Anda di halaman 1dari 25

BAB I

MAKNA EMOJI PADA KOMUNIKASI BAHASA PROKEM


REMAJA MELAUI GAWAI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan aspek terpenting yang harus dipelajari maupun dikuasai


manusia. Karena bahasa merupakan alat utama bagi manusia untuk berkomunikasi &
berinteraksi satu sama lain. Dari awal dilahirkan manusia mulai belajar bahasa.
Sedikit demi sedikit, bahasa yang dipelajari olehnya sejak kecil semakin dikuasainya
sehingga jadilah bahasa yang ia pelajari sejak kecil itu sebagai bahasa pertamanya
atau bahasa ibu. Dengan bahasa yang dikuasai olehnya itulah, ia berinteraksi dengan
masyarakat di sekitarnya.
Kedudukan bahasa sebagai alat komunikasi tentu mempengaruhi kondisi bahasa
itu sendiri. Bahasa berkembang secara dinamis dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu,
muncul berbagai ilmu kajian untuk mengkaji perkembangan bahasa lebih lanjut.
Salah satunya adalah sosiolinguistik. Ilmu sosiolinguistik mengkaji hubungan antara
bahasa dengan faktor-faktor di dalam suatu masyarakat tutur. Dapat disimpulkan
bahwa sosiolinguistik menganalisis hubungan antara bahasa dan masyarakat serta
bahasa dan fenomena dalam masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, bahasa mengalami perubahan. Bahasa yang
mengalami perubahan itu antara lain bahasa verbal dan non verbal dalam komunikasi
lewat gawai. Di zaman milenial ini, hampir semua masyarakat terkhusus masyarakat
Indonesia mempunyai gawai dan melakukan komunikasi intensif melalui gawai.
Menurut Arif (2018, hlm 1) menyatakan bahwa Fitur-fitur menarik disajikan para
produsen gawai untuk memikat masyarakat untuk memilikinya. Contoh pergeseran
bahasa yang sangat di rasakan adalah adanya fitur emoji. Emoji adalah simbol-simbol
yang bisa digunakan untuk memberi 'ekspresi' pada chat yang dikirim. Fitur emoji ini
memudahkan masya-rakat dalam mengungkapkan perasaan yang sedang dialaminya
dengan memakai fitur emoji.
Pada zaman milenial ini fitur emoji hampir digunakan oleh semua remaja
Indonesia untuk berkomunikasi melalui gawai. Remaja-remaja sering
mengombinasikan fitur emoji dengan bahasa prokem/gaul. Biasanya fitur emoji dan
bahasa gaul digunakan oleh remaja untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya,
dikarenakan yang mema-hami makna emoji dan bahasa prokem adalah remaja itu
sendiri. Masyarakat/remaja yang memakai fitur ini tidak harus membuat kata-kata
untuk mengungkapkan perasaannya dalam berkomunikasi melalui gawai, cukup
mencari emoji yang di inginkan, maka sudah mewakili perasaannya. Fenomena ini
terkadang berpengaruh pada penggunaan bahasa di kalangan remaja, sehingga bahasa
emoji ini mengakibatkan para remaja kurang peduli kosa kata dan bahasa yang
seharusnya remaja gunakan dalam memberikan pesan kepada orang lain.
Berdasarkan paparan di atas, maka penulis mengambil judul penelitian yaitu
“Analisis Makna Emoji Pada Komunikasi Bahasa Prokem Remaja Melalui Gawai di
Tinjau Dari Kajian Sosiolinguistik”. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
penggunaan emoji pada komunikasi bahasa bahasa prokem remaja melalui gawai. Pe-
nelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dampak fenomena tersebut bagi peng-
gunaan bahasa dan perkembangan bahasa di kalangan remaja.

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan
paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian
atau tidak. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka
penulis menetapkan identifikasi masalah adalah sebagai berikut.
1. Pergeseran penggunaan bahasa baku ke bahasa prokem & emoji dalam
komunikasi melalui gawai.
2. Kurangnya kemauan remaja untuk mempertahankan bahasa Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis telah memaparkan mengenai masalah
yang terdapat pada penelitian yang akan diteliti. Perumusan masalah merupakan
fokus dari masalah-masalah yang hendak dicari pemecahannya melalui penelitian.
Masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi menjadi
suatu hal yang harus diselesaikan dan dirumuskan secara jelas. Berdasarkan latar be-
lakang di atas, penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah jenis-jenis emoji & kata-kata bahasa prokem di kalangan
remaja?
2. Apakah makna semantik dari setiap emoji & kata prokem yang digunakan
oleh remaja dalam berkomunikasi melalui gawai?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis ingin mengkaji fenomena bahasa
chat (perbincangan) remaja pada gawai ditinjau dari segi sosiolinguistiknya beserta
dampak dan cara menyikapi fenomena tersebut. Dengan adanya rumusan masalah
tersebut, penulis dapat lebih memfokuskan penelitian pada pencarian jawaban atas
permasalahan yang telah dipaparkan.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil
dalam proses perumusan. Rumusan penelitian mengungkapkan keinginan peneliti un-
tuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang peneliti ajukan. Adapun tujuan
penelitian yang akan dicapai penulis sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui jenis-jenis emoji & kata-kata bahasa prokem di kalangan
rema-ja.
2. Untuk mengetahui makna semantik dari setiap emoji & kata prokem yang
diguna-kan oleh remaja dalam berkomunikasi melalui gawai.
Tujuan di atas merupakan tujuan yang nantinya harus tercapai dan membuahkan
hasil lewat penelitian ini. Adapun tujuan yang terarah akan mempermudah penulis
dalam melaksanakan penelitian sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik kepentingan pe-
ngembangan program maupun pengetahuan. Setiap upaya yang dilakukan sudah pasti
memiliki manfaat berdasarkan tujuan yang telah ditentukan. Setelah itu terurai
tujuannya, penelitian ini tidak terlepas dari manfaat yang dapat diambil oleh berbagai
pihak, baik manfaat secara teoritis atau manfaat secara praktis. Oleh sebab itu, dalam
manfaat penelitian ini peneliti ingin menguraikan secara terperinci manfaat hasil
penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan ini semoga dapat bermanfaat bagi
peneliti, maupun bagi para pembaca atau pihak- pihak lain yang berkepentingan.
Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut.
1.5.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis merupakan manfaat yang membantu kita untuk memahami suatu
hasil kajian tertentu. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
kita dalam mengetahui dan memahami fenomena pergeseran bahasa chat (perbin-
cangan) pada gawai apabila dikaji dari segi sosiolinguistik.
1.5.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis merupakan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat atau
lembaga tertentu dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Manfaat praktis juga
dapat berupa masukan kepada pihak-pihak terkait sebagai usaha dalam mengem-
bangkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Manfaat praktis dalam penelitian ini
ditujukan untuk penulis dan remaja.
a. Manfaat untuk Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian analisis makna emoji pada
komunikasi bahasa prokem remaja melalui gawai di tinjau dari kajian sosio-
linguistik.
b. Manfaat untuk Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
kepada remaja mengenai fenomena-fenomena bahasa yang terjadi dan berkembang
di lingkungannya saat ini. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu mem-
berikan edukasi kepada remaja mengenai sosiolinguistik dan pentingnya melesat-
rikan bahasa nasional serta bahasa daerah masing-masing.
Berdasarkan uraian tersebut, didapatkan beberapa manfaat yang diutarakan oleh
penulis. Hasil penelitian ini, dari segi teoretis maupun praktis, dapat bermanfaat
untuk banyak orang.

1.6 Kerangka Teori


Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Pergeseran Bahasa Baku ke Bahasa Prokem &


emoji

Alih kode dan Bahasa Chat


campur kode dalam Variasi bahasa dari (perbincangan)
sosiolinguistik segi sosiolinguistik memakai emoji &
bahasa prokem.

