Anda di halaman 1dari 42

1

Laporan Kasus

P1A0 Post Seksio Caesaria (SC) a/i


LH CPD dan Pre Eklamsia
Oleh :
Dwi Risky Arini, S.Ked
1730912320036

Pembimbing
dr. M. Robyanoor , Sp.OG(K), M.Kes

BAGIAN/SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM RSUD ULIN BANJARMASIN
APRIL, 2019
2

PENDAHULUAN

Penyulit Sesuai Metode


persalinan Indikasi Seksio Sesaria

Proses pembedahan
untuk melahirkan janin
melalui irisan
pada dinding perut
dan dinding uterus.

Andayasari L, Muljati S, Sihombing M, et al. Proporsi seksio sesarea dan factor yang berhubungan dengan seksio sesarea di Jakarta. Buletin Penelitian
Kesehatan 2015; 43(2): 105-116.
3

Kasus SC Semakin Meningkat


Termasuk di Indonesia
berbagai upaya
diusahakan agar SC
dapat diturunkan
sehingga menjadi 22,8%
1987 an sekitar 24,4%
dari seluruh persalinan dan terus
dikendakan
hingga stabil di kisaran
15-18%
1970 an sekitar 5-7%
dari seluruh persalinan

Andayasari L, Muljati S, Sihombing M, et al. Proporsi seksio sesarea dan factor yang berhubungan dengan seksio sesarea di Jakarta. Buletin Penelitian
Kesehatan 2015; 43(2): 105-116.
4

INDIKASI SC
Preklamsia/
CPD
Eklamsia

Persalinan Janin Ruptur


Lama/Macet Besar Uteri

Gawat Risiko
Janin Perdarahan

Andayasari L, Muljati S, Sihombing M, et al. Proporsi seksio sesarea dan factor yang berhubungan dengan seksio sesarea di Jakarta. Buletin Penelitian
Kesehatan 2015; 43(2): 105-116.
5
Preeklampsia merupakan masalah kedokteran yang serius
dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.

Preeklamsia/
Eklamsia

Bahaya bagi
ibu dan
janin

Tatalaksana segera
dan tepat

Ramsay JE, Stewart F, Green IA, Sattar N. Microvascular dysfunction: a link between preeclampsia and maternal coronary heart
disease. BJOG. 2003; 110: 1029-31.
6

ANATOMI PANGGUL
Tulang Panggul:
1). os koksa yang terdiri atas os ilium, os iskium,
dan os pubis,
2). os sakrum, dan
3). os koksigeus

Panggul :
• Pelvis Mayor
• Pelvis Minor
Sumbu carus dan bidang Hodge
7

Pintu atas panggul dengan konjugata


vera, diameter transversa dan oblique
Bidang pintu atas panggul

Kesempitan Panggul :
1.Pintu Atas
2.Pintu Tengah
3.Pintu Bawah
Bidang pintu bawah panggul
8

Tingkat Kesempitan Panggul


• Tingkat I : panggul sempit borderline jika ukuran
CV ≥9 dan <10 cm
• Tingkat II : panggul sempit relatif jika ukuran CV
≥8 dan <9 cm
• Tingkat III : panggul sempit ekstrim jika ukuran
CV ≥6 dan <8 cm
• Tingkat IV : panggul sempit mutlak jika ukuran
CV < 6 cm
Panggul disebut sempit apabila ukurannya 2 cm kurang
dari ukuran yang normal
Muchtar R. Bentuk dan Kelainan Panggul. Dalam. Sinopsis obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta: 2002: 315-330.
9

Berdasarkan perhitungan konjugata vera pada pintu atas


panggul dapat diambil tindakan berikut ini:

• Jika CV 8-10 cm maka pilihan penanganan


berupa partus percobaan
• Jika CV kurang dari 8 cm maka pilihan
penanganan berupa SC primer

Winkjosastro H, Saifudin B A, Rachimhadhi T. Distosia karena Kelainan Panggul. Dalam. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwona
Prawirohardjo,Yakarta 2002: 637-47.
10

Diagnosis Preeklamsi
Kebanyakan preeklampsia ditegakkan dengan protein urin,
namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis:
• Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
• Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada
kelainan ginjal lainnya
• Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan
atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
• Edema Paru
• Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi
uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau
didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)

Task Force on Hypertension in Pregnancy, American College of Obstetricians and Gynecologist. Hypertension in Pregnancy. Washington:
ACOG. 2013.
11

Tatacara
Skrining Preeklampsia

Gumilar E, Hermanto TJ, Sulistyono A, et al. Buku Panduan Preeklampsia-Eklampsia & Perdarahan Pasca Persalinan. Satuan Tugas Penurunan Angka
Kematian IbuJawa Timur, 2017.
12

Alur Penanganan Hipertensi


Dalam Kehamilan di Faskes Primer

Gumilar E, Hermanto TJ, Sulistyono A, et al. Buku Panduan Preeklampsia-Eklampsia & Perdarahan Pasca Persalinan. Satuan Tugas Penurunan Angka
Kematian IbuJawa Timur, 2017.
13

LAPORAN KASUS
14

IDENTITAS PASIEN DAN SUAMI


Nama : Ny. SH Nama suami: Tn. J
Umur : 24 tahun Umur : 26 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Banjar Suku : Banjar
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Dagang
Alamat : Kelayan A, Gg. Aliyah
MRS tanggal: 24 Februari 2019
15
Autoanamnesa 24 Februari 2019
pukul 22.55 WITA
KELUHAN UTAMA : Perut Kencang- Kencang
Pasien datang dengan rujukan bidan praktek swasta dengan
kala I memanjang. Pasien mengeluhkan kencang-kencang
mulai minggu pagi, di rasakan hilang timbul. Kencang-
kencang dirasakan kurang lebih 1 menit. Perut dirasakan
makin lama makin kencang. Pasien mengeluhkan kencang-
kencang sejak jam 05.00 pagi yaitu 19 jam sebelum masuk
kamar bersalin. Pasien mengeluhkan keluar air-air sejak
pukul 19.00 yaitu 5 jam sebelum masuk kamar bersalin.
Keluar lendir-lendir darah tidak ada. Pasien pada saat
minggu jam 7 pagi sudah merasakan sakit-sakit, namun
masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Minggu sore
dibawa ke bidan dan dilakukan pemeriksaan didapatkan
pembukaan 1.
16

Tekanan darah pasien selama hamil paling tinggi 150/90


mmHg, kejang (-), penglihatan kabur (-), sesak (-), dan
sakit kepala (+). Pasien mengalami tekanan darah tinggi
pada usia kehamilan 37 minggu. Pasien tidak pernah sakit
selama hamil dan rutin kontrol ke bidan serta dokter
spesialis kandungan setiap bulannya. Selama hamil pasien
diperiksa dikatakan bahwa dapat melahirkan secara
normal. Namun, pada saat di Ulin pasien selama 1 jam
tidak mengalami kemajuan dikarenakan panggul ibu
sempit dan bentuk kepala janin cukup besar sehingga
dilakukan operasi. Pasien mengakui ini merupakan
kehamilan pertama, tidak pernah mengalami keguguran
sebelumnya dan tidak pernah melahirkan sebelumnya.
17
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah ada penyakit serius, infeksi lama, HT, DM, Jantung,
Asma, atau riwayat operasi.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada yang menderita riwayat HT, DM, penyakit paru, jantung,
ginjal, kelainan darah, maupun asma.
Riwayat Perkawinan :
1 kali masih dalam status perkawinan, selama 4 tahun.
Riwayat Kontrasepsi : (-)
Riwayat Haid/Menstruasi :
Siklus teratur setiap 28 hari, lama haid 7 hari, 2-3 kali ganti pembalut
perhari, HPHT 4 juni 2018, taksiran persalinan 11 maret 2019.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya
2019/kehamilan sekarang ini
18

Keadaan Umum Tampak sakit ringan


Status mental Kompos Mentis GCS 4-5-6
Tekanan darah 140/90 mmHg
HR 98 x/menit
RR 16 x/m, Sp.O2 96% tanpa O2 suppl, PCH (-)
Temperature 36,9o C
Status Gizi BB : 55 kg, TB : 144 cm
I: turgor kulit kembali cepat, ikterik (-), rash (-), petekie
Kulit (-), hematom (-), tanda-tanda infeksi (-), pucat (-), sedikit lembab
P: tidak teraba nodul maupun atrofi
19

I: bentuk kepala normocephali, edema wajah (-),


Kepala dan P: pembesaran KGB regio colli (-/-), kelenjar tiroid dalam batas
normal, kaku kuduk (-),, edema palpebra (-/-), konjunctiva anemis
Leher (-/-), mukosa bibir kering dan pucat (-)

Ins : ictus cordis tidak tampak, thrill (-)


Pal : tidak teraba thrill.
Thorax Cor Per : batas jantung normal
Aus : S1, S2 tunggal, irama reguler, murmur (-), gallop (-)

Anterior dan Posterior


Ins : gerakan dada simetris, tarikan napas simetris, irama reguler,
Thorax retraksi dinding dada (-), jejas (-), tumor (-),
Pal : fremitus vokal simetris
Pulmo Per : sonor disemua lapang paru
Aus : vesikuler, tidak ada ronkhi atau wheezing
LIHAT STATUS OBSTETRI 20
Abdomen
Punggung tumor/massa (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)

Atas : akral hangat, pucat (-/-), denyut nadi kuat angkat, reguler,
edema (-/-), nyeri tekan (-/-), atrofi (-/-), asterixis (-/-), sianosis (-/-)
Ekstremitas Bawah : akral hangat, pucat (-/-), edema (-/+) minimal, pitting
oedem (-/-), edema pretibial (-/-), nyeri tekan (-/-), atrofi (-/-
),sianosis (-/-)

Palpasi : L1: TFU 29 cm


L2: memanjang punggung kiri
L3: presentasi kepala
L4 : sudah masuk PAP
His : 4 kali/10menit. Lama : 40 detik
DJJ : 124 x/menit, rejalanitas: reguler

STATUS OBSTETRI
21
PEMERIKSAAN DALAM
- Portio : konsistensi : keras, arah : anterior
- Pembukaan : 3 cm
- Kulit ketuban : - lama : 5 jam bau : (-) warna : keruh
- Bagian terbawah : kepala (sutura sagitalis melintang)
- Penurunan : Hodge : 1
- Petunjuk : UUK
Pemeriksaan Panggul
- Promontorium : teraba
- Spina Ischiadica : menonjol
- Linea Innom : <2/3
- Dinding samping : arcus pubis <900, distansia tuberositas <1 kepal
- Sacrum : datar
Kesan : panggul sempit
Urin : Protein dipstik (+)
22

USG Kehamilan
• K/T/DJJ(+)
• BPD: 8,53~35 minggu
• AC: 32,2~35-36 minggu
• EFW=2638 gr
• Plasenta letak fundus gr II-III
• Air ketuban cukup (AFI 11)
23

HASIL CTG
• Baseline: 140 dpm
• Variabilitas: 5-20 dpm
• Akselerasi : (+)
• Deselerasi (-)
• Gerak janin :(+)
• His: 3x/10’/40’’
Kesimpulan : kategori I
24
Hasil laboratorium 25-02-2019 pukul 00.24 WITA
Awal Masuk

Faal Hemostasis
Imunoserologi Normal
25

Hasil laboratorium 25-02-2019 pukul 07.00 WITA

HB
Menurun
Leukosit
Meningkat
26
Hasil laboratorium Urinalisa 25-02-2019 pukul 07.28 WITA
27

LAPORAN OPERASI
• Pasien telentang dalam anestesi SAB
• Desinfeksi lapangan operasi dipersempit
dengan duk steril
• Insisi kulit kurang lebi 10 cm midline
diperdalam lapis demi lapis dengan duk steril
• Didapatkan : a. Uterus gravid aterm
b. AP, ovarium, tuba D/S dbn
28
5. Dilakukan: LSCS + IUD
a. VU disisikan ke kaudalateral setelah bladder flap
b. SBR diinsisi kurang lebih 2cm diperlebar secara tumpul ke lateral
c. amnion dipecahkan keluar ketuban jernih
d. bayi dilakukan dengan relaksan kepala pukul 01.20 jika perempuan BB 2875 gram
PB 47 cm AS 7-8-9
e. plasenta dilakukan dengan tarikan ringan, insersi di fundus
f. SBR dijahit sudut, IUD dipasang, ditutup feston 2 lapis.
g. cavum abdomen dicuci kurang lebih 1000 cc, perdarahan dirawat, total perdarahan
500 cc, alat dan kassa lengkap
h. dilakukan reperitonealisasi
i. cavum abdomen ditutup lapis demi lapis
j. operasi selesai

Lahir bayi SC perempuan/2875 gr/47cm/as 7-8-9, plasenta lahir lengkap


dengan tarikan tinggi, insersi di fundus
IUD dipasang intracaesaol
Caput suksadaneum (+)
29

TERAPI POST SC
• Diet tinggi kalori tinggi protein
• IVFD NS + drip oxytocin 2 amp/8 jam
• Injeksi ceftriaxone 2x1 gr
• Injeksi ketorolac 3x30 mg
• Injeksi asam tranexamat 3x500mg
• Injeksi furamin 3x1 amp
• Rawat luka post op
P1A0 post SC+ IUD (H1) a/i LH+ CPD+
Inpartu+ PE
30
Hasil laboratorium 28-02-2019 pukul 15.57 WITA POST SC


FOLLOW UP PASIEN 31
32

PEMBAHASAN
33

PERSALINAN NORMAL
1. Kala I dibagi menjadi 2 :
– Fase laten: pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar
8 jam.
– Fase aktif: pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10
cm), sekitar 6 jam.
2. Kala II: pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 1
jam pada primigravida, 2 jam pada multigravida.
3. Kala III: segera setelah bayi lahir sampai plasenta
lahir lengkap, sekitar 30 menit.
4. Kala IV: segera setelah lahirnya plasenta hingga
2 jam post-partum.
Pada kasus ini pasien sudah mengalami fase laten kurang lebih 20 jam, yaitu 19 jam di
rumah bidan dan observasi di VK bersalin selama 1 jam tidak ada kemajuan.

FASE LATEN MEMANJANG


Anonymous. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
RUJUKAN BIDAN Dasar dan Rujukan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013.
34
KERJA SAMA 3 FAKTOR
Power • His 4x/10 menit
durasi 40 detik.
His dikatakan tidak baik jika frekuensi <3x/10
menit dan durasi setiap kontraksinya <40 detik

• HASIL
PEMERIKSAAN
Passage DALAM
PANGGUL
SEMPIT

• TBJ 2700 gram,


penunjuk ubun-

Passenger ubun kecil. tidak


ada malpresentasi,
malposisi, atau janin
besar.

O’Grady JP, Petrie RH, Gimovsky ML, Knee DG. Normal and abnormal Labor. In: O’Grady JP’ gomovsky ML eds. Opertive Obstetrics. 1st ed. Baltimore : Williams
and Wilkins, 1995: ppl153-76.
Wijayanegara, H, Suardi, A, Wirakusumah, F. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri & Ginekologi RSUP. Dr. Hasan Sadikin. Bandung. 2005:pp39,140.
35

Menurut
Menurut Liselele
Liselele HB
HB et
et al,
al, (2001)
(2001) yang
yang mencari
mencari hubungan
hubungan tinggi
tinggi
badan
badan dan
dan pelvimetri
pelvimetri eksterna
eksterna dalam
dalam memprediksi
memprediksi disproporsi
disproporsi
sefalopelvik
sefalopelvik pada
pada nulipara
nulipara menyimpulkan
menyimpulkan bahwa
bahwa tinggi
tinggi badan
badan <<
150
150 cm
cm dan
dan diameter
diameter transversa
transversa << 9,5
9,5 cm
cm paling
paling sering
sering
berhubungan
berhubungan dengan
dengan disproporsi
disproporsi sefalopelvik.
sefalopelvik.

Liselele HB, Boulvain M, Tshibangu KC, Meuris S ; Maternal Height and external pelvimetry to predict cephalopelvic disproportion in nulliparous
African women: a cohort study; BJOG Maret 2001

Jika ibu memilki tinggi badan kurang dari 140 cm, curigai adanya
disproporsi kepala pinggul

Nathan L, DeCherney AH. Current Obstetric & Gynecologic diagnosis & treatment. 9 th ed. London:Mc Graw Hill, 2003:pp519.
36
Menjelaskan hubungan besarnya ukuran kepala
janin dengan panggul ibu, beberapa hal harus
didapatkan :
• Uterus harus berkontraksi secara efisien
• Kepala bayi harus tumpang tindih secara efektif
(molding)
• Kepala janin harus bergerak dengan tepat dalam
panggul, masuknya kepala dalam posisi melintang
yangpaling sering terjadi
• Diameter panggul harus maksimal
• Serviks harus memberikan kemudahan bagi jalan
lahir, pendataran pada akhir kehamilan
merupakan persyaratan yang esensial bagi
keberhasilan persalinan.
Wijayanegara, H, Suardi, A, Wirakusumah, F. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri & Ginekologi RSUP. Dr. Hasan Sadikin. Bandung. 2005:pp39,140.
37

PEMERIKSAAN PANGGUL

Panggul
Luar Panggul
Dalam
38
Pasien diletakkan pada posisi terlentang dengan tungkai sedikit flexi. Kepala
janin dipegang dengan tangan kiri pemeriksa. Dua jari tangan kanan
diletakkan di atas simfisis, dimana permukaan jari berada pada permukaan
anterior dari simfisis untuk menentukan derajat tumpang tindih ketika
kepala janin ditekan ke bawah dan ke belakang. Hasilnya adalah :

• Bila kepala dapat ditekan ke dalam setingkat spina


ischiadica dan tidak terdapat tumpang tindih dari tulang
parietal di atas simfisis, berarti tidak terdapat disproporsi.
• Kepala dapat ditekan sedikit, tetapi tidak sampai pada
tingkat spina ischiadica dan terdapat sedikit tumpang
tindih dari tulang parietal berarti terdapat disproporsi
sedang.
• Kepala tidak dapat dimasukkan ke dalam panggul dan
tulang parietal menggantung di atas simfisis dengan
dibatasi ibu jari berarti terjadi disproporsi berat.
Manuver Osborn
39

Pada pasien dilakukan seksio sesaria atas indikasi low height (LH)
dan cephalopelvic disproportion (CPD). Tinggi badan ibu <145
cm dengan pemeriksaan pelvimetri klinis mendukung adanya
panggul sempit. Bila konjugata vera 11 cm, dapat dipastikan
partus biasa, dan bila ada kesulitan persalinan, pasti tidak
disebabkan oleh faktor panggul. Untuk CV kurang dari 8,5 cm
dan anak cukup bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut.
40

Kriteria diagnosis preeklampsia


41

PENUTUP
Telah dilaporkan P1A0 post SC+IUD a/i
LH+CPD+Inpartu+PE pada Ny.SH usia 24 tahun yang
dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pasien
ditangani dengan tindakan operatif yaitu seksio sesaria
pada tanggal 25 Februari 2019, lahir bayi perempuan
2875 gram, PB : 47 cm, AS : 7-8-9. Pasien dinyatakan
sembuh dan diizinkan pulang 3 hari post operatif
tanggal 28 Februari 2019 dan selanjutnya kontrol poli.
42
Special Thanks to:

Hope, Love, and Faith

Anda mungkin juga menyukai