Anda di halaman 1dari 63

KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL

B Y. I I N P R I M A F I T R I A H , M . K E B
DEFINISI KEGAWATDARURATAN
MATERNAL DAN NEONATAL

• Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau


terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang
berbahaya (Dorlan, 2011).
• Penanganan kegawatdaruratan obstetrik tidak hanya
membutuhkan sebuat tim medis yang menangani
kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas
kesehatan yang terlatih untuk setiap kasus-kasus
kegawatdaruratan.
a. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya dan atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan
secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan label merah.
Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
B. Pasien Gawat Tidak Darurat:
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat. Bisanya di lambangkan dengan label Biru.
Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir.

C. Pasien Darurat Tidak Gawat:


Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya. Bisanya di
lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien Vulnus
Lateratum tanpa pendarahan.
D. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan.
Bisanya di lambangkan dengan label hijau. Misalnya : pasien
batuk, pilek.
E. Pasien Meninggal
TANDA DAN GEJALA
KEGAWATDARURATAN
Tanda Dan Gejala Kegawatdaruratan
1. Gelisah, bingung, penurunan kesadaran
2. Nadi >100 kali/menit, lemah
3. Tekanan darah sistolik <90 mmHg
4. Pucat
5. Kulit dingin dan lembab
6. Pernapasan >30 kali/menit
7. Pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali tidak terbentuk air kemih. Jumlah urin
<30 ml/jam
8. Bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
9. Nyeri dada
10. Linglung
11. Pusing
12. Pingsan
13. Kejang
PRINSIP DASAR
KASUS
KEGAWATDARURATA
N
PENILAIAN AWAL
KASUS
KEGAWATDARURATAN
Respon Cepat Terhadap Suatu Kegawatdaruratan
Jika seorang ibu usia subur mengeluhkan masalahnya, kaji secara
cepat kondisinya untuk menetapkan derajat kesakitannya.
Kaji Tanda bahaya Pertimbangan
Ja   jalan napas P perhatikan adanya : Anemia berat, Gagal
dan          Sianosis· (kebiruan) jantung, Pneumonia,
P  pernapasan          Distress· (pernapasan) Asma
P periksa :
         Kulit· : pucat
         Paru-paru· : ronchi dan wheezing
Si  sirkulasi P periksa : Syok
(tanda syok)          kulit:· dingin dan lembab
         denyut· nadi : cepat(110 atau lebih) dan lemah
         tekanan· darah : rendah (sistolik kurang dari
90mmHg)
P  perdarahan T tanyakan apakah : Aborsi, kehamilan
pervaginam          hamil;· usia kehamilan ektopik, kehamilan mola,
(pada awal atau          baru· saja melahirkan
akhir kehamilan)          plasenta· dilahirkan absurpsio lasenta, ruptur
 pPeriksa : uterus, plasenta previa,
         vulva:· banyaknya perdarahan, retensi plasenta, atonia uterus, robekan
robekan yang nyata serviks dan
         uterus· : atonia vagina, retensio
         kandung· kemih ; penuh
P pada tahap ini jangan lakukan periksa dalam plasenta, inversi uterus
Penanganan Dasar Dan Awal Kegawatdaruratan
Dalam menatalaksanakan kegawatdaruratan hal yang harus dilakukan :
• Tetap tenang, berpikir secara logis dan fokuskan pada kebutuhan ibu
• Jangan meninggalkan ibu sendirian.
• Laksanakan tanggung jawab hindari kebingungan dengan menunjuk orang lain
untuk bertanggung jawab.
• Berteriak minta bantuan. Minta satu orang untuk mencari bantuan dan satu orang
lainnya untuk mendapatkan peralatan dan kesediaan barang kegawatdaruratan
(misal:tabung oksigen, dan alat kegawatdaruratan lainnya).
• Jika ibu tidak sadar. Kaji jalan napas, pernapasan dan sirkulasinya.
• Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai terapi walaupun tidak ada tanda syok, tetap
kirkan tentang syok saat mengevaluasi ibu lebih lanjut karna statusnya dapat
memburuk dengan cepat.
• Atur posisi ibu berbaring miring kiri dengan meninggikan kakinya. Longgarkan
pakaian yang ketat.
• Bicara pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan tentang apa yang terjadi
dan gejala yang dialami.
• Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi pemeriksaan TTV dan warna
kulit.
PENANGANAN LANJUT
KEGAWATDARURATAN
PRINSIP UMUM
PENANGANAN SYOK
KEBIDANAN
PRINSIP UMUM PENANGANAN SYOK
PERDARAHAN
Syok adalah:
Suatu kondisi akut yang mengancam kehidupan pasien
yang membutuhkan penanganan segera dan instensif
untuk menyelamatkan jiwa pasien.
Beberapa penyebab syok:
1. Perdarahan (Syok Hipovolemik)
2. Sepsis (Syok Septik)
3. Gagal Jantung (Syok Kardiogenik)
4. Rasa Nyeri (Syok Neurogenik)
5. Alergi (Syok Anafilaktik)
TUJUAN UTAMA PENANGANAN SYOK

• Menstabilkan kondisi pasien


• Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah
• Mengefisiensikan sistem sirkulasi darah
1. SYOK PERDARAHAN
Adalah kehilangan volume darah intravaskuler (>20%) san
dalam waktu yang singkat.

Tanda-tanda syok:
1. Pasien tampak ketakutan, gelisah,bingung, atau kesadaran
menurun bahkan sampai tidak sadar.
2. Berkeringat‘
3. Pucat, tampak lebih jelas disekitar mulut, telapak tangan dan
konjungtiva
4. Bernafas cepat, frek 30x/i atau lebih
5. Tekanan darah rendah, sistole 90 mmHg atau lebih rendah
PROSES TERJADINYA SYOK
HIPOVOLEMIK
Metabolisme Sel Berubah dari
Perdarahan Akut aerobik menjadi anaerobik

Syok hipovolemik
Terbentuk banyak asam laktat

Curah jantung berkurang


Asidosis metabolik
Tekanan darah arteri
berkurang Kerusakan jaringan otak, ginjal
(gagal organ)

Perfusi Jaringan Terganggu Henti Jantung

Anoreksia Jaringan Kematian


PENANGANAN SYOK PERDARAHAN:

Tindakan Umum:
• Periksa tanda vital
• Pastikan jalan nafas tidak tersumbat
• Jangan berikan cairan atau makanan u mencegah aspirasi
• Miringkan kepala pasien
• Jaga kondisi badan tetap hangat (cegah hipotermi)
• Posisikan kepala lebih rendah dr kaki, namun jika pasien
sesak kemungkinan terjadinya oedema paru dan gagal
jantung, maka posis kepala lebih tinggi untuk mengurangi
cairan di paru2.
Tindakan khusus:
a. Bebaskan jalan nafas dan pasang O2 6-8 L/i
b. Berikan cairan intravena (RL atau NaCL 0,9%) sebanyak
0,5L -1 Liter dalam waktu 15-20 menit, penggantian
cairan dilakukan sebanyak 1-3 lter, setelah kondisi stabil
pemberian cairan dipertahankan dlm kecepatan 1 liter
selama 6-8 jam. (hati2 jika kelebihan cairan)
c. Tranfusi Darah
Hati2 pemberian tranfusi darah (pertimbangkan)
d. Pemeriksaan Lab
Terdiri dari Golongan Darah dan cross match,hemoglobin
dan hematokrit, pemeriksaan darah lengkap, pH darah dan
elektrolit
e. Pemasangan kateter volley untuk memantau jumlah output
cairan
PENANGANAN LANJUTAN SYOK
PERDARAHAN:

Dalam waktu 20-30 menit pemberian cairan kondisi


pasien sudah stabil. Tanda kondisi pasien stabil adalah:
a. Tekanan darah mulai naik diatas 100 mmHg
b. Denyut jantung stabil
c. Kondisi mental pasien membaik (ekspresi ketakutan
berkurang)
d. Produksi urine bertambah (30ml/jam)
INFEKSI

Reaksi Sistem Immunologi

Endotoksin dikeluarkan

Kerusakan sel Enzim Lisosom dikeluarkan

Histamin dan bradikinin dikeluarkan Kerusakan sel semakin luas

Vasodilatasi dan permeabilitas kapolar


meningkat
Cairan intravaskular berpindah ke ruang
interstisial Edema, termasuk edema paru-paru

Hipovolemia

Curah jantung berkurang

kompensasi

Dekompensasi SYOK SEPTIK


Kematian
PENILAIAN INFEKSI AKUT, SEPSIS DAN
SYOK SEPTIK
• Tentukan kasus dlm kondisi demam atau tidak
• Tentukan kasus dlm kondisi syok atau tidak
• Cari faktor predisposisi misalnya pembedahan, cedera, trauma, atau
sumber infeksi
• Tentukan sumber infeksi berdasarkan kalor, dolor, rubor, tumor,
fungsiolesa
• Pada genitalia kondisi berikut dapat terjadi:
- Sekret berbau busuk
- Pus keluar dari serviks
- Air ketuban hijaundan kental
- Subinvolusi rahim
- Tanda infeksi pelvis: nyeri rahim, nyeri goyang serviks, nyeri perut
bagian bawah, nyeri di adneksa
PENANGANAN AWAL

Tindakan umum:
- Berikan O2 6-8 L/i
Penanganan Lanjutan:
- Pasang Infus - Perubahan kondisi sepsis
- Pemberian Antibiotika sangat sulit diperkirakan
- Profilaksis antibiotika: - Dalam waktu singkat kondisi
Dosis Tunggal dg 3 kali peserta dapat memburuk
dosis - Pemantauan tanda vital,
- Pemeriksaan lab: kondisi mental, pemeriksaan
laboratorium
Darah dan Urine
Bidan/Puskesmas Non-Poned harus
mampu melakukan pertolongan
pertama kegawatdaruratan obstetri
dan neonatal sesuai
ketrampilannya, antara lain:

1.Stabilisasi pasien gawat darurat


Obstetri dan Neonatal.

2.Melakukan Kompresi Bimanual pada


ibu dengan perdarahan
postpartum.

3.Melakukan Manual plasenta pada


kasus retensio placenta.
4.Melakukan digital kuretase pada
kasus sisa/rest plasenta.

5.Melakukan resusitasi sederhana


pada kasus asfiksia bayi baru
lahir.

6.Melakukan Metode Kanguru pada


BBLR diatas 2000 gram.

7.Melakukan rujukan pasien maternal


dan neonatal.
LANGKAH-LANGKAH RUJUKAN DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

1. Menentukan kegawatdaruratan penderita


• Pada tingkat kader/dukun bayi terlatih
ditemukan penderita yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh keluarga atau
kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
• Pada tingkat bidan desa/puskesmas
pembantu/puskesmas, tenaga kesehatan
harus dapat menentukan tingkat
kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya,
mereka harus menentukan kasus mana yang
boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang
harus dirujuk.
(PURNAMA ET AL,
2010)
2. Menentukan tempat rujukan
• Fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan
terdekat
• Tidak mengabaikan kesediaan
dan kemampuan penderita.

3. Memberikan informasi pada


pasien & keluarga
• Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan
keluarga. Jika perlu dirujuk, siapkan dan
sertakan dokumentasi tertulis semua
asuhan, perawatan dan hasil penilaian
(termasuk partograf) yang telah dilakukan
untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
• Jika ibu tidak siap dengan rujukan,
lakukan konseling terhadap ibu dan
(PURNAMA ET AL,
2010)
4. Mengirimkan informasi ke tempat
rujukan
• Akan ada penderita yang dirujuk.
• Meminta petunjuk apa yang perlu
dilakukan dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke
tempat rujukan.
• Meminta petunjuk dan cara penangan
untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.

5. Persiapan penderita

6. Pengiriman Penderita

7. Tindak lanjut penderita :


• Rawat jalan pasca penanganan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai