KEGAWATA PADA
N
NEONATUS
dr. Rizalya Dewi SpA(K)
Outline
Kegawatan neurologis : Kegawatan saluran cerna
Kejang Atresia saluran cerna
Hipotonia Perdarahan
Kegawatan respiratorik : Defek dinding abdomen
Sesak napas Kegawatan lain :
Henti napas (apnoe) Hipoglikemia
Infeksi
Meningitis, ensefalitis, abses otak
Sepsis
TORCH
Tetanus neonatorum
Ketergantungan obat
Ibu pencandu alkohol, obat penenang, narkoba
Jantung Hipo/hipertermia
Penyakit jantung bawaan
Hipoglikemia
Polisithemia
Paru
Sumbatan jalan napas atas Asidosis metabolik
Aspirasi mekonium Ketergantungan obat
Aspiration cairan (susu dll) Gangguan SSP :
Transient tachypnoe
Pneumonia Asfiksia
Hipoplasia paru Perdarahan otak
HMD Penyakit neuromuskular
Pneumotoraks
Efusi pleura
PenilaianSGN
Interpretasi :
< 4 : SGN ringan
4-7 : SGN sedang
> 7 : ancaman Gagal
napas
PenilaianSGN Score
Feature observed 0 2
t
Chest
movement
Synchronized respirations
lntercostal
retraction
Xiphoid
Index Silverman- retraction
Anderson None
Kllasfika:si Gangg an 1
afas
(buku pedoman Manajemen maslah
BBL)
GEJALA ( RR & gejala tambahan gangguan nafas)
Gangguan RR> 60x/mnt dengan sianosis sentral dan retraksi dinding dada atau merin ih
nafas berat saat ekspirasi, atau
RR> 90x/mnt dengan sianosis sentral atau ratraksi dinding dada atau
merintih
saat ekspirasi, atau
RR < 30x/mnt dengan atau tanpa gejata lain dari gangguan nafas
Gangguan RR 60-90 x/mnt dengan retraksi dlnding dada atau merintih saat
nafas ekspirasi,
.sed an1g
1
tanpa sianosis sentral, atau
RR> 90x/mnt tanpa retraksi dinding dada atau merintih saat ekspiirasi,
atau
sianosts sentral
Gangguan RR 60 90 x/mnt tanpa r traksi d"nding dada atau merintih saat ekspirasi,
nafas rlngan atau
slanosis s antral,
Kelaianan RR 60-90 x/mnt dengan sianosis sentral tetapi tanpa retraksi dinding dada
Jan tung atau
kengenital merin ih
Penatalaksanaa SGN
n
Respiratory support
dini supaya paru tidak kolaps
Early CPAP
Pemberian tekanan secara
O2 minimal dipantau dengan Pulse Oxymetry
Oksigenasi
Target saturasi : 88-92%
General support
Pemasangan jalur infus
Pemberian antibiotik sesuai indikasi
Terapi penyakit dasar
Penatalaksanaan
SGN
CPAP system : continuous positive
airway pressure
Alat yang memberikan tekanan
positif secara terus menerus ke paru
Menghindari kolaps paru,
mempertahankan surfaktan (zat
pelumas paru)
Bidan perlu mengenal CPAP
Bantuan sementara pada SGN
Terutama saat merujuk
Digunakan pada bayi SGN yang
masih bernapas spontan
Pemakaian
Oksigen
Oksigen adalah obat,
digunakan seminimal
mungkin untuk
mempertahankan saturasi
88-92%
Dosis optimal dipantau
dengan monitor saturasi
(pulse oksimetri)
O2 tabung/sentral adalah
100%
perlu diencerkan dengan
udara tekan supaya
konsentrasinya turun
Tabelpencampuran O2 dan Udara
Udara Bertekanan (liter/menit)
%
kons. 02
8 9 10
1 2 3 6 7
-- --
4~ -
1 41% 30% 29% 28%
37% 34% 32% 31%
86% 77% 70% 65% 61% 57% 54% 51% 49% 47%
5
QI
"::,
;.
.t:
QI 6 88% 80% 74% 68% 64% 61% 57% 54% 53% 51%
c
b
'iii
O
7 90% 82% 76% 71% 67% 64% 61% 58% 56% 54%
0
..:.:
:
8 91% 84% 78% 74% 70% 66% 63% 61% 58% 56%
9 92% 86% 80% 76% 72% 68% 65% 63% 61% 58%
10 93% 87% 82% 77% 74% 70% 67% 65% 63% 61%
Penatalaksanaan SGN
(bl
Apnoe
Definisi : berhentinya pernapasan selama
lebih dari 20 detik, disertai dengan bradikardia,
desaturasi oksigen atau sianosis
Apnoe sentral : otak tidak memberi sinyal untuk
bernapas, tidak ada tanda gawat napas
Sering pada bayi prematur
Apnoe obstruktif : ada obstruksi jalan napas, retraksi
dalam, otot pernapasan fatique
SGN berat
Aspirasi
Mixed apnoe
Apnoe
Tindakan : resusitasi
Bersihkan jalan napas
Berikan rangsangan taktil
Berikan ventilasi tekanan
positif
Apnoe of prematurity
Aminofilin
Kegawatan
hemodinamik
Syok :
Takikardia (>160x/mnt)
Kulit teraba dingin, sianosis
Capillary refilling time (CRT) > 3
detik
Kutis marmorata
Urine (-)
SpO2 turun
Bradikardia
Nadi lemah
DJ < 60x/mnt
Terutama karena ventilasi tidak
adekuat
Fase akhir dari gawat
napas/syok
Harus dihindari
Prognosis jelek
Atresia saluran
cerna
Atresia : tidak terbentuknya
lubang di saluran cerna
Esofagus
Duodenum, ileum
Colon
Ani
Tanda/gejala :
Keluar air liur >> (tidak bisa
menelan air liur)
Muntah hebat (hijau jika
sumbatan setelah duodenum)
Tidak BAB > 48 jam
Tindakan :
Puasa, pasang OGT
Perdarahan saluran
cerna
Perdarahan:
Saluran cerna bagian atas
Berasal dari esofagus, lambung dan duodenum
Saluran cerna bagian bawah dicari
Hematochezia/Melena?
Tindakan:
Jika telah diketahui : lahirkan di RS rujukan
Abdomen sementara dibungkus dengan plastik ; k
pasang OGT
Bayi
diletakkan
miring,
supaya
Kegawatan lain
Hipoglikemia :
Tidak ada urine > 24
jam
Hipo/hipertermia
Anemia/polisitemia
Hipoglikemia :
Kadar glukosa <40-45 mg/dL ; < 50
mg/dL
Penyebab :
Cadangan dan produksi glukosa
Pemakaian glukosa (hiperinsulinisme)
Gejala :
Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittery)
Sianosis, apnoe
Kejang atau tremor
Letargi dan sulit menyusui
Tangis lemah atau melengking
Hipoglikemia
Kenapa penting?
Jika GDS terlalu rendah kejang
Terjadi kerusakan otak permanen
Kasus :
BBLR (preterm/KMK), BMK, IDM, hipotermia,
polisitemia dan bayi sakit berat secara umum
Tindakan
Pemeriksaan GDS bedside, pada semua bayi
berisiko
Jaga asupan yang cukup, oral/enteral
Jika asupan tidak dapat diberikan (bayi sakit),
pasang infus D10%
Jika GDS < 25 mg/dL : bolus D10% 2 ml/kg
Tidak ada urine 24 jam
>
Definisi :
Oliguria : BAK < 1 mL/kg/24 jam
Anuria : BAK (-) s/d 48 jam
Artinya :
Kurang input cairan (dehidrasi)
Hati-hati
Raba gagal ginjal
kandung kemih jika ada, kompres hangat/tekan
lembut :
Tindakan
Jika perlu : pasang kateter
Periksa CRT/tekanan darah
Apakah ibu oligohidramnion?
Pastikan bayi cukup minum dan hemodinamik baik
Jika tidak terjamin, rujuk
Hipo/hipertermia
Normal : axila : 36.5-37.5C
Hipotermia :
ringan : 36 36.4C
sedang : 32-35.9C
berat : < 32C
Hipertermia : > 37.5C
Lingkungan suhu netral (NTE):
Kondisi/suhu lingkungan dimana suhu
tubuh normal dengan pengeluaran kalori &
konsumsi oksigen minimal
Hipo/hipertermia
Mengapa berbahaya?
Hipotermia : vasokontriksi :
hipoksia, sesak napas
Letargi, apnea & bradikardia
Risiko untuk hipoglikemia,
asidosis metabolik, sesak nafas, dan
gangguan faktor pembekuan (DIC,
perdarahan otak/paru)
Hipertermia : vasodilatasi : kulit
merah, laju metabolik ,
iritabel/rewel, takikardia & takipnea.
Dehidrasi, perdarahan intrakranial,
heat stroke, dan kematian
Anemia
Definisi :
Kadar Hb < 13 g/dL
Anemia fisiologis : s/d 11 g/dL di usia 8-
12 minggu
Kenapa berbahaya?
Peningkatan DJ s/d gagal jantung
Bayi jadi lemas, tidak mau menyusu
Gangguan pertumbuhan
Tatalaksana :
Anemia gravis : Transfusi
Dll : tergantung penyebab
Pemberian Zat besi selama 2-4 bulan
Zat gizi lain : Folat, Vitamin E
Polisitemia
Definisi :
Peningkatan jumlah sel darah merah yang
berlebihan, ditandai dengan hematokrit > 65%
Penyebab :
Kondisi lingkungan : ketinggian
Proses intra uterin : twin to twin transfusion
Proses perinatal : delayed cord clamping
Efek :
Darah kental dan kecepatan aliran darah berkurang
ketika darah melalui pembuluh kecil
Gangguan pada SSP, kardiovaskuler, SGN,
feeding intolerance, oliguria, hiperbilirubinemia
Tatalaksana :
Asimptomatik : observasi, cukup minum
Simptomatik : rujuk