Disusun Oleh :
Juli Endang Yustriang Lase 173307020070
Dwi Eva Yanti 173307020039
Maulida Rahma 173307020059
Pembimbing :
dr. Joy Wulansari Purba Sp.JP
3. Krisis Hipertensi
4. Aritmia Akut
8. Tamponade jantung
9. Diseksi aorta
Stadium A Kelas I
fungsional jantung, tidak terdapat tanda kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
atau gejala
Stadium B Kelas II
sesak
Stadium D Kelas IV
gejala gagal jantung yang sangat tanpa keluhan. Terdapat gejala saat
(refrakter)
E. EPIDEMIOLOGI GAGAL JANTUNG KRONIK
Di Eropa dan Amerika disfungsi miokard yang sering terjadi akibat penyakit jantung koroner biasanya akibat infark
miokard, yang merupakan penyebab paling sering pada usia kurang dari 75 tahun disusul hipertensi dan diabetes .
Sedangkan di Indonesia, pada penelitian Fachrunnisa, dkk dari data rekam medis RSU D Arifin achmad pekanbaru pada
tahun 2013 terdapat jumlah kasus CHF sebesar 110 kasus dari 522 kasus penyakit kardiovaskular, kemudian pada bulan
januari sampai September 2014 terdapat 94 kasus CHF.
Anamnesis
Cepat lelah bila beraktifitas ringan (mandi, jalan >300 m, naik tangga)
Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat beraktifitas, tidur lebih nyaman bila menggunakan bantal yang tinggi
( 2-3 bantal)
Bengkak pada tungkai bawah dekat mata kaki
Riwayat menderita penyakit jantung atau dirawat dengan gejala diatas.
Pemeriksaan fisik
Sesak nafas, frekuensi nafas >24x/menit saat istirahat
Frekuensi nadi > 100 x/mnt, nadi kecil dan cepat
Iktus cordis bergeser ke lateral pada palpasi
Peningkatan tekanan vena jugularis
Hepato megali / hepato jugular reflux (+)
Edema tungkai biasanya dekat mata kaki
Ascites
Kriteria Diagnosis
2. Minor:
1. Mayor Edema tungkai bawah (biasanya
Sesak saat tidur terlentang
dekat mata kaki)
(Orthopnoe)
Batuk-batuk malam hari
Sesak terutama malam hari
Sesak nafas saat aktifitas lebih
(Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe)
Peningkatan Tekanan Vena Jugularis dari sehari hari
Ronki basah halus Pembesaran hati
Pembesaran Jantung Efusi Pleura
Edema Paru
Takikardia
Gallop S3
Waktu sirkulasi memanjang>25
detik Bila terdapat 1 gejala mayor dan
Refluks hepato jugular 2 minor atau 3 gejala minor,
Penurunan berat badan karena sudah memenuhi kriteria
respons dengan pengobatan diagnostic gagal jantung.
•Elektrokardiogram (EKG)
•Foto Toraks
•Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
•Peptida Natriuretik
•Troponin I atau T
•Ekokardiografi
E. PENATALAKSANAAN
Non- Farmakologi : Farmakologi :
1. Edukasi kepatuhan minum obat 1. Diuretik: Furosemidoral / IV bila tanda
dan gejala kongesti masih ada, dengan
2. Edukasi kepatuhan diet rendah dosis 1 mg/kg BB atau lebih
garam, rehabilitasi jantung, 2. ACE inhibitor (atau ARB bila batuk) bila
tidak ada kontra indikasi; dosis
3. Edukasi cara mengatasi bila dinaikan bertahap sampai dosis optimal
terjadi perburukan sesak nafas tercapai
4. Edukasi timbang berat badan 3. Beta blocker dosis kecil bila tidak ada
dan lingkar perut, ukur jumlah kontraindikasi, dosis naik bertahap Bila
dosis sudah optimal tetapi laju nadi
cairan masuk dan keluar agar masih cepat (>70x/menit), dengan:
seimbang - Irama sinus, dapat ditambahkan
5. Edukasi control tekanan darah, Ivabradin mulai dosis kecil 2x2,5mg,
maksimal 2 X 5mg.
nadi dan pemeriksaan fisik ke
- Irama atrialfibrilasi - respons
Puskesmas terdekat ventrikel cepat serta fraksi ejeksi
rendah, tetapi fungsi ginjal baik,
berikan digoxin dosis rumat 0,25mg
pagi.
4. Mineralocorticoid Receptor Blocker
(Aldosterone Antagonist) dosis kecil
bila tidak ada kontraindikasi.
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak Nafas
Keluhan tambahan : Kedua kaki dan wajah bengkak, batuk, mual dan
volume urine menurun.
Telaah : Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke RSU. Royal Prima Medan
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu ini dan memberat sejak 1 minggu ini pada saat
malam hari, nyeri dada (-). Bengkak pada kedua ekstremitas dan wajah sudah 2 minggu
ini, batuk sejak 3 hari yang lalu, mual pada saat setelah makan, nyeri ulu hari (-). Os
mengatakan ada keinginan untuk BAK tetapi susah keluar. Os juga mengeluhkan volume
urine menurun sejak 1 minggu ini, os mengatakan pada saat BAK urine keluar hanya
sedikit dan berwarna kuning (1 cup) + 200 ml dari total jumlah urine perhari, os juga
mengatakan air yang masuk tidak sama dengan yang keluar.Sebelumnya os
mengatakan pernah berobat ke luar Negeri sejak 1 tahun yang lalu, dengan keluhan
BAK berbuih, nyeri BAK (-) dan os di diagnosa adanya gangguan ginjal, Diabetes
Millitus dan Hipertensi. Namun Os tidak mau minum obat dari dokter, lalu Os beralih ke
pengobatan tradisional.
Status Generalisata
Kepala
Simetris, Normocephali, rambut hitam dan distribusi tidak merata, tidak terdapat jejas
maupun hematom.
Mata
Bentuk normal, simetris, konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), Pupil bulat isokor,
Refleks Cahaya (+/+), Strabismus (-/-), edema palpebra (+), pergerakan mata ke segala
arah baik.
Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada massa, tidak ada benda asing, serumen prop (-/-),
pendengaran baik, nyeri tekan processus mastoideus (-).
Perkusi :
Hidung
Tidak ada kelainan atau deviasi.
Mulut
Mukosa bibir kering (+), bibir sianosis (-), pembesaran tonsil (-), gusi berdarah (-), lidah pucat (-), atrofi papil
(-), stomatitis (-).
Kelenjar
Tidak teraba kelenjar getah bening di submandibula, leher, aksila, dan inguinal.
Leher
Inspeksi : Jejas (-), Oedem (-)
Palpasi : Deviasi trakhea (-), Nyeri tekan (-), TVJ (+), Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar thyroid (-).
Thorax Depan
Inspeksi: bentuk dada simetris fusiform, retraksi sela iga (-), spider nevi (-).
Palpasi : nyeri tekan (-)
Auskultasi :
•Thorax Belakang
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kiri-kanan
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara Pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan : (-)
ELEKTROLIT
DIABETIC
RENAL FUNCTION
(20 Oktober 2018)
No. Pemeriksaan Hasil Normal
1. Ureum darah 194 mg/dl 15-38
2. Kreatinin 6.52 mg/dl 0.55-1.30
HEPATITIS
(22 Oktober 2018)
No. Pemeriksaan Hasil Normal
1. HBs Ag Non Reactive Non Reactive
2. Anti HCV Non Reactive Reactive : >=1.0
Non Reactive : <1.0
Diagnosa Sementara
CHF + CKD
Penatalaksanaan
Instalasi Gawat Darurat:
- IVFD Nacl 10 gtt/i
- Inj. Furosemide 20 mg/6 jam
- Amlodipine 10 mg 1x1 hari
Ruangan :
•IVFD Nacl 10 gtt/i
•Inj. Furosemide 20 mg/6 jam
•Tab. Concor 1x2,5 mg
•Tab. CPG 1x75 mg
•Tab. Candesartan 1x16 mg
•Tab. Amlodipine 1x10 mg
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P
Rabu, 17 Oktober - Sesak Nafas (+) Keadaan : Berat CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki (+) Sensorium: CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
- Edema kedua lengan bawah dan GCS : 15 - Inj. Furosemide 20 mg/6 jam
wajah (+)
TD : 190/120 mmHg - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
- Mual (+)
HR: 96 x/i - Tab. CPG 75 mg/24 jam
- Batuk (+)
RR : 28 x/i - Tab. Candesartan 16 mg/24 jam
- BAK (+)
SN : Bronkovesikuler - Tab. Amlodipine tab 10 mg/24 jam
- Urine Output + 200 cc
ST : Ronki basah
T : 37,5OC
Kamis, 18 Oktober - Sesak Nafas (+) Keadaan : Berat CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
CKD
- Pitting edema kedua kaki (+) Sensorium : CM - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
- Edema kedua lengan bawah dan GCS : 15 - Inj. Furosemide 20 mg/6 jam
wajah (+)
ST : Ronki basah
T : 36,5oc
Jumat, 19 Oktober - Sesak Nafas (+) Keadaan : Berat CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki (+) Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
T : 36,5oC
Sabtu, 20 Oktober - Sesak Nafas (+) Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki (+) Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
T : 36 OC
Minggu, 21 - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
Oktober 2018 dan
- Pitting edema kedua kaki Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
berkurang
GCS : 15 - Furosemide drip 0,5 cc/jam
- Edema kedua lengan bawah
dan wajah berkurang T : 120/90 mmHg - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
T : 37 OC
Senin, 22 Oktober - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/I
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
berkurang
GCS : 15 - Furosemide drip 0,5 cc/jam
- Edema kedua lengan bawah
dan wajah berkurang T : 120/80 mmHg - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
T : 37 OC
Hemodialisis
Selasa, 23 Oktober - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/i
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
berkurang
GCS : 15 - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
- Edema kedua lengan bawah
dan wajah berkurang T : 130/80 mmHg - Tab. CPG 75 mg/24 jam
T : 37 OC
Rabu, 24 Oktober - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang CHF - IVFD Nacl 10 gtt/i
2018 dan
- Pitting edema kedua kaki Sensorium : CM CKD - Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam
berkurang
GCS : 15 - Tab. Concor 2,5 mg/24 jam
- Edema kedua lengan bawah
dan wajah berkurang T : 120/80 mmHg - Tab. CPG 75 mg/24 jam
T : 37 OC
Kamis, 25 Oktober 2018 - Sesak Nafas berkurang Keadaan : Sedang
ST : Ronki basah
T : 37 OC
KESIMPULAN
Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke RSU. Royal Prima Medan dengan keluhan sesak nafas sejak
2 minggu ini dan memberat sejak 1 minggu ini pada saat malam hari, nyeri dada (-). Bengkak pada kedua
ekstremitas dan wajah sudah 2 minggu ini, batuk sejak 3 hari yang lalu, mual pada saat setelah makan, nyeri
ulu hari (-). Os mengatakan ada keinginan untuk BAK tetapi susah keluar. Os juga mengeluhkan volume
urine menurun sejak 1 minggu ini, os mengatakan pada saat BAK urine keluar hanya sedikit dan berwarna
kuning (1 cup) + 200 ml dari total jumlah urine perhari, os juga mengatakan air yang masuk tidak sama
dengan yang keluar.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai kedua eksremitas pitting edama serta wajah membengkak dan adanya
peningkatan TVJ (+3) , suara napas bronkovesikular dan suara tambahan ronki basah. Pada pemeriksaan
penunjang darah lengkap terjadi peningkatan leukosit (107 mm/jam), trombosit (500/mm 3), hematokrit
(25,6%). Pada pemeriksaan fungsi ginja terdapat peningkatan ureum darah (135 mg/dl), kretainin (6,45
mg/dl). Pada pemeriksaan urine rutin terdapat protein (+3) dan blood (+1), eritrosit (3-5/lbp). Setelah 3 hari di
rawat terdapat penurunan fungsi renal yaitu ureum darah (194 mg/dl) dan kreatinin (6,52 mg/dl). Pada
pemeriksaan radiologi Thorax PA didapatkan edema pulmonum, cardiomegali dengan effuse pleura bilateral
serta pneumonia.
Penatalaksanaan yang diberikan dengan terapi non farmakologi dan farmakologi. Terapi non
farmakologi yaitu bed rest, diet rendah garam dan lemak, asupan air dikurangi sesuai dengan urine output.
Terapi farmakologi injeksi Furosemide 20 mg/6 jam, Concor 2,5 mg/24 jam, CPG 75 mg/24 jam,
Candesartan 16 mg/24 jam, Amlodipine tab 10 mg/24 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Idrus, dkk. 2017. Panduan Praktik Klinis. Jakarta; Interna Publishing.
Perki, 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Edisi Pertama
Perki, 2016. Panduan Praktis Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. Edisi Pertama.
Sutoyo W. Aru, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK UI. Jilid I; Edisi IV.
THANKYOU