Anda di halaman 1dari 13

SBAR dan LO 1,2 -- Skenario

1
SBAR

Dokter – Perawat Dokter – Apoteker


• S : perawat memberikan informasi • S : pasien laki-laki, usia 60 tahun,
kepada dokter ada pasien laki-laki, keluhan utama Diabetes Mellitus
usia 60 tahun, dengan diagnosis:
Diabetes Mellitus • B : Diabetes Mellitus sejak 10
• B : pasien datang ke puskesmas tahun yang lalu, pasien terapi rutin
dengan keadaan memiliki luka obat oral OAD
bernanah di kaki kanan
• A : pasien sulit berjalan karena luka
• A : Tes gula darah sewaktu
tersebut sehingga aktivitas sehari-hari menunjukkan pasien hiperglikemi
terganggu • R : membutuhkan terapi tambahan
• R : Dilakukan perawatan luka lain, yaitu injeksi insulin dan bahan-
menggunakan metode konvensional bahan untuk perawatan luka
Dokter – Fisioterapi Perawat – Apoteker
• S : pasien laki-laki, usia 60 tahun, luka • S : pasien laki-laki, usia 60 tahun, Diabetes
bernanah pada kaki kanan Mellitus
• B : pasien kesulitan berjalan karena • B : tes gula darah sewaktu menunjukkan
hiperglikemia, pasien butuh terapi tambahan
luka tersebut lain injeksi insulin
• A : rehabilitasi medik setelah luka • A : cara penggunaan dan penyimpanan insulin
benar-benar sembuh yang benar
• R : positioning, P-rom, active ROM, • R : untuk insulin baru (belum pernah
ankle pumping yang bertujuan untuk digunakan) diberikan sebaiknya disimpan di
kulkas pada suhu 2-8 derajat Celsius dan
melancarkan darah, stretching apabila insulin telah dibuka (sudah
(harmstring dan quadriceps) dengan digunakan) insulin dapat disimpan di kotak
hitungan 8 sebanyak 3x obat maksimal 28 hari setelah kemasan
dibuka
Perawat – Fisioterapi Apoteker – Fisioterapi
• S : pasien laki-laki, usia 60 tahun, keluhan S : fisioterapi visite pada saat
utama luka tampak bernanah di kaki bagian apoteker sedang KIE obat kepada
kanan, pasien sulit berjalan, perawat
melakukan rawat luka pasien
• B : pasien menderita Diabetes Mellitus sejak B : luka bernanah pada kaki kanan
10 tahun yang lalu, pemeriksaan gula darah dan tidak kunjung sembuh karena
menunjukkan hiperglikemia, telah diberikan
terapi obat oral OAD, muncul decubitus (tidak Diabetes Mellitus
melakukan positioning)
A : dilakukan rehabilitasi medik
• A : hambatan mobilisasi fisik (kekuatan otot ketika luka pasien sudah benar-benar
berkurang)
membaik/sembuh
• R : Perawat menyarankan terapi senam
diabetik dan perawatan luka R : pengaturan jadwal antar profesi
dan tindakan yang cocok
KOMUNIKASI INTERPROFESI
• Adalah bentuk interaksi untuk bertukar pikiran,
opini dan informasi yang melibatkan dua profesi
atau lebih dalam upaya untuk menjalin
kolaborasi.
KARENA
KOMUNIKASI INTERPROFESI YANG SEHAT MENIMBULKAN
TERJADINYA PEMECAHAN MASALAH, BERBAGAI IDE, DAN
PENGALAMAN KEPUTUSAN BERSAMA (Potter & Ferry, 2005).
BILA KOMUNIKASI TIDAK EFEKTIF TERJADI DI ANTARA PROFESI
KESEHATAN, KESELAMATAN PASIEN MENJADI TARUHANNYA.
KOMUNIKASI INTERPROFESI MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT
BERPENGARUH DALAM MENENTUKAN KESELAMATAN PASIEN ,
KARENA MELALUI KOMUNIKASI YANG EFEKTIF AKAN
MENGHINDARKAN KESALAHPAHAMAN YANG BISA MENGAKIBATKAN
MEDICAL ERROR (Berridge, 2010).
Barrier Komunikasi interprofesional
1. Perilaku sering merendahkan profesi lain (kepribadian)
2. Terlalu berharap pada profesi lain
3. Kurang memahami kompetensi dan peran dari profesi lain
4. Tidak pernah dididik bersama profesi lain.
5. Stereotyping -- melabel semua orang dengan
karakteristik tertentu sesuai model yang ia pernah temui.
3 Kunci keterampilan berkomunikasi

1. Kemampuan mendengarkan (Listening Skills)


2. Kemampuan memberi umpan balik (Feedback Skills)
3. Kemampuan menyampaikan (Presentation skills)
5 Aspek hubungan baik
Hubungan baik jangka panjang
(masing2 untung, bermanfaat satu
sama lain, managerial kits)
R Longevity
Keuntungan keduabelah pihak

Competence R.
Value Profitability
Kemampuan dalam membina
Relationships hubungan baik.

Hubungan yang dapat


direkomendasikan pada yang lain
Reference Potential
Value Value
Potensiasi hubungan baik, untuk
keuntungan jangka panjang
1. Professional Awareness
Professional awareness atau kesadaran profesional dapat didapatkan
setelah mendapatkan orientasi profesional terhadap pekerjaan
(motivasi, keinginan pribadi dalam mengejar pekerjaan, mengambil
nilai-nilai dan prinsip yang ada di pekerjaan. )
Tingkat kesadaran profesional yang tinggi dicapai sehubungan dengan
pekerjaan atau karier tertentu individu, dengan menggabungkan image,
kepercayaan, ide, perasaan dan pendekatan yang dibentuk dalam
individu (Оleg et al., 2011).
Kesadaran profesional merupakan hasil dari berbagai interaksi, di
antara banyak faktor, seperti pengetahuan profesional, perfeksionisme
profesional, aspek emosional yang terkait profesi, kepercayaan
profesional dan persiapan profesional. Selain itu, ada banyak faktor lain
mempengaruhi tingkat kesadaran profesional individu, seperti tingkat
motivasi individu, sifat lingkungan kerja dan tingkat transparansi dan
kejelasan tentang profesi (Li, 2012).
2. Professional recognition
Profesi memiliki kontrol atau pengaruh signifikan terhadap:
a. Standar pendidikan dan pelatihan. Biasanya, anggota harus memiliki
pelatihan dan persiapan formal, dan lulus ujian atau sertifikasi;
b. Memberi lisensi anggota dan memastikan mereka memenuhi standar
tertentu;
c. Pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan yang berkualitas tinggi
dan membuat anggota selalu terbarui di bidangnya
d. Standar etika dan kinerja yang dapat ditegakkan oleh profesi itu sendiri.
Bisa termasuk kemampuan untuk mendisiplinkan anggota, atau
menangguhkan atau mencabut lisensi.
• Exploration and trial
• Profesional relationship and expansion
• komitmen

Anda mungkin juga menyukai