Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN LOGBOOK

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan II Diabetes Melitus

Disusun:

Meilinda Sari

PO.62.20.1.19.419

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V
2022
LOG BOOK
DIABETES MELITUS PADA KEHAMILAN/ DM GESTASIONAL (DMG)

Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari asuhan keperawatan diabetes mellitus dalam kehamilan, peserta didik
diharapkan memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan klien dengan diabetes dalam
kehamilan, meliputi:
1. Mampu menjelaskan definisi diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
2. Mampu menjelaskan faktor risiko diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
3. Mampu menjelaskan metabolisme glukosa pada kehamilan
4. Mampu menjelaskan mekanisme makrosemia
5. Mampu menjelaskan mekanisme penyulit pada kehamilan
6. Mampu menjelaskan mekanisme hipoglikemia pada bayi baru lahir
7. Mampu menjelaskan persiapan OGTT
8. Mampu menjelaskan hasil laboratorium untuk menegakkan diabetes pada kehamilan
9. Mampu menjelaskan sasaran kendali glukosa pada diabetes mellitus dalam kehamilan
(DMG)
10. Mampu menjelaskan pengkajian pada klien diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
11. mampu menjelaskan diagnose keperawatan pada klien diabetes mellitus dalam
kehamilan (DMG)
12. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien diabetes mellitus dalam kehamilan
(DMG)
13. Mampu menyusun perencanaan pendidikan kesehatan pada klien diabetes mellitus dalam
kehamilan (DMG)
14. Mampu memahami dan menelaah hasil penelitian yang berhubungan diabetes mellitus
dalam kehamilan (DMG)
Kasus Pemicu

Pasien Ny. B usia 32 tahun G3P2A0 hamil 28 minggu datang ke puskesmas dengan keluhan
sering lapar, sering haus, sering kencing, pandangan kabur, kadang mual, mudah mengantuk,
mudah lelah dan gatal pada daerah kemaluan. Ny. B mengatakan selama hamil terjadi
penambahan berat badan 10 kg, TFU 32 cm. Riwayat dalam keluarga Bapak dari Ny. B
menderita DM. Riwayat kehamilan yang lalu anak pertama jenis kelamin perempuan BB
3900 gram, anak kedua laki-laki 4200 gram. Hasil pemeriksaan TTGO 180 mg/dL.

Aktivitas 1
Jelaskan Pengertian/Definisi Diabetes Dalam Kehamilan
Diabetes gestasional didefinisikan sebagai intoleransi karbohidrat yang dimulai atau
pertama kali dikenali pada kehamilan yang ditandai dengan suplai insulin yang tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan insulin tubuh saat kehamilan. Penyebab suplai
insulin yang tidak mencukupi mendeskripsikan penyebab hiperglikemia secara umum,
termasuk seperti penyakit autoimun, penyebab monogenik, dan resistensi insulin.

Sumber :
http://scholar.unand.ac.id/67911/3/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf

Aktivitas 2
Deskripsikan Faktor Risiko DM dalam Kehamilan
a. Obesitas

Obesitas merupakan kondisi tubuh dengan kadar lemak yang terlalu tinggi yang
menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah GDM. Pada penderita
GDM, pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, namun insulin tersebut
tidak dapat bekerja maksimal dalam membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dikarenakan
kadar lemak dalam darah yang tinggi terutama kolesterol dan trigliserida (lemak dalam
darah).

Sumber :
http://digilib.unisayogya.ac.id/4254/1/Mengenal%20dan%20Upaya%20Mengatasi
%20Diabetes%20dalam%20Kehamilan%20-%20FIX.pdf
b. Riwayat Keluarga

Jika ada anggota keluarga Bumil yang menderita diabetes, Bumil pun juga berisiko
mengalami diabetes gestasional. Risiko bisa semakin tinggi kalau sebelumnya Bumil
pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4,1 kg.

Sumber :
https://www.alodokter.com/apa-itu-diabetes-gestasional

c. Gaya Hidup

Saat ini, banyak ibu hamil yang kurang memperhatikan pola hidup ketika sedang menjalani
masa kehamilan. Karena kebiasaan, sering kali ibu hamil tidak peduli untuk terus
mengonsumsi minuman beralkohol atau terbiasa merokok. Hal ini sebenarnya bisa
berdampak pada kesehatan, bukan hanya kesehatan sang ibu hamil tapi juga kesehatan
janin. Ibu hamil perlu memperhatikan kebiasaan dan mengatur pola hidup mereka untuk
mencegah terserang diabetes gestasional.

Sumber :
http://repository.unimus.ac.id/2355/3/BAB%20II.pdf

d. Merokok

Karena zat nikotin yang terdapat dalam rokok berdampak buruk pada tubuh yang dapat
menyebabkan resistensi insulin, peradangan, menumpuk lemak dalam perut, nikotin juga
mempersulit pengendalian gula darah.

Sumber :
https://health.grid.id/read/352580906/merokok-ternyata-dapat-menyebabkan-diabetes-tipe-
2-hasil-studi?page=2
e. Hipertensi

Hubungan diabetes dengan hipertensi dapat terjadi bersamaan karena keduanya memiliki
keterkaitan yang cukup erat, yaitu memungkinkan penyakit lain terjadi seperti penyakit
jantung dan gagal ginjal. American Diabetes Association merekomendasikan tekanan darah
penderita DMG harus dibawah 140/90 mmHg. Bila ada gangguan ginjal dianjurkan tekanan
darah lebih rendah lagi.

Sumber :
http://digilib.unisayogya.ac.id/4254/1/Mengenal%20dan%20Upaya%20Mengatasi
%20Diabetes%20dalam%20Kehamilan%20-%20FIX.pdf

f. Pola Aktivitas

Rutin berolahraga selama hamil dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Oleh sebab
itu, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait jenis olahraga yang
sesuai dengan kondisi kesehatan.
Selain dapat menurunkan gula darah, rutin berolahraga juga dapat meringankan berbagai
keluhan terkait kehamilan, seperti sakit punggung, kram, kaki bengkak, sembelit, dan susah
tidur.

Sumber :
https://www.alodokter.com/diabetes-gestasional

g. Riwayat Persalinan yang lalu, anak makrosemia

Kalau di kehamilan sebelumnya Bumil mengalami diabetes gestasional, maka kondisi ini
mungkin akan terjadi di kehamilan selanjutnya. Jadi, jika Bumil pernah mengalaminya, beri
tahu dokter serta lakukan pemeriksaan berkala supaya kondisi Bumil dan janin bisa
terpantau.

Sumber :
https://www.alodokter.com/apa-itu-diabetes-gestasional
Aktivitas 3

Jelaskan Metabolisme glukosa pada kehamilan

a. Polidipsi

Polidipsia adalah suatu kondisi ketika seseorang merasa sangat kehausan dan biasanya
diikuti dengan mulut yang kering terus-menerus. Meskipun sudah minum, bahkan dalam
jumlah yang banyak, tidak berapa lama kemudian rasa haus akan kembali melanda
Polidipsia terjadi salah satunya sebagai kompensasi dari kondisi poliuria yang
dijelaskan di atas. Karena tubuh mengeluarkan air lewat urine dalam jumlah banyak,
maka tubuh bereaksi memberi sinyal haus agar mendapat asupan air yang lebih banyak.

Sumber :
https://www.guesehat.com/waspada-3p-tiga-gejala-utama-diabetes-melitus

b. Poliuri

Poliuria adalah suatu kondisi ketika seseorang buang air kecil lebih sering, dengan
jumlah urine yang juga melebihi normal alias abnormal. Normalnya, orang dewasa
mengeluarkan urine sebanyak satu hingga dua liter per hari. Namun pada pasien terduga
diabetes, ia dapat mengeluarkan urine hingga lebih dari tiga liter sehari.
Poliuria dapat menjadi penanda seseorang terkena diabetes melitus. Hal ini terjadi
karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi. Gula adalah zat yang akan direabsorpsi
atau diserap kembali oleh ginjal saat menyaring darah untuk membuat urine.
Karena kadar gula yang tinggi, tidak semua gula dapat diserap kembali oleh ginjal dan
akan keluar lewat urine. Gula akan menyerap lebih banyak air, sehingga urine yang
dihasilkan juga lebih banyak.
Selain karena diabetes melitus, poliuria juga dapat terjadi karena hal-hal lain. Misalnya
diabetes insipidus, gagal ginjal, penggunaan obat-obatan yang memiliki efek
meningkatkan urinasi, seperti furosemid atau spironolakton, konsumsi kafein dan
alkohol, diare kronis, ataupun kehamilan.

Sumber :
https://www.guesehat.com/waspada-3p-tiga-gejala-utama-diabetes-melitus

c. Polifagia

Polifagia adalah suatu kondisi medis ketika seseorang merasa sangat kelaparan atau
mengalami peningkatan nafsu makan yang lebih besar dari biasanya. Hal ini dapat menjadi
salah satu penanda utama diabetes melitus.
Pada pasien dengan diabetes melitus, gula tidak bisa masuk ke dalam sel karena adanya
resistensi insulin ataupun kekurangan produksi insulin. Padahal, gula diperlukan sebagai
bahan bakar utama bagi sel untuk memproduksi energi.
Karena itulah, tubuh akan memberi sinyal seakan-akan kekurangan asupan gula dan
berujung pada rasa lapar dan nafsu makan yang meningkat. Selain pada kondisi
hiperglikemia atau tingginya kadar gula dalam darah, polifagia juga dapat menjadi tanda
terjadi kondisi hipoglikemia, yakni tubuh justru kekurangan gula dalam darah.

Sumber :
https://www.guesehat.com/waspada-3p-tiga-gejala-utama-diabetes-melitus

d. Pandangan Kabur

Gula darah tinggi yang tidak terkontrol pada penderita diabetes dapat menyebabkan
berbagai penyakit mata.
Kadar gula darah yang tinggi membuat lensa mata membengkak hingga mengganggu
kemampuan mata untuk melihat. Untuk memperbaikinya, gula darah harus kembali ke
kisaran normal, yaitu antara 70 mg/dL sampai 130 mg/dL sebelum makan, dan kurang dari
180 mg/dL selama satu atau dua jam sesudah makan.

Sumber :
https://www.alodokter.com/waspadai-penyakit-mata-pada-penderita-diabetes

e. Mual

Karena saat kadar glukosa darah naik atau turun, metabolisme tubuh dapat terganggu dan
bingung yang dapat menyebabkan perasaan mual yang bercampur aduk.

Sumber :
https://health.grid.id/read/353035274/penyandang-diabetes-sering-mual-muntah-ternyata-
ini-penyebabnya?page=all
Aktivitas 4
Jelaskan mekanisme terjadinya makrosemia pada kehamilan

Makrosomia adalah istilah medis bagi bayi yang lahir dengan berat badan di atas rata-rata.
Kondisi ini bisa menyebabkan proses persalinan menjadi lebih sulit dan berbahaya bagi ibu
maupun bayi.
Makrosomia dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor keturunan, masalah
kesehatan pada ibu selama masa kehamilan, dan gangguan pertumbuhan janin.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami
makrosomia, di antaranya:
 Memiliki berat badan berlebih atau obesitas saat hamil
 Menderita diabetes gestasional
 Menderita hipertensi selama hamil
 Memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat badan besar
 Berusia lebih dari 35 tahun saat hamil
 Mengandung bayi laki-laki

Sumber
https://www.alodokter.com/makrosomia-kondisi-saat-bayi-lahir-dengan-berat-badan-
berlebih

Aktivitas 5
Jelaskan penyulit DM pada kehamilan

Diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang menyulitkan kehamilan, seperti


preeklampsia, sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzymes, and low platelet),
kelahiran dengan sectio caesarea, abortus, stillbirth. Diabetes juga dapat menyebabkan
masalah pada bayi. Komplikasi yang sering ditemukan pada bayi dengan ibu DM antara
lain adalah:
 Hipoglikemia neonatus
 Makrosomia
 Prematuritas
 Polisitemia
 Sindrom distress pernapasan
 Hiperbilirubinemia neonatus
 Kardiomiopati
 Malformasi kongenital. Komplikasi ini dapat terjadi pada diabetes pregestasional, baik
diabetes mellitus tipe 1 dan 2 ataupun diabetes gestasional

Sumber :
https://www.alomedika.com/diabetes-mellitus-maternal-meningkatkan-risiko-kelainan-
kongenital

Aktivitas 6
Jelaskan mekanisme terjadinya hipoglikemia pada bayi baru lahir

Hipoglikemia adalah kondisi gula darah yang turun di bawah nilai normal. Selain pada
orang dewasa, kondisi ini dapat terjadi pada bayi dengan penyebab yang beragam.
Hipoglikemia pada bayi bisa berbahaya jika tidak dikenali dan ditangani dengan cepat dan
tepat.
Hipoglikemia sebenarnya normal ditemui pada bayi baru lahir, namun biasanya hanya
berlangsung sementara, dan kadar gula darah akan meningkat dengan sendirinya dalam 2-3
jam.
Kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan dapat menjadi penyebab terjadinya
hipoglikemia pada bayi. Beberapa keadaan lain yang juga dapat menyebabkan kondisi ini
adalah:
 Infeksi
 Asfiksia saat lahir
 Penyakit hati
 Penyakit metabolik bawaan
 Terlalu banyak insulin akibat diabetes pada ibu hamil yang tidak terkontrol
 Terlalu banyak insulin akibat tumor pankreas
Pada bayi, gejala hipoglikemia terkadang tidak khas. Namun, ada beberapa gejala umum
yang bisa Anda kenali, antara lain bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusu. Pada kondisi
yang parah, bayi bisa kejang, berhenti bernapas (apnea), dan bibir serta kukunya menjadi
kebiruan (sianosis).

Sumber :
https://www.alodokter.com/kenali-penyebab-hipoglikemia-pada-bayi-dan-faktor-risikonya

Aktivitas 7
Jelaskan persiapan untuk pemeriksaan OGTT

1. Persiapan Pasien
Sebelum menjalani tes toleransi glukosa oral, dokter melakukan anamnesis seputar
keluhan pasien, terutama terkait diabetes mellitus dan faktor risikonya. Tanyakan juga
riwayat diabetes pada anggota keluarga, riwayat pemeriksaan glukosa darah sewaktu atau
puasa sebelumnya, dan apakah ada gejala terkait komplikasi diabetes,
misalnya retinopati.
Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien tetap makan dengan karbohidrat yang cukup dan
melakukan kegiatan jasmani seperti kebiasaan sehari-hari. Kemudian, pada hari
pemeriksaan, pasien berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari), minum air putih
tanpa glukosa tetap diperbolehkan.
2. Peralatan
Peralatan yang diperlukan adalah:
 Spuit untuk mengambil darah

 Kontainer tutup merah dan abu-abu

 75 gram larutan gula

3. Posisi Pasien
Pasien bisa dalam posisi duduk atau tidur pada saat pengambilan sampel darah.
4. Prosedural
Pada awal kedatangan, pastikan pasien datang dalam keadaan puasa. Kemudian,
lakukan pemeriksaan dengan langkah berikut:
a. Lakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa

b. Kemudian, berikan glukosa 75 gram untuk orang dewasa atau 1,75 gram/kgBB pada
anak. Glukosa dilarutkan dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit

c. Pasien berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2


jam setelah minum larutan glukosa selesai

d. Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam sesudah pemberian beban


glukosa

e. Selama proses pemeriksaan, pasien tetap istirahat dan tidak merokok


f. Pada kondisi diabetes gestasional, pengukuran tambahan dilakukan pada 1 jam
pertama post prandial.
Pada pasien ibu hamil. 75 gram glukosa diberikan dengan melarutkan dalam 300 ml air dan
dihabiskan dalam waktu 5-10 menit. Apabila pasien muntah dalam waktu 30 menit pasca
minum larutan glukosa, pemeriksaan harus diulang pada hari berikutnya. Apabila muntah
lebih dari 30 menit, pemeriksaan dapat dilanjutkan.

Sumber :
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/endokrinologi/tes-toleransi-glukosa-oral/
teknik

Aktivitas 8
Jelaskan batasan normal hasil pemeriksaan GDP, GDS dan TTGO

1. Table GDS dan GDP

Bukan DM Belum Pasti DM DM


Tes Sampel (mg/dL) (mmol/ (mg/dL) (mmol/ (mg/dL) (mmol/
L) L) L)

GDS Plasma vena < 110 < 6,1 110– 6,1–11,0 > 200 > 11,1
199
Darah kapiler < 90 < 5,0 90– 5,0–11,0 > 200 > 11,1
199

GDP Plasma vena < 110 < 6,1 110– 6,1–7,0 > 126 > 7,0
125
Darah kapiler < 90 < 5,0 5,0–6,1 > 110 > 6,1
90–
109

GD2P Plasma vena < 140 < 7,8 140– 7,8–11,1 > 200 > 11,1
P 200
Darah kapiler < 120 < 6,7 6,7–11,1 > 200 > 11,1
120–
200

2. Table TTGO

GDP
Kriteria
0 jam 2 jam
(mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L)
GDPT > 110 serta < 126 6,1 > serta < 7,0 < 140 < 7,8
TGT < 126 < 7,0 > 140 serta < 200 7,8 > serta < 11,1
DM > 126 > 7,0 > 200 > 11,1

Sumber:
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/04/MANUAL-GLUKOSA.doc

Aktivitas 9
Jelaskan sasaran kendali glukosa pada DM dalam kehamilan

Tujuan penatalaksanaan diabetes gestasional adalah normoglikemi dan menjaga


pertumbuhan dan perkembangan fetus. Penatalaksanaan diabetes dilakukan secara
menyeluruh dengan kontrol rutin gula darah, perubahan gaya hidup, dan terapi obat-obatan.
Target kontrol glikemik pada diabetes gestasional adalah kadar glukosa darah puasa ≤95
mg/dL dan kadar glukosa darah 2 jam post prandial ≤120 mg/dL.
Penanganan diabetes pada kehamilan penting untuk dilakukan secara komprehensif.
Dengan perubahan gaya hidup berupa aktivitas fisik dan kontrol diet, 70-85% wanita
dengan diabetes gestasional dapat mencapai kontrol glukosa yang baik. Terapi obat dimulai
apabila pasien gagal mencapai target glukosa dalam 1-2 minggu pasca perubahan gaya
hidup.

1. Tata Laksana Nonfarmakologi


Pada pasien dengan diabetes gestasional, dilakukan pemantauan kadar glukosa darah
dan modifikasi gaya hidup.
a. Pemantauan Kadar Gula Darah
Setelah terdiagnosa diabetes gestasional, pasien perlu melakukan pemantauan kadar
gula darah secara rutin, baik glukosa darah puasa maupun glukosa darah post
prandial. Sebaiknya pasien melakukan kunjungan antenatal rutin setiap bulan untuk
memantau kadar gula darah dan pertumbuhan fetus. 5th International Workshop-
Conference on Gestational Diabetes Mellitus merekomendasikan kadar gula darah
puasa <95 mg/dL, 1 jam postprandial <140 mg/dL, dan 2 jam post prandial <120
mg/dL.
b. Aktivitas Fisik dan Kontrol Berat Badan
Setiap ibu hamil dengan diabetes gestasional direkomendasikan untuk melakukan
aktivitas fisik selama 30 menit dalam sehari atau 150 menit dalam seminggu.
Aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah berenang, aerobic low impact, berjalan,
dan sepeda statis. Ibu hamil juga perlu mengontrol berat badan selama masa
kehamilan. Pada ibu yang memiliki riwayat obesitas sebaiknya pertambahan berat
badan tidak melebih 11,5 kg. Pada ibu hamil yang memiliki berat badan ideal
sebaiknya pertambahan berat badan dijaga berkisar 0,5-2,5 kg pada trimester
pertama dan 500 gram per minggu pada trimester selanjutnya. [7,12]
c. Diet
Pasien diabetes gestasional sebaiknya berkonsultasi dengan ahli gizi khusus karena
kebutuhan kalori perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Secara
umum, kebutuhan kalori pada wanita dengan diabetes gestasional adalah 35-40
kcal/kg jika underweight, 30-34 kcal/kg pada berat badan yang ideal, dan 23-25
kcal/kg jika overweight.
Komposisi nutrisi tidak berbeda dengan ibu hamil yang tidak mengalami diabetes.
Rekomendasi intake protein adalah sebesar 1-1,5 gram/kg. Jenis karbohidrat
sederhana dan gula sebaiknya dikurangi dan digantikan dengan sumber karbohidrat
yang lebih sehat, seperti sayur-sayuran, buah, dan gandum utuh. Makanan tinggi
lemak dan produk olahan sebaiknya dihindari.
2. Tata Laksana Farmakologi
Human insulin masih dianggap sebagai penatalaksanaan farmakologi yang paling baik
untuk pasien diabetes gestasional.
a. Terapi Insulin
Sampai saat ini insulin masih menjadi drug of choice untuk diabetes gestasional.
Insulin tidak melewati plasenta sehingga aman diberikan selama kehamilan.
Pada wanita yang hiperglikemia puasa dan postprandial terjadi pada setiap kali
waktu makan, dosis insulin yang direkomendasikan adalah 0,7-1,0 unit/kgBB per
hari. Dosis ini sebaiknya dibagi menjadi beberapa regimen menggunakan insulin
kerja panjang atau menengah yang dikombinasikan dengan insulin kerja cepat.
Namun, apabila hiperglikemia terjadi pada saat tertentu saja, maka regimen insulin
sebaiknya difokuskan pada saat spesifik tersebut. Misalnya, jika seorang pasien
hanya memiliki kadar glukosa darah puasa yang tinggi, maka insulin kerja
menengah sebaiknya diberikan saat malam hari. Atau pada pasien dengan
hiperglikemia postprandial saat sarapan, maka mungkin saja hanya memerlukan
insulin kerja pendek saat sarapan.
b. Terapi Obat Hipoglikemik Oral
- Selain terapi insulin, beberapa obat hipoglikemik oral juga dapat dipakai
menjadi pilihan terapi pada diabetes gestasional. Obat pilihan yang dapat
diberikan adalah metformin dan glibenclamide. Meskipun demikian, FDA
belum menyatakan metformin dan glibenclamide dapat menjadi salah satu terapi
alternatif obat dalam penatalaksanaan diabetes gestasional. Kedua obat tersebut
berada dalam kategori B dalam kehamilan. Metformin dan glibenclamide dapat
melewati barrier plasenta, namun belum ada bukti adanya defek lahir atau
komplikasi pada neonatus akibat penggunaan metformin ataupun glibenclamide.
- Metformin merupakan obat oral pilihan karena memiliki risiko yang lebih
rendah untuk terjadinya hipoglikemia neonatus dan pertambahan berat badan
maternal. Meskipun demikian, metformin sedikit meningkatkan risiko
prematuritas. Metformin diberikan 500 mg sekali sehari pada awal pengobatan
dan dapat ditingkatkan sampai 2500 mg per hari dibagi dalam beberapa dosis.
Glibenclamide dapat diberikan dengan dosis awal 2,5 mg satu kali sehari 1 jam
sebelum makan dan maksimal sampai 10 mg. Namun 15-40% pasien yang
menggunakan medikasi oral untuk diabetes gestasional tetap membutuhkan
insulin.
- Aspirin
Beberapa studi terbaru merekomendasikan pemberian aspirin dosis rendah 50-
150 mg/hari (biasanya 80 mg/hari) pada akhir trimester pertama kehamilan
sampai dengan kelahiran bayi untuk menurunkan risiko preeklampsia pada ibu
hamil dengan diabetes gestasional.

Sumber :
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-gestasional/penatalaksanaan

Aktivitas 10
Jelaskan pengkajian keperawatan dengan masalah DM dalam Kehamilan

1. Nama: Ny. B
2. Usia: 32 thn
3. Keluhan utama:
Sering lapar, sering haus, sering kencing, pandangan kabur, kadang mual, mudah
mengantuk, mudah lelah dan gatal pada daerah kemaluan.
4. Riwayat penyakit keluarga
Bapak dari Ny. B menderita DM.
5. Riwayat kehamilan sekarang
Ny. B mengatakan selama hamil terjadi penambahan berat badan 10 kg
6. Riwayat kehamilan lalu
Anak pertama jenis kelamin perempuan BB 3900 gram, anak kedua laki-laki 4200 gram.
7. Riwayat ANC
8. Pola aktivitas sehari-hari
a. Pola nutrisi:
- Ny. B mengeluh sering lapar, sering merasa haus, dan terjadi penambahan BB
b. Pola eliminasi:
- BAK: Ny. B mengatakan sering kencing
- BAB: tidak ada masalah
c. Pola personal hygine
- Tidak ada masalah
d. Pola istirahat dan tidur:
- Ny. B mengatakan mudah lelah dan mengantuk
e. Pola aktivitas:
- Ny. B mengatakan tidak ada kegiatan fisik yang berat dan hanya berdiam
dirumah
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
- Ny. B tampak baik
b. TTV
- Pemeriksaan laboratorium: TTGO 180 mg/dl
- TFU 32 cm
- Kepala: tidak ada benjolan
- Wajah: simetris
- Mata: simetris, pandangan kabur
- Hidung: tidak ada pernapasan cuping hidung
- Telingan: simestris, tidak ada gangguan pendengaran
- Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
- Payudara: tidak ada masalah
- Ekstermitas dan kulit
 Ny. B mengatakan gatal di daerah genetalia
 Pada area genetalia tampak kemerahan

Sumber :

Aktivitas 11
Jelaskan Diagnosa Keperawatan yang terjadi pada DM dalam Kehamilan

1. Ketidakstabilan kadar gula darah b.d resistensi insulin


2. Keletihan b.d kondisi fisiologis

Sumber :
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Aktivitas 12
Jelaskan intervensi keperawatan yang pada DM dalam kehamilan

No Diagnose Tujuan dan KH Intervensi


keperawatan
1 Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tidakan 1. Identifikasi kesiapan
gula darah b.d keperawatan selama 1x24 jam dan kemampuan
resistensi insulin diharapkan kestabilan kadar menerima informasi
glukosa darah meningkat dengan 2. Indentifikasi factor-
KH: faktor yang dapat
1. Kadar glukosa dalam darah meningkatkan dan
membaik menurunkan motivasi
2. Mengantuk menurun PHBS
3. Rasa lapar menurun 3. Sediakan materi dan
4. Pusing menurun media penkes
5. Rasa haus menurun 4. Jadwalkan penkes
6. Lelah/lesu menurun sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan
untuk bertanya
6. jelaskan factor risiko
yang dapat
memengaruhi
Kesehatan
2 Keletihan b.d kondisi Setelah dilakukan tidakan 1. Identifikasi kesiapan
fisiologis keperawatan selama 1x24 jam dan kemampuan
diharapkan tingkat keletihan menerima informasi
menurun dengan KH: 2. Sediakan materi dan
1. Kemampuan melakukan media pengaturan
aktivitas rutin meningkat aktivitas dan istirahat
2. Lesu menurun 3. Jadwalkan pemberian
3. Gelisah menurun penkes sesuai
4. Motivasi meningkat kesepakatan
4. Berikan kesempatan
kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya
5. Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara
rutin
6. Anjurkan menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
Sumber:
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Aktivitas 13
Buatlah rancangan pendidikan kesehatan pada DM dalam Kehamilan (SAP, Materi dan
Media penkes)

Terlampir

Aktivitas 14
Lakukan telaah terhadap satu buah artikel yang dipublikasi di jurnal dengan topic yang
berhubungan dengan diabetes dalam kehamilan dan buat resume hasil telaah meliputi:

Judul Artikel Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Upaya Pencegahan Diabetes


Mellitus Gestasional Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Tamalanrea Jaya
Kota Makassar
Penulis Andi Hasliani, Rahmawati
Tahun Publikasi 2019
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Volume/Isu 14/4
Halaman 376-380
URL http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/295/248
Latar Belakang Diabetes melitus gestasional menjadi masalah kesehatan masyarakat
sebab penyakit ini berdampak langsung pada kesehatan ibu dan janin.
Dampak yang ditimbulkan oleh ibu penderita diabetes melitus
gestasional adalah ibu berisiko tinggi terjadi penambahan berat badan
berlebih, terjadinya preklamsia, eklamsia, bedah sesar, dan komplikasi
kardiovaskuler hingga kematian ibu. Pendidikan kesehatan dilakukan
pada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan dan diharapkan ada
upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut.
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap upaya pencegahan diabetes mellitus gestasional di
Puskesmas Kapasa Kota Makassar.
Metodologi Desain Penelitian:
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan studi
desain quasi ekspriment dengan pendekatan the one group pretest-
posttest design.
Populasi dan Sampel:
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Kapasa dan terdata di rekam medik, teknik sampling
menggunakan accidental sampling sehingga besaran sampel tidak
ditentukan.
Pengumpulan Data:
Tes awal dilakukan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang
diabetes mellitus gestasional secara umum dan upaya pencegahan
diabetes mellitus gestasional. Selanjutnya akan diberikan perlakuan
berupa pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus gestasional
secara umum dan upaya pencegahan diabetes mellitus gestasional. Tes
akhir dilakukan untuk perubahan perilaku ibu hamil dalam upaya
mencegah diabetes mellitus gestasional
Analisis Data:
Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat. Analisa
univariat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, sedangkan analisa
bivariat yaitu untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap upaya pencegahan diabetes mellitus gestasional menggunakan
uji T berpasangan jika memenuhi syarat atau uji Wilcoxon sebagai
alterantif ketika data tidak memenuhi syarat.
Penyajian Data:
menggunakan program computer dengan uji t berpasangan atau uji
wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
upaya pencegahan diabetes mellitus gestasional sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan dengan nilai P Value : 0,000 lebih
kecil dari nilai α = 0,05.
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan
kesehatan pada ibu hamil trimester I terhadap upaya pencegahan
diabetes mellitus gestasional di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota
Makassar.
Rekomendasi Diharapkan dengan penelitian ini mampu menambah pengetahuan dan
mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi terjadi diabetes melitus
gestasional, harus mengidentifikasi tentang pola hidup, pola makan,
memotivasi ibu hamil untuk rutin mengontrol kadar gula darah.

Anda mungkin juga menyukai