hokum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan.Tetapi karena adanya
pengecualian maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana dan dapat
dibenarkan.Transplantasi dengan donor hidup menimbulkan dilema etik, dimana transplantasi
pada satu sisi dapat membahayakan donor namun di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien
(resipien).Di beberapa negara yang telah memiliki Undang-Undang Transplantasi, terdapat
pembalasan dalam pelaksanaan transplantasi, misalnya adanya larangan untuk transplantasi
embrio, testis, dan ovarium baik untuk tujuan pengobatan maupun tujuan eksperimental.Namun
ada pula negara yang mengizinkan dilakukannya transplantasi organ-organ tersebut di atas untuk
kepentingan penelitian saja.

Diindonesia sudah ada undang undang yang membahasnya yaitu UU No.36 Tahun 2009
mengenai transplantasi :

v Pasal 64
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi
organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan
rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.

(2) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.

(3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.

v Pasal 65

(1) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan tertentu.

(2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan
kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli
waris atau keluarganya.

(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ dan/atau
jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

2.4 Pelaksanaan Transplantasi Organ ditinjau dari Segi Agama dan HAM

v Syarat dari segi Agama :

1. Menurut ajaran Hindu

transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada
orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan
kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia
yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus
iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material.

2. Transplantasi Organ dari Segi Agama Budha.

Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru.Oleh karena itu,
pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan
dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota
tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal.

3. Transplantasi Organ dari segi Agama Islam menurut Umar R.A

Islam memperbolehkan Transplantasi Organ dengan Syarat;

1. Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang mengancam dirinya setelah
menempuh berbagai upaya pengobatan yang lama.

2. Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang lebih gawat.

3. Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk menolong bukan untuk
memperjual-belikan.

4. Transplantasi Organ dari Segi Agama Kristen

Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan
tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu
nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk
mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si pendonor organ.Akan lebih baik lagi bila si
pendonor sudah mati dari pada saat si pendonor belum mati karena saat kita masih hidup organ
tubuh itu bagaimanapun penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak membutuhkan organ
tubuh jasmani kita.

5. Transplantasi Organ dari Segi Agama Katolik

Gereja menganjurkan kita untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung kita, asal saja
sewaktu menjadi donor kita sudah benar-benar mati artinya bukan mati secara medis yaitu otak
kita yang mati.Tentu kalau kita dalam keadaan hidup dan sehat kita dianjurkan untuk menolong
hidup orang lain dengan menjadi donor.

6. Aspek Etik Transplantasi

Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan kegagalan
fungsi salah satu organ tubuhnya. Dari segi etik kedokteran, tindakan ini wajib dilakukan jika ada
indikasi,berlandaskan beberapa pasal dalam kodeki, yaitu :

1. Pasal 2 : Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi.

2. Pasal 10 :Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup
insani.
3. Pasal 11 :Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penderita.

4. Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981, pada hakekatnya telah
mencakup aspek etik, terutama mengenai dilarangnya memperjualbelikan alat dan jaringan
tubuh untuk tujuan transplantasi ataupun meminta kompensasi material lainnya.

v Syarat dilaksanakannya transplantasi dari segi HAM adalah :

1. KeamananTindakan operasi harus aman bagi donor maupun penerima organ. Secara
umumkeamanan tergantung dari keahlian tenaga kesehatan, kelengkapan sarana dan
alatkesehatan

2. VoluntarismeTransplantasi dari donor hidup maupun mati hanya bisa dilakukan jika telah
adapersetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya

(pasal 34 ayat 2 UU No.23/1992).

Sebelum meminta persetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya,dokter wajib
memberitahu resiko tindakan transplantasi tersebut kepada donor

(pasal 15PP 18/1981).

Pada transplantasi organ yang melibatkan donor organ hidup, pengambilan organ daridonor
harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan.Pengambilan organ barudapat
dilakukan jika donor telah diberitahu tentang resiko operasi, dan atas dasar pemahamanyang
benar tadi donor dan ahli waris atau keluarganya secara sukarela
menyatakanpersetujuannya(pasal 32 ayat 2 UU No. 23/1992).

2.5 Syarat Transplantasi Organ dari Donor Hidup

1. Resiko yang dihadapi oleh donor harus proporsional dengan manfaat yang didatangkanoleh
tindakan tersebut atas diri penerima.

2. Pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara serius kesehatan donor atau
fungsi tubuhnya.

3. Perkiraan penerimaan organ tersebut oleh penerima.

4. Donor wajib memutuskan dengan penuh kesadaran dan bebas, dengan mengetahuiresiko
yang mungkin terjadi.Pada prinsipnya transplantasi organ merupakan suatu tindakan mulia,
dimana seorangdonor memberikan sebagian tubuh atau organ tubuhnya untuk menolong pasien
yangmengalami kegagalan fungsi organ tertentu.

Pada prinsipnya transplantasi organ merupakan suatu tindakan mulia, dimana seorangdonor
memberikan sebagian tubuh atau organ tubuhnya untuk menolong pasien yangmengalami
kegagalan fungsi organ tertentu. Transplantasi organ dari donor hidup padaprinsipnya hanya
boleh dilakukan jika ada Persetujuan Tindakan dari donor, denganmemperhatikan resiko donor,
efektifitas pendonoran organ, kemungkinan keberhasilan pada penerima dan tidak adanya unsur
”jual beli” atau komersialisasi di dalamnya.

2.6Penyebab Transplantasi Organ

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:

1. Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah
meninggal

2. Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh
sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan transplantasi,
yaitu :

1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil
jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan
jaringan atau organ. (anonim,2006)

2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan atau organ tubuh
baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau organ tersebut, untuk
berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari
jenazah orang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak.
Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit, ginjal, sumsum tulang dan darah
(tranfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah : jantung, hati, ginjal, kornea,
pancreas, paru-paru dan sel otak.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Transplantasi Organ di Indonesia

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menandai pencapaian tranplantasi ginjal dengan
teknik laparoskopi yang ke-100 pada Rabu (5/1).Namun pencapaian ini masih jauh dari harapan
dan kebutuhan di lapangan, karena saat in ada banyak tantangan yang menyebabkan
transplantasi ginjal masih terbatas di Indonesia.Dalam jumpa pers di RSCM, Guru Besar Dept.
Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Endang Susalit, SpPD-KGH mengatakan bahwa
perkembangan transplantasi ginjal di Indonesia lambat jika dibandingkan dengan negara lain.
Beberapa tantangan dalam perkembangan transplantasi ginjal di Indonesia adalah transplantasi
ginjal baru dilaksanakan dari donor hidup, sedangkan transplantasi dari donor jenazah belum
terlaksana.Jenazah dalam hal ini diartikan dari orang yang telah mengambil keputusan atau
diijinkan keluarganya untuk mendonor dengan jantung masih berdenyut, namun fungsi otak
telah mati.

Selain itu, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum mengenal transplantasi organ
sehingga masih apatis.Transplantasi komersial di Indonesia pun dilarang sehingga hanya pasien
yang mampu saja yang berusaha untuk mendapatkan ginjal dari luar negeri.

3.2 Pandangan Hukum tentang Transplantasi Organ

Dari segi hukum, transplantasi organ dan jaringan sel tubuh dipandang sebagai suatu usaha mulia
dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan
yang melawan hokum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan.Tetapi karena adanya
pengecualian maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana dan dapat
dibenarkan.Transplantasi dengan donor hidup menimbulkan dilema etik, dimana transplantasi
pada satu sisi dapat membahayakan donor namun di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien
(resipien).Di beberapa negara yang telah memiliki Undang-Undang Transplantasi, terdapat
pembalasan dalam pelaksanaan transplantasi, misalnya adanya larangan untuk transplantasi
embrio, testis, dan ovarium baik untuk tujuan pengobatan maupun tujuan eksperimental.Namun
ada pula negara yang mengizinkan dilakukannya transplantasi organ-organ tersebut di atas untuk
kepentingan penelitian saja.

Diindonesia sudah ada undang undang yang membahasnya yaitu UU No.36 Tahun 2009
mengenai transplantasi :

v Pasal 64

(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi
organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan
rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.

(2) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.

(3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.

v Pasal 65

(1) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan tertentu.

(2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan
kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli
waris atau keluarganya.

(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ dan/atau
jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

3.3 Pandangan Agama dan HAM tentang Transplantasi Organ

1. Menurut ajaran Hindu

Transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada
orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan
kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia
yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus
iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material.
2. Transplantasi Organ dari Segi Agama Budha.

Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru.Oleh karena itu,
pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan
dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota
tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal.

3. Transplantasi Organ dari segi Agama Islam menurut Umar R.A

Islam memperbolehkan Transplantasi Organ dengan Syarat;

v Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang mengancam dirinya setelah
menempuh berbagai upaya pengobatan yang lama.

v Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang lebih gawat.

v Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk menolong bukan untuk
memperjual-belikan.

4. Transplantasi Organ dari Segi Agama Kristen

Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan
tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu
nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk
mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si pendonor organ.Akan lebih baik lagi bila si
pendonor sudah mati dari pada saat si pendonor belum mati karena saat kita masih hidup organ
tubuh itu bagaimanapun penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak membutuhkan organ
tubuh jasmani kita.

5. Transplantasi Organ dari Segi Agama Katolik

Gereja menganjurkan kita untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung kita, asal saja
sewaktu menjadi donor kita sudah benar-benar mati artinya bukan mati secara medis yaitu otak
kita yang mati.Tentu kalau kita dalam keadaan hidup dan sehat kita dianjurkan untuk menolong
hidup orang lain dengan menjadi donor.

Anda mungkin juga menyukai