A. TNM (Terapi Nutrisi Medis) Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, nakes lainnya serta pasien dan keluarganya). Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori. Nutrisi yang dibutuhkan antara lain karbohidrat sebesar 45-65% (minimal karbohridrat total >130gr/hari) total asupan energi, lemak sekitar 20- 25% (lemak jenuh <7%, lemak tidak jenuh ganda <10% dan sisanya lemak tidak jenuh tunggal) kebutuhan kalori, protein sebesar 10 – 20% total asupan energi, natrium sekitar <2300mg/hari serta, serat sebesar 20-35 gram/hari.1 B. Jasmani Kegiatan jasmani sehari-hari 3-5 kali/minggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu. Olahraga yang dilakukan sifatnya sesuai dengan Continous, Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance (CRIPE). Training sesuai dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalasmalasan.2 Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut- turut. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah 250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan jasmani.1 C. Edukasi Pendidikan diabetes adalah penyediaan pengetahuan dan keterampilan bagi penderita diabetes yang dapat memberdayakan mereka agar dapat merawat diri sendiri dalam pengobatan diabetes mereka. Ini adalah salah satu pilar manajemen bersama dengan diet, aktivitas fisik dan farmakoterapi, dan sangat penting dalam meningkatkan hasil. Orang dengan diabetes dan keluarga mereka perlu tahu bagaimana dan kapan harus minum obat, cara menghindari komplikasi jangka panjang lainnya dan pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting.3 2. Komplikasi Orang dengan diabetes tipe 2 berisiko lebih tinggi mengalami banyak komplikasi, yang terutama disebabkan oleh mekanisme yang kompleks dan saling terkait seperti hiperglikemia, resistensi insulino, peradangan derajat rendah dan percepatan atherogenesis.4 Komplikasi berupa penyakit jantung koroner, nefropati, retinopati, kaki diabetik, gagal jantung kongestif, gangguan mood dan stroke.5 3. Prognosis Prognosis pasien DM tipe 2 tergantung pada modifikasi gaya hidup yang dipilih dan sudah memiliki komplikasi atau belum. Apabila pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler dan menderita DM >15 tahun akan mempunyai harapan hidup yang singkat karena penyakit kardiovaskuler dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditi.6 Adanya komplikasi kesehatan mental, baik berupa cemas maupun depresi pada diabetes melitus dapat memperburuk prognosis pada pasien. Adanya aktifitas fisik yang menurun dan kepatuhan minum obat yang menurun akibat kesehatan mental juga dapat meningkatkan kadar lipid dan memperburuk prognosis diabetes melitus.7 Referensi: 1 Soelistijo, dkk. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2. PB Perkeni: Cetakan Pertama 2 Fatimah, R. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority Vol. 4 No. 5 3 Maina, dkk. 2010. National Clinical Guidelines For Management Of Diabetes Mellitus. Ministry of Public Health and Sanitation Kenya: 1st Edition 4 Silva, dkk. 2016. Risk Factors and Complications in Type 2 Diabetes Outpatients. Rev Assoc Med Bras Vol. 63 No. 7 5 Schlienger, J. 2013. Type 2 Diabetes Complications. Presse Med Vol. 42 No. 5 6 Khardori, R. 2019. Type 2 Diabetes Mellitus. Comparative and General Pharmacology Hal. 1-21 7 Kusumastiwi, Suryani & Anggoro. 2019. Meningkatkan Kesehatan Mental Penderita Diabetes Melitus di Komunitas dengan Kegiatan Kelompok Swabantu. Jurnal Surya Masyarakat. Vol. 1 No. 2