Anda di halaman 1dari 57

Deteksi Dini dan Penanganan Awal

Kasus Kegawatan Neonatus


dr. Hans Natanael, Sp.A, BCCS, CIMI, CBATR
Dokter Spesialis Anak RS Hosana Medica Lippo Cikarang & RS Indosehat Subang

Seminar Kebidanan Nasional


KOMPETENSI BIDAN PADA
KASUS KEGAWATDARURATAN NEONATUS
Minggu, 16 Juli 2023
2

Sub Topik Bahasan


• Kegawatan neonatus

• Tatalaksana awal kegawatan neonatal

• Stabilisasi

• Prosedur transport untuk dirujuk ke fasilitas


lengkap
3

Kegawatan Neonatus : 6-72 jam


• Kejang pada Neonatus

• Syok pada Neonatus

• Kelainan jantung yang sering pada neonatus

• Kegawatan saluran cerna


4

KEJANG PADA NEONATUS


5

Definisi
Kejang pada neonatus adalah gerakan paroksimal
dari perubahan fungsi neurologis (perilaku, motorik
dan fungsi autonomik) yang terjadi pada bayi
berumur 0 sampai dengan 28 hari.

5
6
7
8

Anamnesis
Penyebab yang meliputi:
1. Hypoxic Ischemic Encephalopathy (HIE): 25-50%
2. Perdarahan intrakranial dan trauma Susunan Saraf Pusat: 15-20%
3. Masalah metabolik: 5-30%
a.Hipoglikemia (glukosa darah <40 mg/dL)
b.Hipokalsemia (Ca<8 mg/dL atau Ca ion<1 mmol/L)
c. Hipomagnesemia (Mg<1.2 mg/dL)
d.Hiponatremia/Hipernatremia
e.Defisiensi piridoksin
9

Anamnesis
4. Infeksi Susunan Saraf Pusat (Meningitis, infeksi TORCH): 5-15%
5. Stroke: cedera iskemik fokal, stroke neonatus, thrombosis vena
serebral
6. Inborn Errors of Metabolism: kelainan metabolisme asam amino,
defek siklus urea, defisiensi Glucose Transporter-1 (GLUT-1)
7.Developmental Malformations: disgenesis serebral, sindrom
neurokutaneus
8.Kejang disebabkan obat-obatan: Withdrawal of narcotic analgesic,
intoksikasi anestesi lokal
10

Anamnesis
• Riwayat ibu dan obstetrik meliputi:
- Infeksi ibu, paparan obat, riwayat keguguran
sebelumnya atau bayi dengan kejang (bawaan), kondisi
medis (diabetes, hipertensi, dll.) dan riwayat kejang
neonatus dalam keluarga.
- Korioamnionitis, demam, perdarahan antepartum,
persalinan yang sulit atau gawat janin dan nilai Apgar
rendah.
11

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan utama
o Glukosa darah
o Natrium, kalsium dan magnesium darah (elektrolit)
o Pemeriksaan darah lengkap
o AGD arteri
o Analisis dan kultur CSF
• Pemeriksaan lainnya
o Cari penyebab spesifik (TORCH, kadar amonia, asam
amino dalam urine, USG kepala dll)
o Pemeriksaan EEG
o USG kranial
o CT Scan
12

Terapi
13

Terapi
14

Terapi
pada
Fasilitas
Terbatas
15

SYOK PADA NEONATUS


16

Definisi
Syok merupakan suatu sindrom akut yang ditandai oleh

perfusi sirkulasi yang tidak memadai pada jaringan untuk

dapat memenuhi kebutuhan metabolisme organ-organ vital

sehingga terjadi disfungsi organ. Sedangkan hipotensi ialah

jika tekanan darah < 2 standar deviasi sesuai dengan usia

gestasi.
17

Anamnesis
Penyebab Syok
Penyebab Syok Penyebab Syok Kardiogenik
Hipovolemik Septik
• Asfiksia intrapartum
• Kehilangan • Infeksi berat atau pascapartum
darah/cairan bakteri, virus atau • Penyakit jantung
intrapartum jamur yang
menyebabkan • Infeksi bakteri atau
• Plasenta virus
• Tali pusat integritas vaskular
hilang sehingga • Hipoksia dan/atau
• Twin-to-twin asidosis metabolik
cairan keluar dari
transfusion • Hipoglikemia berat
pembuluh darah ke
• Perdarahan jaringan • Gangguan
pascanatal: metabolik dan/atau
intrakranial, paru elektrolit berat
• Lain-lain: dehidrasi • Gangguan sirkulasi
• Aritmia
18

Pemeriksaan Fisik
Tanda penurunan perfusi:
• SSP: iritabilitas, letargi, dan koma
• Sistem kardiovaskular: takikardia, hipotensi dan
pemanjangan CRT
• Paru: takipnea, merintih, retraksi
• Ginjal: oliguria, anuria dan uremia
• Kulit: pucat, kutis marmorata, ekstremitas dingin, perfusi
buruk, dan sianosis
19

Pemeriksaan Penunjang
Umum Syok Septik Syok Kardiogenik
• Kultur darah, • EKG
• Darah perifer
CSF, urine, dan
lengkap, elektrolit, sumber infeksi
lainnya
glukosa
• C-reactive protein
• Analisis gas darah
20

Terapi
Tata Laksana Umum
Tata laksana umum syok pada neonatus meliputi:
• Bolus intravena sejumlah 20 ml/kg normal salin (bisa diulang dua kali).
• Bila ada perdarahan dapat diberikan transfusi darah dan komponennya.
• Jika tidak terdapat respons, dapat ditambahkan agen inotropik.
• Agen inotropik: mulai dengan infus dopamin 5-10 mcg/kgBB/menit
kemudian tambahkan dobutamin (5-20 mcg/kgBB/menit)
• Mengoreksi hipoksia dan memberikan dukungan pernapasan sesuai
dengan kebutuhan.
• Mengoreksi hipoglikemia dan ketidakseimbangan elektrolit jika ditemui.
21

KELAINAN JANTUNG YANG


SERING PADA NEONATUS
22

Definisi
o Ventricular Septal Defect (VSD) merupakan pembukaan abnormal pada
septum ventrikuler biasanya berada pada bagian membran septum tetapi dapat
terjadi pada bagian muskular septum.
o Atrial Septal Defect (ASD) merupakan pembukaan abnormal pada septum
atrium yang biasanya berada pada bagian septum dan sekitar fossa ovalis (ASD
Sekundum), defek pada tepi bawah septum (ASD primum), defek di sekitar
muara vena kava superior (defek sinus venosus), dan defek septum
atrioventrikular (DSAV).
o Patent Ductus Arteriosus (PDA) yaitu adanya pembuluh darah yang
menghubungkan percabangan arteri pulmonalis kiri ke aorta desendens tepat di
sebelah distal arteri subklavia kiri yang sifatnya menetap.
23

Definisi
• Kelainan jantung yang sering ditemui lainnya diantaranya coarctasio aorta
(COA) yaitu penyempitan di daerah thoracic aorta.

• Tetralogy of Fallot (ToF) meliputi empat kondisi abnormal yaitu VSD besar,
overriding aorta, stenosis pulmonal, dan hipertrofi ventrikel kanan

• Transposition of the Great Arteries (TGA) yaitu perubahan tempat ke luar arteri
pulmonalis dan aorta. Aorta ke luar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis ke
luar dari ventrikel kiri serta gagal jantung yaitu sindrom klinis akibat jantung
tidak mampu memompakan darah dalam jumlah yang cukup ke seluruh tubuh
dan menerima aliran darah balik dari vena sistemik dan pulmonal atau
kombinasi kedua hal tersebut.
24

Anamnesis
Pada anamnesis dapat ditemukan:
• Berat badan sulit naik
• Menetek terputus-putus
• Kesulitan bernapas: napas cepat, tarikan dinding dada
• Kadang-kadang tampak kebiruan di sekitar mulut dan
ujung-ujung jari tangan dan kaki
• Berkeringat saat menetek
• Kencing berkurang
25

Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik kelainan jantung dapat ditemukan adanya bunyi
murmur (tergantung penyakit jantung kongenital),
• Mean arterial pressure (MAP) melebar dan
• Sianosis yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berespon terhadap terapi O2
dengan atau tanpa disertai bising jantung.
• Jika saturasi oksigen dibawah normal (< 90%) dipertimbangkan
kemungkinan penyakit jantung kongenital sianosis.
• Adanya perbedaan saturasi oksigen di ekstremitas atas dan bawah > 10%
dengan arteri brakhialis lebih teraba dari arteri femoralis, dengan perburukan
klinis tidak mau menetek, sesak napas dan gagal ginjal (oliguria),
dipertimbangkan kemungkinan koartasio aorta.
26

Pada kasus gagal jantung dapat


Pemeriksaan Fisik
ditemukan:
• Takipnea dan takikardia • Napas cuping hidung

• Peningkatan usaha napas – • Kesulitan menetek atau minum

terdengar grunting
pada bayi
• Kegagalan pertumbuhan
• Pengisian ulang kapiler tertunda/
• Berkeringat
memanjang
• Edema
• Banyak berkeringat
• Hydrops fetalis; bentuk ekstrim
• Hepatomegali
dari gagal jantung kongestif di
• Irama derap
dalam uterus (dilaporkan pada
26% kasus)
27

• Bising S1 • Bising S1 tunggal, S2 • Bising S1 tunggal,


split konstan, ejeksi
• S1 tunggal, S2
tunggal, Bising ejeksi
tunggal, S2 split sistolik 3/6 ICS II – III S2 split tak sistolik ICS II, LPS sin
tak konstan, LPS sin konstan, kontinu
pansistolik 3/6 • RVH, RAH,RAD
3/6 ICS II – III LMC pembesaran conus
ICS III-IV LPS sin • RVH, RAH,
pembesaran conus sin dan dibawah pulmonalis, boot
pulmonalis, klavikula shaped, corakan paru
• LVH, LAH, peningkatan corakan berkurang
pembesaran paru, hilus melebar • LVH, LAH, • Spell  knee chest,
conus pembesaran morfin 0.1mg/kg
pulmonalis, • Biasanya tanpa SC/IV, oksigenasi,
captopril, hanya conus pulmonalis, bicnat 0.5meq/kg u/
peningkatan furosemide & peningkatan asidosis
corakan paru spironolakton corakan paru • Propanolol
28

Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen dada dapat memperlihatkan kardiomegali
(Cardiothoracic ratio > 60%), disertai ada tidaknya
pletora/edema paru
• Elektrokardiografi (EKG) dapat menunjukkan adanya
hipertrofi ventrikel
• Konfirmasi penyakit jantung kongenital dengan
ekokardiografi
29
30

Terapi
Terapi Suportif
- Restriksi cairan
- Diuretik apabila dicurigai adanya kelebihan beban cairan (periksa
penambahan berat yang berlebihan dan edema perifer). Dapat
dipertimbangkan pemberian:
o Spironolakton 1- 3,3 mg/kgBB/hari dibagi 6-24 jam
o Furosemid 1-2mg/ kgBB/kali

- Oksigenasi yang memadai, hati-hati pemberian oksigen terlalu


tinggi pada penyakit jantung kongenital sianotik.
31

Terapi Suportif
Parasetamol diberikan pada bayi prematur dengan PDA yang
menimbulkan gangguan hemodinamik secara klinis dan
dikonfirmasi dengan pemeriksaan ekokardiografi, dengan dosis
10-15mg/kgBB/6jam selama 5 hari atau ibuprofen selama 3 hari
dengan dosis 10 mg/kg hari pertama, dilanjutkan 5 mg/kg pada
hari kedua dan ketiga.
- Pemberian inotropik, diuretik, oksigen sesuai kebutuhan, dan
prostaglandin (PGE1) untuk membuka duktus arteriosus untuk
terapi COA.
32

• Terapi Pembedahan
- Ligasi PDA dilakukan pada bayi prematur dengan PDA yang
menunjukkan gejala hemodinamik yang signifikan yang tidak
memberikan respons dengan obat-obatan atau terdapat
kontraindikasi medikamentosa
- Permindahan letak kedua arteri besar secepatnya pada TGA

• Transcatheter closure pada ASD dan VSD sesuai kriteria


• Reseksi dan end-to-end ananstomosis, subclavian flap
artoplasty, atau patch angioplasty pada terapi COA.
33

Terapi gagal jantung berupa:


• Atasi penyebab
• Pemberian diuretik apabila dicurigai ada kelebihan
beban jantung
• Oksigen yang memadai
• Perlu rujukan segera ke pusat perawatan khusus
yang memiliki tenaga ahli jantung anak
34

KEGAWATAN SALURAN CERNA


NEONATUS
35

Tanda kegawatan saluran cerna neonatal

• Tanda sumbatan: polihidramnion, muntah hijau,


kembung, tidak ada defekasi

• Tanda perdarahan: muntah, defekasi berdarah

• Defek dinding abdomen


36

Sumbatan saluran cerna, muntah hijau


Petanda klinis:

• Polihidramnion

• Hipersalivasi

• Muntah bilier/hijau

• Kembung

• Tidak ada defekasi dalam 24


jam
37
38
39
40

Malrotasi, enterokolitis nekrotikans,


muntah berdarah
Petanda klinis:

• Intoleransi pemberian minum,


kembung, hematemesis, residu
berdarah

• Melena

• Klinis secara umum adanya


infeksi
41

Hematemesis, melena dengan


klinis baik
Tanda klinis HDN/ gangguan
koagulasi pada neonatus:

• Klinis baik

• ASI eksklusif

• Perdarahan saluran cerna:


hematemesis, melena
42

 Resusitasi dalam 20-30 menit

 Stabilisasi pasca resusitasi: usia 4-6 jam

 Resusitasi dan stabilisasi TIDAK ADA GARIS


PEMISAHYANG TEGAS

 Pada fase resusitasi terdapat fase

stabilisasi awal (overlapping)


 Stabilisasi awal
 Aspek termoregulasi, pernafasan
43
ALGORITMA “STABLE’
 S.T.A.B.L.E
 Sugar and safe care
 Termoregulation
 Airway
 Blood pressure
 Lab
 Emotional support

Ditambah dengan:
- Deteksi Dini dan Atasi
Kejang
- Tatalaksana Rujukan Bayi
Baru Lahir
- Etika Medik
44
URUTAN LANGKAH STABILISASI
Stabilisasi pernafasan, disertai atasi masalah termoregulasi

Cek GD dan atasi masalah hipoglikemia

Evaluasi tanda dini gangguan sirkulasi

Nilai masalah lain:


Apakah bayi mengalami komplikasi HIE ?
Adakah risiko dan gejala seperti kejang
Adakah risiko infeksi  skrining infeksi
Adakah kelainan bawaan

Apakah bayi bisa ditangani ditempat tsb atau perlu rujuk


Komunikasi dengan orang tua, ruang perawatan, RS rujukan
45

A Anticipate

R Recognize

A Act

R Re-assess
46

 Adakah risiko hipotermia


Anticipate
 Kenali tanda hipotermi
 Kenali tanda komplikasi
Recognize
kemungkinan akibat hipotermi

Atasi hipotermi
Act
 Monitor suhu bayi berkala
dan evaluasi bila suhu
tidak membaik,
cari sebab lain
Re-assess
mengapa suhu
tidak meningkat
47

Transport pada bayi baru lahir


pasca Resusitasi

47
48
Prinsip transportasi pada bayi baru lahir
pasca resusitasi
ACCEPT
• A : Assessment
• C : Control
• C : Communication
• E : Evaluation
• P : Preparation
• T :Transportation
49

Assessment

• Menilai indikasi pasien yang bisa dirujuk

• Kelayakan pasien yang dirujuk, kondisi

pasien harus stabil: (Bebaskan jalan napas,

pemantauan suhu, denyut jantung)


50

Control

Pengawasan / control terhadap kelengkapan tim, kemampuan tim dan


kelengkapan alat
• Kelengkapan tim transport (2-3 orang tenaga kesehatan)
• Kemampuan tim transport: posisi Perawatan Metode kanguru,
pemantauan frekuensi jantung, frekuensi pernapaasan dan
temperature. Bila mungkin saturasi oksigen
• Kelengkapan alat pada kendaraan yang dilengkapi: (Dukungan termal,
dukungan respiratori, perangkat suction, perangkat pemantauan,
peralatan infus serta perlengkapan akses vaskuler, obat-obatan
emergensi (resusitasi kit), sumber oksigen
51

Peserta mampu melakukan perawatan metode kanguru


52

Communication
Komunikasi internal, ekstenal dan keluarga
• Internal yaitu melakukan komunikasi diantara tim
transport

• Eksternal yaitu melakukan komunikasi ke tempat rujukan

(ingat hal yang perlu dikomunikasikan)

• Keluarga yaitu melakukan komunikasi kepada orang tua


termasuk persetujuan tindakan dll (informed consent)
53
Evaluation

• Memastikan klinik pasien harus


warm, pink and sweet (sebelum,
selama transportasi dan saat tiba di
tempat rujukan)
54

Preparation and Packaging

Persiapan (akhir)

• Penyiapan dokumen

• Penyiapan alat transport

• Penyiapan kondisi bayi


55

Transportation

Transportasi bayi baru lahir

• Pasien siap diberangkatkan ke tempat rujukan dengan

kendaraan yang memenuhi syarat

• Alat minimal yang dibawa adalah t-piece resuscitator,

resusitasi kit, obat

(anti kejang, epineprine)


56
@drhans_spesialisanak

Anda mungkin juga menyukai