Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

GAGAL JANTUNG KRONIK

Disusun Oleh :
Juli Endang Yustriang Lase 173307020070
Dwi Eva Yanti 173307020039
Maulida Rahma 173307020059
Pembimbing :
dr. Joy Wulansari Purba Sp.JP
 

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR PENYAKIT DALAM


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
RSU ROYAL PRIM
MEDAN
2018
A. ANATOMI JANTUNG

Jantung adalah organ berotot berongga dengan ukuran


sekepalan. Jantung terletak di rongga thoraks sekitar garis
tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra di sebelah posterior. Jantung terletak antara dua
struktur tulang, sternum dan vertebra.
B. DEFINISI GAGAL JANTUNG KRONIK
Gagal jantung kronik adalah suatu kondisi patofisologi, dimana terdapat kegagalan jantung memompa
darah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan.

C. ETIOLOGI GAGAL JANTUNG KRONIK


1. Kardiomiopati

2. Sindrom Koroner Akut

3. Krisis Hipertensi

4. Aritmia Akut

5. Regurgitasi Valvular/ endokarditis

6. Stenosis Katup Aorta Berat

7. Miokarditis berat akut

8. Tamponade jantung

9. Diseksi aorta

10. Sindrom High Output


D. KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG

Klasifikasi berdasarkan kelainan Klasifikasi berdasarkan kapsitas

struktural jantung fungsional (NYHA)

Stadium A Kelas I

Memiliki risiko tinggi untuk Tidak terdapat batasan dalam

berkembang menjadi gagal jantung. melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik

Tidak terdapat gangguan struktural atau sehari-hari tidak menimbulkan

fungsional jantung, tidak terdapat tanda kelelahan, palpitasi atau sesak nafas

atau gejala
Stadium B Kelas II

Telah terbentuk penyakit struktur Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak

jantung yang berhubungan dengan terdapat keluhan saat istrahat, namun

perkembangan gagal jantung, tidak aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan

terdapat tanda atau gejala kelelahan, palpitasi atau sesak nafas


Stadium C Kelas III

Gagal jantung yang simtomatik Terdapat batasan aktifitas bermakna.

berhubungan dengan penyakit struktural Tidak terdapat keluhan saat istrahat,

jantung yang mendasari tetapi aktfitas fisik ringan

menyebabkan kelelahan, palpitasi atau

sesak

Stadium D Kelas IV

Penyakit jantung struktural lanjut serta Tidak dapat melakukan aktifitasfisik

gejala gagal jantung yang sangat tanpa keluhan. Terdapat gejala saat

bermakna saat istrahat walaupun sudah istrahat. Keluhan meningkat saat

mendapat terapi medis maksimal melakukan aktifitas

(refrakter)
E. EPIDEMIOLOGI GAGAL JANTUNG KRONIK
Di Eropa dan Amerika disfungsi miokard yang sering terjadi akibat penyakit jantung koroner biasanya akibat infark
miokard, yang merupakan penyebab paling sering pada usia kurang dari 75 tahun disusul hipertensi dan diabetes .
Sedangkan di Indonesia, pada penelitian Fachrunnisa, dkk dari data rekam medis RSU D Arifin achmad pekanbaru pada
tahun 2013 terdapat jumlah kasus CHF sebesar 110 kasus dari 522 kasus penyakit kardiovaskular, kemudian pada bulan
januari sampai September 2014 terdapat 94 kasus CHF.

D. DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG KRONIK

Anamnesis
Cepat lelah bila beraktifitas ringan (mandi, jalan >300 m, naik tangga)
Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat beraktifitas, tidur lebih nyaman bila menggunakan bantal yang tinggi
( 2-3 bantal)
 Bengkak pada tungkai bawah dekat mata kaki
Riwayat menderita penyakit jantung atau dirawat dengan gejala diatas.
 
