PADA ANAK
ROITO ELMINA
4 penyakit jantung pada anak
• Penyakit jantung kongenital
• Aterosklerosis
• Aritmia
• Penyakit Kawasaki
PENYAKIT
JANTUNG BAWAAN
Etiologi
• Penyebab PJB tidak diketahui.
• Pelbagai jenis obat, penyakit ibu, pajanan terhadap sinar
rontgen penyebab eksogen penyakit jantung bawaan.
• Penyakit rubela ibu pada awal kehamilan PJB pada
bayi.
• Di samping faktor eksogen sindrom Down, Turner, dan
lain-lain.
Klasifikasi
PJB sianotik PJB nonsianotik
adanya sianosis PJB dengan kebocoran
sentral akibat sekat jantung yang disertai
adanya pirau kanan pirau kiri ke kanan
• VSD
ke kiri
• Tetralogi Fallot • ASD
• Transposisi arteri besar • PDA
• Stenosis aorta
Atresia trikuspid.1
• PS
• Koarktasio aorta
Manifestasi Klinis
Gangguan pertumbuhan
• PJB nonsianotik akibat berkurangnya curah jantung
• PJB sianotik hipoksemia kronis.
Sianosis.
• Timbul akibat saturasi darah yang menuju sistemik
rendah
Toleransi Latihan
• Petunjuk klinis yang baik untuk menggambarkan status
kompensasi jantung ataupun derajat kelainan jantung
Infeksi saluran napas berulang
Timbul akibat meningkatnya aliran darah ke paru
sehingga mengganggu sistem pertahanan paru
Bising jantung
Lokasi bising, derajat serta penjalarannya dapat
menentukan jenis kelainan jantung
Tidak terdengarnya bising jantung pada pemeriksaan
fisis, tidak menyingkirkan adanya kelainan jantung
bawaan
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisis
• Pemeriksaan penunjang dasar foto rontgen dada,
elektrokardiografi, dan pemeriksaan laboratorium rutin.
• Pemeriksaan penunjang lanjutan ekokardiografi dan
kateterisasi jantung
• Pemeriksaan penunjang lanjutan terbaru
ekokardiografi transesofageal, ekokardiografi
intravascular dan MRI
Tatalaksana
• Tata laksana non-bedah tata laksana
medikamentosa dan kardiologi intervensi.
• Hipoksemia, syok kardiogenik, dan gagal jantung
merupakan tiga penyulit yang sering ditemukan pada
neonatus atau anak dengan kelainan jantung bawaan.
Tatalaksana gagal jantung
Istirahat
Posisi setengah duduk
Oksigen
Cairan dan elektrolit serta koreksi terhadap gangguan
asam basa dan gangguan elektrolit yang ada.
Tatalaksana gagal jantung dengan gagal nafas
• Digoksin atau obat inotropik lain seperti dobutamin atau
dopamine
• Untuk neonatus misalnya, dipakai dosis 30 µg/kg. Dosis
pertama diberikan setengah dosis digitalisasi, yang
kedua diberikan 8 jam kemudian sebesar seperempat
dosis sedangkan dosis ketiga diberikan 8 jam berikutnya
sebesar seperempat dosis. Dosis rumat diberikan
setelah 8-12 jam pemberian dosis terakhir dengan dosis
seperempat dari dosis digitalisasi.
Obat inotropik isoproterenol dengan dosis 0,05-1 µg/k
menit diberikan bila terdapat bradikardia, sedangkan
bila terdapat takikardia diberikan dobutamin 5-10 µg/
kg/menit atau dopamin bila laju jantung tidak begitu
tinggi dengan dosis 2-5 µg/kg/menit
Vasodilator kaptopril dengan dosis 0,1-0,5 mg/kg/hari
terbagi 2-3 kali PO
Diuretik furosemid dengan dosis 1-2 mg/kg/ hari PO
atau IV
.
Bedah Jantung
• Pembedahan korektif pada usia neonatus anomali
total drainase vena pulmonalis dengan obstruksi,
transposisi tanpa defek septum ventrikel, trunkus
arteriosus dengan gagal jantung.
• Ditunda sampai usia lebih besar, atau memerlukan
operasi paliatif untuk menunggu saat yang tepat untuk
koreksi
Kardiologi Intervensi
• Balloon atrial septostomy (BAS) TAB (transposisi
arteri besar) dengan septum ventrikel yang utuh
• Balloon pulmonal valvuloplasty (BPV) melebarkan
katup pulmonal yang menyempit,
• Balloon mitral valvotomy (BMV) stenosis katup mitral
akibat demam reumatik.
• Balloon aortic valvuloplasty (BAV) belum dilakukan rutin
• Penyumbatan duktus arteriosus menggunakan coil
Gianturco ju
Komplikasi
Sindrom Eisenmenger
Pada PJB non-sianotik yang menyebabkan aliran darah
ke paru yang meningkat sehingga tekanan di arteri
pulmonal dan di ventrikel kanan meningkat maka
terjadi pirau terbalik dari kanan ke kiri sehingga anak
mulai sianosis
Serangan sianotik
Komplikasi ini terjadi pada PJB sianotik
Abses otak
Pada PJB sianotik dan usia >2 tahun
ATEROSKLEROSIS
Definisi
Penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam
dan di dinding arteri.
Penumpukan ini disebut plak.
Plak dapat menyebabkan arteri menyempit,
menghalangi aliran darah.
Faktor Risiko
Dapat Diubah Tidak dapat diubah
• Hiperlipidemia, • Genetik,
• Obesitas, • Lingkungan
• Inaktivitas/sedentary, • Suscestibility
• Diabetes mellitus,
• Merokok
• Hipertensi,
Pencegahan
Nutrisi pemberian ASI eksklusif remaja mempunyai
ketebalan tunika intima media arteri karotis lebih tipis
dan berbeda secara bermakna dibandingkan pada
remaja yang pada masa bayi minum susu formula atau
ASI < 4 bulan
Deteksi dini
Intervenai
AARITMIA
Definisi
Gangguan irama atau laju detak pada jantung.
3 jenis aritmia pada anak
Trial aritmia denyut tidak teratur dan cepat karena
rusaknya sinyal listrik dua bilik jantung atas.
Ventrikular aritmia denyut jantung abnormal berasal
dari bilik jantung bagian bawah.
Bradiaritmia tidak berfungsinya sistem konduksi
jantung sehingga detak melambat dan tidak teratur.
Manifestasi Klinis
• Terlihat lemah dan lelah. • Detak jantung cepat atau
• Merasa pusing. melambat.
• Pingsan. • Keringat berlebih.
• Wajah menjadi pucat. • Sesak nafas
• Nyeri dada. • Bayi lebih susah makan.
Faktor Risiko
Penyakit arteri koroner
Operasi jantung
Penyakit jantung bawaan
Kondisi seperti tekanan darah tinggi.
Hipotiroid atau hipertiroid
Diagnosis
EKG mengukur dan merekam aktivitas listrik
jantung.
Pemantauan Holter detak jantung akan diperiksan
selama 24 hingga 48 jam dengan portable kecil.
Elektrofisiologi (EPS) memasukkan kateter ke
jantung untuk mengetahui masalah sinyal listrik.
Tes meja miring memeriksa detak jantung dan
tekanan darah saat mengubah posisi.
Ekokardiografi
Tatalaksana
Medikamentosa
Ablasi frekuensi radio
Kardioversi
Pacemakers
Operasi
Komplikasi
Kerusakan otak, ginjal, paru-paru, hati serta organ lain
Gagal jantung
Gumpalan darah
Stroke
Kematian mendadak
PENYAKIT KAWASAKI
Definisi
Sindrom vaskulitis akut yang dominan mempengaruhi
arteri kecil dan menengah.
Data epidemiologis aspek genetika anak
80% pasien adalah balita
Efek yang paling serius dilatasi pembuluh darah atau
aneurisma.
Tanpa pengobatan kematian dapat mendekati 1%, yang
biasanya terjadi dalam waktu 6 minggu sejak sakit.
Manifestasi Klinis
Demam tinggi (>39°C) yang biasanya berlangsung
selama lebih dari 5 hari.
Mata merah tanpa sekret, juga dikenal sebagai “injeksi
konjungtiva”
Bibir berwarna merah terang, pecah-pecah, atau retak
Selaput lendir di mulut juga merah.
Lidah merah dengan benjolan di bagian belakang (lidah
strawberry).
Telapak tangan dan telapak kaki berwarna kemerah
Ruam kulit dengan banyak bentuk
Bengkak kelenjar getah bening hanya satu sisi,
terutama di daerah leher.
Sakit sendi dan pembengkakan yang simetris
Lekas marah atau emosional.
Takikardi
Telapak tangan dan telapak kaki mengelupas mulai dari
sekitar kuku.
Diagnosis
• Secara klinis dan tidak ada pemeriksaan laboratorium
yang khusus
Diagnosis Banding
• Morbili (campak) • Stevens Johnson Syndrome
• Reaksi obat • Infeksi streptokokus grop A
• Parotitis akut beta he molitikus
Tatalaksana
• IVIG (imunoglobulin per infus) 2 gr/kgBB selama 10-12
jam, yang biasanya akan terjadi perbaikan dalam waktu
24 jam. Jika demam tidak turun, dosis tambahan mungkin
harus dipertimbangkan
• Aspirin 80-100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis sampai 2-3
hari demam mereda, dan kemudian dilanjutkan dengan
dosis rendah 3-5 mg/kgBB/hari, ketika pasien diijinkan
pulang ke rumah diberikan selama 2 bulan
• Kortikosteroid jika terapi gagal
Prognosis
Dengan terapi awal, gejala akut dapat diatasi dan risiko
aneurisma arteri koroner sangat berkurang
Tanpa pengobatan penyakit Kawasaki yang akut juga
membaik, tetapi risiko terjadinya aneurisma arteri
koroner jauh lebih besar
2% pasien akan meninggal karena komplikasi nodular
koroner
Pencegahan
Tidak ada
Pemantauan komplikasi dengan EKG
TERIMA KASIH