Anda di halaman 1dari 3

WOC

HIPERTENSI

Oleh :

Ceni Merti
P1337420921191

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2022
DEFINISI : PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Menurut WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki - Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah - Pemeriksaan retina
diastolik ≥ 90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017). - Pemeriksaan lab untuk mengetahui kerusukan organ seperti organ
seperti ginjal dan jantung
- EKG untuk mengetahui hipertropi vertikel kiri
ETIOLOGI : - Urnalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah dan glukosa
Menurut Ignatavicius (2009) dan Aspiani (2016) penyebab hipertensi diantaranya - Pemeriksaan renogram, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan
karena faktor keturunan/genetik, ciri dari perseorangan (umur, jenis kelamin dan penentuan kadar urin
ras) serta kebiasaan hidup/gaya hidup seseorang (seperti konsumsi garam tinggi,
kegemukan atau makan berlebihan, stres atau ketegangan jiwa, kebiasaan
merokok, minum alkohol dan obat-obatan) PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI :
Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol : - Diet rendah garam dan lemak
- Umur, Jenis kelamin ,Riwayat keluarga - Usahan mempertahankan BB ideal
Faktor yang dapat diubah/dikontrol : PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI :
- Kebiasaan merokok, konsumsi natrium garam, konsumsi lemak jenuh, ebiasaan Obat anti hipertensi yang diberikan, yaitu :
konsumsi minuman beralkohol, obesitas, olahraga, stres - Dierutik (Menurunkan volume plasma, menurunkan retensi perife)
- Vasodilator (mengembangkan pembuluh darah artri, mengurangi
tahanan perifer, menurunkan tekanan darah tinggi)
- Ace inhibitor (menghambat renin, agniotensi, vasodilatasi,
menurunkan volume darah)
PATOFISIOLOGI :
Patofisiologi hipertensi sangat kompleks. Walaupun belum diketahui secara pasti,
pada hipertensi essensial, faktor genetik, lingkungan serta gaya hidup dapat
mempengaruhi fungsi dan struktur sistem kardiovaskular, ginjal, dan
neurohormonal hingga menimbulkan peningkatan tekanan darah kronik DIAGNOSA :
1. Gangguan rasa nyaman
2. Gangguan pola tidur

TANDA DAN GEJALA :


- Sakit kepala, Gelisah
PERENCANAAN KEPERAWATAN :
- Jantung berdebar-debar, Pusing
Dx 1 :
- Penglihatan kabur., Rasa sakit di dada
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
HIPERTENSI
KOMPLIKASI :
- Identifikasi skala nyeri
- Penyakit pembuluh darah seperti stroke,perdarahan otak,gagal jantung, - Identifikasi respon nyeri non verbal
infrak miocard acut (IMA)
- Penyakit ginjal seperti gagal ginjal - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
- Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina,
nyeri

PENGKAJIAN FISIK :
- Penampilan / keadaanumum (Lemah, aktifitas dibantu, Kesadaran pasien
dari compos mentis sampai coma)
- Kaji apakah terjadi hemiplegia atau hemiparese
- Antropometri. (Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena
kekurangan nutrisi, atau terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan PERENCANAAN KEPERAWATAN :
cairan) Dx 2 :
- KepalaRambut kotor, Mata kuning / kotor, Telinga kotor dan terdapat kotoran - Identifikasi pola aktifitas dan tidur
telinga, Hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, Mulut bau ureum, Bibir
kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor. - Identifikasi faktor pengganggu tidur
- Leher dantenggorokan, Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran
tiroid pada leher.
- Dada (Terdapat otot bantu napas)
- Abdomen turgor jelek, perut buncit
- Genital, genetalia kotor
- Ekstremitas, Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema
- Kulit. Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat
REFERENSI :
Nursalam. (2008). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Price, Sylvia & Wilson, Lorraine. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dewan Pengurus Pusat PPNI. (2018) Edisi1 Cetakan II Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Dewan Pengurus Pusat PPNI. (2016) Edisi I Ccetakan I Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai