Biodata:
Bapak Luhut Marihot Parulian Pangaribuan Merupakan Seorang Advokat, sekaligus
dosen di beberapa Universitas Fakultas Ilmu Hukum di indonesia. Beliau lahir pada tanggal 24
Mei 1956 di Toba, Kepulauan Samosir, Sumatera Utara. Beliau merupakan Salah satu tokoh
Hukum indonesia yang beragama Kristen. Ia menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana Hukum
di Universitas Indonesia pada tahun 1981. Beliau merupakan seorang advokat sekaligus dosen
mata kuliah hukum pidana. Beliau mengambil pendidikan S2 (Magister Hukum) di University of
Nottingham, Inggris dan disempurnakan dengan gelar doktor ilmu hukum di Universitas
Indonesia. Beliau Merupakan salah satu orang terpandang di bidang hukum di Indonesia, karena
beliau merupakan ketua umum PERADI, dan juga salah satu advokat dengan lawfirm terbaik.
Istri dari Bapak Luhut, yaitu Ibu Rosa Agustina Soeparno juga berlatar belakang pendidikan
Hukum, yang merupakan salah satu Dosen besar di Universitas Indonesia. Mereka dikaruniai
tiga anak.
Perjalanan Hidup :
Pak Luhut pada saat berusia muda memiliki cita - cita untuk menjadi seorang hakim,
namun ternyata Pak Luhut menggantikan keinginannya setelah dirinya tersebut menemukan
sebuah profesi yang tepat baginya untuk mempertahankan integritas pada dirinya, yakni sebagai
seorang advokat. Padahal sebelumnya, Pak Luhut sempat diterima menjadi seorang hakim serta
ditempatkan di suatu Pengadilan Negeri yang lokasinya berada di Kota Pontianak pada tahun
1983. Namun, dikarenakan pada saat itu remunerasi hakim situasinya rendah sehingga sangat
sulit untuk mempertahankan integritas dirinya, maka oleh karena hal tersebut Pak Luhut
akhirnya memilih untuk menjadi seorang advokat. Pak Luhut akhirnya bergabung dengan
YLBHI serta LBH Jakarta yang membuat beliau menjadi salah satu founder dari PBHI.
Keberanian Pak Luhut dalam dunia advokat sudah tidak perlu diragukan kembali. Selama
beliau bergabung dengan YLBHI, LBH Jakarta serta PBHI, seorang ayah yang memiliki tiga
anak tersebut ini membela lawless, kaum papa, aktivis, politikus serta mahasiswa denagn
melawan penguasa Orde Baru pada saat tersebut. Padahal, banyak sekali para advokat hebat pada
saat itu “tiarap” ketika mengetahui yang dilawan ialah seorang penguasa Orde Baru.
Namun, kata takut ini tidak terdapat pada kamus Pak Luhut. Hati nurani seorang ayah
yang memiliki sebanyak tiga orang anak tersebut ini justru hatinya tergerak untuk melakukan
pembelaan dengan tujuan agar para kaum papa serta para kaum buta hukum dapat mempunyai
sebuah akses hukum yang sudah dijamin oleh UUD 1945. Sejumlah kasus besar pada zaman
Orde Baru, tidak luput dari pembelaan Pak Luhut. Sebutkan saja, Penembakan Massa di Santa
Cruz, Kerusuhan Tanjung Priok, Pembelaan pada sejumlah berbagai macam tokoh yang disebut
dengan makar juga dilaksanakan oleh Pak Luhut.
Pengalaman Pak Luhut dalam melakukan pembelaan, tidak hanya ditujukan pada kaum
papa serta kaum lawless saja. Pak Luhut ini juga tercatat sebagai seseorang yang membentuk
sebuah tim yang bernama Tim Pembela Demokrasi Indonesia atau disebut dengan TPDI bersama
dengan Amin Aryoso serta RO Tambunan. Tim tersebut ini yang menjadi seorang penasihat
hukum Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ketika sedang disidik oleh Polda Metro Jaya
serta pengurus PDIP yang bernama Aberson Sihalolo.
Bukan hanya hal tersebut, seorang Direktur LBH Jakarta pada tahun 1993 - 1997 tersebut
ini juga pernah tercatat sebagai seorang penasihat hukum Presiden Abdurahman Wahid atau
kerap dikenal dengan Presiden Gus Dur ketika sedang di investigasi Pansus Buloggate 1 dalam
kasus dana non bugeter Badan Urusan Logistik. Berbagai macam serangkaian perjalanan panjang
serta tempaan yang diterima oleh Pak Luhut dari mulai pengacara Probono hingga ke
pergaulannya secara luas pada kalangan pemerintah serta usahawan asing tersebut, membuat Pak
Luhut dipercayakan untuk menjadi seorang advokat yang memiliki kemampuan untuk bersaing
di pengadilan denagn mengedepankan kompetensi serta integritas yang tinggi.
Menurut Pak Luhut, memiliki sebuah profesi menjadi seorang advokat ialah sebuah
pekerjaan yang harus dijalankan dengan sifat keseriusan serta penuh dengan tanggung jawab.
