Anda di halaman 1dari 15

DEMAM TIPOID

Enrika Tunjung Puspita


1913020044

Pembimbing:
dr. Rastri Mahardika, Sp.PD

DV
Definisi

Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran

Etiologi
Bakteri Salmonella typhi (96%) & Salmonella paratyphii (4%)
- Gram-negatif, bergerak, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, memiliki fimbria,
bersifat aerob dan anaerob fakultatif
- Ukuran antara (2-4) x 0,6 µm
- Suhu optimum untuk tumbuh adalah 37°C dengan PH antara 6-8. Basil ini dapat
hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan
debu
- Mempunyai antigen somatik (O), Antigen Flagel (H) dan Antigen Vi
%
Epidemiologi %

Tifoid terdapat diseluruh dunia, terutama di negara-negara


yang sedang berkembang didaerah tropis.
Pada peperangan di Afrika Selatan akhir abad XIX,
dimana pihak Inggris telah kehilangan 13.000 serdadu
akibat tifoid. Sampai awal abad XXI ini, diperkirakan 17
juta kasus pertahun dengan kematian sekitar 600.000 kasus.
.

Di Indonesia, tifoid jarang dijumpai secara epidemis tapi bersifat endemis dan
banyak dijumpai di kota-kota besar. Insiden tifoid di Indonesia masih sangat
tinggi berkisar 350-810 per 100.000 penduduk.
Cara Penularan

1 Higiene perorangan yang rendah

2 Sanitasi lingkungan yang kotor

3 Penyediaan air bersih untuk warga tidak memadai

4 Jamban keluarga tidak memenuhi syarat


Patogenesis
Gejala Klinis
Demam
Hepatoomegali
Pada awal sakit, demamnya kebanyakan samar-
samar selanjutnya suhu tubuh selalu naik. Pagi Hati dan atau limpa, ditemukan sering
normal, sore dan malam lebih tinggi, kadang- membesar. Hati terasa kenyal dan
kadang terus menerus. Disertai sakit kepala di nyeri tekan.
area frontal, nyeri otot, pegal-pegal, isomnia,
anoreksia, mual muntah. Bradikardi relatif

Gangguan saluran pencernaan Bradikardi relatif adalah peningkatan


suhu tubuh yang diikuti oleh
Bibir kering dan kadang pecah-pecah. Lidah peningkatan frekuensi nadi.
kelihatan kotor dan ditutupi selaput putih. Ujung
dan tepi lidah kemerahan dan tremor. Penderita
sering mengeluh nyeri perut, terutama regio
epigastrik (nyeri ulu hati), disertai nausea, mual
dan muntah.

Gangguan kesadaran
Kebanyakan berupa penurunan kesadaran ringan.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Serologis Pemeriksaan Pemeriksaan


darah tepi  Uji Widal
bakteriologis Molekuler
 Biakan dari
 Anemia  Tes TUBEX darah,  PCR
bekuan
darah,
 Leukopeni feses,
cairan
empedu,
Trombositop urine.
enia
Tata Laksana
Tirah Baring Cairan
Mencegah penderita dari . Cairan harus mengandung
komplikasi tertama perdarahan elektrolit dan kalori yang optimal.
dan perforasi Penderita harus mendapat
cairan yang cukup, baik secara
oral maupun parenteral

Nutrisi Medika Mentosa


Pemberian makanan tinggi kalori
dan tinggi protein (TKTP) serta Obat simptomatik
rendah serat untuk mencegah Antipiretik
perforasi dan perdarahan. Diet Antiemetik.
untuk penderita demam tifoid,
basanya diklasifikasikan atas diet
cair, bubur lunak, tim dan nasi
biasa
Medika Mentosa
Insert the title of your subtitle Here

Obat Simptomatik Obat Antibiotik


1 3 Pemilihan antibiotik
Paracetamol dosisnya 02 sesuai indikasi (next
10 mg/kgBB/kali
slide)

Obat Lainnya
Obat Anti Emetik Pada demam tifoid berat kasus
berat seperti delirium, stupor,
. Jika penderita 2 4 04koma sampai syok dapat
muntah hebat dapat diberikan kortikosteroid IV
diberikan (dexametasone) 3 mg/kg dalam
30 menit untuk dosis awal,
dilanjutkan 1 mg/kg tiap 6 jam
sampai 48 jam.
Komplikasi

Perdarahan dan
perforasi Pneumonia
intestinal

Peritonitis Hepatitis Tifosa

Tifoid Pankratitis
Ensefalopati tifosa
Pencegahan

Cuci Tangan dengan Makan sehat dan


Sabun bergizi

Menjaga sanitasi Vaksin dan Imunisasi


lingkungan
Prognosis

Prognosis pasien demam tifoid


tergantung ketepatan terapi, usia,
keadaan kesehatan sebelumnya,
dan ada tidaknya komplikasi

Di negara berkembang,
Resiko menjadi karier
angka
pada anak – anak rendah
mortalitasnya >10%,
dan meningkat sesuai
biasanya karena
usia. Karier kronik terjadi
keterlambatan diagnosis,
pada 1-5% dari seluruh
perawatan, dan
pasien demam tifoid
pengobatan.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA

Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed.
2. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h. 338-45.
Rezeki, Sri. Demam tifoid. 2008. Diunduh dari http://medicastore.com/artikel/238/Demam_
Tifoid_pada_Anak_Apa_yang_Perlu_Diketahui.html. 22 Januari 2012.
Pawitro UE, Noorvitry M, Darmowandowo W. Demam Tifoid. Dalam : Soegijanto S, Ed. Ilm
u Penyakit Anak : Diagnosa dan Penatalaksanaan, edisi 1. Jakarta : Salemba Medika, 200
2:1-43.
Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman, Ann M. Arvin; edisi bahasa Indonesia: A Samik
Wahab; Ilmu Kesehatan Anak Nelson, ed.15. Jakarta: EGC ; 2000.
Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Tifoid. Dalam Pediatrics Update.
Cetakan pertama; Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : 2003. h. 2-20.
Prasetyo, Risky V. dan Ismoedijanto. Metode diagnostik demam tifoid pada anak. Surabay
a : FK UNAIR ; 2010. h. 1-10.
Mohamad, Fatmawati. Efektifitas kompres hangat dalam menurunkan demam pada pasien
Thypoid Abdominalis di ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 201
2. Diunduh dari http://journal.ung.ac.id/filejurnal/JHSVol05No01_08_2012/7_Fatwaty_JHS
Vol05No01_08_2012.pdf.

Anda mungkin juga menyukai