Pemeriksaan fisik
 
Sesak nafas, frekuensi nafas >24x/menit saat istirahat
Frekuensi nadi > 100 x/mnt, nadi kecil dan cepat
Iktus cordis bergeser ke lateral pada palpasi
Peningkatan tekanan vena jugularis
Hepato megali / hepato jugular reflux (+)
Edema tungkai biasanya dekat mata kaki
Ascites
Kriteria Diagnosis
2. Minor:
1. Mayor  Edema tungkai bawah (biasanya
 Sesak saat tidur terlentang
dekat mata kaki)
(Orthopnoe)
 Batuk-batuk malam hari
 Sesak terutama malam hari
 Sesak nafas saat aktifitas lebih
(Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe)
 Peningkatan Tekanan Vena Jugularis dari sehari hari
 Ronki basah halus  Pembesaran hati
 Pembesaran Jantung  Efusi Pleura
 Edema Paru
 Takikardia
 Gallop S3
 Waktu sirkulasi memanjang>25
 
detik Bila terdapat 1 gejala mayor dan
 Refluks hepato jugular 2 minor atau 3 gejala minor,
 Penurunan berat badan karena sudah memenuhi kriteria
respons dengan pengobatan diagnostic gagal jantung.
 
•Elektrokardiogram (EKG)
•Foto Toraks
•Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
•Peptida Natriuretik
•Troponin I atau T
•Ekokardiografi
E. PENATALAKSANAAN
Non- Farmakologi : Farmakologi :
1. Edukasi kepatuhan minum obat 1. Diuretik: Furosemidoral / IV bila tanda
dan gejala kongesti masih ada, dengan
2. Edukasi kepatuhan diet rendah dosis 1 mg/kg BB atau lebih
garam, rehabilitasi jantung, 2. ACE inhibitor (atau ARB bila batuk) bila
tidak ada kontra indikasi; dosis
3. Edukasi cara mengatasi bila dinaikan bertahap sampai dosis optimal
terjadi perburukan sesak nafas tercapai
4. Edukasi timbang berat badan 3. Beta blocker dosis kecil bila tidak ada
dan lingkar perut, ukur jumlah kontraindikasi, dosis naik bertahap Bila
dosis sudah optimal tetapi laju nadi
cairan masuk dan keluar agar masih cepat (>70x/menit), dengan:
seimbang - Irama sinus, dapat ditambahkan
5. Edukasi control tekanan darah, Ivabradin mulai dosis kecil 2x2,5mg,
maksimal 2 X 5mg.
nadi dan pemeriksaan fisik ke
- Irama atrialfibrilasi - respons
Puskesmas terdekat ventrikel cepat serta fraksi ejeksi
rendah, tetapi fungsi ginjal baik,
berikan digoxin dosis rumat 0,25mg
pagi.
4. Mineralocorticoid Receptor Blocker
(Aldosterone Antagonist) dosis kecil
bila tidak ada kontraindikasi.
LAPORAN KASUS

No. Ruangan : 512 B


Hari/tanggal masuk ruangan : Rabu, 17 Oktober 2018
Dokter Jantung : dr. Joy Wulansari Purba, Sp.JP
DPJP : dr. Sadarita, Sp.P
 
IDENTITAS
Nama : Emil Faisal
Tanggal lahir : 05 Maret 1973
No. RM : 078896
Jenis Kelamin : Laki-laki

ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak Nafas
Keluhan tambahan : Kedua kaki dan wajah bengkak, batuk, mual dan
volume urine menurun.
Telaah : Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke RSU. Royal Prima Medan
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu ini dan memberat sejak 1 minggu ini pada saat
malam hari, nyeri dada (-). Bengkak pada kedua ekstremitas dan wajah sudah 2 minggu
ini, batuk sejak 3 hari yang lalu, mual pada saat setelah makan, nyeri ulu hari (-). Os
mengatakan ada keinginan untuk BAK tetapi susah keluar. Os juga mengeluhkan volume
urine menurun sejak 1 minggu ini, os mengatakan pada saat BAK urine keluar hanya
sedikit dan berwarna kuning (1 cup) + 200 ml dari total jumlah urine perhari, os juga
mengatakan air yang masuk tidak sama dengan yang keluar.Sebelumnya os
mengatakan pernah berobat ke luar Negeri sejak 1 tahun yang lalu, dengan keluhan
BAK berbuih, nyeri BAK (-) dan os di diagnosa adanya gangguan ginjal, Diabetes
Millitus dan Hipertensi. Namun Os tidak mau minum obat dari dokter, lalu Os beralih ke
pengobatan tradisional.

Riwayat penyakit terdahulu : - DM


- Hipertensi
Riwayat pemakaian obat : - Novorapid (8 bulan yang lalu)
- Amlodipine (8 bulan yang lalu)
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
 
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
Kesadaran/GCS : Compos Mentis/ GCS: 15 E: 4, V: 5, M:6
Tekanan Darah : 190/120 mmHg
Frekuensi Nadi : 88 x/menit
Respiratori Rate : 32 x/menit
Temperature : 37oc
Berat badan : 63 Kg
Tinggi badan : 169 cm

Status Generalisata
Kepala
Simetris, Normocephali, rambut hitam dan distribusi tidak merata, tidak terdapat jejas
maupun hematom.

Mata
Bentuk normal, simetris, konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), Pupil bulat isokor,
Refleks Cahaya (+/+), Strabismus (-/-), edema palpebra (+), pergerakan mata ke segala
arah baik.

Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada massa, tidak ada benda asing, serumen prop (-/-),
pendengaran baik, nyeri tekan processus mastoideus (-).
Perkusi :

Hidung
Tidak ada kelainan atau deviasi.

Mulut
Mukosa bibir kering (+), bibir sianosis (-), pembesaran tonsil (-), gusi berdarah (-), lidah pucat (-), atrofi papil
(-), stomatitis (-).

Kelenjar
Tidak teraba kelenjar getah bening di submandibula, leher, aksila, dan inguinal.

Leher
Inspeksi : Jejas (-), Oedem (-)
Palpasi : Deviasi trakhea (-), Nyeri tekan (-), TVJ (+), Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar thyroid (-).

Thorax Depan
Inspeksi: bentuk dada simetris fusiform, retraksi sela iga (-), spider nevi (-).
Palpasi : nyeri tekan (-)

Lokasi Stem Fremitus


Atas Kanan = Kiri
Tengah Kanan = Kiri
Bawah Kanan = Kiri
Perkusi :

Lokasi Kanan Kiri


Atas Sonor Sonor
Tengah Sonor Sonor
Bawah Sonor Sonor

Auskultasi :
•Thorax Belakang
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kiri-kanan
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara Pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan : (-)

Lokasi Kanan Kiri


Atas SP: Bronkovesikuler SP: Vesikuler, ST: (-)
ST: Ronki Basah
Tengah SP: Vesikuler, ST: (-) SP: Vesikuler, ST: (-)
Bawah SP: Vesikuler, ST: (-) SP: Vesikuler, ST: (-)
•Abdomen
Inspeksi
Bentuk : Simetris (+)
Palpasi : Soepel, NTE (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus meningkat

•Ekstremitas Atas dan Bawah


Superior : Edema pada kedua lengan bawah
Inferior : Pitting Edema pada kedua kaki dan Ulkus Peptikum pada kaki kanan.
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI

(17 Oktober 2018)

N Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode


o
.

1 Hemoglobin 8,3 mg/dl 13.5 - 15.5

2 Leukosit 6,75 /mm3 5.000 - 11.000

3 Laju Endap Darah 107 mm/jam 0 – 20 .

4 Trombosit 500 /mm3 150000 - 450000 -

5 Hematocrit 25,6 % 30.5 - 45.0 -

6 Eritrosit 2,89 10^6/mm3 4.50 - 6.50 -

7 MCV 88,4 fL 75.0 - 95.0 -

8 MCH 28,7 Pg 27.0 - 31.0 .

9 MCHC 32,4 g/dl 33.0 - 37.0 .

1 RDW 15,4 % 11.50 - 14.50 .


0

1 PDW 38,9 fL 12.0 - 55.0 .


1

1 MPV 8,5 fL 6.50 - 9.50 .


2

1 PCT 0.43 % 0.100 - 0.500 .


Hitung Jenis Lekosit Eosinofil 3,6 % 1–3 .
Basofil 0.5 % 0-1 .
Monosit 5 % 2–8 .
Neutrofil 70,3 % 50 – 70 .
Limfosit 18,9 % 20-40 .
LUC 1,7 % 0-4

ELEKTROLIT

(17 Oktober 2018)


Pemeriksaan Hasil Normal
Natrium 133 135-145
Kalium 5,7 3,5-5,5
Clorida 104 94-111

DIABETIC

(17 Oktober 2018)


NPemeriksaan Hasil Normal
o
.
1Glukosa ad random 120 mg/dl <200 mg/dl
.
RENAL FUNCTION
(17 Oktober 2018)
No. Pemeriksaan Hasil Normal
1. Ureum darah 135 mg/dl 15-38
2. Kreatinin 6.45 mg/dl 0.55-1.30
URINE ROUTINE
1. Warna Kuning Kuning
2. Kekeruhan Jernih Jernih
3. Berat Jenis 1.020 1.005 – 1.030
4. PH 5.5 4.5 – 8.0
5. Glucosa Negative Negative
6. Bilirubin Negative Negative
7. Keton Negative Negative
8. Protein +3 Negative
9. Urobilinogen 0.2 0.1 – 1.0
10. Nitrit Negative Negative
11. Blood +1 Negative
12. Leucocyt Negative Negative
URINE SEDIMENT
1. Eritrosit 3–5 0–1
2. Leucocyt 1–2 0–3
3. Sel Epitel 1–2 <6
4. Silindris Negative Negative
5. Kristal Negative Negative
6. Lain-lain Negative Negative
DR-Thorax PA
(17 Oktober 2018)
Foto Thoraxs :
Jantung ukuran membesar
Sinus costofrenicus kanan dan kiri tertutup perselubungan
Tampak infiltrate di kedua lapangan paru dengan perpadatan di bagian sentral dan basal paru kanan kiri.
Kesan :
Edema pulmonum.
Cardiomegali dengan effuse pleura bilateral
Pneumonia

USG Ginjal + Buli + Prostat


USG Ginjal Buli Prostat :
Dilakukan pemeriksaan USG Ginjal Buli Prostat dengan hasil sebagai berikut :
Ginjal kanan bentuk dan ukuran normal, renal parenkim cukup tebal, tidak tampak batu ataupun diatasi sistem pelviokalises.
Tampak effuse pleura kanan dan kiri
Buli dinding licin, tidak tampak batu/massa di dalamnya.
Kelenjar prostat tidak membesar, parenkim homogeny.
Kesan :
Tidak tampak urolithiasis ataupun hidronefresis
Effusi pleura bilateral.
COAGULATION
(18 Oktober 2018)
No. Pemeriksaan Hasil Normal
1. D-Dimer 1788.4 ng/ml <400 ng/ml

RENAL FUNCTION
(20 Oktober 2018)
No. Pemeriksaan Hasil Normal
1. Ureum darah 194 mg/dl 15-38
2. Kreatinin 6.52 mg/dl 0.55-1.30

HEPATITIS
(22 Oktober 2018)
No. Pemeriksaan Hasil Normal
1. HBs Ag Non Reactive Non Reactive
2. Anti HCV Non Reactive Reactive : >=1.0
Non Reactive : <1.0

Non Reactive : <1.0


IMMUNOSEROLOGI INFECTION
(22 Oktober 2018)
No. Pemeriksaan Hasil Normal
1. HIV Screening Non Reactive Reactive => 0,25
Non Reactive =< 0,25
Diagnosa Banding

1. Congestive Heart Failure


2. Coronary Artery Disease
3. Acute Coronary Disease

Diagnosa Sementara
CHF + CKD

Penatalaksanaan
Instalasi Gawat Darurat:
- IVFD Nacl 10 gtt/i
- Inj. Furosemide 20 mg/6 jam
- Amlodipine 10 mg 1x1 hari
Ruangan :
•IVFD Nacl 10 gtt/i
•Inj. Furosemide 20 mg/6 jam
•Tab. Concor 1x2,5 mg
•Tab. CPG 1x75 mg
•Tab. Candesartan 1x16 mg
•Tab. Amlodipine 1x10 mg
FOLLOW UP

Hari/Tanggal S O A P
Rabu, 17 Oktober - Sesak Nafas (+) Keadaan : Berat CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki (+) Sensorium: CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam

- Edema kedua lengan bawah dan GCS : 15 - Inj. Furosemide 20 mg/6 jam
wajah (+)
TD : 190/120 mmHg - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
- Mual (+)
HR: 96 x/i - Tab. CPG 75 mg/24 jam
- Batuk (+)
RR : 28 x/i - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam
- BAK (+)
SN : Bronkovesikuler - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam
- Urine Output + 200 cc
ST : Ronki basah

T : 37,5OC
Kamis, 18 Oktober - Sesak Nafas (+) Keadaan : Berat CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
CKD
- Pitting edema kedua kaki (+) Sensorium : CM - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam

- Edema kedua lengan bawah dan GCS : 15 - Inj. Furosemide 20 mg/6 jam
wajah (+)

TD : 140/90 mmHg - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam


- Mual (+)

HR : 88 x/i - Tab. CPG 75 mg/24 jam


- Batuk (+)

RR : 24 x/i - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam


- Urine Output + 600 cc

SN : Bronkovesikuler - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam


- Gatal (+)

ST : Ronki basah

T : 36,5oc
Jumat, 19 Oktober - Sesak Nafas (+) Keadaan : Berat CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki (+) Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam

- Edema kedua lengan bawah GCS : 15 - Inj. Furosemide 20 mg/6 jam


dan wajah (+)
TD : 130/90 mmHg - Furosemide drip 0,5 cc/jam
- Mual (+)
HR : 82 x/i - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
- Batuk (+)
RR : 22 x/i - Tab. CPG 75 mg/24 jam
- Urine Output + 500 cc
SN : Bronkovesikuler - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam
- Gatal (+)
ST : Ronki basah - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam

T : 36,5oC
Sabtu, 20 Oktober - Sesak Nafas (+) Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki (+) Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam

- Edema kedua lengan bawah GCS : 15 - Furosemide drip 0,5 cc/jam


dan wajah (+)
T : 130/80 mmHg - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
- Mual (+)
HR : 80 x/i - Tab. CPG 75 mg/24 jam
- Batuk (+)
RR : 24 x/i - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam
- Urine Output + 900 cc
SN : Bronkovesikuler - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam
- Gatal (+)
ST : Ronki basah - Heparin drip 600 IU/jam

T : 36 OC
Minggu, 21 - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
Oktober 2018 dan
- Pitting edema kedua kaki Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
berkurang
GCS : 15 - Furosemide drip 0,5 cc/jam
- Edema kedua lengan bawah
dan wajah berkurang T : 120/90 mmHg - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam

- Mual (-) HR : 80 x/i - Tab. CPG 75 mg/24 jam

- Batuk (-) RR : 24 x/i - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam

- Urine Output + 700 cc SN : Bronkovesikuler - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam

- Gatal (+) ST : Ronki basah - Heparin drip 600 IU/jam

T : 37 OC
Senin, 22 Oktober - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
berkurang
GCS : 15 - Furosemide drip 0,5 cc/jam
- Edema kedua lengan bawah
dan wajah berkurang T : 120/80 mmHg - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam

- Mual (-) HR : 87 x/i - Tab. CPG 75 mg/24 jam

- Batuk (-) RR : 22 x/i - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam

- Urine Output + 1100 cc SN : Bronkovesikuler - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam

- Gatal (+) ST : Ronki basah - Heparin drip 600 IU/jam

T : 37 OC

Hemodialisis
Selasa, 23 Oktober - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/i
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
berkurang
GCS : 15 - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
- Edema kedua lengan bawah
dan wajah berkurang T : 130/80 mmHg - Tab. CPG 75 mg/24 jam

- Mual (-) HR : 80 x/i - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam

- Batuk (-) RR : 22 x/i - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam

- Urine Output + 1200 cc SN : Bronkovesikuler - Heparin drip 600 IU/jam

- Gatal (+) ST : Ronki basah

T : 37 OC
Rabu, 24 Oktober - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/i
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
berkurang
GCS : 15 - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
- Edema kedua lengan bawah
dan wajah berkurang T : 120/80 mmHg - Tab. CPG 75 mg/24 jam

- Mual (-) HR : 80 x/i - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam

- Batuk (-) RR : 22 x/i - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam

- Urine Output + 1000 cc SN : Bronkovesikuler - Heparin drip 600 IU/jam

- Gatal (+) ST : Ronki basah

T : 37 OC
Kamis, 25 Oktober 2018 - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang

- Pitting edema kedua kaki berkurang Sensorium : CM

- Edema kedua lengan bawah dan wajah berkurang GCS : 15

- Mual (-) T : 120/70 mmHg

- Batuk (-) HR : 80 x/i

- Urine Output + 1100 cc RR : 22 x/i

- Gatal (+) SN : Bronkovesikuler

ST : Ronki basah

T : 37 OC
KESIMPULAN
Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke RSU. Royal Prima Medan dengan keluhan sesak nafas sejak
2 minggu ini dan memberat sejak 1 minggu ini pada saat malam hari, nyeri dada (-). Bengkak pada kedua
ekstremitas dan wajah sudah 2 minggu ini, batuk sejak 3 hari yang lalu, mual pada saat setelah makan, nyeri
ulu hari (-). Os mengatakan ada keinginan untuk BAK tetapi susah keluar. Os juga mengeluhkan volume
urine menurun sejak 1 minggu ini, os mengatakan pada saat BAK urine keluar hanya sedikit dan berwarna
kuning (1 cup) + 200 ml dari total jumlah urine perhari, os juga mengatakan air yang masuk tidak sama
dengan yang keluar.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai kedua eksremitas pitting edama serta wajah membengkak dan adanya
peningkatan TVJ (+3) , suara napas bronkovesikular dan suara tambahan ronki basah. Pada pemeriksaan
penunjang darah lengkap terjadi peningkatan leukosit (107 mm/jam), trombosit (500/mm 3), hematokrit
(25,6%). Pada pemeriksaan fungsi ginja terdapat peningkatan ureum darah (135 mg/dl), kretainin (6,45
mg/dl). Pada pemeriksaan urine rutin terdapat protein (+3) dan blood (+1), eritrosit (3-5/lbp). Setelah 3 hari di
rawat terdapat penurunan fungsi renal yaitu ureum darah (194 mg/dl) dan kreatinin (6,52 mg/dl). Pada
pemeriksaan radiologi Thorax PA didapatkan edema pulmonum, cardiomegali dengan effuse pleura bilateral
serta pneumonia.
Penatalaksanaan yang diberikan dengan terapi non farmakologi dan farmakologi. Terapi non
farmakologi yaitu bed rest, diet rendah garam dan lemak, asupan air dikurangi sesuai dengan urine output.
Terapi farmakologi injeksi Furosemide 20 mg/6 jam, Concor 2,5 mg/24 jam, CPG 75 mg/24 jam,
Candesartan 16 mg/24 jam, Amlodipine tab 10 mg/24 jam.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi Idrus, dkk. 2017. Panduan Praktik Klinis. Jakarta; Interna Publishing.
Perki, 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Edisi Pertama
Perki, 2016. Panduan Praktis Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. Edisi Pertama.
Sutoyo W. Aru, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK UI. Jilid I; Edisi IV.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai