Anda di halaman 1dari 44

MATERI INTI 6

TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN BAYI BARU LAHIR

Kasus kegawatan tersering pada bayi baru lahir


Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
tatalaksana kegawatdaruratan pada bayi baru lahir

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai pelatihan ini, peserta pelatihan mampu :
• Menjelaskan kasus kegawatdaruratan tersering pada bayi baru lahir
• Menjelaskan periode transisi sistem pernapasan dan sirkulasi pada
bayi baru lahir
• Melakukan tatalaksana resusitasi, stabilisasi dan transportasi pada
bayi baru lahir
Pokok Bahasan
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan subpokok bahasan sebagai
berikut:
1. Kasus kegawatdaruratan tersering pada bayi baru lahir
a. Trauma lahir
b. Kegawatan bayi baru lahir dengan penampakan klinis
(biru, pucat, kuning, merah dan hijau)
c. Kejang pada bayi baru lahir

2. Periode transisi sistem pernapasan dan sirkulasi pada bayi


baru lahir:
a. Transisi pernapasan
b. Transisi sirkulasi
Pokok Bahasan

3. Resusitasi, stabilisasi dan transportasi bayi baru lahir


A. Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir
– Alur Resusitasi pada bayi baru lahir
– Persiapan Resusitasi pada bayi baru lahir
– Langkah resusitasi pada bayi baru lahir
– Resusitasi terintegras
B. Stabilisasi pada bayi baru lahir
C. transportasi pada bayi baru lahir
FAKTOR RISIKO KEGAWATAN
PADA NEONATUS
KEGAWATAN NEONATUS
TERSERING: THE MISFITS
THE MISFITS
MODIFIKASI
– T = trauma, trauma lahir
– H = heart, kedaruratan jantung
dan pembuluh darah. KEGAWATAN BIRU
– E = emergencies of respiratory,
kedaruratan saluran napas.
– M = metabolic and electrolite inbalance  PUCAT
– I = icterus neonatal, hiperbilirubinemia ensefalopati  KUNING
– S = sepsis neonatal
– F = fluid inbalance KEGAWATAN PUCAT

– I = intestinal catastrophes (volvulus, intususception, NEC) 


KUNING DAN MERAH
– T = thermoregulation  PUCAT
– S = seizures

Brosseau T, et al., Pediatr Clin N Am, 2006, 53: 69-84


TRAUMA LAHIR
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor Ibu: Faktor Janin


• Primigravida Presentasi abnormal:
• Disproporsi cefalopelvik,
• Sungsang, presentasi muka
– Ibu bertubuh kecil, • BBLSR, prematur
– Kelainan panggul ibu • Makrosomia
• Partus lama atau partus • Hidrosefalus
presipitatus
Intervensi obstetrik
• Distosia
• Oligohidraminion • Ekstraksi forsep, vakum
• Versi ekstraksi
Jenis - Jenis Trauma Lahir
 Kepala:
– Ekstrakranial
– Kranial
– Intrakranial
 Syaraf
 Wajah
 Tulang
 Intra abdomen
Jejas
Ekstrakranial
Jejas
Ekstrakranial
PERDARAHAN SUBGALEAL

Kulit Kaput Sefalhematoma


Epicranial Perdarahan subgaleal
aponeuroses
Perdarahan
extradural
Periosteum

Tengkorak

Duramater
PERDARAHAN
INTRAKRANIAL
PERDARAHAN SUBARACHNOID

PERDARAHAN SUBDURAL
• Paling sering: 73% dari • Insidens:
semua perdarahan intrakranial – 0,1 per 1000 kelahiran
• Gejala klinis (dalam 24 jam):
• Gejala klinis:
– Respirasi: apnea, sianosis
– SSP: kejang, defisit fokal, – Bisa tanpa gejala
letargi, hipotonia – SSP: kejang biasanya pada
hari ke-2.
Trauma Pleksus
Brakhialis
• Trauma bilateral pada 8-23%

• Lesi traumatis terkait


dengan trauma plexus PALSI KLUMKE
brachial:
– Fraktur klavikula 10%
– Fraktur humerus 10%
– Subluksasi cervical 5%
– Trauma cervical 5-10%
– Palsi wajah (10-20%)
PALSI ERB
PALSI WAJAH
14
BIRU PADA NEONATUS
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
KELAINAN JANTUNG KELAINAN NON JANTUNG
• Penurunan aliran darah ke • Gangguan napas pada
paru neonatus
• Campuran • PPHN
• Gangguan saraf
• Campuran

Sianosis sentral
Sianosis perifer
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
KELAINAN JANTUNG KELAINAN NON JANTUNG
• Tidak ada distres • Distres pernapasan dan
pernapasan, tetapi ada takipnea
takipnea • Sianosis ringan dan tidak
• Sianosis merata merata
• Tidak membaik dengan • Membaik dengan pemberian
pemberian oksigen oksigen
• Sianosis bertambah saat • Membaik dengan menangis
menangis • Terjadinya segera setelah
• Terjadi setelah 24 jam pasca lahir
lahir
BIRU KARENA GANGGUAN
NAFAS NEONATUS
Kondisi yang Berhubungan
dengan Gawat Nafas

19
Evaluasi Gawat Nafas dengan
Menggunakan Skor Down
0 1 2

Frekuensi nafas < 60/menit 60 – 80/menit > 80/menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap


dengan O2 walaupun diberi O2

Suara nafas/ Suara napas di Suara napas di kedua Tidak ada suara
Air entry kedua paru baik paru menurun napas di kedua paru
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
20
Skor ≤ 3 Gawat nafas ringan
Skor 4 -5 Gawat nafas sedang
Skor ≥ 7 Gawat nafas berat
KUNING PADA NEONATUS
Ikterus pada neonatus:
KEGAWATAN ?

 bilirubin  bilirubin ensepalopati


Kernikterus/ HIPERBILIRUBINEMIA ENSEFALOPATI
Tahap 1: Letargi, hipotonia, refleks isap buruk
Tahap 2: Demam, hipertonia, opistotonus
Tahap 3: Kondisi terlihat membaik
Gejala sisa: Kehilangan pendengaran sensorineural
Serebral palsi koreoatetoid
Abnormalitas penglihatan
Ikterus pada neonatus:
KEGAWATAN ?
Transfusi Tukar
PUCAT PADA NEONATUS
Pucat pada neonatus

Syok pada neonatus


• Syok hipovolemik
• Syok septik
• Syok kardiogenik
Tanda-tanda Syok

 Sianosis, pucat
 Tekanan darah
rendah
 Depresi
pernafasan
 Tonus otot buruk
Syok hipovolemik
saat lahir

Hidropik resipien
Kehilangan darah antepartum:
– Perdarahan plasental, abruptio
plasenta, plasenta previa atau
terpotongnya plasenta selama bedah
sesar
Plethoric donor
– Transfusi fetofetal
– Transfusi fetomaternal
Syok hipovolemik
pasca lahir

–Kelainan darah seperti hemorrhagic disease


of the newborn (HDN) atau dissemenitated
intravascular coagulation (DIC)
–Cedera lahir, laserasi hati atau perdarahan
adrenal
–Perdarahan paru dalam jumlah besar
(PDA,Sepsis, asfiksia
Syok Septik

• Volume darah normal tetapi volume ini


didistribusikan secara buruk sehingga mengarah
pada perfusi jaringan yang tidak memadai.
• Pada sepsis terdapat efek penekanan langsung
dari produk-produk mikroba (termasuk
endotoksin) pada sistem kardiovaskuler selain
dilepasnya substansi vasodilator
Syok Kardiogenik

• Asfiksia lahir → kontraktilitas buruk, disfungsi otot


papilari, dan regurgitasi tricuspid
• Sepsis, hipoglikemia, hipokalsemia → Disfungsi
myokardium
• Penyumbatan aliran darah jantung:
– Anomali jantung: struktur, ritme
– Paru-paru: peningkatan tekanan intra thorakal
misalnya tension pneumothorax; tekanan
ventilator tinggi
Manifestasi Klinis
• Kardiovaskuler:
• Lain-lain:
– DJ ↑
– SSP: rewel, letargi,
– TD ↓ bingung, dan koma
– Kisaran MAP rendah – Mottling pada kulit
• Pernafasan: – Ekstremitas terasa
– Laju napas ↑ dingin
– Retraksi – Penurunan produksi
– Grunting urin
– apnea – Pengisian ulang
kapiler memanjang
– Asidosis metabolik
Tiga Fase Syok
1. Dengan kompensasi:
• Perfusi organ-organ vital (otak, jantung dan kelenjar adrenal)
dipertahankan
• Ketidakteraturan tanda vital: minimal
• Klinis: pucat, DJ↑, CRT memanjang, akral dingin
2. Tanpa kompensasi:
• Metabolisme anaerob → kegagalan pemompaan Na-K →bocor kapiler
→↑ cairan ekstravaskuler (edema)
• Klinis:TD↓↓, DJ ↑, CRT ↑↑, akrak makin dingin, urin ↓↓.
3. Menetap (ireversibel):
• Kegagalan organ vital

Pengenalan dini dan terapi efektif yang cepat


SEPSIS PADA NEONATUS
Diagnosis Sepsis Neonatorum –
Tanda dan gejala klinis
Tanda klinis: tanda awal tidak spesifik, mungkin samar
• Sesak napas - 90%
• Apnea
• Suhu tidak stabil-  suhu lebih sering
• Menurunnya aktivitas
• Rewel/gelisah
• Toleransi asupan yang buruk
• Distensi abdomen
• Hipotensi, syok, purpura, kejang- tanda lanjut
KEGAWATAN SALURAN
CERNA NEONATUS (HIJAU,
MUNTAH BILIER)
Sumbatan saluran cerna,
muntah hijau
Petanda klinis:
• Polihidramnion
• Hipersalivasi
• Muntah biier/
hijau
• Kembung
• Tidak ada defekasi
dalam 48 jam
PERDARAHAN SALURAN
CERNA NEONATUS (MERAH)
Malrotasi, enterokolitis
nekrotikans, muntah berdarah
Petanda klinis:
• Intoleransi pemberian
minum, kembung,
hematemesis, residu
berdarah
• Melena
• Klinis secara umum
adanya infeksi
Hematemesis, melena dengan
klinis baik
Tanda klinis HDN/
gangguan koagulasi
pada neonatus:
• Klinis baik
• ASI eksklusif
• Perdarahan saluran
cerna: hematemesis,
melena
KEJANG PADA NEONATUS
Hipoglikemia pada neonatus
UNTUK SETIAP NEONATUS MANAPUN, KADAR GLUKOSA <45
MG/DL DIANGGAP TIDAK NORMAL
Defek dinding abdomen
Gastroskisis
• Herniasi saluran cerna
• Umbilikus terpisah
dengan usus
• Tidak terbungkus
selaput
Omfalokel
• Organ visera terbungkus
selaput
• Umbilikus menyatu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai