Nama Kelompok 6 :
1. Diah Dwi Ammarwati (05)
2. Enggar Kartika Sari (07)
3. Idha Risqiyantie (11)
4. Itsnaini Laili Safithri (14)
5. Tri Eki Sunafika (26)
6. Zahida Zahro’ (31)
Sekalipun banyak kesulitan – kesulitan yang penulis hadapi dalam pencarian data
maupun penulisannya namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan
kliping tentang bencana alam ini dengan baik. Kepada pihak – pihak yang telah membantu
penulis :
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak tersebut diatas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah tentang daur sulfur (belerang) ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun dan tentunya berguna untuk memperbaiki makalah tentang daur sulfur
(belerang) ini.
Semoga makalah tentang daur sulfur (belerang) ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
secara keseluruhahan.
Penulis
Kelompok 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 6
1.3 Tujuan ........................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sulfur .......................................................................... 7
2.2 Proses Daur Sulfur ....................................................................... 7
2.3 Dampak Sulfur atau Belerang ...................................................... 11
2.4 Fungsi sulfur atau belerang .......................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sulgur
2. Untuk mengetahui proses siklus sulfur
3. Untuk mengetahui dampak dari siklus sulfur
4. Mengetahui Fungsi Sulfur
4. S organik → SO4 + H2S, masing- masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobic
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya
ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya yakni
bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio
dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam
bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri
Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam permukaan tanah hasil dari
pengoksidasian mineral sulfida (batuan plutonik), berikut adalah contoh persamaan reaksi
pembentukan sulfat melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya mineral besi sulfida.
2 FeS2 + 7 O 2 + 2 H2 O → 2 Fe2+ + 4 SO 4 2− + 4 H+
Proses kimia juga terjadi ketika gas SO 2 terbentuk melalui pembakaran hasil emisi
pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung berapi. Persamaan reaksinya:
S (s) + O 2 (g) → SO 2 (g)
Proses kimia juga terjadi ketika gas H2 S terbentuk melalui aktivitas biologis ketika
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di
rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas
gunung berapi dan gas alam. Persamaan reaksinya:
1S -2 (s) + 2H+ (g) → H2 S (g)
Proses kimia dan biologi juga terjadi ketika sulfida (S 2 ), belerang dioksida (SO 2 ) dan
(H2 S) berubah menjadi SO 4 atau sebaliknya dengan bantuan dari dekomposer. Dimana didalam
proses-proses tersebut juga terdapat reaksi-reaksi kimia.
1. H2 S → S → SO 4 -2
2. SO4 -2 → H2 S
3. H2 S → SO 4 -2
4. Senyawa Organik → SO 4 -2 + H2 S
5.1. Kesimpulan
Adanya siklus sulfur membuat ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur
terjadi dalam suatu rantai makanan, yang dimulai dari tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan
belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia
mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad
renik akan menguraikannya lagi menjadi gas atau menjadi dan , yang mengandung unsur sulfur.
Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak memperhatikan
lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu sehingga proporsi komponen yang
seharusnya menjadi bergeser. Akibat ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang
dampaknya tidak hanya berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup.
Oleh karena itu pemahaman mengenai keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk
membuat suatu rancangan manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri.
5.2. Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan kepada pihak – pihak terkait :
5.2.1. Pemerintah perlu memberikan sanksi – sanksi yang tegas terkait dengan sistem cerobong
udara / asap limbah pabrik yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku. Karena hal tersebut terkait dengan dampak hujan asam yang kini marak
terjadi.
5.2.2. Para cendikiawan seyogyanya perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran
manusia dalam siklus sulfur serta dampak dari penggunaan sulfur terhadap kesehatan
makhluk hidup.
5.2.3. Para mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat perlu melakukan penelitian, tindakan
promotif serta preventif terkait dengan dampak hujan asam terhadap kesehatan di
masyarakat.