Anda di halaman 1dari 29

BAB I PENDAHULUAN

Dalam makalah kali ini akan di bahas tentang pertumbuhan dan perkembangan mandibula. Isi dari makalah ini meliputi dari embrionik lalu pre dan post natal, pusat pertumbuhan dan perkembangannya, temporo mandibular joint, kurva pertumbuhan dan perkembangnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mandibula. Pada Departemen Orthodontic, anda akan sering menemui kasus anomali contohnya pasien yang mengalami maloklusi kelas 3. Sejarah kondisi pasien, saat ia lahir tidak terlihat keabnormalan saat pertumbuhannya, tetapi saat perkembangan hormonnya hal ini semakin jelas bahwa rahang bawah bertumbuh lebih ke depan di bandingkan rahang atasnya. Pada test intra oral terlihat bahwa gigi geligi pada rahang atas normal, sedangkan gigi geligi pada rahang bawah terlalu maju ke depan.

BAB II ISI

2.1

Perkembangan Mandibula Masa Prenatal Kartilago dan tulang mandibula dibentuk dari sel embrio neural crest yang berasal

dari otak bagian tengah dan belakang dari neural folds. Sel-sel ini bermigrasi ke ventral untuk membentuk tonjolan mandibula (dan maksila) pada wajah, dimana mereka berdiferensiasi menjadi tulang dan jaringan ikat.

Struktur pertama yang dibuat pada regio rahang bawah yaitu cabang nervus mandibula dari nervus trigeminus yang mengawali kondensasi ektomesenkim membentuk

lengkung faring (mandibula) pertama. Adanya nervus ini diduga sebagai syarat terjadinya induksi osteogenesis oleh produksi faktor neurotropik. Mandibula dihasilkan dari osifikasi membran osteogenik yang dibentuk dari kondensasi ektomesenkim pada pembentukan hari ke 36-38. Ektomesenkim mandibula ini harus berinteraksi pertama kali dengan epitelium lengkung mandibula sebelum osifikasi primer terjadi; tulang hasil osifikasi intramembran terletak lateral dari kartilago Meckels dari lengkung pertama faringeal (mandibula). Pusat osifikasi untuk untuk masing-masing bagian mandibula naik pada minggu ke 6 post konsepsi (mandibula dan klavikula merupakan tulang pertama yang mengalami osifikasi) pada regio bifurkasi pada nervus dan arteri alveolaris inferior menuju ke cabang mentalis dan insisif. Membran yang mengalami osifikasi berada pada lateral kartilago Meckels dan berdampingan dengan bundel neurovaskular. Dari pusat primer dibawah dan di sekitar nervus alveolaris inferior dan cabang insisif, osifikasi menyebar ke atas untuk membentuk cekungan untuk pembentukan gigi. Penyebaran osifikasi intramembran ke arah dorsal dan ventral membentuk korpus dan ramus mandibula. Kartilago Meckels dikelilingi oleh tulang. Osifikasi berhenti ke arah dorsal yang akan menjadi lingula mandibula, dimana kartilago Meckels berlanjut menjadi telinga bagian tengah. Keberadaan bundel neurovaskular memastikan bentuk foramen mandibula dan kanalis mandibularis serta foramen mentalis.

Kedua lengkung faringeal pertama yang merupakan inti dari kartilago Meckels saling bertemu di arah ventral. Lengkung ini menyimpang ke arah dorsal dan berakhir pada kavitas timpani pada masing-masing telinga, yang berasal dari kantung faringeal, dan diikuti oleh proses pembentukkan petrous portion dari tulang temporal. Kartilago Meckels bagian dorsal mengalami osifikasi untuk membentuk dasar dari dua auditory ossicles (malleus dan incus). Ossicles ke tiga (stapes) berasal dari kartilago dari lengkung faringeal ketiga (kartilago Reicherts).

