Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL TENTANG PENTINGNYA PENGENDALIAN BERAT BADAN SEBAGAI

BAGIAN PENTING DARI MANAJEMEN DIABETES MELLITUS

Diabetes Mellitus adalah penyakit menahun yang timbul pada seseorang disebabkan
karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif. Di Indonesia ada bermacam-macam jenis DM, yang paling banyak ditemukan
adalah DM tipe 2. Menurut survei yang di lakukan oleh International Diabetes
Federation (IDF), jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2013 terdapat 8,5 juta orang,
jumlah tersebut menempati urutan ke-7 terbesar di dunia. Penatalaksanaan DM tipe 2 secara
umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan penatalaksanaan jangka
pendek adalah  menghilangkan tanda dan gejala DM tipe 2, mempertahankan rasa nyaman, dan
mencapai target pengendalian glukosa darah. Tujuan penatalaksanaan jangka panjang adalah 
mencegah dan menghambat progresivitas komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler,
dan neuropati diabetik. Tujuan akhir dari penatalaksanaan DM tipe 2 adalah turunnya  morbiditas
dan mortalitas DM tipe 2. Penatalaksanaan DM diatas dikenal dengan Pilar utama pengendalian
DM yang terdiri dari perencanaan makan, latihan jasmani, obat berkhasiat hipoglikemik dan
penyuluhan.

Keberhasilan pengendalian DM dapat diukur dengan pemeriksaan Glycosylated


hemoglobin (HbA1c). HBA1c adalah pemeriksaan penunjang diabetes mellitus yang ditujukan
untuk menilai  % kontrol glikemik seorang pasien. Nilai HbA1c yang baik adalah < 6,5 %.
HBA1c dapat menggambarkan konsentrasi glukosa ambient rata-rata sejak 60 -90 hari sebelum
pemeriksaan, sehingga dapat memberikan gambaran status DM secara lebih konsisten.

Penanganan diabetes mellitus yang tepat, berkelanjutan menjadi hal yang wajib
dilakukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di salah satu rumah sakit di kab.
Sintang ada beberapa faktor yang menjadi penentu keberhasilan pengendalian DM yaitu :

 Edukasi Oleh Tenaga Kesehatan

Peran tenaga kesehatan sangat penting terutama untuk memotivasi dan membekali pasien
dengan berbagai pengetahuan tentang DM tipe 2, sehingga penderita dapat dengan patuh dan
dengan kemauannya sendiri mengelola penyakitnya. Dokter sebagai lini terdepan yang langsung
berhadapan dengan pasien memang diharapkan dapat berperan lebih dari sekedar memberikan
upaya kuratif, namun juga meningkatkan upaya kesehatan preventif dan promotif.

Berbagai metode edukasi perlu dilakukan agar hasil yang didapatkan maksimal. . Salah
satu bentuk edukasi yang sangat spesifik digunakan dan terbukti efektif dalam memperbaiki hasil
klinis dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 adalah Diabetes Self Management Education
(DSME). DSME merupakan suatu proses memberikan pengetahuan kepada pasien mengenai
aplikasi strategi perawatan diri secara mandiri untuk mengoptimalkan kontrol metabolik,
mencegah komplikasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien DM.

Materi yang perlu disampaikan meliputi :

1. Pengetahuan dasar diabetes


2. Pemantauan mandiri
3. Sebab-sebab tingginya kadar gula darah
4. Obat hipoglikemia oral
5. Perencanaan makan
6. Pemeliharaan kaki
7. Kegiatan jasmani
8. Pengaturan saat sedang sakit
9. Komplikasi

Pengaturan Diet

Modifikasi gaya hidup merupakan bagian penting dari pengelolaan diabetes. Salah satu
strategi utama pengelolaan DM adalah Terapi Nutrisi Media (TNM). TNM merupakan bagian
dari penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara
menyeluruh dari anggota tim yaitu dokter, ahli gizi, petugas kesehan yang lain serta pasien dan
keluarganya. tujuan TNM adalah meningkatkan kontrol kadar glukosa darah, profil lipid dan
tekanan darah untuk mnegurangi resiko penyakit kardiovaskuler pada pasien DM tipe 2. TNM
terbukti mengurangi Glycosylated hemoglobin (HBA1c) sebesar 1 % samapi 2% pada pasien
dengan DM tipe 2.

 Olahraga
Dalam Perkeni (2011) disebutkan bahwa olahraga teratur dapat memperbaiki kendali
glukosa darah, mempertahankan atau menurunkan berat badan, serta dapat meingkatkan kadar
kolesterol HDL. Olahraga selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki kendali glukosa darah. Keadaan ini akan mengurangi risiko Penyakit Jantung
Koroner (PJK) dan meningkatkan kualitas hidup diabetesi dengan meningkatnya kemampuan
kerja dan juga memberikan keuntungan secara psikologis.

Hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas fisik/ olahrag ini adalah

A.  Jenis

Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki,
bersepeda santai, jogging, senam dan berenang. Selain jenis aerobik, latihan ketahanan seperti
angkat besi juga terbukti memberikan dampak positif terhadap kendali gula darah, adipositas dan
lipid. Bahkan kombinasi antara keduanya memebrikan hasil yang lebih baik dalam mengurangi
nilai hemoglobin A1c sekitar 0,6%. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani
dapat ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi.

B. Frekuensi

Frekuensi menunjukkan banyaknya latihan persatuan waktu dan untuk meningkatkan kebugaran
fisik diperlukan latihan 3-5 kali perminggu yang dilakukan secara teratur.

C. Intensitas

Intensitas yaitu kulaitas yang menunjukkan berat ringannya latihan. Intensitas latihan untuk daya
tahan paru jantung sebesar 60-70%. Total Heart Rata (THR). THR dihitung menggunkan rumus
60% x (220-umur). Misalnya responden berusia 45 tahun maka denyut jantungnya harus dapat
mencapai 105 kali permenit.

D. Durasi

Waktu yang diperlukan setiap kali latihan utnuk meningkatkan kebugaran fisik adalah 30
- 60 menit yang didahului 3 – 5 menit pemanasan dan diakhiri 3 – 5 menit pendinginan. Adapun
waktu yang diperlukan selama latihan yaitu 30 menit dengan waktu untuk pemanasan 5 menit
dan pendinginan 5 menit sehingga latihan intinya 20 menit sampai responden mencapai THR.
 Kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan pengobatan didefinisikan sebagai seberapa jauhprilaku  seseorang  dalam  hal 


menggunakan  obat  sesuai  dengan nasehat  medis  atau  saran  kesehatan.  Kata  kepatuhan 
sendiri mengindikasikan model pendekatanmedis paternalistik dimanapasien  harus  mengikuti 
perintah  dokter  dan  mematuhi  petunjuk - petunjuk dokter. Kepatuhan pengobatan dapat dilihat
dari cara minum obat sesuai dengan aturan yang diberikan dokter dan mematuhi anjuran dokter.
Golongan obat, dosis dan lama kerja sudah ditentukan oleh dokter, sedangkan pasien tinggal
mematuhi frekuensi minum per hari dan jadwal minum sebelum, sesudah atau bersama makanan.

Nutrisi Pada Pasien DM Tipe 1 (IDDM) dan DM Tipe 2 (NIDDM)

a. DM tipe 1 (IDDM)

Diet pada DM tipe 1 dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah, yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:

Makan 5 – 6 kali setiap hari pada waktu yang kurang lebih sama dengan interval sekitar 3
jam dan terdiri atas 3 kali makanan pokok serta 3 kali camilan. Saat makan harus disesuaikan
dengan saat penyuntikan insulin hingga kadar puncak insulin dengan plasma sama dengan kadar
gula darah tertinggi sesudah makan.

b. DM Tipe 2 (NIDDM)

Tujuan utama diet pada DM tipe 2 adalah menurunkan dan/atau mengendalikan berat badan di
samping mengendalikan kadar gula dan kolesterol yang mencakup:

Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan interval waktu sekitar 3 jam.

Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang rendah dan indeks kekenyangan
yang tinggi, seperti kolang-kaling, cincau, agar-agar, rumput laut, pisang rebus, kacang hijau
serta kacang-kacangan lainnya, sayuran rendah kalori dan buah-buahan yang tidak manis (apel,
belimbing, jambu) serta alpukat.

DAFTAR PUSTAKA

1. RI Kementerian Kesehatan . Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan ; Penyakit


Tidak Menular: Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI; 2018.
2. RI Kementerian Kesehatan. Petunjuk Tekhnis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes
Mellitus. 3 ed: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;
2019
3. Soegondo Sidartawan. Patofisiologi Diabetes Mellitus. Dalam : Soegondo S, Soewondo
P, Subekti I. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2006.
4. Federation International Diabetes. IDF Diabetes Atlas. Brussels, Belgium: International
Diabetes Federation; 2018
5. Indonesia Perkumpulan Endokrinologi. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI; 2018

Anda mungkin juga menyukai