Anda di halaman 1dari 8

TATA LAKSANA NUTRISI PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL

Oleh:
Inggrid Napitupulu (140100163)
Zsizsi Akbarinda (140100208)
Nia Sarinastiti N. (140100106)
Wirda Zamira (140100058)
Henny Wahyuni (140100152)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
TATA LAKSANA NUTRISI PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL

Nama : Inggrid Napitupulu NIM : 140100163


Zsizsi Akbarinda NIM : 140100208
Nia Sarinastiti N. NIM : 140100106
Wirda Zamira NIM :140100058
Henny Wahyuni NIM : 140100152

PEMBIMBING

dr. Fitriyani Nasution, M. Gizi, Sp. GK

Penilaian Makalah :
Struktur :
Penilaian topik pembahasan :
Kedalaman isi :
NILAI TOTAL :

i2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Terapi
Nutrisi Gizi Buruk pada Anak”. Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat
untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi
Dokter di Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Fitriyani
Nasution, M. Gizi, Sp. GK selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
dalam penyelesaian makalah ini. Dengan demikian diharapkan makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya.

Medan, 23 Oktober 2018

Penulis

ii 2
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
3
1.3 Tujuan ....................................................................................................................
3
1.4 Manfaat ..................................................................................................................
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................
4
2.1 MALNUTRISI ................................................................................................................
4
2.1.1 Definisi................................................................................................................
4
2.1.2 Epidemiologi.......................................................................................................
4....................................................................................................................................
2.1.3 Faktor Risiko.......................................................................................................
5
2.1.4 Diagnosis.............................................................................................................
9

2
2.1.5 Tatalaksana .........................................................................................................
12
2.1.6 Komplikasi...........................................................................................................
24
2.1.7 Pencegahan..........................................................................................................
25
2.1.8 Prognosis ............................................................................................................
28
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................................
30
3.1. Kesimpulan………………………………………………………......................
30
3.2. Saran……………………………………………………………….....................
30
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...................
39

iii

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gizi buruk (malnutrisi) merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan,


khususnya di berbagai negara berkembang. 1 Hasil konferensi bersama UNICEF
mengenai malnutrisitahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stunting telah
menurun sejak tahun 2000, hampir seperempat lebih rendah - 151 juta anak di bawah
5 tahun - terhambat pada tahun 2017, dan 51 juta menderita wasting.2
Malnutrisi dalam bentuk apapun meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit
dan kematian. Malnutrisi energi-protein, misalnya, merupakan sebuah peran utama
dari semua kematian anak di bawah usia 5 tahun setiap tahunnya di negara-negara
berkembang.3 Bentuk bahaya dari malnutrisi termasuk marasmus, kretinisme,
kerusakan otak yang irreversible akibat defisiensi iodin, kebutaan, peningkatan
faktor risiko terhadap penyakit infeksi, dan kematian akibat defisiensi vitamin A.2
World Food Programme (WFP) memperkirakan 13 juta anak di Indonesia
menderita malnutrisi. Ada beberapa wilayah di Indonesia, yang sekitar 50% bayi dan
anak-anak mempunyai berat badan rendah. Survei yang dipublikasi oleh Church
World Service (CWS), pada suatu studi kasus di 4 daerah wilayah Timor Barat
(Kupang, Timur Tengah Selatan (TTS), Timur Tengah Utara (TTU), dan Belu)
menunjukkan sekitar 50% dari bayi dan anak-anak adalah underweight sedang
dan/atau underweight berat. Bersama dengan Helen Keller International dan
UNICEF, CWS West Timor survei menyimpulkan 13,1% dari seluruh anak di bawah
usia 5 tahun menderita malnutrisi akut, sedangkan 61,1% dari bayi baru lahir sampai
umur 59 bulan menderita malnutrisi kronik.4

1
Gambar menyajikan prevalensi kurus menurut provinsi dan nasional. Salah satu
indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen gizi buruk
adalah keadaan sangat kurus yaitu anak dengan nilai Zscore < -3,0 SD. Prevalensi
sangat kurus secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3 persen,

terdapat penurunan dibandingkan tahun 2010 (6,0 %)dan tahun 2007 (6,2 %).
Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus sebesar 6,8 persen juga menunjukkan
adanya penurunan dari 7,3 persen (tahun 2010) dan 7,4 persen (tahun 2007). Secara
keseluruhan prevalensi anak balita kurus dan sangat kurus menurun dari 13,6 persen
pada tahun 2007 menjadi 12,1 persen pada tahun 2013. Terdapat 17 provinsi dimana
prevalensi kurus diatas angka nasional, dengan urutan dari prevalensi tertinggi
sampai terendah, adalah: Kalimantan Barat, Maluku, Aceh, Riau, Nusa Tenggara
Timur, Papua Barat, Sumatera Utara, Bengkulu, Papua, Banten, Jambi, Kalimantan
Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau dan
Maluku Utara.5

Dinas Kesehatan (Dinkes) mempunyai peranan penting dalam masalah gizi, seperti
pengaturan dan monitoring gizi masyarakat. Selain itu Dinkes juga mempunyai peran
penting dalam pengumpulan bahan dan penyebarluasan informasi mengenai
penyelenggaraan usaha pelaksanaan dan pembinaan kesehatan anak melalui Rumah
Sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Puskemas pembantu, dan Poliklinik
Desa (Polindes).6

Oleh karena itu, paper ini dibuat untuk menberikan gambaran serta informasi
mendetil mengenai gizi buruk (malnutrisi) pada anak di Indonesia serta terapinya.

2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana proses asuhan gizi yang benar pada anak dengan malnutrisi?
1.3 Tujuan
Melakukan proses asuhan gizi pada kasus malnutrisi pada anak.
1.4 Manfaat
1. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian kasus malnutrisi pada anak
dengan proses asuhan gizi.
2. Mengetahui perencanaan malnutrisi pada anak

Anda mungkin juga menyukai