Anda di halaman 1dari 45

Tata laksana Kegawatan Neonatal

UKK Neonatologi
2020

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Bagi Dokter dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
di 120 Kab/Kota Lokus Percepatan Penurunan AKI & AKB
Melalui Metode Blended Learning
Ditkesga Kemenkes RI - September 2020
Sub Topik
Bahasan
• Kegawatan neonatus

• Tatalaksana awal kegawatan neonatal

• Stabilisasi

• Prosedur Transport untuk dirujuk ke fasilitas


lengkap
Kegawatan Neonatus : 6-72
jam
•Kejang pada Neonatus

• Syok pada Neonatus

• Kelainan jantung yang sering pada neonatus

• Kegawatan saluran cerna


KEJANG PADA
NEONATUS
Definisi
Kejang pada neonatus adalah gerakan paroksimal
dari perubahan fungsi neurologis (perilaku, motorik
dan fungsi autonomik) yang terjadi pada bayi
berumur sampai dengan 28 hari.
Anamnesis
Penyebab yang meliputi
1. Hypoxic Ischemic Encephalopathy (HIE): 25-50%
2. Perdarahan intrakranial dan trauma Susunan Saraf Pusat: 15-
20%
3. Masalah metabolik: 5-30%

a.Hipoglikemia (glukosa darah <40 mg/dL)

b.Hipokalsemia (Ca<8 mg/dL atau Ca ion<1 mmol/L)

c.Hipomagnesemia (Mg<1.2 mg/dL)

d.Hiponatremia/Hipernatremia

e.Defisiensi piridoksin
Anamnesi
s 5-15%
4. Infeksi Susunan Saraf Pusat (Meningitis, infeksi TORCH):
5. Stroke: cedera iskemik fokal, stroke neonatus, thrombosis vena serebral
6.Inborn Errors of Metabolism: kelainan metabolisme asam amino, defek
siklus urea, defisiensi Glucose Transporter-1 (GLUT-1)
7.Developmental Malformations: disgenesis serebral,
sindrom neurokutaneus
8.Kejang disebabkan obat-obatan: Withdrawal of narcotic
analgesic, intoksikasi anestesi lokal
• Sindrom epilepsi neonates
Anamnesi
• Riwayat ibu dan obstetrik meliputi:
s
- Infeksi ibu, paparan obat, riwayat keguguran
sebelumnya atau bayi dengan kejang (bawaan), kondisi
medis (diabetes, hipertensi, dll.) dan riwayat kejang
neonatus dalam keluarga.
- Korioamnionitis, demam, perdarahan antepartum,
persalinan yang sulit atau gawat janin dan nilai Apgar
rendah.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan utama
o Glukosa darah
o Natrium, kalsium dan magnesium darah
o Pemeriksaan darah lengkap
o Elektrolit
o AGD arteri
o Analisis dan kultur CSS
• Pemeriksaan lainnya
o Cari penyebab spesifik (TORCH, kadar amonia, asam
amino dalam urine, USG kepala dll)
o Pemeriksaan EEG
o USG kranial
o CT Scan
Terap
i
Terap
i
Terapi pada Fasilitas Terbatas
SYOK PADA
NEONATUS
Definisi
Syok merupakan suatu sindrom akut yang ditandai oleh

perfusi sirkulasi yang tidak memadai pada jaringan untuk

dapat memenuhi kebutuhan metabolisme organ-organ vital

sehingga terjadi disfungsi organ. Sedangkan hipotensi ialah

jika tekanan darah < 2 standar deviasi sesuai dengan usia

gestasi.
Anamnesis
Penyebab Syok Penyebab Syok Penyebab Syok
Hipovolemik Septik Kardiogenik
• Kehilangan • Infeksi berat • Asfiksia
darah/caira bakteri, virus atau intrapartum atau
n jamur yang pascapartum
intrapartum menyebabkan • Penyakit jantung
o Plasenta integritas vaskular • Infeksi bakteri
o Tali pusat hilang sehingga
atau
o Twin-to- cairan keluar dari virus
pembuluh darah ke
twin • Hipoksia dan/atau
jaringan
transfusio asidosis
n metabolik
• Perdarahan • Hipoglikemia
pascanatal: berat
intrakranial, paru • Gangguan
• Lain-lain: metabolik dan/atau
dehidrasi elektrolit berat
Pemeriksaan
Fisik
Tanda penurunan perfusi:
• SSP: iritabilitas, letargi, dan koma
• Sistem kardiovaskular: takikardia, hipotensi
dan pemanjangan CRT
• Paru: takipnea, merintih, retraksi
• Ginjal: oliguria, anuria dan uremia
• Kulit: pucat, kutis marmorata, ekstremitas dingin,
perfusi buruk, dan sianosis
Pemeriksaan
Penunjang
Umum Syok Septik Syok Kardiogenik
• Kultur darah, • EKG
• Darah perifer CSF, urine, dan
lengkap, elektrolit, sumber
infeksi lainnya
glukosa
• C-reactive protein
• Analisis gas darah
Terapi
Tata Laksana Umum
Tata laksana umum syok pada neonatus meliputi:
• Bolus intravena sejumlah 20 ml/kg normal salin (bisa diulang dua kali).
• Bila ada perdarahan dapat diberikan transfusi darah dan komponennya.
• Jika tidak terdapat respons, dapat ditambahkan agen inotropik.
• Agen inotropik: mulai dengan infus dopamin 5-10 mcg/kgBB/
menit
kemudian tambahkan dobutamin (5-20 mcg/kgBB/menit)
• Mengoreksi hipoksia dan memberikan dukungan pernapasan
sesuai dengan kebutuhan.
• Mengoreksi hipoglikemia dan ketidakseimbangan elektrolit jika ditemui.
KELAINAN JANTUNG YANG
SERING PADA NEONATUS
Anamnesis
Pada anamnesis dapat ditemukan:
• Berat badan sulit naik
• Menetek terputus-putus
• Kesulitan bernapas: napas cepat, tarikan dinding dada
• Kadang-kadang tampak kebiruan di sekitar mulut dan
ujung-ujung jari tangan dan kaki
• Berkeringat saat menetek
• Kencing berkurang
Pemeriksaan
Fisik
• Pada pemeriksaan fisik kelainan jantung dapat ditemukan adanya
bunyi murmur (tergantung penyakit jantung kongenital),
• Mean arterial pressure (MAP) melebar dan
• Sianosis yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berespon terhadap terapi O2
dengan atau tanpa disertai bising jantung.
•Jika saturasi oksigen dibawah normal (< 90%)
dipertimbangkan kemungkinan penyakit jantung kongenital sianosis.
• Adanya perbedaan saturasi oksigen di ekstremitas atas dan bawah >
10% dengan arteri brakhialis lebih teraba dari arteri femoralis, dengan
perburukan klinis tidak mau menetek, sesak napas dan gagal ginjal
(oliguria), dipertimbangkan kemungkinan koartasio aorta.
Pemeriksaan
Fisik
Pada kasus gagal jantung dapat • Napas cuping hidung
ditemukan: • Kesulitan menetek atau
• Takipnea dan takikardia minum pada bayi
• Peningkatan usaha napas – • Kegagalan pertumbuhan
terdengar grunting • Berkeringat
• Pengisian ulang kapiler • Edema
tertunda/ memanjang • Hydrops fetalis; bentuk
• Banyak berkeringat ekstrim dari gagal jantung
• Hepatomegali kongestif di dalam uterus
• Irama derap (dilaporkan pada 26% kasus)
Terapi gagal jantung berupa:
• Atasi penyebab
• Pemberian diuretik apabila dicurigai ada
kelebihan beban jantung
• Oksigen yang memadai
• Perlu rujukan segera ke pusat perawatan
khusus yang memiliki tenaga ahli jantung anak
KEGAWATAN SALURAN CERNA
NEONATUS
Tanda kegawatan saluran cerna neonatal
• Tanda sumbatan: polihidramnion, muntah hijau,
kembung, tidak ada defekasi

• Tanda perdarahan: muntah, defekasi berdarah

• Defek dinding abdomen.


Sumbatan saluran cerna, muntah hijau
Petanda klinis:

• Polihidramnion

• Hipersalivasi

• Muntah bilier/hijau

• Kembung

• Tidak ada defekasi dalam


24 jam
Malrotasi, enterokolitis
nekrotikans, muntah berdarah
Petanda klinis:

• Intoleransi pemberian minum,


kembung, hematemesis, residu
berdarah

• Melena

• Klinis secara umum adanya


infeksi
Hematemesis, melena dengan
klinis baik
Tanda klinis HDN/ gangguan
koagulasi pada neonatus:

• Klinis baik

• ASI eksklusif

• Perdarahan saluran cerna:


hematemesis, melena
 Resusitasi dalam 20-30 menit

 Stabilisasi pasca resusitasi: usia 4-6 jam

 Resusitasi dan stabilisasi TIDAK G ARIS


ADA PEMISAH YANG TEGAS

 Pada fase resusitasi terdapat fase

stabilisasi awal (overlapping)


 Stabilisasi awal
 Aspek termoreg ulasi,
pernafasan
ALGORITMA “STABLE’

 S.T.A.B.L.E
 Sugar and safe care
 Termoregulation
 Airway
 Blood pressure
 Lab
 Emotional support

Ditambah dengan:
-Deteksi Dini dan Atasi
Kejang
-Tatalaksana Rujukan
Bayi Baru Lahir
-Etika Medik
URUTAN LANGKAH STABILISASI

Stabilisasi pernafasan, disertai atasi masalah termoregulasi

C e k G D dan atasi masalah hipoglikemia

Evaluasi tanda dini gangguan sirkulasi

Nilai masalah lain:


Apakah bayi mengalami komplikasi HIE ?
Adakah risiko dan gejala seperti
kejang Adakah risiko infeksi 
skrining infeksi
Adakah kelainan bawaan

Apakah bayi bisa ditangani ditempat tsb atau perlu rujuk


Komunikasi dengan orang tua, ruang perawatan, RS rujukan
A Anticipate

R Recognize

A Act

R Re-assess
 Adakah risiko hipotermia Anticipate

 Kenali tanda hipotermi


 Kenali tanda komplikasi Recognize
kemungkinan akibat hipotermi

Atasi hipotermi Act

 Monitor suhu bayi


berkala
dan evaluasi bila suhu Re-assess
tidak membaik,
cari sebab lain
mengapa suhu
tidak meningkat
Transport pada bayi baru lahir
pasca Resusitasi
Prinsip transportasi pada bayi baru lahir
pasca resusitasi
ACCEPT
• A : Assessment
• C : Control
• C : Communication
• E : Evaluation
• P : Preparation
• T :Transportation
Assessment

• Menilai indikasi pasien yang bisa dirujuk

• Kelayakan pasien yang dirujuk, kondisi

pasien harus stabil: (Bebaskan jalan napas,

pemantauan suhu, denyut jantung)


Control
• Kelengkapan tim transport (2-3 orang tenaga kesehatan)

• Kemampuan tim transport: posisi PMK, pemantauan HR,


RR, dan temperature, saturasi oksigen

• Kelengkapan alat pada kendaraan : (Dukungan termal,


respiratori, perangkat suction, perangkat pemantauan,
peralatan infus serta perlengkapan akses vaskuler, obat-
obatan emergensi (resusitasi kit), sumber oksigen
Peserta mampu melakukan perawatan metode kanguru
Communication
Komunikasi internal, ekstenal dan keluarga
• Internal yaitu melakukan komunikasi diantara
tim
transport

• Eksternal yaitu melakukan komunikasi ke tempat rujukan

(ingat hal yang perlu dikomunikasikan)

• Keluarga yaitu melakukan komunikasi kepada orang


tua termasuk persetujuan tindakan dll (informed consent)
Evaluation

• Memastikan klinik pasien


harus
(sebelum,
warm, pink and sweet
selama transportasi dan saat tiba
di tempat rujukan)
Preparation and Packaging

Persiapan (akhir)

• Penyiapan dokumen

• Penyiapan alat transport

• Penyiapan kondisi bayi


Transportation

Transportasi bayi baru lahir

• Pasien siap diberangkatkan tempat rujukan dengan

ke kendaraan yang memenuhi

• syarat
Alat minimal yang dibawa adalah t-piece
resuscitator,

resusitasi kit, obat

(anti kejang, epineprine)


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai