Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh ovarium
dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk
manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh
bakal biji (ovulum). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari pihak wanita, terdapat
dalam sel telur ini. Sel telur manusia tidak dapat diperbaharui. (Friskasari, 2014)
Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam
kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium
hanya melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan itupun dapat
dipastikan “hanya sebulan sekali”. Sel telur tersebut adalah sel telur yang
bertumbuh kembang sejak masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa
berkurang, sejalan dengan bertambahnya peluang kalainan pada “mainboard”
sistem informasi genetik manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan
semakin besar pula peluang / kemungkinan terjadinya anak dengan kelainan /
kecacatan. (Friskasari, 2014)
1
membentuk sel-sel kelamin. Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam
testis, sedangkan wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium.
Ovum, selayaknya spermatozoon juga didesain khusus untuk memuat muatan
genetis berupa 23 kromosom, dan merupakan gamet dari wanita. Untuk
melindungi muatan genetis tersebut, ovum harus memiliki beberapa lapisan
pelindung, antara lain:
2
pembuahan. Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning
telur yang sedikit dan memiliki ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5µ.
Bila dibandingkan dengan spermatozoon, ukuran ovum jauh lebih besar daripada
ukuran spermatozoon. Hal ini dikarenakan karena material isi ovum pun juga
berbeda dengan material isi spermatozoon, material ovum terdiri dari glikogen,
kuning telur dan protein yang terakumulasi dalam sitoplasma. Berbeda dengan
spermatozoon yang bergerak aktif menuju ovum, ovum bersifat non motil karena
tidak memiliki alat pergerakan seperti spermatozoon. (Friskasari, 2014)
Ovum dikelilingi oleh satu lapisan sel granulosa disebut folikel primordial.
Pada tahap ini sel telur masih belum matang dan disebut oosit primer,
membutuhkan dua divisi sel lebih sebelum dapat dibuahi oleh sperma. Setiap
oosit terbagi menjadi dua sel, sel telur besar (Oosit sekunder) dan kecil badan
kutub pertama. Pertama badan kutub mungkin atau mungkin tidak menjalani
meiosis kedua divisi dan kemudian hancur. Ovum mengalami pembelahan
meiosis kedua, dan setelah adik kromatid terpisah, ada jeda di meiosis. Jika sel
telur dibuahi, langkah terakhir dalam meiosis terjadi dan kromatid kakak di sel
telur pergi ke sel terpisah. Ketika ovarium melepaskan sel telur (ovulasi) dan jika
ovum yang dibuahi, meiosis akhir terjadi. Setengah dari kromatid saudari tetap
dalam ovum dibuahi dan Setengah lainnya dilepaskan dalam tubuh polar kedua,
yang kemudian hancur. (Hall, 2016)
Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter lebih - kurang 145 µm,
dengan jumlah kromosom 23 (haploid/n) dan mampu bergerak pasif untuk sampai
ke tuba fallopii karena adanya bantuan dari gerakan silia di bagian infundibulum
dan ampula tuba Fallopii. Tubuh manusia memiliki miliaran sel dengan berbagai
bentuk dan modifikasi yang berbeda sesuai dengan peranannya dalam
menunjang kegiatan biologi. Di dalam tubuh manusia, sel telur manusia
merupakan sel terbesar dan sekaligus dapat dilihat dengan mata telanjang
dengan ukuran sekitar 1 mm. (Anonim, 2014)
3
pembedahan seorang wanita yang berusia 45 tahun. Sang dokter tersebut
mengatakan bahwa proses ovulasi tersebut membutuhkan waktu sekitar 15 menit
(Gambar 1). (Anonim, 2014)
Sel telur terbentuk di bagian rahim (uterus) lebih tepatnya di ovarium (ovary).
Di dalam ovarium ini terdapat folikel (follicle) yang merupakan tempat
pembentukan sel telur. Di dalam Gambar 1 tersebut folikel masih berwarna
merah, namun pada saat siklus mentruasi warna folikel tersebut akan berubah
warna sesuai dengan siklus bulanan. Untuk lebih mudah memahami posisi
dimana sel telur pada wanita itu berada silahkan lihat Gambar 2.
4
4. Fungsi Sel Telur / Ovum
5
dan terkoyak – koyak sampai kepermukaan ovarium dan tersapu kedalam
saluran telur ketika ujung – ujung saluran telur yang berjumbai menyapu diatas
ovarium. Pada manusia satu ovum biasanya dilepas dari ovarium tiap 4 minggu
sekali. Dalam 1 % dari lingkaran, terjadi ovulasi berganda. Dalam tiap
lingkaran, tiga sampai tiga puluh folikel primer akan mulai masak. Mereka yang
tidak mengalami ovulasi akan menjadi atretik. (Pearc, 2013)
Sel telur yang berhasil dibuahi, akan bergerak menuju dinding rahim, dan
selanjutnya berkembang menjadi janin. Sedangkan, sel telur yang gagal
dibuahi (gagal konsepsi), akan keluar bersama luruhan endometrium, dalam
bentuk darah, dan sering disebut dengan haid atau menstruasi. Sel telur
manusia, tidak dapat diperbaharui. Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu
pada saat masih janin (dalam kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak
memproduksi sel telur. Umur bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
kualitas telur, bahkan wanita muda juga ada yang kualitas sel telurnya buruk,
akibat paparan polusi lingkungan, stress, pola makan yang buruk,
ketidakseimbangan hormon, dan operasi ovarium. Kualitas sel telur yang
buruk, tidak matang dan kecil-kecil dapat mengakibatkan masalah kesuburan,
karena sulit dibuahi oleh sperma. Implantansi setelah fertilisasi juga kurang
berhasil, dan keguguran lebih sering terjadi akibat kecacatan kromosom.
6
6. Kelainan Pada Sel Telur / Ovum
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi
tidak ada bayi di dalam kandungan ini disebabkan kelainan kromosom dalam
proses pembuahan sel telur dan sperma. Selain blighted ovum, perut yang
membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor
rahim atau penyakit usus. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit
kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta
HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat
menyebabkan blighted ovum.
7
DAFTAR PUSTAKA
Pearc, Evelyn C. 2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Hall, John E. 2016. Guyton And Hall Textbook Of Medical Physiology, Thirteenth
Edition. USA : Elsevier Inc.
Anonim. 2014. Bentuk Sel Telur Manusia Terekam Kamera. Dapat dilihat pada :
http://www.generasibiologi.com/2014/05/bentuk-sel-telur-manusia-
terekam-kamera.html, diakses tanggal 11/09/2016.