“Dengan bekerja secara full time saja, penegakan hukum diri kita ini masih banyak kritisnya,
apalagi berbagai macam paruh waktu. Jika hal tersebut sampai terjadi, bukan saja kualitas serta
penegakan hukum yang buruk melainkan juga pada saat yang sama diri kita juga meremehkan
suatu jabatan”, kutipan kalimat dari Pak Luhut yang merupakan seorang Doktor Ilmu Hukum
dari Universitas Indonesia.
Perjalanan panjang serta berwarna ini menyebabkan salah satu bekal Pak Luhut dapat
menjadi Calon Ketua Umum PERADI pada tahun 2015 - 2020. Pencalonan itu merupakan suatu
panggilan yang berasal dari hati nurani Pak Luhut dalam memberikan respon dorongan banyak
kolega pada daerah pusat serta daerah. Bagi Pak Luhut, dalam supremasi hukum, seorang
advokat ini mempunyai suatu peran untuk menjadi “The Guradian Of The Constitution” serta
profesi mulia. Hal tersebut pula yang menjadi tujuan Pak Luhut jika terpilih untuk menjadi
seorang “Nahkoda” PERADI selama lima tahun ke depan.
Apa Yang Membuat Beliau Terkenal :
Pak Luhut M P Pangaribuan merupakan seorang praktisi, akademis, dan aktivis. Beliau
dikenal sosok yang berani dan rendah hati karena beliau selalu membela siapapun tanpa
memandang bulu. Kehidupan Pak Luhut M P Pangaribuan sebagai seorang advokat dan
pengacara seringkali diterjang oleh berbagai macam cobaan dan masalah. Namun Pak Luhut M P
Pangaribuan selalu memberikan yang terbaik dan melakukan apa yang benar sehingga beliau
dikenal sebagai advokat yang memiliki loyalitas dan kualitas yang tinggi. Kasus yang membuat
Pak Luhut M P Pangaribuan menjadi terkenal adalah ketika beliau melawan Lembaga Hukum
Indonesia. Hal ini merupakan pertama kalinya advokat melawan Lembaga Hukum Indonesia.
Pada saat itu, rekan dari Pak Luhut M P Pangaribuan, yaitu Pak Adnan Buyung Nasution,
terancam disingkirkan dari praktik advokat oleh pemerintah. Kemudian Pak Luhut M P
Pangaribuan beserta dengan penasihat hukum lainnya membela Pak Adnan Buyung Nasution.
Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa Pak Luhut M P Pangaribuan memang memiliki loyalitas
yang tinggi.
Pada tahun 1992, Pak Luhut M P Pangaribuan diangkat menjadi sekretaris Dewan
Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Kemudian pada tahun 1993,
beliau diangkat menjadi Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Atas perjuangan yang
dilakukan oleh beliau di LBH, dimana Pak Luhut M P Pangaribuan membela berbagai macam
orang yang buta hukum, beliau mendapatkan penghargaan Human Rights Award dari American
Bar Association (ABA) serta Lawyer Committee for Human Rights di New York. Kemudian
pada saat para kaum buta hukum, politikus, aktivis, dan mahasiswa melawan penguasa Orde
Baru, Pak Luhut M P Pangaribuan tidak berdiam diri. Beliau memiliki hati nurani untuk
membela orang-orang tersebut untuk memiliki akses hukum yang telah dijamin UUD 1945. Pada
tahun 2015, beliau diangkat menjadi Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI)
untuk periode 2015-2020.Kemudian Pak Luhut M P Pangaribuan juga sempat aktif di
Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) dan kini Pak Luhut ditetapkan sebagai Ketua Umum
Dewan Pimpinan Nasional (DPN).
Pak Luhut M P Pangaribuan juga merupakan pendiri dari Pembela Demokrasi Indonesia
(TPDI) dan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI). Kemudian
Pak Luhut M P Pangaribuan pernah menjadi kuasa hukum dari Ibu Megawati Soekarnoputri.
Pada tahun 2001, Pak Luhut M P Pangaribuan diberikan kepercayaan oleh Gus Dur ketika beliau
diperiksa oleh Pansus Buloggate 1 mengenai kasus dana nonbujeter Badan Urusan Logistik
(Bulog). Pada tahun 2019, Pak Luhut diberikan kepercayaan oleh Presiden dan Wakil Presiden
kita, yaitu Ir. H. Joko Widodo dan Prof. Dr. K. H. Ma’ruf Amin sebagai tim kuasa hukumnya
ketika mereka digugat oleh Pak Prabowo dan Pak Sandiaga.
Pandangan Tokoh:
Pak Luhut M P Pangaribuan merupakan seorang keturunan batak yang beragama Kristen.
Beliau memiliki motto sederhana, ikhlas, jujur, dan yakin. Motto ini selalu digunakan oleh Pak
Luhut M P Pangaribuan ketika berjuang membela kebenaran. Beliau berkata bahwa profesi
advokat merupakan pekerjaan yang harus dijalankan dengan sangat serius dan penuh tanggung
jawab. “Dengan bekerja penuh waktu saja penegakan hukum negara kita masih banyak yang
kritis. Apalagi bila hanya paruh waktu? Jika itu sampai terjadi, bukan hanya kualitas dan
penegakan hukum yang buruk, tetapi juga pada saat yang sama kita meremehkan jabatan,” ucap
Pak Luhut M P Pangaribuan. Perkataan ini sangatlah mendifinisikan Pak Luhut M P Pangaribuan
karena beliau selalu bekerja keras untuk mempertahankan keadilan.