Anda di halaman 1dari 6

DEMAM TIFOID

2. Higiene makanan dan minuman yang


kurang baik, misalnya makanan yang dicuci
dengan air yang terkontaminasi, sayuran
Masalah Kesehatan yang dipupuk dengan tinja manusia,
Demam tifoid banyak ditemukan di masyarakat makanan yang tercemar debu atau sampah
perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini atau dihinggapi lalat.
erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi 3. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
dan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Di 4. Adanya outbreak demam tifoid di sekitar
Indonesia bersifat endemik dan merupakan tempat tinggal sehari- hari.
masalah kesehatan masyarakat. Dari telaah 5. Adanya carrier tifoid di sekitar pasien.
kasus di rumah sakit besar di Indonesia, 6. Kondisi imunodefisiensi.
tersangka demam tifoid menunjukkan
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun Sederhana (Objective)
dengan rata-rata kesakitan 500/100.000
penduduk dan angka kematian antara 0.6–5% Pemeriksaan Fisik
(KMK, 2006). Selain tingkat insiden yang tinggi,
demam tifoid terkait dengan berbagai aspek 1. Keadaan umum biasanya tampak sakit
permasalahan lain, misalnya: akurasi diagnosis, sedang atau sakit berat.
resistensi antibiotik dan masih rendahnya 2. Kesadaran: dapat compos mentis atau
cakupan vaksinasi demam tifoid. penurunan kesadaran (mulai dari yang
ringan, seperti apatis, somnolen, hingga
Hasil Anamnesis (Subjective) yang berat misalnya delirium atau koma)
3. Demam, suhu > 37,5oC.
Keluhan 4. Dapat ditemukan bradikardia relatif, yaitu
1. Demam turun naik terutama sore dan penurunan frekuensi nadi sebanyak 8
malam hari dengan pola intermiten dan denyut per menit setiap kenaikan suhu 1oC.
kenaikan suhu step-ladder. Demam tinggi 5. Ikterus
dapat terjadi terus menerus (demam 6. Pemeriksaan mulut: typhoid tongue, tremor
kontinu) hingga minggu kedua. lidah, halitosis
2. Sakit kepala (pusing-pusing) yang sering 7. Pemeriksaan abdomen: nyeri (terutama
dirasakan di area frontal regio epigastrik), hepatosplenomegali
3. Gangguan gastrointestinal berupa 8. Delirium pada kasus yang berat
konstipasi dan meteorismus atau diare, Pemeriksaan fisik pada keadaan lanjut
mual, muntah, nyeri abdomen dan BAB
berdarah 1. Penurunan kesadaran ringan sering terjadi
4. Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan berupa apatis dengan kesadaran seperti
pegal-pegal, batuk, anoreksia, insomnia berkabut. Bila klinis berat, pasien dapat
5. Pada demam tifoid berat, dapat dijumpai menjadi somnolen dan koma atau dengan
penurunan kesadaran atau kejang. gejala-gejala psikosis (organic brain
syndrome).
Faktor Risiko 2. Pada penderita dengan toksik, gejala
1. Higiene personal yang kurang baik,
terutama jarang mencuci tangan.
delirium lebih menonjol. lanjut penyakit, untuk mendeteksi
3. Nyeri perut dengan tanda-tanda akut carriertyphoid
abdomen 4. Pemeriksaan penunjang lain sesuai
indikasi klinis, misalnya: SGOT/SGPT, kadar
Pemeriksaan Penunjang lipase dan amilase
1. Darah perifer lengkap beserta hitung Penegakan Diagnosis (Assessment)
jenis leukosis dapat menunjukkan:
leukopenia/ leukositosis/ jumlah leukosit Suspek demam tifoid (Suspect case)
normal, limfositosis relatif, monositosis,
trombositopenia (biasanya ringan), anemia. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Serologi didapatkan gejala demam, gangguan saluran
cerna dan petanda gangguan kesadaran.
a. IgM antigen O9 Salmonella thypi
(Tubex- TF)® Hanya dapat mendeteksi Diagnosis suspek tifoid hanya dibuat pada
antibody IgM Salmonella typhi. Dapat fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
dilakukan pada 4-5 hari pertama Demam tifoid klinis (Probable case)
demam
b. Enzyme Immunoassay test (Typhidot®) Suspek demam tifoid didukung dengan
1) Dapat mendeteksi IgM dan IgG gambaran laboratorium yang menunjukkan
Salmonella typhi tifoid.
2) Dapat dilakukan pada 4-5 hari Diagnosis Banding
pertama demam
c. Tes Widal tidak direkomendasi Demam berdarah dengue, Malaria,
Dilakukan setelah demam berlangsung 7 Leptospirosis, infeksi saluran kemih, Hepatitis A,
hari. sepsis, Tuberkulosis milier, endokarditis infektif,
Interpretasi hasil positif bila titer aglutinin demam rematik akut, abses dalam, demam
O minimal 1/320 atau terdapat kenaikan yang berhubungan dengan infeksi HIV.
titer hingga 4 kali lipat pada pemeriksaan
Komplikasi
ulang dengan interval 5 – 7 hari.
Hasil pemeriksaan Widal positif palsu sering Biasanya terjadi pada minggu kedua dan ketiga
terjadi oleh karena reaksi silang dengan demam. Komplikasi antara lain perdarahan,
non- typhoidal Salmonella, perforasi usus, sepsis, ensefalopati, dan infeksi
enterobacteriaceae, daerah endemis infeksi organ lain.
dengue dan malaria, riwayat imunisasi tifoid
dan preparat antigen komersial yang 1. Tifoid toksik (Tifoid ensefalopati)
bervariasi dan standaridisasi kurang baik. Penderita dengan sindrom demam tifoid
Oleh karena itu, pemeriksaan Widal tidak dengan panas tinggi yang disertai dengan
direkomendasi jika hanya dari 1 kali kekacauan mental hebat, kesadaran
pemeriksaan serum akut karena terjadinya menurun, mulai dari delirium sampai koma.
positif palsu tinggi yang dapat 2. Syok septik
mengakibatkan over-diagnosis dan over- Penderita dengan demam tifoid, panas
treatment. tinggi serta gejala-gejala toksemia yang
3. Kultur Salmonella typhi (gold standard) berat. Selain itu, terdapat gejala gangguan
Dapat dilakukan pada spesimen: hemodinamik seperti tekanan darah turun,
a. Darah : Pada minggu pertama sampai nadi halus dan cepat, keringat dingin dan
akhir minggu ke-2 sakit, saat demam akral dingin.
tinggi 2. Perdarahan dan perforasi intestinal
b. Feses : Pada minggu kedua sakit (peritonitis)
c. Urin : Pada minggu kedua atau ketiga Komplikasi perdarahan ditandai
sakit
d. Cairan empedu : Pada stadium
denganhematoschezia. Dapat juga diketahui yang dapat diberikan secara oral
dengan pemeriksaan feses (occult blood maupun parenteral.
test). Komplikasi ini ditandai dengan gejala c. Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak,
akut abdomen dan peritonitis. Pada foto cukup kalori dan protein, rendah serat.
polos abdomen 3 posisi dan pemeriksaan d. Konsumsi obat-obatan secara rutin dan
klinis bedah didapatkan gas bebas dalam tuntas
rongga perut. e. Kontrol dan monitor tanda vital
3. Hepatitis tifosa (tekanan darah, nadi, suhu, kesadaran),
Kelainan berupa ikterus, hepatomegali, dan kemudian dicatat dengan baik di rekam
kelainan tes fungsi hati. medik pasien
4. Pankreatitis tifosa 2. Terapi simptomatik untuk menurunkan
Terdapat tanda pankreatitis akut dengan demam (antipiretik) dan mengurangi
peningkatan enzim lipase dan amilase. keluhan gastrointestinal.
Tanda ini dapat dibantu dengan USG atau 3. Terapi definitif dengan pemberian
CT Scan. antibiotik. Antibiotik lini pertama untuk
5. Pneumonia demam tifoid adalah Kloramfenikol,
Didapatkan tanda pneumonia yang Ampisilin atau Amoksisilin (aman
diagnosisnya dibantu dengan foto polos untuk penderita yang sedang hamil),
toraks atau Trimetroprim-sulfametoxazole
(Kotrimoksazol).
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
4. Bila pemberian salah satu antibiotik lini
Penatalaksanaan pertama dinilai tidak efektif, dapat diganti
dengan antibiotik lain atau dipilih antibiotik
1. Terapi suportif dapat dilakukan dengan: lini kedua yaitu Seftriakson, Sefiksim,
a. Istirahat tirah baring dan mengatur Kuinolon (tidak dianjurkan untuk anak
tahapan mobilisasi <18 tahun karena dinilai mengganggu
b. Menjaga kecukupan asupan cairan, pertumbuhan tulang).

Tabel 3.2 Antibiotik dan dosis penggunan untuk tifoid

Antibiotik Dosis Keterangan


Kloramfenikol Dewasa: 4x500 mg selama Merupakan obat yang sering digunakan
10 hari dan telah lama dikenal efektif untuk tifoid
Anak 100 mg/kgBB/hari, Murah dan dapat diberikan peroral serta
per oral atau intravena, sensitivitas masih tinggi Pemberian PO/IV
dibagi 4 dosis, selama 10-14 Tidak diberikan bila lekosit <2000/mm3
hari
Seftriakson Dewasa: 2-4gr/hari Cepat menurunkan suhu,
selama 3-5 hari lama pemberian pendek dan
Anak: 80 mg/kgBB/hari, IM dapat dosis tunggal serta
atau IV, dosis tunggal selama cukup aman untuk anak.
5 hari Pemberian PO/IV
Ampisilin dan Dewasa: (1.5-2) gr/hr Aman untuk penderita hamil
amiksisilin selama 7-10 hari Sering dikombinasi dengan kloramfenikol
Anak: 100 mg/kgbb/hari pada pasien kritis
per oral atau intravena, Tidak mahal
dibagi 3 dosis, selama 10 Pemberian PO/IV
hari.
Kotrimoksazol Dewasa: 2x(160-800) Tidak mahal, pemberian per oral
selama 7-10 hari
Anak: Kotrimoksazol 4-6 mg/
kgBB/hari, per oral, dibagi 2
dosis, selama 10 hari.
Kuinolon Ciprofloxacin 2x500 mg Pefloxacin dan Fleroxacin lebih cepat
selama 1 minggu Ofloxacin menurunkan suhu
2x(200-400) selama 1 minggu Efektif mencegah relaps dan kanker
Pemberian peroral
Pemberian pada anak tidak dianjurkan
karena efek samping pada pertumbuhan
tulang
Sefiksim Anak: 20 mg/kgBB/hari, per Aman untuk anak, efektif
oral, dibagi menjadi 2 dosis,
selama 10 hari
Thiamfenikol Dewasa: 4x500 mg/hari Dapat dipakai untuk
Anak: 50 mg/kgbb/hari selama anak dan dewasa Dilaporkan cukup sensitif
5-7 hari bebas panas pada beberapa daerah

Rencana Tindak Lanjut


bertanggung jawab penuh terhadap
1. Bila pasien dirawat di rumah, dokter tatalaksana pasien.
atau perawat dapat melakukan kunjungan b. Dokter mengkonfirmasi bahwa
follow up setiap hari setelah dimulainya penderita tidak memiliki tanda-
tatalaksana. tanda yang berpotensi menimbulkan
2. Respon klinis terhadap antibiotik dinilai komplikasi.
setelah penggunaannya selama 1 minggu. c. Semua kegiatan tata laksana (diet,
Indikasi Perawatan di Rumah cairan, bed rest, pengobatan) dapat
dilaksanakan secara baik di rumah.
1. Persyaratan untuk pasien d. Dokter dan/atau perawat mem-follow
a. Gejala klinis ringan, tidak ada tanda- up pasien setiap hari.
tanda komplikasi atau komorbid yang e. Dokter dan/atau perawat dapat
membahayakan. berkomunikasi secara lancar dengan
b. Kesadaran baik. keluarga pasien di sepanjang masa
c. Dapat makan serta minum dengan baik. tatalaksana.
d. Keluarga cukup mengerti cara-cara
merawat dan tanda-tanda bahaya yang Konseling dan Edukasi
akan timbul dari tifoid. Edukasi pasien tentang tata cara:
e. Rumah tangga pasien memiliki
dan melaksanakan sistem 1. Pengobatan dan perawatan serta aspek
pembuanganeksret (feses, urin, cairan lain dari demam tifoid yang harus diketahui
muntah) yang memenuhi persyaratan pasien dan keluarganya.
kesehatan. 2. Diet, jumlah cairan yang dibutuhkan,
f. Keluarga pasien mampu menjalani pentahapan mobilisasi, dan konsumsi obat
rencana tatalaksana dengan baik. sebaiknya diperhatikan atau dilihat
2. Persyaratan untuk tenaga kesehatan langsung oleh dokter, dan keluarga pasien
a. Adanya 1 dokter dan perawat tetap telah memahami serta mampu
yang melaksanakan.
3. Tanda-tanda kegawatan harus diberitahu
kepada pasien dan keluarga supaya bisa segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
Pendekatan Community Oriented
Melakukan konseling atau edukasi pada masyarakat tentang aspek pencegahan dan pengendalian demam tifoid, melalui:
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Peningkatan higiene makanan dan minuman
3. Peningkatan higiene perorangan
4. Pencegahan dengan imunisasi
Kriteria Rujukan
1. Demam tifoid dengan keadaan umum yang berat (toxic typhoid).
2. Tifoid dengan komplikasi.
3. Tifoid dengan komorbid yang berat.
4. Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak perbaikan.
Peralatan
Poliklinik set dan peralatan laboratorium untuk melakukan pemeriksaan darah rutin dan serologi.
Prognosis
Prognosis adalah bonam, namun adsanationam dubia ad bonam, karena penyakit dapat terjadi berulang.

Anda mungkin juga menyukai