1.7 Metode dan Teknik Penelitian


Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data di la-
pangan. Data tersebut dikumpulkan untuk kemudian diolah berdasarkan tujuan dan kebu-
tuhan peneliti. Melalui metode penelitian yang tepat, seorang peneliti akan memperoleh
solusi yang baik untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif
merupakan metode penelitian tentang riset yang
bersifat deskriptifhttps://id.wikipedia.org/wiki/Deskripsi dan cenderung meng-gunakan
analisis. Pada metode kualitatif, hasil yang didapat berupa penjelasan, catatan obser-vasi,
dokumen, dan juga wawancara atau angket. Penelitian kualitatif bertujuan untuk membuat
orang lebih paham akan sebuah teori dan juga mengembangkan teori yang sudah ada.
Data kualitatif yang nantinya diperoleh berupa deskripsi hasil observasi penulis mengenai
makna emoji & bahasa prokem pada chat (perbincangan) remaja melalui gawai ditinjau dari
segi sosiolinguistiknya.

1.8 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan dalam suatu penelitian.
Teknik pengumpulan data mencakup jenis data yang dikumpulkan. Dalam melaksanakan
kegiatan penelitian diperlukan teknik pengumpulan data untuk mencapai hasil yang baik.
Agar data dalam penelitian ini terkumpul dengan baik, maka penulis menggunakan
teknik pengumpulan data observasi. Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini
digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung yang dilakukan secara
sistematika fenomena yang diselidiki dengan cara mengamati objek yang diteliti. Pada
penelitian ini penulis mengobservasi penggunaan emoji & bahasa prokem kalangan remaja
pada chat (perbincangan) melalui gawai.

1.9 Metode dan Teknik Pengkajian Data


Menurut Seidel mengatakan bahwa analisis dan pengkajian data kualitatif prosesnya
sebagai berikut:
a. Proses mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode
agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri;
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, membuat ikhtisar dan
membuat in-deksnya;
c. Analisis
d. Sumber data (emoji pada gawai) merek apa tahun berapa.
Adapun tujuan pengkajian dan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik data
yang melalui pengakuan subjek pelakunya. Peneliti dihadapkan kepada berbagai objek
penelitian yang semuanya menghasilkan data yang membutuhkan analisis. Data yang didapat
dari objek penelitian memiliki kaitan yang masih belum jelas. Oleh karenanya, pengkajian
dan analisis diperlukan untuk mengungkap kaitan tersebut secara jelas sehingga menjadi
pemahaman umum.
Pengkajian data kualitatif dilakukan secara induktif, yaitu penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan,
mempelajari, menganalisis, sehingga menemukan makna yang kemudian makna itulah yang
menjadi hasil penelitian.

1.10 Sumber Data


Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara
sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa
absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang
diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori
Kedudukan bahasa sebagai alat komunikasi tentu mempengaruhi kondisi bahasa
itu sendiri. Hal ini menyebabkan perkembangan bahasa secara dinamis dari waktu ke
waktu. Namun seiring berjalannya waktu perkembangan bahasa dirasa mulai tidak
terkendali. Oleh sebab itu, muncul berbagai ilmu kajian untuk mengkaji perkem-
bangan bahasa lebih lanjut. Salah satunya adalah sosiolinguistik. Ilmu sosiolinguistik
mengkaji hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor di dalam suatu masyarakat
tutur. Dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik menganalisis hubungan antara bahasa
dan masyarakat serta bahasa dan fenomena dalam masyarakat.

1. Variasi Bahasa dari Segi Sosiolinguistik


Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala
individual, tetapi merupakan gejala sosial. Sebagai gejala sosial, bahasa dan
pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga
oleh faktor-faktor non linguistik. Faktor-faktor non linguistik yang mempengaruhi
pemakaian bahasa, yaitu: a) Faktor-faktor sosial: status sosial, tingkat pendidikan,
umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dsb; b) Faktor-faktor situasional: siapa
berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah
apa. Jadi, penyebab terjadinya variasi bahasa, yaitu faktor-faktor sosial dan faktor-
faktor situasional. Berdasarkan kedua faktor tersebut, variasi bahasa, yaitu bentuk-
bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola-pola
yang menyerupai pola umum bahasa induknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variasi
bahasa adalah sejenis ragam bahasa yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi
dan situasinya, tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam bahasa
yang bersangkutan (Sulistyaningsih).
Chaer (1995, hlm 62) membedakan variasi bahasa, antara lain dari segi penutur,
segi pemakaian, segi keformalan dan segi sarana. Keempat variasi bahasa tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Variasi bahasa dari segi penutur
Variasi bahasa dari segi penutur adalah variasi bahasa yang bersifat individu dan
variasi bahasa dari sekelompok individu yang jumlahnya relatif, yang berada pada
satu tempat/wilayah atau area (idiolek dan dialek).
1) Idiolek: variasi bahasa yang bersifat perseorangan.
2) Dialek: variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. (dialek areal,
dialek regi-onal, dialek geografi).
3) Kronolek atau dialek temporal: variasi bahasa yang digunakan oleh
kelompok sosial pada masa tertentu, misalnya variasi bahasa pada masa tahun
tiga puluhan.
4) Sosiolek/dialek sosial: variasi bahasa yang berkenaan berkenaan
dengan status, status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya: akrolek,
kolokial, basilek, jargon, vulgar, argot, slang, ken.
b. Variasi bahasa dari segi pemakaian
Nababan menyatakan variasi bahasa dari segi pemakaiannya disebut variasi bahasa
berkenaan dengan fungsinya/fungsiolek, ragam, atau register. Variasi bahasa dari
segi penggunaannya berhubungan dengan bidang pemakaiannya, contohnya dalam
kehidupan sehari-hari, ada variasi di bidang militer, sastra, jurnalistik, dan kegia-
tan keilmuan lainnya.
c. Variasi bahasa dari segi keformalan
Berdasarkan pendapat Joos (dalam Chaer dan Agustina, 1995), membedakan vari-
asi bahasa berdasarkan keformalan atas lima bagian, yaitu:
1) gaya atau ragam baku/frozen;
2) gaya atau ragam resmi/formal;
3) gaya atau ragam usaha/konsultatif;
4) gaya atau ragam santai; dan
5) gaya atau ragam akrab/intimet.

d. Variasi bahasa dari segi sarana


Variasi bahasa ini dilihat dari sarana yang digunakan, yaitu ragam bahasa lisan dan
ragam bahasa tulis. Penggunaan ragam bahasa lisan dibantu dengan unsur-unsur
suprasegmental, sedangkan ragam bahasa tulis dibantu dengan ejaan termasuk
tanda baca.

2. Alih Kode dan Campur Kode dalam Sosiolinguistik


Alih kode menurut Suwandi (2010, hlm 86) dapat terjadi dalam sebuah percakapan
ketika seorang pembicara menggunakan sebuah bahasa dan mitra bicara-nya
menjawab dengan bahasa lain. Berdasarkan pendapat tersebut pada dasarnya
menyatakan bahwa alih kode adalah suatu keadaan menggunakan satu bahasa atau
lebih dengan memasukkan serpihan-serpihan atau unsur bahasa lain tanpa ada sesuatu
yang menuntut pencampuran bahasa itu dan dilakukan dalam keadaan santai.
Campur kode menurut Subyakto (2010, hlm 87) mengungkapkan bahwa campur
kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih atau ragam bahasa secara santai antara
orang-orang yang kita kenal dengan akrab. Dalam situasi berbahasa yang informal
ini, dapat dengan bebas mencampur kode (bahasa atau ragam bahasa), khususnya
apabila ada istilah-istilah yang tidak dapat diungkapkan dalam bahasa lain.
Selanjutnya berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalam campur kode,
Suwito (1985, hlm 78) membedakan campur kode menjadi beberapa macam, yakni:
(1) penyisipan unsur yang berwujud kata; (2) penyisipan unsur yang berwujud frasa;
(3) penyisipan unsur yang berwujud baster; (4) penyisipan unsur yang berwujud
perulangan kata; (5) penyisipan unsur yang berwujud ungkapan/ idiom; dan (6)
penyisipan unsur yang berwujud klausa.
Lebih lanjut, Saddhono (2012, hlm 75) menjelaskan campur kode adalah
pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu
ke bahasa yang lain. Dalam hal ini penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain
ketika sedang memakai bahasa tertentu.
Faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu: (1) identifikasi peranan (ingin menjelaskan sesuatu/ maksud tertentu); (2)
identifikasi ragam (karena situasi/yang ditentukan oleh bahasa di mana seorang
penutur melakukan campur kode yang akan menempatkan dia dalam hierarki status
sosialnya); dan (3) keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan (ingin menjalin
keakraban penutur dan lawan tutur/menandai sikap dan hubungannya terhadap orang
lain dan sikap serta hubungan orang lain terhadapnya).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dinyatakan bahwa campur kode adalah
suatu keadaan menggunakan satu bahasa atau lebih dengan memasukkan serpihan-
serpihan atau unsur bahasa lain tanpa ada sesuatu yang menuntut pencampuran
bahasa itu dan dilakukan dalam keadaan santai.

3. Penggunaan Emoji dan Bahasa Prokem Pada Gawai Merk Xiaomi


Keluaran Tahun 2018
Xiaomi didirikan oleh mantan CEO Kingsoft, Lei Jun, dan beberapa rekannya di
tahun 2010. Awalnya Xiaomi adalah perusahaan software yang membuat custom
ROM baru berbasis sistem operasi Android. Pada tahap pertama pendanaannya,
beberapa investor menanam modal termasuk dari Singapura dan perusahaan prosesor
Qualcomm. Jadi sejak awal berdirinya, Xiaomi sudah punya pendukung yang kuat.
Tujuan awal perusahaan adalah menyediakan fungsionalitas tambahan yang belum
ditawarkan di Android biasa serta user interface yang mudah digunakan. MIUI, ROM
yang mereka ciptakan, sukses besar dan di-port ke berbagai perangkat. Sampai tahun
2014, MIUI bisa di-download dan diinstal ke lebih dari 200 perangkat.
Pada tahun 2011, Xiaomi memutuskan masuk ke pasar ponsel, tidak hanya sebatas
membuat software saja. Produk pertamanya dinamakan sebagai Mi One, ponsel spek
tinggi di masanya tapi di banderol miring. Xiaomi rupanya sudah konsisten dengan
formula tersebut sejak awal. Xiaomi pun cepat berkembang di industri ponsel. Pada
tahun 2013, mereka sudah menghasilkan pendapatan USD 5 miliar, sebuah prestasi
impresif untuk perusahaan ponsel yang terhitung baru berdiri. Vendor ponsel asal
Negeri Tirai Bambu ini kemudian mendapat julukan 'Applenya' China. Sebutan itu
diberikan lantaran perusahaan yang baru dibangun pada tahun 2010 itu memiliki basis
pengguna yang sangat loyal sepertinya halnya Apple fan boy.
Termasuk gaya sang CEO Lei Jun yang saat melakukan presentasi langsung
mengingatkan kita kepada sosok Steve Jobs yang melegenda di Apple. Lengkap
dengan pakaian atasan hitam, celana jeans, dan sepatu sneakersnya. Saat ini, Xiaomi
memang tidak bisa disebut lagi sebagai perusahaan mini. Menurut laporan Tech in
Asia, Xiaomi sudah bernilai USD 10 miliar atau setara dengan Rp 110 triliun (USD 1
= Rp 11.000). Di samping ponsel, Xiaomi sebenarnya memproduksi beberapa
perangkat elektronik lain seperti televisi. Namun memang fokus utama mereka adalah
meraih posisi puncak di industri smartphone.

4. Makna Bahasa Chat (perbincangan) Bahasa Prokem Remaja Melalui


Gawai Merk Xiaomi Note 5
Dari waktu ke waktu, bahasa mengalami perubahan ke arah dimana bahasa itu
digunakan. Di zaman milenial ini, remaja sudah mengenal bahasa gaul, dan remaja
pun tidak asing dengan Hand Phone (gawai), hampir semua remaja sudah memi-
likinya dengan beragam merk dan kecanggihannya. Contoh pergeseran bahasa yang
sangat di rasakan adalah penggunaan bahasa prokem atau gaul di kalangan remaja
melalui perbincangan lewat gawai dan adanya fitur emoji di dalam gawai yang
semakin mengubah peran bahasa bagi kalangan remaja. Emoji adalah simbol-simbol
yang bisa digunakan untuk memberi 'ekspresi' pada chat yang dikirim. Fitur ini
memudahkan remaja untuk mengungkapkan ekspresi atau perasaanya dengan symbol.
Remaja yang memakai fitur ini tidak harus membuat kata-kata untuk mengungkapkan
perasaan atau ekspresinya, cukup mencari emoji yang di inginkan, maka sudah
mewakili ekspresinya.
Dari data yang penulis dapat, macam-macam bahasa gaul/prokem & emoji yang
digunakan remaja dalam berkomunikasi melalui gawai Xiaomi Note 5.

a. Emoji
Emoji Arti Emoji Keterangan
Gugup Kamu sedang cerita ke gebetan via
WhatsApp tentang betapa groginya
kamu ketika sidang skripsi atau
wawancara kerja? Emoji ini sangat tepat
digunakan untuk menggam-barkannya.
Emoji Excited cocok digunakan ketika
Excited
kamu antusias dalam melakukan suatu
hal. Seperti ketika ingin menonton film
yang sudah kamu tunggu, atau ketika
pertama kali jalan dengan gebetan.
Dari penggambarannya saja sudah jelas
Laughter Tears
kalau emoji ini sangat cocok digunakan
ketika dalam momen-momen atau ke-
jadian lucu yang membuat kamu ter-
tawa terbahak-bahak.
Emoji yang satu ini mirip dengan emoji
Happy with smiling
eyes Happy, tapi dengan mata yang lebih
lebar. Mata yang lebih lebar terebut
menggambarkan perasaan yang lebih
bahagia.
Emoji Big grin cocok untuk meng-
Big grin
gambarkan ketika kamu ingin tertawa
karena suatu kelucuan.

Tidak perlu penjelasan panjang lebar.


Mad / Grumpy
Gunakan emoji ini di akhir kalimat
ketika kamu sedang marah akan sesuatu
atau seseorang.
Cocok digunakan di akhir kalimat yang
Frowning
kamu tulis untuk menyatakan ketidak
setujuan akan sesuatu.

Emoji ini berguna untuk menunjukkan


Unhappy
kalau kamu sedang tidak bahagia.
Emoji ini bisa kamu gunakan untuk
Not amused
menunjukkan bahwa teman kamu tidak
berhasil membuat kamu tertawa karena
lawakannya garing.
Tepok Jidat "Astagaa!" begitulah kira-kira arti emoji
ini guys.Emoji ini menggambarkan
keheranan seseorang atau bisa juga
sebagai ekspresi malu, oleh karena itu
dia menutupi wajahnya.
Terkadang ada orang yang salah
Hug
mengartikannya sebagai emoji tepuk
tangan. Padahal, emoji ini artinya ingin
memeluk seseorang. Gunakan emoji ini
ketika kamu gemes dan ingin memeluk
seseorang.
Cocok digunakan ketika kamu mengetik
Crazy
sesuatu yang aneh, tidak masuk akal,
atau lelucon garing. Jadi, orang-orang
yang membacanya akan langsung
paham bahwa apa yang kamu tulis
hanyalah sebuah lelucon.
Ini adalah emoji Kiss. Yah, tidak perlu
Kiss
dijelaskan lagi fungsinya untuk apa.
Silahkan gunakan ketika chatting
dengan orang-orang yang kamu kenal
secara pribadi.

In Love Gunakan emoji In Love ketika kamu


senang atau tertarik dengan penampilan
atau gaya seseorang. Atau ketika kamu
merasa tertarik pada seseorang. Tapi,
jangan gunakan emoji ini secara
berlebihan, atau kamu akan terlihat
menakutkan.

Teman kamu ada yang menuliskan chat


Tongue-out laugh
sangat lucu dan konyol? Emoji ini bisa
kamu gunakan untuk mewakili perasaan
kamu ketika membaca chat tersebut.

b. Bahasa Prokem/Gaul
Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif.
Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang
akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang
lebih pendek seperti “memang menjadi emang”.

Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tung-gal.


Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat
menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak
lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna
menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli
bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.

1) Penggunaan Awalan “e”

Kata “emang” itu bentukan dari kata “memang” yang disisipi bunyi e. Disini
jelas terjadi pemendekan kata berupa menghilangkan huruf depan (m). Sehingga
terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.

2) Sisipan “e”

Kata “temen” merupakan bentukan dari kata “teman” yang huruf vokal a menjadi
e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.

3) Gue

Adalah bahasa “resmi” yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan orang
(terutama orang dari Suku Betawi) untuk menyebut “Saya/Aku”. Kata ini merupakan
bahasa Betawi yang telah digunakan secara luas, jauh sebelum bahasa prokem
dikenal orang.

4) Lo/lu

Sama seperti “Gue” kata ini pun sudah digunakan di gunakan oleh Suku Betawi
sejak bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut “An-da/Kamu”.

5) Alay

Singkatan dari “Anak Layangan”, yaitu orang-orang kampung yang bergaya


norak. “Alay” sering diidentikan dengan hal-hal yang norak dan narsis.

6) Lol

Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi chatting, baik
di YM, FB, Twitter, atau pun komunitas yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari
Laugh Out Loud yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.

7) Lebay

Merupakan hiperbola dan singkatan dari kata “berlebihan”.

8) Garing
Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”. Karena
seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer di
beberapa kota besar di luar Jawa Barat.

9) Secara

Kata ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna “Adalah”. Namun
kata ini menjadi populer di tahun 2006an di kalangan siswa-siswi SMU yang
menggunakan kata ini sebagai kata ganti “Karena/Soalnya”. Sesekali pula
digunakan sebagai sisipan tanpa makna (hanya sebagai penekanan pada kalimat
yang mereka katakan). Contoh pemakaiannya:

Gua gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit.

Ya... gimana dong? Secara gue ini kan gaul...

10) Kepo

Kata ini merupakan singkatan Knowledge Everything Particular Object yang


artinya selalu ingin tau.

11) Wkwkwkwk

Kata ini merupakan kata untuk menggambarkan seseorang sedang tertawa


terbahak-bahak.

12) Otw

Kata ini merupakan kata singkatan dari bahasa Inggris yaitu On the Way, untuk
menjelaskan seseorang sedang dalam perjalanan menuju tempat tujuan.

13) Btw

Btw adalah singkatan dari bahasa Inggris yaitu By the Way yang mempunyai
arti ngomong-ngomong.

14) Harkos

Harkos adalah singkatan dari harapan kosong.

15) Santuy

Santuy adalah kata untuk menggambarkan perasaan seseorang yang sedang


santai.

16) Hmmmm

Hmmmm adalah kata untuk menggambarkan kebingungan atau ketidak


percayaan seseorang terhadap lawan bicara.

17) Omdo

Omdo adalah singkatan dari omong doang.

18) Kuy

Kuy adalah kata gaul untuk mendeskripsikan ajakan “ayo”.


19) Amat

Amat adalah kata gaul pengganti kata “banget”

BAB III

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Hasil dan Analisis Data

Hasil dan analisis data ini diambil setelah peneliti melaksanakan penelitian pada
teman dekat peneliti. Hal ini dijadikan pedoman peneliti dalam membahas bab ini.
Agar penelitian berjalan baik dan sesuai prosedur, peneliti telah mempersiapkan data
hasil chat yang telah di Screen Shoot dan data hasil semantik yang ada pada chat
tersebut.

1. Data Hasil Screen Shoot Chat Pada Gawai Xiaomi Note 5


Hasil dari screen shoot chat pada gawai Xiaomi Note 5 ini peneliti dapat dari hasil
interaksi peneliti dengan teman. Data ini langsung peneliti ambil setelah peneliti
melakukan interaksi. Berikut adalah hasil screen shoot chat pada gawai Xiaomi Note
5:
Berdasarkan hasil Screen shoot tersebut banyak chat menggunakan emoji dan
bahasa prokem yang beragam. Terlihat dari tiap chat komunikasi tersebut keduanya
menggunakan emoji dan bahasa prokem yang berbeda-beda dan tidak jarang dalam
tiap chat nya menggunakan beberapa emoji dan bahasa prokem yang dipakai.
2. Analisis Data berdasarkan Makna Emoji dan Bahasa Prokem yang
Terkandung dalam Perbincangan (Chat)
No Kalimat yang Terdapat Emoji Chat yang Terdapat Bahasa
Prokem/Gaul
1. Harkos di masa lalu mu akan ku Harkos.
Analisis: Harkos adalah singkatan
dari “harapan kosong”. Kata ini
hapus digunakan ketika seseorang tidak
menepati janjinya.
Analisis: Emoji
digunakan ketika momem-
momen lucu/bahagia.
2. Kuy.
Analisis: Kata kuy digunakan
ketika seseorang ingin mengajak
lawan komunikasinya ke suatu
tempat. Kata kuy ini adalah kata
ganti dari kata “ayo”.
3. Wkwkwkwkwk
Analisis: Kata ini untuk
menggambarkan seseorang sedang
tertawa terbahak-bahak.
4. Sans.
Ada, sans Analasis: Kata sans ini bermakna
Analisis: Emoji untuk “santai”
mendeskripsikan kata “oke”
5. 1. Lu, gua.
Analisis: Kata lu, gua adalah
kata pengganti dari “aku,
kamu”.
2. Ckckckck
Analisis: Kata ini digunakan
untuk menggambarkan
seseorang sedang tertawa
terbahak-bahak dengan nada
tinggi.

6. Harkos.
Harkos mulu Analisis: Harkos adalah singkatan
Analisis:
dari harapan kosong, kata harkos
1. Emoji ini
muncul apabila seseorang
digunakan untuk
dikhianati oleh lawan bicaranya.
perasaan ironis yang
dirasakan seseorang.
2. Emoji ini
digunakan ketika
ekspektasi seseorang
tidak terpenuhi.
3. Emoji ini
digunakan ketika
seseorang tidak percaya
kepada lawan bicaranya.
4. Emoji ini
digunakan ketika
seseorang lelah tidak
mendapatkan sebuah
kepastian.
7. 1. Hmmmm.
Analisis: kata hmmm
digunakan ketika seseorang
sedang kebingungan.
2. Amat.
Analisis: Kata amat kata
gaul pengganti kata baku
“banget”.
Berdasarkan analisis data yang telah peneliti peroleh. Hampir semua remaja
menggunakan emoji dan bahasa prokem pada komunikasi melalui gawai. Apabila hal
ini terus terjadi bukan tidak mungkin ekspresi bahasa Indonesia akan hilang dan
digantikan oleh kehadiran emoji dan kata baku bahasa Indonesia akan tergantikan
oleh bahasa prokem yang saat ini sedang marak digunakan oleh remaja.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Kedudukan bahasa sebagai alat komunikasi tentu mempengaruhi kondisi bahasa
itu sendiri. Hal ini menyebabkan perkembangan bahasa secara dinamis dari waktu ke
waktu. Namun seiring berjalannya waktu perkembangan bahasa dirasa mulai tidak
terkendali. Oleh sebab itu, muncul berbagai ilmu kajian untuk mengkaji perkem-
bangan bahasa lebih lanjut. Salah satunya adalah sosiolinguistik. Ilmu sosiolinguistik
mengkaji hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor di dalam suatu masyarakat
tutur. Dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik menganalisis hubungan antara bahasa
dan masyarakat serta bahasa dan fenomena dalam masyarakat.

B. Saran
Akhirnya penelitian ini dapat peneliti selesaikan. Namun, masih jauh dari kata
sempurna dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat, peneliti mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi kemajuan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2008). Sosiolinguistik: teori, peran, dan fungsinya terhadap kajian


bahasa sastra. Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. 3(1), 21-23.

Pangaribuan, T.R. (2010). Hubungan variasi bahasa dengan kelompok sosial dan
pemakaian bahasa. Jurnal Bahasa. 20(01).

https://sastrapuisi.wordpress.com/2011/12/11/kode-alih-kode-dan-campur-kode-
disusun-untuk-disajikan-dalam-diskusi-mata-kuliah-sosiolinguistik-dosen-pengampu-
prof-fathurahman-dan-dr-ida-zulaida/

Prasasti, Suminar. (2016). Pengaruh bahasa gaul terhadap penggunaan bahasa


Indonesia mahasiswa unswagati. Jurnal Logika.

Anda mungkin juga menyukai