PENYUSUN :
Sri Sofyani
Tiangsa Sembiring
Lili Rohmawati
Oke Rina Ramayani
Tri Faranita
Winra Pratista
Ika Citra Dewi Tanjung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
I. Pendahuluan
Setelah mengikuti kegiatan skills lab pada blok Growth and Development ini,
mahasiswa terampil melakukan anamnesis, konseling ASI, pengukuran antropometri,
deteksi dini gangguan tumbuh kembang dan perilaku anak, dan melakukan pemberian
imunisasi.
I. PENDAHULUAN
ASI merupakan makanan bayi yang paling baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi dibandingkan dengan susu formula apapun. Komposisi ASI
mengandung energi yang mencukupi kebutuhan bayi selama 6 bulan. ASI juga
mengandung anti kekebalan. Maka untuk bayi 0-6 bulan cukup diberi Asi secara eksklusif
saja. Namun banyak ibu mengeluh tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya karena
alasan ASI tidak cukup, puting yang datar atau karena bekerja. Keluhan-keluhan ini dapat
diantisipasi, dan pertanyaan ibu seputar ASI dapat dijawab dengan baik bila dokter mampu
melakukan konseling laktasi yang baik.
Tahap I : Observasi
Ketika balita/anak masuk ruang periksa perhatikan cara
berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi tubuh,
pandangan mata, komunikasi, cara bicara, interaksi dengan
lingkungan, perilaku, dan lain-lain.
Tahap II : Menanyakan keluhan utama
Tahap III : Menanyakan riwayat kelahiran/kehamilan,
riwayat sosio ekonomi, riwayat nutrisi, imunisasi, riwayat
perkembangan
Pemeriksaan lanjutan
HISTORY TAKING
I. PERKENALAN
1. Sapa ibu dan anak, beri salam dan persilahkan duduk diiringi dengan komunikasi
non verbal seperti kontak mata, anggukan kepala dan mimik.
2. Kondisikan suasana nyaman sehingga pasien tidak segan dan takut bercerita.
3. Lakukan observasi ketika balita dibawa masuk ke ruangan periksa dalam hal cara
berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi tubuh, pandangan mata, cara
berbicara, cara berinteraksi dengan lingkungan, perilaku dll.
4. Perkenalkan diri dan tanyakan identitas pasien
III. DOKUMENTASI :
1. Catat data-data yang ditemukan.
2. Catat kesimpulan dan jelaskan kemungkinan diagnosa pasien
3. Catat dan jelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan berikutnya antara lain:
menimbang Berat Badan (BB), mengukur Tinggi Badan (TB) dan Lingkar
Kepala (LK).
PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS Ya Tidak
I. PERKENALAN
Lampiran 1
IDENTITAS PASIEN
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama :
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Tengkurap :.......................bulan
Berjalan :.......................bulan
Duduk :.......................bulan
Bicara :.......................bulan
Berdiri :.......................bulan
Membaca & menulis :............bulan
Perkembangan Pubertas :
Status pubertas sekarang (sesuai dengan klasifikasi Tanner)................
RIWAYAT KELUARGA
Rumah :
□ Milik sendiri □ Menyewa □ Menumpang
• Keadaan rumah
: ............................................................................................
• Lingkungan
:..............................................................................................
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
I. PENDAHULUAN
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhir masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa dan
anak bukanlah dewasa kecil. Anak yang sehat akan bertumbuh dan berkembang sejalan
dengan bertambahnya usia.
Untuk menilai apakah pertumbuhan anak sesuai maka kita harus melakukan
pemeriksaan antropometri . Pemeriksaan antropometri yang selalu dilakukan pada anak
adalah pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
putus (di antara -2 SD dengan +2 SD) maka lingkaran kepala anak normal.
o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar “jalur hijau” di luar garis putus-putus
maka lingkaran kepala anak tidak normal.
o Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada diatas
“jalur hijau” (diatas +2 SD) dan mikrosefal bila berada di bawah “jalur hijau” (dibawah
-2 SD).
Intervensi:
Bila ditemukan makrosefali maupun mikrosefali segera dirujuk ke rumah sakit.
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. PENGUKURAN BERAT BADAN (BB)
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Meletakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak
mudah goyang
2. Melihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
3. Membuka pakaian bayi, topi,kaus kaki dan sarung tangan
4. Membaringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan posisi
tegak lurus dengan jarum
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
atau angka timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, memperhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum
kekanan/ kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
pertumbuhan (Lampiran 2/3)
B. Menggunakan Timbangan Injak
1. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak
memegang atau mengantongi sesuatu
2. Meletakkan timbangan di lantai datar dan keras sehingga
tidak mudah bergerak
3. Melihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka nol
4. Mempersilakan anak berdiri di atas timbangan tanpa
dipegangi
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
atau angka timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, memperhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke
kanan dan ke kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
pertumbuhan (Lampiran 2/3)
II. PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU TINGGI
BADAN
A. Cara Mengukur dengan Posisi Berbaring (dilakukan 2
orang)
1. Membaringkan bayi secara telentang pada alas yang datar
2. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
3. Petugas 1: Memegang kepala bayi agar tetap menempel pada
pembatas angka 0 (pembatas kepala)
4. Petugas 2: Menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki
5. Membaca angka di tepi luar pengukur
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
pertumbuhan (Lampiran 2/3)
B. Cara Mengukur dengan Posisi Berdiri
1. Menyuruh anak melepaskan alas kaki (sandal,sepatu)
2. Menyuruh anak berdiri tegak menghadap ke depan
3. Memastikan punggung, pantat dan tumit menempel pada
tiang pengukur
4. Menurunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-
ubun
5. Membaca angka pada batas tersebut
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik
pertumbuhan (Lampiran 2/3)
III. PENGUKURAN LINGKAR KEPALA (LK)
1. Melingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati
dahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian
belakang kepala yang menonjol, kemudian menarik agak
kencang
2. Membaca angka pertemuan dengan angka 0
3. Menanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik lingkar
kepala menurut umur dan jenis kelamin anak (Lampiran 4)
5. Menginterpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala
anak/bayi dan memberikan informasi/ saran kepada orang tua
SL.III. GDS. 4
KETERAMPILAN KLINIK
DETEKSI DINI GANGGUAN PERKEMBANGAN DAN PERILAKU
ANAK
Sri Sofyani, Lili Rohmawati, Ika Citra Dewi Tanjung
I. PENDAHULUAN
Jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari seluruh
populasi, dan sebagai calon generasi penerus bangsa maka kualitas tumbuh kembang balita
di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang yang seharusnya dikerjakan sedini
mungkin dengan menggunakan perangkat instrumen yang tepat dan baik.
Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) adalah salah satu perangkat
instrumen yang dikembangkan oleh para ahli lintas sektor terkait yaitu dari Ikatan Dokter
Anak Indonesia dan Departemen Kesehatan yang dapat dipakai dalam melakukan deteksi
dini gangguan tumbuh kembang pada anak berusia 0-6 tahun. Perangkat ini sangat mudah
penggunaannya dan merupakan suatu alat skrining yang efektif mendeteksi dini gangguan
tumbuh kembang dalam popolasi besar.
Selain masalah penyimpangan tumbuh kembang anak, mahasiswa juga diharapkan
mampu untuk mendeteksi dini masalah autisme, gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.
Untuk jawaban ”Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban ”Tidak” menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian ).
Intervensi
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
- Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
- Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai umur
- Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara
teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak
sudah memasuki pra sekolah (36-72bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau kelompok bermain dan taman kanak-kanak
- Lakukan pemeriksaan /skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
Bila perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut rujukan ke rumah
sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar,
gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
Alat yang digunakan adalah Daftar Tilik Autisme Anak Prasekolah (Modified Checklist for
Autisme in Toddlers /M-CHAT). Cara menggunakan M-CHAT:
o Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada M-CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak.
o Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada M-
CHAT
o Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan
kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali apakah semua pertanyaan
telah dijawab.
Interpretasi :
Hitung jawaban “Tidak” dari hasil pemeriksaan. Pertanyaan no. 2,7,9,13,14 dan 15 adalah
pertanyaan kritis (critical item).
Normal : Jika tidak ada jawaban “Tidak” atau
jawaban “Tidak” kurang dari 2 pertanyaan kritis atau
jawaban “Tidak” kurang dari 3 pertanyaanyang mana saja.
Resiko Tinggi Autis : Jika jawaban “Tidak” pada 2 atau lebih pertanyaan kritis
Resiko Autis : Jika jawaban “Tidak” 3 atau lebih pertanyaan yang mana saja
Tindakan :
Normal : Pujilah keberhasilan orangtua/ pengasuh dan lanjutkan stimulasi sesuai umur.
Kunjungan berikutnya 3 bulan lagi sampai anak usia 2 tahun, dan 6 bulan lagi sampai anak
usia 72 bulan.
Resiko Autis dan Resiko Tinggi Autis : Rujuk ke RS yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.
Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) yang merupakan terjemahan dari Abbreviated Corner’s Rating
Scale. Formulir terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua/pengasuh
anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa.
Interpretasi :
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai berikut ini dan jumlahkan
nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total :
Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.
Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila nilai total 13 atau lebih, kemungkinan anak mengalami GPPH.
Intervensi:
o Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi dan
pemeriksaan lebih lanjut.
o Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan
ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan pada orang-orang terdekat dengan
anak (orang tua, pengasuh, nenek, guru, dsb).
V. TEKNIK PELAKSANAAN
Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir KPSP
1. Posisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka sebagai bayi), kemudian
letakkan wool merah 20 cm di atas mata bayi. Gerakkan wool tersebut dari satu
sisi (kiri) ke sisi yang lain (kanan) 1x gerakan. Amati gerakan kepala bayi.
(Ternyata kepala bayi bergerak mengikuti arah wool)
2. Dudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada dada pemeriksa,
sambil kedua tangan bayi dipegang oleh pemeriksa. Amati posisi kepala bayi.
(Kepala bayi tegak dan stabil)
3. Sentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi. Amati apakah bayi
dapat menggenggam pensil tersebut selama beberapa detik.
(Bayi tidak bereaksi untuk menggenggam pensil)
4. Posisikan bayi dalam posisi telungkup. Amati apakah bayi dapat mengangkat dada
dengan kedua lengannya dengan sudut antara leher dan alas pemeriksaan mencapai
90 derajat.
(Bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya, sudut leher dan alas
mencapai 90 derajat)
5. Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah mengeluarkan suara gembira
bernada tinggi tapi bukan menangis.
(Pernah)
6. Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik paling sedikit 2x dari
telentang ke telungkup atau sebaliknya.
(Pernah)
7. Tanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum ketika melihat mainan
lucu atau gambar ketika bermain sendiri.
(Pernah)
8. Letakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Amati apakah mata bayi terarah
pada benda tersebut.
(Mata bayi tidak mengarah pada benda)
9. Letakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam jangkauan tangan
bayi. Amati apakah bayi berusaha meraih kerincingan tersebut.
(Tidak berusaha menggapai kerincingan)
10. Posisikan bayi kembali telentang. Pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan
ke posisi duduk. Amati apakah bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
(Bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku)
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. Memposisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka
sebagai bayi), kemudian meletakkan wool merah 20 cm di atas
mata bayi. Menggerakkan wool tersebut dari satu sisi (kiri) ke
sisi yang lain (kanan) 1x gerakan. Mengamati gerakan kepala
bayi.
2. Mendudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada
dada pemeriksa, sambil memegang kedua tangan bayi. Mengamati
posisi kepala bayi.
3. Menyentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi.
Mengamati bayi apakah bayi dapat menggenggam pensil tersebut
selama beberapa detik.
4. Memposisikan bayi dalam posisi telungkup. Mengamati apakah
bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya dengan
sudut antara leher dan alas pemeriksaan mencapai 90 derajat.
5. Menanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah
mengeluarkan suara gembira bernada tinggi tapi bukan menangis.
6. Menanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik
paling sedikit 2x dari telentang ke telungkup atau sebaliknya.
7. Menanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum
ketika melihat mainan lucu atau gambar ketika bermain sendiri.
8. Meletakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Mengamati
apakah mata bayi terarah pada benda tersebut.
9. Meletakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam
jangkauan tangan bayi. Mengamati apakah bayi berusaha meraih
kerincingan tersebut.
10. Memposisikan bayi kembali telentang. Memegang kedua
tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Mengamati
apakah bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
11. Dokumentasi
Menyatakan jumlah jawaban “ya” dan rinci jenis keterlambatan.
1. Menyimpulkan perkembangan bayi
2. Menjelaskan tindak lanjut yang akan dilakukan
Note : Ya = mahasiswa melakukan Tidak = mahasiswa tidak melakukan
LAMPIRAN LEMBARAN KPSP MENURUT UMUR
10. Apakah bayi suka ketawa keras walau tidak digelitik atau Bicara & Ya Tidak
diraba-raba? bahasa
Ya Tidak
8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? Sosialisasi
&
kemandirian
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang
Bicara & Ya Tidak
berdiri di belakangnya , apakah ia menengok ke belakang
bahasa
seperti mendengar kedatangan anda?
Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda
melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang diinginkannya di luar jangkauan
Sosialisasi Ya Tidak
bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan
&
lengan atau badannya?
kemandirian
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan?
3. Tanpa bantuan, dapatkah anak bertepuk tangan atau melambai- Sosialisasi Ya Tidak
lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan bantuan. &
kemandirian
4. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia
Bicara & Ya Tidak
memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan “mama” jika
bahasa
melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan salah satu
diantaranya.
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira- Gerak kasar Ya Tidak
kira 5 detik?
6. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 Gerak kasar Ya Tidak
detik atau lebih?
7. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat
Gerak kasar Ya Tidak
membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
8. Apakah anak dapat menunjukan apa yang diinginkannya tanpa Sosialisasi
Ya Tidak
menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik &
atau mengeluarkan suara yang menyenangkan. kemandirian
9. Apakah anak dapat berjalan sepanjang ruangan tanpa jatuh atau Gerak kasar Ya Tidak
terhuyung-huyung?
10. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang,
kismis, atau potongan biscuit dengan menggunakan ibu
Gerak halus Ya Tidak
jari dan jari telunjuk seperti pada gambar
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi Ya Tidak
&
kemandirian
5. Dapatkah anak dapat membantu memungut mainannya Bicara & Ya Tidak
sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta? bahasa
6. Dapatkah anak menendang bola kecil(sebesar bola tennis) ke Gerak kasar Ya Tidak
depan tanpa berpegangan pada apa pun? Mendorong tidak
ikut dinilai.
7. Bila diberi pensil,apakah anak mencoret-coret kertas tanpa Gerak halus Ya Tidak
bantuan/petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas Gerak halus Ya Tidak
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang
di gunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
9. Dapatkah anak munggunakan 2 kata pada saat berbicara Bicara & Ya Tidak
seperti “minta minum”, “mau tidur”? bahasa
10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini
tanpa bantuan?
(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai)
Bicara & Ya Tidak
bahasa
8. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah Gerak kasar Ya Tidak
anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari ?
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri ? Sosialisasi Ya Tidak
&
kemandirian
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 Gerak kasar Ya Tidak
meter?
Jawab : TIDAK
7. Dapatkah anak meletakan 8 buah kubus satu persatu di atas
Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi
Ya Tidak
permain lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan &
bermain? kemandirian
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau Sosialisasi
Ya Tidak
kaos kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, &
gesper atau ikat pinggang) kemandirian
Jawab : TIDAK
W
6. Dapatkah Anak meletakan 8 buah kubus atau persatu di atas
Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5-5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi
Ya Tidak
permainnan lain dimana ia dapat ikut bermain dan mengikuti &
aturan bermain? kemandirian
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau Sosialisasi
Ya Tidak
kaos kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, &
gesper atau ikat pinggang). kemandirian
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibBantu? Bicara &
Ya Tidak
Jawab TIDAK jika ia dapat menyebut sebagian namanya atau bahasa
ucapanya sulit di mengerti.
10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
Bicara & Ya Tidak
“Letakkan kertas ini diatas lantai”.
“Letakkan kertas ini dibawah kursi”. bahasa
“Letakkan kertas ini diatas di depan kamu”
“Letakkan keertas ini di belakang kamu”.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”,”di bawah”,”di
depan”dan”di belakang”.
LATIHAN 3 : Bermain peran untuk mengisi daftar tilik deteksi dini autis modifikasi
(M-CHAT)
Mahasiswa diminta menyiapkan daftar tilik deteksi dini autis modifikasi (M-CHAT)
Mahasiswa : sebagai dokter
Instruktur : sebagai ibu pasien
Mahasiswa menanyakan kepada ibu (instruktur) pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada
daftar tilik (Beberapa jawaban ibu : ”tidak” termasuk no. 6 dan nomor 10 juga dijawab
tidak)
Ketika mahasiswa/dokter (seolah-olah) mengamati pasien, sampaikan pada mahasiswa lain
bahwa hasilnya :
o Dia tidak menatap ketika diperiksa.
o Dia tidak melihat benda yang ditunjuk oleh mahasiswa (dokter).
o Dia tidak dapat melaksanakan perintah ketika diminta mengambil secangkir air.
o Dia tidak dapat menunjukkan benda disekitarnya yang diminta ditunjuk oleh
mahasiswa (dokter).
o Dia dapat menumpuk kubus-kubus menjadi suatu menara.
Nama Anak :
Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Tgl Pengisian :
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah anak suka diayun-ayun, melambung dilutut anda?
2 Apakah anak merasa tertarik dengan anak lain?
3 Apakah anak suka memanjat, misalnya tangga?
4 Apakah anak menyukai permainan ciluk ba?
5 Apakah anak pernah bermain “Sandiwara”, misalnya : Pura-pura bicara
di telepon? Menjadi tokoh tertentu ? Bicara pada boneka?
6 Apakah anak pernah menggunakan telunjuk untuk meminta sesuatu?
7 Apakah anak pernah menggunakan telunjuk menunjukan rasa
tertariknya pada sesuatu?
8 Dapatkah anak bermain dengan mainan kecil (mobil-mobilan/balok)
dengan sewajarnya tanpa hanya memasukannya ke dalam mulut, kutak-
katik atau menjatuhkannya saja?
9 Apakah anak pernah membawa objek/benda dan diperlihatkan
pada anda?
10 Apakah anak melihat pada mata anda lebih dari 1 atau 2 detik?
11 Apakah anak sangat sensitif terhadap bunyi?
12 Apakah anak tersenyum pada wajah anda atau senyuman anda?
13 Apakah anak meniru anda? (misalnya bila anda membuat raut
wajah tertentu, anak akan menirunya)
14 Apakah anak memberi respon bila namanya dipanggil?
15 Bila anda menunjuk pada sebuah mainan di sisi lain ruangan,
apakah anak tersebut akan melihat pada mainan tersebut?
16 Apakah anak sudah dapat berjalan?
17 Apakah anak juga melihat pada benda yang anda lihat?
18 Apakah anak membuat gerakan-gerakan jari yang tidak wajar di sekitar
wajahnya
19 Apakah anak mencoba mencari perhatian anda untuk kegiatan yang
sedang dilakukannya?
20 Apakah anda berpikir bahwa anak mengalami ketulian?
21 Apakah anak mengerti apa yang dikatakan orang lain?
22 Apakah anak terkadang menatap dengan tatapan kosong atau mondar-
mandir tanpa tujuan?
23 Apakah anak melihat pada wajah anda untuk melihat reaksi anda ketika
ia dihadapkan pada orang tak dikenal, situasi yang asing atau tidak ia
mengerti?
Keterangan :
Pertanyaan no. 2,7,9,13,14 dan 15 adalah pertanyaan kritis (critical item)
SL.III. GDS. 4
KETERAMPILAN KLINIK
PEMBERIAN IMUNISASI BCG, HEPATITIS B, DPT-HB-Hib, POLIO
(OPV & IPV) DAN CAMPAK
Sri Sofyani, Lili Rohmawati, Ika Citra Dewi Tanjung
I. PENDAHULUAN
Penyimpanan
Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan potensinya.
Instruksi pada lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harus disertakan. Aturan
umum untuk sebagian besar vaksin, bahwa vaksin harus didinginkan pada temperatur 2-80C
dan tidak membeku. Sejumlah vaksin (DPT-HB-Hib, Hepatitis B, IPV)) akan tidak aktif
bila beku. Pengguna dinasehatkan untuk melakukan konsultasi untuk mendapatkan
informasi khusus tentang masing masing vaksin.
Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan
dalam periode waktu tertentu. Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap
tanda tanda kerusakan (warna dan kejernihan). Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak
yang telah diencerkan cepat mengalami perubahan warna pada suhu kamar. Jarum ukuran
21 yang steril dianjurkan untuk mengencerkan dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm
digunakan untuk menyuntikkan vaksin.
Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan, namun pada pemberian
vaksin secara intrakutan desinfeksi dengan alkohol tidak dilakukan.
Pemberian Suntikan
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular (IM) atau subkutan dalam.
Terdapat perkecualian pada dua jenis vaksin yaitu OPV diberikan peroral dan BCG
diberikan dengan suntikan intradermal/intrakutan.
Vastus lateralis
Vastus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian anterolateral
paha. Vaksin harus disuntikan kedalam batas antara sepertiga otot bagian tengah yang
merupakan bagian paling tebal dan padat. Jarum harus membuat sudut 60-90 derajat
terhadap permukaan kulit, dengan jarum kearah lutut, maka jarum tersebut harus
menembus kulit selebar ujung jari diatas (kearah proksimal) batas hubungan bagian atas
dan sepertiga tengah otot.
Anak atau bayi diletakkan diatas meja periksa, dapat dipegang oleh orang
tua/pengasuh atau posisi setengah tidur pada pangkuan orang tua atau pengasuhnya. Celana
(popok) bayi harus dibuka bila menutupi otot vastus lateralis sebagai lokasi suntikan, bila
tidak demikian vaksin akan disuntikan terlalu kebawah di daerah paha. Kedua tangan
dipegang menyilang pelvis bayi dan paha dipegang dengan tangan antara jempol dan jari
jari. Posisi ini akan mengurangi hambatan dalam proses penyuntikan dan membuatnya
lebih lancar.
Cara Mencari Lokasi suntikan pada vastus lateralis adalah sebagai berikut :
Apabila bayi berada diatas tempat tidur atau meja, bayi ditidurkan terlentang
Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut
Cari trochanter mayor femur dan condilylus lateralis dengan cara palpasi
Tarik garis yang menghubungkan kedua tempat di atas, tempat suntikan vaksin ialah
batas dari bagian atas dan sepertiga tengah pada garis tersebut (bila tungkai bawah
sedikit menekuk, maka lekukan yang dibuat oleh tractus iliotibialis menyebabkan
garis bagian distal lebih panjang)
Supaya vaksin yang disuntikan masuk kedalam otot pada batas antara bagian atas
dan sepertiga tengah, jarum ditusukkan satu jari diatas batas tersebut (kearah
proksimal).
Untuk mendapatkan lokasi deltoid yang baik, buka baju sehingga daerah lengan atas dari
pundak sampai ke siku terbuka. Lokasi yang paling baik adalah pada tengah otot, yaitu
separuh antara akromion dan insersi pada tengah humerus. Jarum suntik ditusukkan
membuat sudut 60-90 derajat mengarah pada akromion, bila bagian bawah deltoid yang
disuntik, ada risiko trauma saraf radialis karena saraf tersebut melingkar dan muncul dari
otot trisep.
Perhatian
Penyuntikan subkutan diberikan untuk imunisasi Campak, MR (Measles Rubella)
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
Perhatian
Diperuntukkan imunisasi DPT-HB-Hib, DT, Td,TT, Hepatitis B dan IPV
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
Akromin
Tempat
Penyuntikan
Tempat
Lokasi penyuntikan intramuscular pada bayi (a) dan anak besar (b)
Penyuntikan
Jadwal imunisasi dasar dan lanjutan dari Kemenkes RI (setelah introduksi IPV) :
Imunisasi Hepatitis B0 diberikan pada rentang usia 0-7 hari, sebaiknya pada usia < 24 jam
Imunisasi BCG dan OPV1 diberikan pada usia 1 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib1 dan OPV2 diberikan pada usia 2 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib2 dan OPV3 diberikan pada usia 3 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib3, OPV4 dan IPV diberikan pada usia 4 bulan
Imunisasi Campak/MR diberikan pada usia 9 bulan
Imunisasi Lanjutan DPT-HB-Hib dan Campak/MR usia 18 bulan
Vaksin Hepatitis B Uniject
Vaksin OPV dan Vaksin IPV
Vaksin Pentabio
Vaksin BCG
Vaksin Campak
I. TUJUAN KEGIATAN
V. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Perkenalan
1. Sapa dan perkenalkan diri. Tanyakan identitas bayi/anak apakah sesuai
dengan nama yang terdapat buku KIA, KMS atau buku imunisasi.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan ataupun manfaat pemberian
vaksin, kemungkinan KIPI dan pertolongan pertama bila terjadi KIPI
(informed consent).
3. Minta persetujuan dan tanyakan kondisi bayi/anak sekarang dan beberapa hari
sebelumnya, imunisasi yang telah didapat, jarak dengan imunisasi sekarang,
KIPI yang pernah terjadi dan informasi yang berkaitan dengan indikasi kontra
untuk vaksin yang akan diberikan.
4. Lakukan pemeriksaan fisik rutin untuk memeriksa kesehatan bayi/anak secara
umum, sambil mencari indikasi kontra imunisasi dan memeriksa
tempat/bagian tubuh yang akan disuntik.
6. Dokumentasi
1. Catat tanggal, tempat penyuntikan dan jam pemberian imunisasi, nama dagang vaksin,
nomor batch/lot/serie, produsen dan membubuhkan nama dokter/paramedis yang
memberikan vaksin.
2. Catat kapan dan jenis vaksinasi berikutnya akan dilakukan
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. PERKENALAN
1. Menyapa dan memperkenalkan diri . Menanyakan identitas
bayi/anak apakah sesuai dengan nama yang terdapat pada Buku
KIA, KMS, kartu atau buku imunisasi.
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan , tujuan ataupun
manfaat pemberian vaksin, kemungkinan KIPI dan pertolongan
pertama bila terjadi KIPI (informed consent)
3. Meminta persetujuan dan menanyakan kondisi bayi/anak
sekarang dan beberapa hari sebelumnya, imunisasi yang telah
didapat, jarak dengan imunisasi sekarang, KIPI yang pernah
terjadi dan informasi yang berkaitan dengan indikasi kontra
untuk vaksin yang akan diberikan.
4. Melakukan pemeriksaan fisik rutin untuk memeriksa kesehatan
bayi/anak secara umum, sambil mencari indikasi kontra
imunisasi dan memeriksa tempat/bagian tubuh yang akan
disuntik
2. PEMBERIAN IMUNISASI BCG
1. Menggergaji leher botol vaksin dengan gergaji kecil khusus
vaksin yang disediakan (Sebelumnya lihat Exp.Date di botol
vaksinnya)
2. Memasukkan plastik pengaman dari bagian atas botol vaksin.
3. Mematahkan leher botol vaksin.
4. Mengambil keseluruhan pelarut vaksin dengan spuit 5 ml,
masukkan ke botol vaksin dengan menyemprotkan ke arah
dinding botol vaksin, homogenkan larutan vaksin BCG dengan
cara menarik dan mendorong piston spuit berulang-ulang.
5. Mengambil 0,05 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
6. Membilas daerah deltoid kanan bayi dengan kapas basah (jangan
kapas alkohol).
7. Menyuntikkan secara intradermal/intrakutan (dengan sudut
penyuntikan sekitar 15 derajat) di tempat tersebut, dengan posisi
lubang jarum ke arah atas.
8. Memperhatikan adanya benjolan kecil (indurasi) yang berwarna
putih pada tempat suntikan, atau kulit daerah tempat suntikan
menjadi pucat.
3. PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
1. Lihat warna larutan vaksin, VVM dan Exp.Date vaksin polio.
Membuka tutup botol vaksin, dan mengganti dengan penetes
yang sudah tersedia.
2. Membuka tutup penetes.
3. Meneteskan sebanyak 2 tetes vaksin polio ke mulut bayi.
4. PEMBERIAN IMUNISASI DPT-HB-Hib (Pentabio)
1. Memakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
2. Mengocok larutan vaksin DPT/Hepatitis B/Hib hingga homogen.
Lihat VVM dan Exp. Date (tanggal kadaluarsa vaksin).
3. Mengambil 0,5 ml vaksin dengan spuit 1 ml.
4. Membilas daerah lateral paha anak dengan kapas alkohol.
5. Mengaspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan, untuk
meyakinkan tidak masuk kedalam vena. Apabila terdapat darah,
buang dan ulangi dengan suntikan baru.
6. Menekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan
telunjuk saat jarum ditusukkan.