Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

DIABETES MELITUS (DM) DALAM KEHAMILAN


DI PUKESMAS PAHANDUT PALANGKARAYA PADA NY. S.I

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah PK II DM


Di Puskesmas Pahandut Palangkaraya

OLEH :
YUYUN
NIM. PO PO.62.20.1.15.148

KEMENTERIAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA D-IV KEPERAWATAN
KELAS REGULER II
Tahun 2019
1. KONSEP DASAR

a. Definisi
Diabetes gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh kehamilan
biasanya menghilang setelah melahirkan (Murrayetal.,2002). Diabetes yang dialami
oleh seorang ibu yang pernah menderita DM sebelum hamil dan ibu mengalami DM
pada saat hamil disebut diabetes mellitus gestasional (Syafei Piliang, 1993).
b. Etiologi

Penyakit diabetes mellitus ini terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya
jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa
melewati membrane sel.

c. Faktor Risiko

Hal-hal yang menjadi factor resiko diabetes mellitus adalah sebagai berikut :

1. Riwayat keluarga dengan DM


2. Glukosuria dua kali berturut-turut
3. Kegemukan
4. Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan).
5. Adanya hidramnion
6. Kelahiran anak sebelum besar.
d. Klasifikasi Diabetes
Ada beberapa klasifikasi, salah satunya menurut White (1965).
1. Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes
kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi peningkatan
kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi peningkatan kadar glukosa 1
atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan pengaturan diet.
2. Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama
10 tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.
3. Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama
10-19 tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.
4. Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diserita sebe;umnya usia
10 tahun disertai dengan kelainan pembuluh darah.
5. Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul
termasuk arteri uterusna.
6. Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk golongan glomerulonephritis dan
pielonefritis.
Kemudian dibuat modifikasi tambahan. Kelas untuk ibu dengan komplikasi renitis
proliferates atau dengan perdarahan dalam korpus vitreum.

e. Patofisiologi
Metabolisme karbohidrat selama kehamilan karena insulin yang berlebih masih
banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan kehamilan. Progesterone dan HPL
menyebabkan jaringan ibu resiten terhadap insulin dan menghasilkan enzim yang disebut
insulinase yang dihasilkan oleh plasenta, sehingga mempercepat terjadinya insulin.
Bila pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat, maka akan timbul
suatu keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat menimbulkan kondisi
kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi), mengeksresikan cairan
(poliuri), dan mudah lapar (polifagia).

f. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dirasakan dapat berupa: polidipsi, poliuri, polifagia,
penurunan berat badan, lemah, mengantuk (somnolen), dan dapat timbul ketoasidosis.
Pengaruh diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut.
1. Hiperemesis gravidarum.
2. Pemakaian glikogen bertambah.
3. Meningkatkan metabolism basal.
Dampak diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut.
1. Abortus dan partus prematurus.
2. Preeklamsi.
3. Hidramnion.
4. Kelainan letak janin.
5. Insufisiensi.

Pengaruh diabetes pada bayi yang dilahirkan adalah sebagai berikut.


1. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus.
2. Cacat bawaan.
3. Dismaturitas.
4. Janin besar
5. Kelainan neurologis.

g. Manajemen Terapeutik
Manajemen terapeutik yang diberikan bertujuan untuk mencegah kemungkinan
timbulnya komplikasi pada ibu dan mempertinggi angka keselamatan bayi (salvage fetal
rate).

Ada tiga tujuan pengobatan diabetes mellitus gestasi adalah sebagai berikut.

1. Mencegah timbulnya ketosis dan hipoglikemia.

2. Mencegah hiperglikemia dan glikosuria seminimal mungkin.

3. Mencapai usia kehamilan seoptimal mungkin.

Diet ibu diabetes dalam kehamilan tidak berbeda dengan diet diabetes lainnya,
kecuali penambahan kalori total untuk mencapai penambahan berat badan 10-12kg
selama hamil dan menjaga asupan karbohidrat tidak kurang dari 200 gram/hari.
Diperhatikan diet yang tratur dan asupan kalori total yang tepat diselingi dengan makanan
kecil (4-6 kali sehari).

Saat tidur diberikan 25 gram karbohidrat untuk mencegah ketosis pada malam
hari. Pada wanita dengan glukosa di mata GTT intoleransi glukosa tidak diberikan
insulin, tetapi memerlukan pengawasan ketat.

h. Komplikasi Diabetes Melitus

Komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori.

1. Komplikasi metabolik akut.

2. Komplikasi-komplikasi vascular jangka panjang.

2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES


MELITUS

a. Pengkajian
1. RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu)
a. Riwayat diabetes
b. Riwayat anak lahir besar
2. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
3. Riwayat kesehatan sekarang (RKS)
a. Ditemui adanya tanda-tanda DM, seperti polidipsi, polifagi,poliuri, dan lain-lain.

b. Saluran Urinarius
Dapat mengalami riwayat poliuria, Infeksi Saluran Kemih (ISK), nefropati
makanan dan cairan, polydipsia, polifagia, mual, muntah, serta penurunan berat badan.

c. Keamanan
Integritas kulit lengan, paha dapat berubah karena injeksi insulin yang sering
terdapat kerusakan penglihatan/retinopati, serta riwayat gejala-gejala infeksi dan atau
positif terhadap infeksi perkemihan dan vagina.

d. Status Kebidanan
Tinggi fundus mungkin lebih tinggi atau rendah dari normal terhadap usia gestasi
(Hidramnion, ketidaktepatan pertumbuhan janin); riwayat neonates besar terhadap usia
gestasi (LGA);hidramnion;anomaly kongenital; dan kematian janin yang tidak jelas
penyebabnya.

e. Sosial Ekonomi
Masalah faktor social ekonomi dapat meningkatkan risiko komplikasi,
ketidakadekuatan, atau kurangnya system pendukung yang bertanggung jawab.

f. Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin glukosa (HbAlc) kadar glukosa serum acak, kadar keton urine,
protein urine dan kreatinin (24jam), tes fungsi tiroid, hemoglobin hemaktrokrit, kadar
estriol, tes toleransi glukosa, albumin glukosa, elektrodiagram, kultur vagina, tes
nonstres (NST), ultrasonografi, contraction stress test (CST), oxytocyn challenge test
(OCT), amnionsintesis, serta kriteria profil biofisik.

g. Diagnosis Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dengan tepat.
2. Risiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal sebagai perubahan sirkulasi.
3. Risiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan perubahan kontrol
diabetik, profil darah abnormal anemia, hipoksia jaringan, dan perubahan respons
imun.
h. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosis 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrient dengan tepat.
Hasil yang diharapkan:
a. Nutrisi ibu akan meningkatkan 24-30 lb pada masa praenatal atau yang tepat
berat badan sebelum kehamilan.
b. Ibu akan mempertahankan glukosa darah puasa antar 60-100 mg dl 1 jam
prapartum tidak lebih 140 mg/dl.
c. Ibu akan sering mengungkapkan pemahaman tentang aturan individu dan kebutuhan
pemantauan diri.
Rencana intervensi rasional
MANDIRI
1. Kaji masukan kalori dan pola 1. Membantu dalam mengevaluasi
makan dalam 24 jam pemahaman ibu tentang diet
dan/atau pentingnya menaati aturan
diet.
2. Tinjau ulang pentingnya makan 2. Makan sedikit dan sering
kudapan yang teratur bila menghindari hiperglikemia
menggunakan insulin. postprandial dan ketosis
puasa/kelaparan.
3. Bila terjadi hipoglikemia 3.Mual dan muntah dapat
asimtomatik, atasi dengan segelas mengakibatkan defisiensi
susu sebanyak 8 oz dan ulangi tiap karbohidrat yang dapat
15 menit bila kadar glukosa serum menimbulkan metabolism lemak
tetap dibawah 70 mg dl. dan terjadi ketosis.
KOLABORASI
4. Diskusikan dosis, jadwal, dan tipe 4.Penggunaan jumlah besar karbohidrat
insulin sederhana untuk mengatasi
hipoglikemia menyebabkan nilai
glukosa darah meningkat cepat.
Kombinasi karbohidrat dengan protein
mempertahankan normoglikemia lebih
lama dan membantu mempertahankan
stabilitas glukosa sepanjang hari.
5. Sesuaikan diet atau cara 5.Pembagian dosis mempertimbangkan
pemberian insulin untuk kebutuhan maternal dan rasio waktu
memenuhi kebutuhan individu. makan terhadap makanan dan
memungkinkan kebebasan dalam
penjadwalan makanan. Dosis total
setiap hari berdasarkan usia gestasi,
berat badan ibu dan kadar glukosa
serum.
6. Rujuk pada ahli diet dan konseling 6.Kebutuhan metabolik pranatal
pertanyaan mengenai diet yang berubah setiap trimester dan
dianjurkan. penyesuaian ditentukan oleh
penambahan berat badan dan tes
laboratorium. Diet spesifik pada
individu diperlukan untuk
mempertahankan normoglikemia dan
mendapatkan berat badan yang
diinginkan.
7. Tentukan hasil HbAlc setiap 2-4 7.Memberikan keakuratan gambaran
minggu. rata-rata control glukosa serum selama
60 hari.
2. Diagnosa 2: Risiko cedera janin yang berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa maternal akibat perubahan pada sirkulasi.
Hasil yang diharapkan:
Ibu akan menunjukkan reaksi NST secara normal dan oxytocin challenge test
dan/atau tes stres kontraksi negatif.
Rencana Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Tentukan klasifikasi White terhadap 1.Janin kurang berisiko bila klasifikasi White
diabetes, jelaskan klasifikasi serta makna adalah A, B, dan C dengan klasifikasi D atau di
pada ibu dan pasangan atas akan mengalami masalah ginjal atau
komplikasi lainnya.
2. Kaji control diabetik sebelum konsepsi. 2.Kontrol ketat sebelum konsepsi membatu
risiko mortalitas janin dan anomali kongenital.
3. Kaji gerakan janin dan DJJ setiap 3.Terjadinya insufiensi dan ketosis maternal
kunjungan sesuai indikasi. Anjurkan untuk mungkin secara negatif akan memengaruhi
mencatatnya mulai usia gestasi 18 minggu gerakan janin dan DJJ.
dan setiap hari mulai minggu ke-34.
4. Pantau adanya tanda hipertensi dalam 4.Bermanfaat untuk mengidentifikasi pola
kehamilan (edema, proteinuria, dan pertumbuhan abnormal.
peningkatan TD).
5. Berikan informasi tentang efek diabetes 5.Kira-kira 12-13 dari diabetes menjadi
yang mungkin pada pertumbuhan dan gangguan hipertensi karena perubahan
perkembangan janin. kardiovaskular berkenaan dengan diabetes.
KOLABORASI
6. Kaji HbAlc setiap 2-4 minggu sesuai 6.Pengetahuan membantu ibu membuat
indikasi. keputusan melaksanakan aturan dan dapat
meningkatkan kerja sama.
7. Dapatkan kadar serum alfa fetoprotein 7.Insiden bayi malformasi secara kongenital
(AFP) pada gestasi 14-16 minggu. meningkat pada wanita dengan kadar tinggi pada
awal kehamilan buruk.
8. Siapkan untuk USG pada usia kehamilan 8, 8.USG bermanfaat dalam memastikan tanggal
12, 18, 28, dan 36 sampai 38 minggu gestasi dan membantu mengevaluasi Indra
sesuai indikasi. Uterine Growth Retardation (IUGR)
3. Diagnosis 3:Risiko tinggi cedera materal yang berhubungan dengan perubahan pada
control diabetic, profil darah abnormal atau anemia hipoksia jaringan, dan perubahan
imun.
Hasil yang diharapkan:
a. Ibu tetap normotensive.
b. Ibu tetap mempertahankan normoglikemia.
c. Ibu bebas dari komplikasi.
Rencana Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Perhatikan klasifikasi White untuk diabetes, 1.Ibu yang diklasifikasikan memiliki diabetes tipe
kaji derajat control diabetic. D, E, atau F memiliki risiko tinggi mengalami
komplikasi.
2. Kaji kondisi ibu terhadap perdarahan vagina 2.Perubahan vascular yang dihubungkan dengan
dan nyeri tekan abdomen. diabetes menetapkan ibu pada risiko abrupsio
plasenta.
3. Kaji adanya edema. 3.Ibu diabetic cenderung kelebihan retensi cairan
dan hipertensi karena kehamilan (HKK) akibat
perubahan vaskular.
4. Tentukan tinggi fundus, periksa adanya 4.Hidramnion terjadi dalam 6-25% ibu diabetik
edema pada ekstremitas dan dispnea. yang hamil. Hal ini terjadi kemungkinan
berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin
pada cairan amnion karena hiperglikemia
meningkatkan pengeluaran urine janin.
5. Kaji dan tinjau ulang tanda dan gejala infeksi 5.Deteksi awal ISK dapat mencegah pielonefritis
saluran kemih (ISK) yang memperberat persalinan.
KOLABORASI
6. Pantau kadar gula setiap kunjungan. 6.Mendeteksi ancaman ketoasidosis.
7. Kaki Hb/Ht pada setiap kunjungan awal 7.Anemia mungkin ada pada ibu dengan masalah
kemudian selama trimester kedua dan pada vaskular.
kehamilan aterm.
8. Intruksikan pemberian insulin sesuai 8.Kebutuhan insulin selama kehamilan tidak sama
kebutuhan. jumlahnya.
9. Dapatkan urinalisis dan kultur urine, berikan 9.Membantu mencegah atau mengatasi
antibiotic sesuai indikasi. pielonefritis.
10. Kumpulkan specimen untuk ekskresi protein 10.Kemungkinan perubahan vaskular dapat
total, ibus, kreatinin nitrogen, urea darah, dan merusak fungsi ginjal pada ibu dengan diabetes
kadar asam urat. berat.
11. Siapkan ibu untuk melakukan USG pada usia 11.Ibu berisiko tinggi terhadap CPD dan distosia
gestasi minggu ke-8, 12, 26, dan 38 karena makrosomia.
kehamilan untuk menentukan ukuran janin
dengan menggunakan diameter biparietal,
panjang femur, dan perkiraan berat badan
janin.

i. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk
petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

j. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Mitayani.2009.ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Padang : Salemba medika


Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta :
Nuha Medika
.

Anda mungkin juga menyukai