Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN ALAM


“DAUR SULFUR (BELERANG)”

Guru Pembimbing : Nurudin Fajar, S. Sos

Nama Kelompok 6 :
1. Diah Dwi Ammarwati (05)
2. Enggar Kartika Sari (07)
3. Idha Risqiyantie (11)
4. Itsnaini Laili Safithri (14)
5. Tri Eki Sunafika (26)
6. Zahida Zahro’ (31)

SMK NEGERI 1 BATANG


TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Daur Sulfur (Belerang) 1
Kata Pengantar
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah dan inayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Ilmu Pengetahuan Alam tentang “Daur Sulfur (Belerang)” ini dengan baik.

Sekalipun banyak kesulitan – kesulitan yang penulis hadapi dalam pencarian data
maupun penulisannya namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan
kliping tentang bencana alam ini dengan baik. Kepada pihak – pihak yang telah membantu
penulis :

1. Bapak Drs. Sugito, M. Si selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Batang


2. Bapak Nur Udin Fajar, S. Sos selaku guru pengampuh mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA)
3. Ibu Mindya F, S. Pd selaku wali kelas XII Perbankan Syari’ah II
4. Dan teman – teman yang senantiasa membantu penulis

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak tersebut diatas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah tentang daur sulfur (belerang) ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun dan tentunya berguna untuk memperbaiki makalah tentang daur sulfur
(belerang) ini.

Semoga makalah tentang daur sulfur (belerang) ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
secara keseluruhahan.

Batang, September 2014

Penulis

Kelompok 6

Daur Sulfur (Belerang) 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 6
1.3 Tujuan ........................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sulfur .......................................................................... 7
2.2 Proses Daur Sulfur ....................................................................... 7
2.3 Dampak Sulfur atau Belerang ...................................................... 11
2.4 Fungsi sulfur atau belerang .......................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 13


3.2 Saran ............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

Daur Sulfur (Belerang) 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara organisme -
organisme dan lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu sama lain oleh proses-
proses biologi, kimia, dan fisika. Masukan dan buangan energi, gas, bahan kimia anorganik dan
organik dapat melewati batasan ekosistem melalui perantara faktor meteorologi seperti angin dan
presipitasi, faktor geologi seperti air mengalir dan daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan
hewan. Jadi, keseluruhan bumi itu sendiri adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang
terisolir dari yang lain. Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut biosfer.
Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer membentuk “shell”
(kulit), relatif tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah
permukaan air laut. Kecuali energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua
persyaratan hidup yang lain seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur
ulang bahan yang telah ada dalam sistem tersebut.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-
unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-
unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik.
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi.
Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi
dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi
yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi
organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari
mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain. Walaupun mahluk hidup dalam satu rantai

Daur Sulfur (Belerang) 4


makanan mati, aliran materi akan tetap berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut
diurai oleh dekomposer yang akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Demikian
interaksi ini terjadi secara terus menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur
materi.
Mahluk hidup, terutama tumbuhan ikut mendapat pengaruh yang cukup signifikan dari
suplai hara dan energi. Di alam, semua elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan keluar dari
sistem untuk menjadi mata rantai siklus yang lebih luas dan bersifat global. Namun demikian ada
suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus dalam ekosistem dan
menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena
prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) dan
kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik
yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
Salah satu siklus biogeokimia yakni siklus sulfur. Kita tahu jika sulfur lebih dikenal
masyarakat dengan belerang yang terkandung di dalam sumber mata air panas. Di sisi lain, siklus
sulfur memiliki peran penting dalam proses aliran energi dan materi yang terjadi di alam. Selain
itu, siklus sulfur juga memiliki banyak pengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan ekosistem
serta keseimbangan dari proses siklus biogekimia itu sendiri.
Berdasarakan hal tersebut kami mencoba memaparkan proses dari siklus sulfur, peran
manusia dalam siklus sulfur serta dampak siklus sulfur terhadap keberlangsungan kehidupan
makhluk hidup.

Daur Sulfur (Belerang) 5


1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sulfur ?
2. Bagaimana proses terjadinya siklus sulfur ?
3. Bagaimana dampak dari sulfur bagi kehidupan ?
4. Apakah Fungsi dari Sulfur

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sulgur
2. Untuk mengetahui proses siklus sulfur
3. Untuk mengetahui dampak dari siklus sulfur
4. Mengetahui Fungsi Sulfur

Daur Sulfur (Belerang) 6


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sulfur (Belerang)


Daur Biogeokimia belerang/sulfur adalah salah satu bentuk daur biogeokimia karbon.
Pengertian dan definisi lain dari daur biogeokimia belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur dari
hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen
sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan
dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan di dalam tubuh organisme
sebagai penyusun protein.

2.2. Pengertian dan Proses Siklus Sulfur


DAUR SULFUR Siklus sulfur atau daur belerang adalah perubahan sulfur dari hidrogen
sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
Sulfur di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah ditemukan dalam bentuk mineral,
diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida, dan dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan
di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia
memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh
manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut
diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat
yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut
maka kentut akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap
berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida.
Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bekteri
akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh

Daur Sulfur (Belerang) 7


tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara. Diudara sulfur dioksida akan bereaksi
dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam
bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik,
pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan
dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang
kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup
mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau
daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti
tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk mengubah sulfur menjadi senyawa
belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur,
oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme. beberapa mikroorganisme yang berperan
dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan
bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida
(H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan
melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi
sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).

Daur Biogeokimia Sulfur/Belerang


Daur Sulfur (Belerang) 8
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik, Belerang atau sulfur merupakan unsur
penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ).
Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu
Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur
dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di
perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai
makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian
H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik
membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4
kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman. Dalam daur
belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai
berikut :

1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu

2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio

3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli

4. S organik → SO4 + H2S, masing- masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobic

Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya
ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya yakni
bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio
dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam
bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri

Daur Sulfur (Belerang) 9


Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri
kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadibentuksulfat.

Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam permukaan tanah hasil dari
pengoksidasian mineral sulfida (batuan plutonik), berikut adalah contoh persamaan reaksi
pembentukan sulfat melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya mineral besi sulfida.

2 FeS2 + 7 O 2 + 2 H2 O → 2 Fe2+ + 4 SO 4 2− + 4 H+

Proses kimia juga terjadi ketika gas SO 2 terbentuk melalui pembakaran hasil emisi
pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung berapi. Persamaan reaksinya:
S (s) + O 2 (g) → SO 2 (g)
Proses kimia juga terjadi ketika gas H2 S terbentuk melalui aktivitas biologis ketika
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di
rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas
gunung berapi dan gas alam. Persamaan reaksinya:
1S -2 (s) + 2H+ (g) → H2 S (g)
Proses kimia dan biologi juga terjadi ketika sulfida (S 2 ), belerang dioksida (SO 2 ) dan
(H2 S) berubah menjadi SO 4 atau sebaliknya dengan bantuan dari dekomposer. Dimana didalam
proses-proses tersebut juga terdapat reaksi-reaksi kimia.

1. H2 S → S → SO 4 -2
2. SO4 -2 → H2 S
3. H2 S → SO 4 -2
4. Senyawa Organik → SO 4 -2 + H2 S

Daur Sulfur (Belerang) 10


2.4. Dampak Sulfur atau Belerang
Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SO x) menyebabkan manusia akan mengalami
gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SO x yang mudah menjadi asam tersebut
menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-
paru. Serangan gas SO x tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.
Pengaruh utama polutan SO x terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO 2 sebesar 5 ppm
atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2
ppm. SO 2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan
penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular.
Sulfur dioksida (SO 2 ) bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12
ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah
dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi
hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di
saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan terjadi reaksi
peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan
ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper
plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker.
Sulfur dioxide (SO2) memiliki cakupan-cakupan yang sangat mengganggu. Bila kita
menghirup SO2 hanya menembus sejauh hidung dan tenggorokan maka sejumlah kecil
konsentrasi SO2 akan mencapai paru-paru. Akan tetapi jika menghirup secara berat dalam artian
ada di lokasi gas belerang dalam waktu yang lama, maka bernapaslah hanya melalui mulut atau
konsentrasi dari SO2 akan menjadi tinggi. Efek dari gas belerang terhadap manusia sangatlah
bervariasi. Dimana dengan konsentrasi rendah pada 1ppm yang telah dihirup manusia akan
mengalami pengurangan fungsi paru-paru. Meskipun pada penelitian terhadap 7 sukarelawan
hanya 1 orang yang mengalami efek tidak baik pada 1 ppm. Jika selama 10 hingga 30 menit
kedapatan konsentrasi mencapai 5 ppm akan mengakibatkan sesak napas pada cabang
tenggorokan kita. Bila kedapatan selama 20 menit mencapai konsentrasi 8 ppm akan
memerahkan tenggorokan, gangguan pada hidung, dan iritasi pada tenggorokan. Sekitar 20 ppm
merupakan titik kritis dari iritasi konsentrasi SO2, meskipun ada beberapa laporan bahwa ada

Daur Sulfur (Belerang) 11


orang-orang yang bekerja pada konsentrasi melampaui 20 ppm. Konsentrasi sebesar 500 ppm
sangat tidak dianjurkan untuk dihirup oleh manusia.
Pada beberapa kasus dimana terdapat konsentrasi SO2 yang sangat tinggi pada ruangan
tertutup, dapat mengakibatkan gangguan saluran udara, hypoxemia (kekurangan oksigen pada
darah), dan kematian dalam hitungan menit. Efek dari pulmonary edema(gangguan pada paru-
paru) meliputi batuk dan napas pendek yang dialami selama berjam-jam atau berhari-hari setelah
kedapatan menghirup konsentrasi SO2. Gejala-gejala ini menyakitkan hati dan menguras tenaga.
Hasil dari kedapatan menghirup konsentrasi dalam waktu yang sering, akan melukai paru-paru
secara permanen. Selain itu, Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai
pencemar udara.

2.4 Fungsi sulfur atau belerang


Dalam kehidupan, sulfur atau belerang berperan dalam:
Menstabilkan struktur protein. Berperan dalam mengaktifkan enzim Berperan dalam
metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa denganko- enzim.
Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Menambah kandungan protein dan vitamin
hasil panen. Meningakatkan jumlah anakan yang di hasilkan (pada tanaman padi). Berperan
penting pada proses pembulatan zat gula. Memperbaiki warna,aroma, dan kelenturan daun
tembakau (khusus pada tembakau omprongan). Sulfur sangat berperan dalam pembentukan
klorofil dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan jamur. Sulfur juga
membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma seperti pada jenis bawang dan cabe.
Pada tanaman kacang sulfur merangsang pembentukan bintil akar didalam tanah, sulfur berperan
untuk menurunkan PH tanah alkali.

Daur Sulfur (Belerang) 12


BAB III
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adanya siklus sulfur membuat ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur
terjadi dalam suatu rantai makanan, yang dimulai dari tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan
belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia
mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad
renik akan menguraikannya lagi menjadi gas atau menjadi dan , yang mengandung unsur sulfur.
Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak memperhatikan
lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu sehingga proporsi komponen yang
seharusnya menjadi bergeser. Akibat ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang
dampaknya tidak hanya berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup.
Oleh karena itu pemahaman mengenai keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk
membuat suatu rancangan manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri.

5.2. Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan kepada pihak – pihak terkait :
5.2.1. Pemerintah perlu memberikan sanksi – sanksi yang tegas terkait dengan sistem cerobong
udara / asap limbah pabrik yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku. Karena hal tersebut terkait dengan dampak hujan asam yang kini marak
terjadi.
5.2.2. Para cendikiawan seyogyanya perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran
manusia dalam siklus sulfur serta dampak dari penggunaan sulfur terhadap kesehatan
makhluk hidup.
5.2.3. Para mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat perlu melakukan penelitian, tindakan
promotif serta preventif terkait dengan dampak hujan asam terhadap kesehatan di
masyarakat.

Daur Sulfur (Belerang) 13


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Belerang . http://id.wikipedia.org/wiki/Belerang


Anonim. 2011. Hiu Berkeliaran di Banjir Queensland Australia.
http://alfredoelectroboy.wordpress.com ,
Astrini, Nur. 2010.Siklus Sulfur. http://nurastini.blogspot.com/2010/02/siklus-sulfur.html

Basukriadi, Adi. 2011. Populasi, Ekosistem, Biosfir.


http://staff.ui.ac.id/internal/131472297/material/EKOSISTEM.pdf

Riastuti, Dwi. 2005. Daur Biogeokimia.


http://www.freewebs.com/ciget/daur%20biogeokimia.html,

Wardhana.2001. Dampak Pencemaran Lingkungan.


http://05mei1995.blogspot.com/2012/05/siklusdaur-sulfur-biogeokimia.html,

Daur Sulfur (Belerang) 14

Anda mungkin juga menyukai