Pertemuan II
Disusun Oleh :
Safira Insan Brillianty
(PO.62.20.1.19.429)
No Intervensi Implementasi
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi
Aktivitas 4
Buatlah resume journal reading untuk satu artikel dan buatlah rencana pendidikan kesehatan
serta medianya!
Judul artikel :
Sumber :
Simamora, Febrina Angraini, and Adi Antoni. "Hubungan lama menderita dan komplikasi
dengan ansietas pada penderita diabetes mellitus tipe 2." Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia
(Indonesian Health Scientific Journal) 3.2 (2018): 67-75.
Resum :
Tindakan pengendalian Diabetes Mellitus sangat diperlukan, khususnya dengan
mengusahakan tingkat gula darah sedekat mungkin dengan normal, merupakan salah satu
usaha pencegahan yang terbaik terhadap kemungkinan berkembangnya komplikasi dalam
jangka panjang. Lama penderita mengalami DM juga merupakan suatu hal yang merupakan
faktor kuat yang berhubungan dengan perilaku perawatan diri. Biasanya pnderita yang baru
saja terdiagnosis DM akan merasakan kecemasan dibandingkan dengan penderita yang sudah
lama menderita DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara
komplikasi dan lama menderita dengan ansietas pada penderita DM tipe 2. Desain penelitian
yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Terdapat 62 orang sampel sesuai dengan kriteria
sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji
Chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan komplikasi dan lama
menderita dengan ansietas pada penderita DM tipe 2. Klien DM dengan kondisi psikososial
yang baik, akan mampu melakukan aktivitas perawatan diri yang baik sehingga mampu
mengontrol kadar gula darah. Klien DM tipe 2 diharapkan mampu beradaptasi dengan
diabetesnya sehingga tidak mengalami ansietas dan depresi sehingga mampu melakukan
perawatan diri yang baik dan kadar gula darah yang terkontrol.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Disusun oleh:
(PO.62.20.1.19.429)
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Prediabetes
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Aula Poltekkes Kemenkes Palangkaraya
Hari/Tanggal : 13 Agustus 2022
Waktu : 1 x 25 menit
Penyuluh : Mahasiswa
I. LATAR BELAKANG
Menurut definisi dari the American Diabetes Association and US
Department of Health and Human Services, prediabetes adalah suatu tahapan
dimana kadar glukosa diatas normal tetapi masih di bawah kadar glukosa darah
untuk diagnosis diabetes. Kondisi ini mencakup toleransi glukosa terganggu
(TGT) dan / ataupun glukosa puasa terganggu (GPT). American Diabetes
Association (ADA) mendefinisikan prediabetes sebagai GPT yaitu kadar glukosa
puasa 100 mg/dl (5,6 mmol/L) – 125 mg/dl (7,0 mmol/L) atau bila kadar glukosa
darah 2 jam setelah beban glukosa 75 gram 140-199 mg/dl (7,8 – 11 mmol/L)
yang sering disebut dengan TGT. Prevalensi prediabetes di Indonesia cukup
tinggi, yakni ± 10,2%, sehingga diperkirakan 24 juta penduduk Indonesia telah
menyandang prediabetes. 1,2 Penyandang prediabetes dalam perkembangannya
mempunyai 3 kemungkinan: sekitar 1/3 nya akan tetap sebagai prediabetes, 1/3
kasus akan menjadi diabetes mellitus tipe 2 (DMT2), dan 1/3 sisanya dapat
kembali menjadi normoglikemi. Prediabetes meningkatkan risiko absolut
menjadi DM sebesar 2-10 kali lipat, bahkan pada beberapa populasi peningkatan
resiko tersebut dapat lebih tinggi lagi.
Resiko terjadinya penyakit kardiovaskular pada prediabetes sama besarnya
dengan DM. Berbagai keadaan tersebut semakin meyakinkan bahwa tindakan
dan program pencegahan dini DM sangat diperlukan, antara lain melalui
penanganan prediabetes. Identifikasi dan penatalaksanaan awal bagi para pasien
prediabetes yang dapat menurunkan insiden DM serta komplikasinya akan sangat
bermanfaat tidak hanya bagi pasien, namun juga bagi keluarga dan pemerintah.
Prediabetes adalah suatu kondisi yang serius. Siapapun yang mempunyai kondisi
prediabetes beresiko besar untuk didiagnosis menjadi diabetes mellitus. Dalam
hal antisipasi umtuk pencegahan prediabetes ini yang sangat perlu diperhatikan
adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita prediabetes
maupun yang beresiko terkena prediabetes. Penyuluhan kesehatan pada penderita
prediabetes merupakan suatu hal yang sangat penting dalam regulasi gula darah
penderita prediabetes dan mencegah atau setidaknya menghambat munculnya/
terjadinya penyakit diabetes melitus. Dalam hal ini diperlukan kerja sama yang
baik antara penderita dan keluarganya dengan para pengelola atau penyuluh.
Penyuluhan diperlukan karena penyakit pradiabetes adalah penyakit yang
berhubungan dengan gaya hidup. Pengobatan pradiabetes memerlukan
keseimbangan antara beberapa kegiatan yang merupakan bagian integral dari
kegiatan rutin sehari-hari seperti makan, tidur, bekerja dll. Pengaturan jumlah
serta jenis makanan serta olahraga oleh penderita serta keluarganya. Berhasilnya
pengobatan pradiabetes tergantung pada kerjasama antara petugas kesehatan
dengan penderita dan keluarganya. Pasien yang mempunyai pengetahuan cukup
tentang prediabetes, kemudian selanjutnya mengubah perilakunya, akan dapat
mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga ia dapat sembuh. Jadi penyuluhan
pradiabetes mellitus disamping sebagai upaya promotif dilakukan juga upaya
preventif serta upaya kuratif dan rehabilitative untuk meningkatkan peningkatan
pwnyakit kronik (Diabetes Melitus).
II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan
selama 20 menit, masyarakat Kelurahan Jekan Raya diharapkan mampu
memahami mengenai prediabetes.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah proses penyuluhan kesehatan
tentang Prediabetes, diharapkan masyarakat Kelurahan Jekan Raya mampu:
1. Menjelaskan pengertian Prediabetes
2. Menyebutkan penyebab terjadinya Prediabetes
3. Menyebutkan faktor-faktor risiko tejadinya Prediabetes
4. Menyebutkan tanda dan gejala Prediabetes
5. Menyebutkan komplikasi yang dapat terjadi akibat dari Prediabetes
6. Menyebutkan penanganan Prediabetes
7. Menyebutkan pencegahan Prediabetes
III. SASARAN
Masyarakat
IV. MATERI
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian Prediabetes
2. Penyebab terjadinya Prediabetes
3. Faktor-faktor risiko tejadinya Prediabetes
4. Tanda dan gejala Prediabetes
5. Komplikasi yang dapat terjadi akibat dari Prediabetes
6. Penanganan Prediabetes
7. Pencegahan Prediabetes
V. METODE
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Prediabetes ini adalah:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII.WAKTU
1. Hari, tanggal : Sabtu, 13 Agustus 2022
2. Jam: 09.00 – 09.25 WIB
VIII. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Aula Poltekkes Kemenkes Palangkaraya
Terminasi :
4 2 menit 1. Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
X. PENGORGANISASIAN
Pamateri : Mahasiswa
Materi : Terlampir
B. Hasil Penyuluhan
1. Jangka pendek
Setelah diberikan penyuluhan masyarakat mampu :
a. Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang telah
disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan yang
akan diberikan oleh penyuluh.
b. Menjelaskan kembali pengertian Prediabetes
c. Menyebutkan penyebab terjadinya Prediabetes
d. Menyebutkan faktor-faktor risiko tejadinya Prediabetes
e. Menyebutkan tanda dan gejala Prediabetes
f. Menyebutkan komplikasi yang dapat terjadi akibat dari Prediabetes
g. Menyebutkan penanganan Prediabetes
h. Menyebutkan pencegahan Prediabetes
2. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan masyarakat sejak dini tentang upaya
pencegahan terjadinya Diabetes Melitus serta mampu menerapkan
penanganan prediabetes jika sudah terdiagnosis dalam kehidupan sehari-
hari.
Lampiran Materi
1. Pengertian Prediabetes
Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula darah di dalam tubuh seseorang
lebih dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes
melitus tipe 2. Kondisi prediabetes ini jika dibiarkan akan mengalami progresivitas
dan berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2.
2. Faktor Risiko Prediabetes
Faktor risiko yang menyebabkan prediabetes sama dengan faktor risiko dari
diabetes melitus tipe 2, antara lain adalah:
1. Berat badan yang berlebihan (obesitas).
2. Lingkar pinggang yang berlebihan (laki-laki >90 sentimeter ; wanita >80
sentimer).
3. Pola diet yang buruk, seperti terlalu banyak mengonsumsi daging merah,
makanan yang diproses, dan minuman dengan pemanis buatan.
4. Pola hidup santai yang tidak berolahraga.
5. Usia >45 tahun.
6. Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes melitus tipe 2.
7. Ras.
8. Wanita hamil dengan riwayat diabetes gestational.
9. Wanita yang memiliki kondisi sindroma ovarium polikistik.
10. Orang yang memiliki gangguan tidur seperti OSA (obstructive sleep apnea).
11. Kondisi lain yang berhubungan dengan prediabetes, meliputi:
12. Tekanan darah tinggi.
13. Rendahnya kadar kolesterol HDL.
14. Tingginya kadar trigliserida.
3. Penyebab Prediabetes
Sayangnya, hingga kini penyebab dari prediabetes masih belum diketahui.
Meski begitu, riwayat penyakit di keluarga dan genetik memegang peran penting
dalam munculnya kondisi ini. Pola hidup santai yang jarang berolahraga,
penumpukkan lemak terutama di bagian perut memiliki peranan yang cukup
penting.
Pengidap tidak dapat memproses asupan glukosa dengan normal. Sebagai
akibatnya, glukosa yang masuk tidak dapat diproses untuk masuk ke dalam otot
dan jaringan lain melainkan terakumulasi di dalam darah. Akumulasi glukosa
yang terjadi di dalam darah dapat disebabkan oleh pankreas yang tidak berfungsi
dengan baik dalam memproduksi insulin yang bekerja sebagai transporter glukosa
menuju jaringan lain.
4. Gejala Prediabetes
Pada umumnya, pengidap prediabetes tidak memiliki gejala. Namun, gejala sederhana dari
diabetes harus diwaspadai supaya tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2. Gejala klasik
dari diabetes tipe 2 adalah:
a. Selalu kehausan.
b. Selalu lapar.
c. Peningkatan frekuensi berkemih.
d. eMudah merasa lelah.
e. Gangguan penglihatan berupa pandangan kabur.
5. Diagnosis Prediabetes
Diagnosis prediabetes ditegakkan berdasarkan hasil pengecekkan kadar gula
dalam
darah.
1. Kadar gula darah puasa: 100-126 mg/dL.
2. Toleransi glukosa oral: 140-199 mg/dL.
3. Tes HbA1C: 5.7 - 6.4 persen.
6. Komplikasi Prediabetes
Jangan pernah menganggap sepele kondisi ini, sebab jika tidak segera ditangani,
prediabetes bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan komplikasi lain yang
berbahaya, seperti:
1. Stroke.
2. Luka pada kaki yang berisiko amputasi.
3. Infeksi.
4. Penyakit jantung koroner dan penyakit arteri perifer.
5. Gagal ginjal kronis.
6. Kerusakan mata dan kebutaan.
7. Kolesterol tinggi.
8. Tekanan darah tinggi.
9. Masalah pendengaran.
10. Alzheimer.
7. Pengobatan Prediabetes
Penanganan dari prediabetes bertujuan untuk mencegah progresivitas kondisi
ini menjadi diabetes mellitus tipe 2. Cara yang digunakan adalah dengan:
1. Konsumsi makanan yang sehat.
2. Berolahraga secara teratur dengan aktivitas fisik sedang minum 30 menit
sehari.
3. Menurunkan berat badan berlebih.
4. Berhenti merokok.
5. Konsumsi obat diabetes jika dianjurkan oleh dokter.
8. Pencegahan Prediabetes
Pencegahan prediabetes dan diabetes mellitus adalah dengan melakukan gaya
hidup yang baik dan sehat. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan,
antara lain: Mengonsumsi makanan yang sehat, kaya nutrisi, dan rendah lemak.
1. Berolahraga secara rutin dan teratur.
2. Menurunkan berat badan yang berlebih.
3. Mengontrol tekanan darah dan kadar kolestero
DEFINISI PENYEBAB
Tidak diketahui dengan pasti.
DM atau kencing manis adalah suatu Diabetes timbul karena
penyakit yang disebabkan oleh karena pankreas tidak
peningkatan kadar gula dalam menghasilkan/terlalu sedikit
darah (hiperglikemi) akibat kekurangan menghasilkan insulin atau bila
hormon insulin baik absolut maupun relatif. kerja insulin tidak normal.
Terdapat dua tipe diabetes yaitu Tipe I dan
GEJALA/TANDA
Tipe II. Dibetes Tipe I memerlukan insulin Kencing dalam jumlah banyak siang dan
dan terjadi pada anak-anak, dan pengobatannya malam hari
memerlukan suntikan insulin. Sedangkan Rasa lapar yang berlebihan
diabetes Tipe II tidak tergantung pada Insulin, Berat badan menurun meskipun tetap
Disusun Oleh : terjadi pada dewasa, dan biasanya dikontrol enak makan
dengan diet, olah raga dan obat anti diabetes. Lemah, lesu
Safira Insan Brillianty Luka sukar sembuh, infeksi kulit yang
(PO.62.20.1.19.429) berulang, gatal-gatal disekitar alat
kelamin luar
Kesemutan terutama daerah kaki