Kartilago Meckels yang kekurangan enzim fosfatase ditemukan pada saat osifikasi kartilago, sehingga menghalangi proses osifikasi; hampir seluruh kartilago Meckels hilang pada minggu ke 24 post konsepsi. Bagian-bagiannya berubah menjadi ligamen sphenomandibular dan anterior malleolar. Bagian akhir ventral (dari foramen mentalis berjalan ke arah ventral dari simfisis) membentuk tulang endokondral yang tergabung menjadi dagu pada mandibula. Kartilago Meckels bagian dorsal hingga foramen mentalis mengalami resorpsi pada permukaan lateral bersamaan dengan terbentuknya trabekula tulang intramembranous ke arah lateral teresobsi menjadi kartilago. Kartilago dari foramen mentalis ke lingula tidak terhubung kepada osifikasi mandibula. Initial woven bone dibentuk sepanjang kartilago Meckels yang akan segera digantikan oleh tulang lamella, dan sistem havers yang sudah ada pada bulan ke 5 post konsepsi. Remodeling terjadi lebih awal dari pada yang terjadi pada tulang lainnya. Kartilago aksesori sekunder muncul antara minggu ke 10 dan 14 post konsepsi untuk membentuk kepala kondilus, bagian dari prosesus koronoideus dan mental protuberance (gbr 12-1). Penampilan dari kartilago sekunder mandibula ini memisahkan diri dari faringeal primer (Meckels)dan kartilago kondrokranial. Kartilago sekunder dari prosesus koronoideus terbentuk diantara otot temporalis. Kartilago aksesori koronoid menjadi terhubung dengan tulang intramembran dari ramus dan hilang sebelum lahir. Pada regio mental, pada masingmasing sisi simfisis, 1 atau 2 kartilago kecil muncul dan mengalami osifikasi pada bulan ke 7 post konsepsi untuk membentuk mental ossicles pada jaringan fibrous dari simfisis. Ossicles menjadi terhubung ke tulang intramembranous ketika simfisis menti diubah dari syndesmosis menjadi synostosis selama periode posnatal pertama. Kartilago sekunder pada kondilus muncul pada minggu ke 10 post konsepsi dengan tampilan bentuk kerucut pada ramal region. Kartilago kondilus merupakan awal dari kondilus itu sendiri. Sel-sel kartilago berdiferensiasi dari pusatnya, dan kartilago kepala kondilus

bertambah besar oleh karena pertumbuhan interstitial dan aposisi. Pada minggu ke 14, hasil pertama dari adanya tulang endokondral muncul pada regio kondilus. Kartilago kondilus merupakan pusat pertumbuhan yang sangat penting untuk ramus dan korpus mandibula. Pertumbuhan yang alami ini primer (sumber utama dari morfogenesis) atau sekunder ( kompensasi stimulasi fungsional) masih kontroversial., akan tetapi bukti dari eksperimen yang ada mengindikasikan kebutuhan untuk stimulus untuk pertumbuhan yang normal. Pada pertengahan masa fetus, banyak kartilago dengan bentuk kerucut digantikan oleh tulang, yang mana pada masa dewasa tidak akan berubah, yang bertindak sebagai kartilago pertumbuhan dan artikular. Perubahan posisi dan bentuk mandibula berhubungan dengan arah dan jumlah dari pertumbuhan kondilus. Angka pertumbuhan kondilus meningkat pada saat pubertas, puncaknya antara 12,5 tahun dan 14 tahun, dan normalnya berhenti pada usia 20 tahun.

Pada bulan ke-5 masa kehidupan fetus, semua cartilago sudah digantikan sebagian besar oleh trabekula tulang. Selama periode ini penebalan zona cartilago akan berkurang perlahan-lahan karena aktifitas proliferasi dari sel-sel fibro sellular tumbuh lebih lambat, sampai akhirnya cartilago menghilang dan tulang pengganti membentuk seluruh bagian prosesus kondilaris tersebut.

2.2

Pertumbuhan dan Perkembangan Postnatal Pola pertumbuhan dari masing-masing subunit rangka tergantung pada kerangka

acuan. Jika kranium sebagai area acuan, dagu bergerak ke bawah dan depan. Di sisi lain, jika data dari percobaan pewarnaan vital diperiksa, menjadi jelas bahwa tempat utama pertumbuhan mandibula adalah permukaan posterior ramus dan condilus, serta prosessus coronoid. Korpus mandibula tumbuh memanjang melalui aposisi periosteal tulang pada permukaan posterior, sedangkan ramus tumbuh meninggi melalui penggantian endochondral pada kondilus disertai dengan remodeling permukaan. Ketika mandibula ditranslasikan ke bawah dan depan, mandibula juga tumbuh ke atas dan belakang. Translasi sebagian besar terjadi ketika tulang bergerak ke bawah dan depan bersamaan dengan jaringan lunak dimana ia tertanam.

Mandibula tumbuh memanjang dengan aposisi tulang baru pada permukaan posterior ramus. Pada saat yang sama, sejumlah besar tulang dibuang dari permukaan anterior ramus. Pada dasarnya, korpus mandibula tumbuh memanjang seperti pergerakan ramus yang menjauh dari dagu, dan hal ini terjadi dengan pemindahan tulang dari permukaan anterior ramus dan deposisi tulang pada permukaan posterior. Pada remodeling ramus, permukaan posterior dapat menjadi permukaan anterior sebagai hasil renovasi. Penambahan tulang baru yang diakomodasi oleh kondilus menghasilkan pertumbuhan yang dominan terhadap pergerakan mandibula secara keseluruhan. Kombinasi pertumbuhan ramus dan kondilus menyebabkan: 1. transposisi mundur keseluruhan ramus sehingga secara simultan memperpanjang corpus mandibula 2. perpindahan corpus mandibular dalam arah anterior 3. pemanjangan vertikal ramus sebagai pemindahan mandibula 4. artikulasi yang bisa berpindah selama perubahan berbagai pertumbuhan Perpindahan pertumbuhan mandibula disesuaikan dengan yang terjadi pada maksila. Fungsi utama pergerakan korpus adalah kelanjutan pemosisian arcus mandibula relatif terhadap pergerakan pertumbuhan komplementer maksila. Ketika maksila berpindah ke arah anterior dan inferior, perpindahan secara simultan mandibula dalam arah dan luas kira-kira terjadi. Pada saat bayi, ramus terletak di sekitar tempat molar pertama akan erupsi. Peningkatan remodeling posterior menciptakan ruang untuk molar ke dua dan kemudian untuk erupsi secara berurutan dari gigi molar permanen. Lebih sering ditemukan, pertumbuhan ini berhenti sebelum cukup ruang dihasilkan untuk erupsi molar permanen ke tiga, yang akan menyebabkan impaksi atau terjepit di dalam ramus.

2.3

Perubahan pada Mandibula Sewaktu pendek Kondilus sempurna Gambar. Mandibula saat lahir Sudut gonial (membentuk korpus dan ramus mandibula) = 170 Badan mandibula di belakang foramen mentale semakin panjang (untuk menambah ruang gigi) Ukuran korpus di bagian alveolar semakin ruang Gambar. Mandibula saat anak-anak dalam bagi akar semakin (menyediakan gigi) dan dalam belum terbentuk lahir ramus masih

subdental

(memberi kekuatan bagi rahang gigi terhadap otot mustikator) Alveolar dan subdental terlihat dalam Foramen mentale terletak di

pertengahan Sudut gonial = 110-120

Gambar. Mandibula saat dewasa

Tulang

mandibula

mengalami

penyusutan karena: Kehilangan banyak gigi Processus alveolaris mandibula beresorpsi Bagian kondilus berada di bawah garis oblique Gambar. Mandibula saat tua Kondilus menjorok ke belakang Sudut gonial = 140

2.4.1 Pusat Pertumbuhan Mandibula 2.4.1 Kondilus

Kondilus adalah bagian dari mandibula yang terletak anterior dari tulang temporal. Kondilus dahulu dianggap sangat penting dalam menentukan rasio pertumbuhan, jumlah, dan bentuk pertumbuhan mandibula. Dalam proses pertumbuhan mandibula, kondilus memberikan adapatasi terhadap tekanan dari basis kranium dan maksila terhadap mandibula. Kartilago pada kondilus memberikan efek penerimaan tekanan yang tidak dapat diberikan oleh tulang lain yang mengalami pertumbuhan intramembran karena bagian periosteum yang keras tidak menahan tekanan sebaik tulang rawan.

Tulang rawan pada kondilus adalah tulang rawan sekunder yang tidak terbentuk secara langsung dari kartilago primer pada tulang tengkorak fetus. Kondilus bukan pusat pertumbuhan primer, melainkan mengalami evolusi sekunder,

mengalami proses embrio sekunder dan mengalami pertumbuhan sekunder. Dapat dikatakan bahwa sebenarnya kondilus bukanlah master center dari pertumbuhan mandibula namun merupakan pusat pertumbuhan yang memberikan regional adaptive growth (pertumbuhan yang secara sekunder merespon bermacam-macam stimulus). Kondilus menyediakan kontak artikulasi yang tahan terhadap tekanan dan memungkinkan pertumbuhan yang berubah sesuai kondisi yang dibutuhkan. Kepala kondilus juga memiliki kemampuan untuk berproliferasi ke banyak arah. Pertumbuhan tulang mandibula yang normal juga masih dapat terjadi pada orang-orang yang memiliki kondilus yang tumbuh tidak terlalu baik. Trauma pada kondilus dalam masa pertumbuhan dapat mempengaruhi pertumbuhan mandibula namun mandibula masih dapat bertumbuh.

2.4.2 Ramus Telah dikatakan bahwa bukan hanya kondilus yang menjadi pusat pertumbuhan mandibula namun juga ramus. Seiring dengan pertumbuhan kondilus akibat tekanan dari cranium, ramus mengalami peninggian dan menjadi semakin vertikal.

Ramus tumbuh akibat dari tekanan yang sama yang juga mengenai kondilus. Pertumbuhan ramus dan kondilus berjalan seiring dengan pertumbuhan basis cranii sehingga kita masih dapat mengunyah dan berbicara dengan normal selama proses pertumbuhan berlangsung. Pengaruh pertumbuhan ramus juga terjadi pada corpus sehingga corpus mengalami pelebaran dan peninggian.

Kesimpulannya, Faktor utama pertumbuhan kondilus adalah sel mesenkim di atas kartilagonya. Kartilago kondilus bereaksi lebih cepat daripada kartilago lainnya . Kondilus tidak menentukan bagaimana mandibula tumbuh tapi mandibula yang menentukan bagaimana kondilus tumbuh. Mandibula (Ramus) tumbuh ditentukan oleh faktor-faktor luar seperti otot, pertumbuhan maksila dan lain-lain.

2.5

Tumbuh Kembang Temporomandibular Joint Temporomandibular joint merupakan artikulasi synovial di antara kondilus mandibula

dan mandibular fossa dari os temporal. Temporomandibular joint juga dikenal sebagai craniomandibular joint. Pada posisi normal, kondilus mandibula berada tepat pada fossa glenoidea tulang temporal. Tulang cartilago (articilar disc)merupakan bantalan yang berda di antara kondilus dan fossa glenoidea yang memungkinkanmandibula bergerak tanpa

menimbulkan rasa sakit.Karena berupa sendi synovial, memungkinkan gerakan yang cukup besar dan memiliki rongga sendi yang diisi cairan synovial. Temporomandibular joint memiliki sejumlah struktur yang tidak biasa, di antaranya : a. Ruang sendi dibagi menjadi dua ruang sendi, ruang sendi atas dan ruang sendi bawah. Ruang sendi atas memungkinkan untuk gerakan meluncur sedangkan ruang sendi bawah memungkinkan untuk gerakan seperti engsel. b. Permukaan sendinya tidak dibentuk oleh kartilago hyalin, tetapi dibentuk oleh jaringan fibrosa. c. d. Tulang rawan condylar sekunder ada di kepala kondilus sampai remaja. Pergerakan sendinya dipengaruhi oleh gigi.

TMJ didukung oleh beberapa struktur, antara lain struktur tulang, ligamen, muskulus dan saraf. a. Struktur Ligamen: 1. 2. 3. 4. 5. 6. b. Diskus artikularis Membran sinovial Kapsul Lig.temporomandibula (lateral) Lig.sphenomandibula (internal lateral) Lig.stylomandibula

Struktur Tulang 1. 2. Fosa glenoidalis (tl. temporal) Kondilus mandibula

Proses pembentukan temporomandibular joint:

1. 2.

Merupakan artikulasi dari tulang temporal dan mandibula Berkembang pada minggu ke-11 dan minggu ke-12 bersamaan dengan perkembangan ligamen, otot, dan tulangnya

3.

Sebelum kartilago condylar terbentuk, terbentuk band lebar dari mesenkim yang belum terdiferensiasi diantara ramus dan tulang squamous tympanic yang sedang berkembang.

4.

Setelah tulang condylar terbentuk, band tersebut tereduksi menjadi strip padat mesenkim.

5.

Mesenkim disebelah strip tersebut pecah untuk membentuk rongga sendi dan stripmenjadi diskus artikularis sendi.

6.

Mula-mula os. temporalis terpisah jauh dari os. Mandibula. Setelah pertumbuhan condyus mandibula, jaringan ikat di sekitarnya beratrofi dan terbentuk jaringan ikat padat yang tipis yang disebut discus artikularis.

2.6

Kurva Pertumbuhan dan Perkembangan

2.6.1

Interpretasi grafis data pertumbuhan Data pertumbuhan dalam format grafik, yang menyatakan pertumbuhan dalam

bentuk ilustrasi yang mudah dimengerti. Dua kurva dasar bertumbuhan yaitu: 1. Distance curve atau cumulative curse menunjukan jumlah pertambahan selama pertumbuhan (Gambar 3-1, A dan C). Data dapat diperoleh melalui cross sectional dan longitudinal studies. 2. Velocity curve atau incremental curve menunjukan laju pertumbuhan anak selama suatu periode (Gambar 3-1, B dan D). Data diturunkan dari longitudinal studies. 2.6.2 Penilaian pertumbuhan normal Pengetahuan pertumbuhan manusia yang normal sangatlah penting untuk deteksi pertumbuhan abnormal atau patogenitas. Dokter memerlukan data standar pengembangan tinggi, berat badan, tulang, dan gigi untuk menilai pertumbuhan pasien. 2.6.3 Variasi pertumbuhan sistemik Richard Scammon mengurangi pertumbuhan jaringan tubuh menjadi empat kurva dasar. Kurva mencakup periode post-natal dari 20 tahun dan menyatakan bahwa selama rentang dewasa telah dicapai 100% angka pertumbuhannya, sejak dari lahir 0%. Setiap tahun, masing-masing kurva memiliki presentase nilai tertentu. Ia

mengemukakan empat kurva yaitu lymphoid (limfoid), neural (saraf), general (umum), dan genital (Gambar 3-3)

Kurva limfoid meliputi faring, timus, dan tonsil adenoid, kelenjar getah bening, dan limfatik usus. Jaringan ini naik ke titik tinggi hampir 200% pada umur 10 dan 15 tahun. Penurunan dari 200% menjadi 100% dicapai ketika involusi timus.

Yang termasuk kurva saraf termasuk otak, sumsum tulang belakang, dan tulang tengkorak atas wajah dan tulang punggung. Kurva naik secara drastis pada masa kanak-kanak. Pada usia 8 tahun, otak hampir 90% dari ukuran dewasanya. Ukuran pertumbuhan disertai dengan pertumbuhan struktur internal. Kurva umum mencakup dimensi eksternal tubuh, pernapasan dan pencernaan organ, ginjal, aorta dan bronkiolus, limpa, otot, kerangka, dan volume darah. Kurva ini meningkat terus dari lahir sampai usia 5 tahun dan kemudian menjadi stabil dari 5 hingga 10 tahun, lalu meningkat lagi pada masa remaja dan akhirnya penurunan di masa dewasa. Kurva genital termasuk pertumbuhan seks primer dan ciri seks sekunder. Kurva menunjukan peningkatan yang kecil dalam tahun pertama kehidupan dan

kemudian diam sampai 10 tahun, dimana pada saat pubertas pertumbuhan jaringan meningkat.

2.7

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

2.7.1 Faktor Genetik

Faktor Genetik merupakan kontrol dasar pertumbuhan. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya

pertumbuhan tulang. Penelitian pada anak kembar menunjukkan bahwa ukuran tubuh, bentuk tubuh, dan pola pertumbuhan lebih di bawah kontrol genetik daripada di bawah kontrol lingkungan. Orang kulit hitam lebih dini dalam hal perkembangan tulang pada saat kelahiran dan sekurang-kurangnya 2 tahun pertama kehidupannya.

Faktor genetik kemungkinan besar memainkan peran utama dalam perbedaan pertumbuhan antara laki-laki dan perempuan. Tanda kemajuan perempuan di atas laki-laki dalam tingkat pematangan dikaitkan dengan aksi yang lambat dari kromosom

Y pada laki-laki. Dengan pertumbuhan yang lambat, kromosom Y memungkinkan laki-laki untuk tumbuh dalam periode waktu yang lebih panjang daripada perempuan, sehingga memungkinkan pertumbuhan keseluruhan yang lebih panjang.

Contoh kontrol genetik : menstruasi, kalsifikasi gigi, erupsi gigi, osifikasi tulang, dan awal pertumbuhan pada saat remaja.

2.7.2

Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan. Malnutrisi merupakan penyebab penting dari keterlambatan pertumbuhan dan mempengaruhi ukuran bagian, proporsi tubuh, unsur kimia, dan kualitas serta tekstur jaringan, misalnya gigi dan tulang. Pada saat lapar, protein dalam tubuh tidak diakumulasi tapi menjadi dikonsumsi sehingga massa sel tubuh berkurang.

Kalsium,

fosfor,

magnesium,

mangan,

dan

fluorida

penting

untuk

pertumbuhan tulang dan gigi. Zat besi diperlukan untuk produksi hemoglobin. Vitamin A untuk mengontrol kegiatan dari osteoblas dan osteoklas. Vitamin C penting pertumbuhan tulang dan jaringan ikat. Vitamin D diperlukan pertumbuhan tulang yang normal. Oksigen juga merupakan komponen penting untuk pertumbuhan normal

2.7.3

Penyakit

Efek dari penyakit mirip dengan kekurangan gizi, dapat memperlambat pertumbuhan. Setelah sakit, ketertinggalan periode pertumbuhan biasanya akan

kembali pada kurva pertumbuhan yang seharusnya. Penyakit yang lambat pertumbuhannya, mungkin memiliki efek mengurangi produksi hormon pertumbuhan sebagai akibat dari peningkatan produksi kortison selama penyakit.

2.7.4

Pengaruh Iklim dan Musim

Pada daerah yang beriklim dingin memiliki proporsi jaringan adiposa yang lebih besar dan banyaknya variasi skeletal. Pertumbuhan tinggi badan lebih cepat di musim semi daripada dimusim gugur. Sebaliknya, pertumbuhan berat badan berlangsung lebih cepat di musim gugur daripada di musim semi. Perbedaan ini mungkin terkait dengan fluktuasi pelepasan hormon.

2.7.5

Trend Sekuler

Terdapat bukti bahwa anak-anak saat ini tumbuh lebih cepat dari anak-anak yang tumbuh di masa lalu. Di Inggris menunjukkan bahwa tinggi anak laki-laki umur 16 tahun meningkat lebih dari 1/2 inci setiap 10 tahun dari 1873-1943. Di Amerika, anak laki-laki pada usia 15 tahun adalah 5 inci lebih tinggi pada tahun 1960 dibandingkan dengan anak laki-laki pada tahun 1880.

Trend tersebut merupakan hasil dari makanan dan diet seimbang yang lebih baik. Keuntungan lain seperti penyakit menurun dan perawatan kesehatan yang lebih baik juga telah memberikan kontribusi terhadap tren sekular Namun trend ini berakibat penghentian pertumbuhan lebih cepat. Pada awal abad ke-20 pria berakhir pertumbuhan tingginya pada usia 25 tahun, tetapi sekarang terjadi pada sekitar 20 tahun.

2.7.6

Hormonal

Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang antara lain: somatotropin (growth hormone). Growth hormon mempertahankan tingkat normal sintesis protein dan muncul untuk menghambat sintesis lemak dan oksidasi karbohidrat. Hal ini diperlukan untuk proliferasi sel tulang rawan sehingga memiliki efek yang besar pada pertumbuhan tulang dan mengakibatkan pertumbuhan tinggi.

Produksi growth hormon dikendalikan oleh hipotalamus. Kelebihan hormon pertumbuhan menghasilkan hipofisis giant, dan kekurangan hormon menghasilkan hipofisis dwarf.

Lobus anterior dari kelenjar pituitary juga mengeluarkan thyrotrophic hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dengan merangsang kelenjar tiroid untuk sekresi. Pertumbuhan tulang dan gigi dari lahir sampai masa pubertas berada di bawah kendali tiroid. Kekurangan hormon tiroid di masa anak-anak menyebabkan kerdil dan keterbelakangan mental. Sekresi tiroid menurun sejak lahir sampai remaja dan kemudian meningkat pada saat remaja. Sekresi paratiroid (parathormon dan kalsitonin)mengontrol jumlah kalsium dalam darah dan pertukarannya dengan kalsium dalam tulang.

Perubahan terlihat pada remaja yang disebabkan oleh sekresi androgen dan hormon gonad. Hormon gonadotrophic dari kelenjar hipofisis merangsang produksi testosteron pada laki-laki dan estrogen&progesteron pada wanita.Testosteron dan androgen adrenal merangsang pertumbuhan otot, tulang, sel-sel darah merah, dan karakteristik seks sekunder pada laki-laki. Sekresi ovarium mengontrol perubahan seks sekunder, termasuk perubahan dalam bentuk tubuh.

2.7.7

Olahraga atau Latihan Fisik

Dapat memacu perkembangan anak, karena meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur. Selain itu latihan juga meningkatkan stimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel.

2.7.8 Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada anak dengan sosial ekonomi keluarga tinggi, tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonominya rendah.

2.7.9

Faktor Budaya

Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau mempersepsikan pola hidup sehat. Hal ini dapat terlihat apabila kehidupan atau berperilaku mengikuti budaya yang ada kemungkinan besar dapat menghambat dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh anak yang dalam usia tumbuh kembang membutuhkan makanan yang bergizi karena terdapat adat atau budaya tertentu yang dilarang padahal makanan tersebut dibutuhkan untuk perbaikan gizi, maka tentu akan menggangu dan menghambat pada masa tumbuh kembang.

2.8 2.9

Kelainan dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Mandibula Treatment Mandibular Prognathism Kasus ini termasuk dalam kasus Skeletal Class III Malocclusion.

2.9.1

Fixed Ortho Mandibular Prognathism. Pasien dengan mandibular prognathism

membutuhkan terapi peralatan (fixed ortho). Mandibular prognathism merupakan masalah yang lebih parah dari defisiensi midface, khususnya ketika mandibula telah mengalami hyperplastic ketika pertumbuhan saat remaja. Ada pula yang dapat dilakukan untuk mengatasi mandibular prognathism dengan mengarahkan

pertumbuhan mandibula, penempatan ulang dental alveolar, dan bahkan terapi face mask. Kebutuhan untuk menentukan taktik, dan pengawasan secara hati-hati dari pertumbuhan selama perawatan adalah hal yang penting. Perawatan chin cup pada anak-anak, dan taktik ini kadang masih dapat digunakan pada kasus lebih ringan mandibular prognathism pada remaja. Salah satu hal yang harus diperhatikan untuk dapat menyelesaikan kasus mandibular prognathism, khususnya pada laki-laki, yang pertumbuhannya sangat cepat selama perawatan dapat menjadi masalah. Seperti contoh, secure cephalometric (foto roentgen cephalo / tulang kepala untuk melihat relasi mandibula dan maksila, ada tidaknya kelainan skeletal, relasi gigi geligi serta profil wajah pasien) dan cast

records, memindahkan aplikasi alat, menempatkan retainer untuk menjaga perbaikan posisi lengkung (arch) dan gigi, mengawasi kasus secara cephalometric hingga waktu tertentu seperti operasi orthognathic perlu dilakukan. 2.9.2 Teknik Pembedahan (Surgery) Pembedahan biasanya dilakukan dalam kasus-kasus dengan pola skeletal yang sudah parah dan tidak dapat teratasi dengan bantuan pemakaian kawat orthodontik. Pembedahan dilakukan untuk memperbaiki kelainan yang terjadi pada dasar skeletal. Pembedahan hampir selalu diperlukan jika nilai sudut ANB di bawah -4% dan kemiringan incisive bawah terhadap bidang mandibula kurang dari 83 o, namun perlu diperhatikan kembali keluhan pasien dan penampilan wajah pasien. Untuk pasien dimana perawatan orthodontic akan sulit dilakukan karena tingkat keparahan pola skeletal dan/atau kurangnya overbite, tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan sebelum dilakukan pencabutan permanen dan sebaiknya sebelum dilakukan perawatan. Alasannya karena manajemen maloklusi kelas III oleh orthodontic melibatkan penggantian dento-alveolar pada pola dasar skeletal. Namun untuk mendapatkan hasil oklusal dan wajah yang memuaskan dengan cara pembedahan, penggantian dento-alveolar perlu dihilangkan atau dikurangi lebih dahulu. Misalnya jika premolar rahang bawah dicabut dengan upaya untuk menarik segmen labial rahang bawah tetapi usaha ini gagal dan dibutuhkan tindakan pembedahan, fase presurgical orthodontic mungkin akan melibatkan proklinasi incisive untuk cenderung lebih rata dengan ruang ekstraksi yang dibuka kembali. Karena pembedahan yang sebenarnya perlu ditunda hingga laju pertumbuhan telah berkurang di tingkat dewasa, perencanaan dan permulaan penggabungan antara orthodontic dan pendekatan orthognathic paling baik ditunda sampai usia 15 tahun

untuk anak perempuan dan usia 16 tahun untuk anak laki-laki. Keuntungan daripada penundaan ini adalah pasien sudah dalam usia yang dapat memutuskan sendiri apakah mereka tetap ingin melanjutkannya atau tidak.

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Pasien mengalami macronagthia yang menyebabkan terjadinya prognathism dimana mandibulanya mengalami pertumbuhan yang berlebih sehingga terlihat lebih maju ke depan daripada maksilanya. Kondisi ini merupakan genetik tetapi fenomena pertumbuhan yang abnormal seperti hypertuitarism menyebabkan pertumbuhan berlebih pada mandibula pada usia tertentu. Kelainan pada mandibula ini bisa disebabkan karena growth hormon yang dihasilkan berlebih sehingga pertumbuhan mandibula menjadi jauh ke depan dibandingkan dengan rahang atasnya. Treatment untuk pasien yang mengalami keadaan seperti itu, dapat dengan perawatan orthodontic sehingga gigi geligi menjadi lebih rapi dan merasa nyaman saat menggerakan rahang bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai