PADA NEONATUS
Yasmien
Kegawatan Neonatus
◦ Asfiksia neonatorum
◦ Gangguan Nafas
◦ Kejang pada neonatus
◦ Hipoglikemi
◦ Kelainan jantung
◦ Kegawatan saluran cerna
◦ Perdarahan ec defisiensi vitamin K
◦ Hiperbilirubinemia
2
ASFIKSIA NEONATUS
3
Asfiksia Neonatorum
6
Consequences of asphyxia
7
Tujuan penatalaksanaan asfiksia
Memulai resusitasi tepat waktu dengan cara efektif sehingga
pengaruh hipoksia & asidosis dapat dicegah sebelum
menyebabkan kerusakan permanen
8
9
GANGGUAN NAFAS
10
Gangguan Nafas
Keadaan neonatus yg lahir normal atau mengalami asfiksia yang telah dilakukan resusitasi
dan berhasil tetapi beberapa saat kemudian mengalami gangguan nafas
Ditandai:
Takipneu (RR>60 x/mnt)
Apneu ( berhenti nafas >20 detik)
Retraksi, NCH
Sianosis
Tangis merintih
11
Penyebab
12
13
14
Gangguan nafas ringan
15
Gangguan nafas sedang
16
Gangguan nafas berat
17
KEJANG PADA
NEONATUS
18
Kejang pada Neonatus
19
Penyebab Kejang
21
Anamnesis
23
Terapi
sarana
terbatas
24
HIPOGLIKEMIA
25
Hipoglikemia
26
Hipoglikemia
Gejala
• Tidak mau menyusu, reflek isap lemah, letargis
• High pitch cry (tangis melengking), tangis lemah
• Kejang atau tremor
• Sianosis
• Apneu
27
Terapi
28
KELAINAN JANTUNG
29
Kelainan Jantung
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) kelainan bawaan yang paling banyak
pada bayi baru lahir
Pemeriksaan penunjang
• Pulse oximetry
Anamnesa Pemeriksaan • Elektrokardiografi
fisik • X-ray thoraks
• Ekokardiografi
31
Faktor Resiko
34
Pemeriksaan Fisik
35
Terapi
36
Terapi
- Restriksi cairan
- Diuretik apabila dicurigai adanya kelebihan beban cairan. Pemberian:
o Spironolakton 1- 3,3 mg/kgBB/hari dibagi 6-24 jam
o Furosemid 1-2mg/ kgBB/kali
- Oksigenasi yang memadai, hati-hati pemberian oksigen yang terlalu
tinggi pada penyakit jantung kongenital sianotik
37
KEGAWATAN SALURAN
CERNA
38
Kegawatan Saluran Cerna
• Tanda sumbatan
• Tanda perdarahan
• Defek dinding abdomen
39
Sumbatan Saluran Cerna
• Polihidramnion
• Hipersalivasi
• Muntah bilier/hijau
• Kembung
• Tidak ada defekasi dalam 24 jam
40
Kegawatan Saluran Cerna
41
Kegawatan Saluran Cerna
42
Defek dinding abdomen
43
PERDARAHAN KARENA
DEFISIENSI VITAMIN K
44
Perdarahan ec Defisiensi Vitamin K
45
Perdarahan ec Defisiensi Vitamin K
Perdarahan otak
Kematian 10-50% (2-6 bulan)
Kecacatan 30-50%
46
Perdarahan ec Defisiensi Vitamin K
Sediaan vitamin K
Tablet 2 mg absorpsi vit K melalui PO tdk
sebaik IM
Pemberian po memerlukan pengulangan dosis
Injeksi IM
47
HIPERBILIRUBINEMIA
48
Hiperbilirubinemia
49
50
• Fisiologis
Bilirubin • Etiologi: meningkatnya kadar bilirubin, terganggunya transpor
bilirubin, bayi prematur, sepsis, breastmilk jaundice
Indirek • Muncul hari ke 2-3 dan hilang pada pada hari 6-8, maksimal hari
ke 14 dengan kadar maksimal total bilirubin < 12 mg/dl
• Patologis
• Ikterus mulai sebelum 24 jam
Bilirubin •
•
Peningkatan kadar bilirubin serum > 0,5 mg/dl/jam
Total bilirubin > 15 mg/dl BCB dengan susu formula
Indirek •
•
Total bilirubin serum > 17 mg/dl BCB dengan ASI
Komplikasi : Kern Ikterus
51
• Merupakan tanda disfungsi hepatobiliaris
Bilirubin dengan peningkatan bilirubin direk > 20 % dari
total bilirubin serum
direk • Etiologi : obstruksi ekstrahepatik biliaris, kista
koledokal
52
• Ikterus timbul dalam 24 jam pertama
• Ikterus yang menetap lebih dari 2 minggu
Dirujuk bila : • Ikterus Kramer 3 atau lebih
• Terdapat faktor resiko BBLR, infeksi sistemik,
asfiksia, asidosis, hipoksia, trauma serebral,
penyakit hemolisis
53
Fototerapi
54
55
TERIMA KASIH
56