Anda di halaman 1dari 58

KEGAWAT DARURATAN

NEONATUS

dr. Irike Ayumi, M.Ked(Ped), Sp.A


DEFINISI

2
PENYEBAB KEMATIAN BAYI

3
PENYEBAB KEMATIAN BAYI

4
GANGGUAN PERNAFASAN

5
PENYEBAB UMUM GAWAT NAFAS

• Asfiksia
• Transient Tachypnea of the Newborn
• Hyaline Membrane Disease
• Meconium Aspirasi Sindrom
• Pneumonia
• Penyakit Jantung Bawaan
• Sepsis

6
ASFIKSIA

Keadaan dimana bayi tidak mampu


untuk bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir

Etiologi
1. Faktor Ibu
2. Tali pusat
3. Bayi
7
RESUSITASI NEONATUS

8
9
10
11
12
DISTRESS NAFAS LAINNYA
PENILAIAN KLINIS
SKOR DOWN

14
15
INFEKSI / SEPSIS PADA
BBL

16
DEFINISI

• Kumpulan gejala yang terjadi pada 28 hari


awal kehidupan dengan manifestasi infeksi
sistemik dan atau isolasi bakteri pathogen
dalam darah

17
DEFINISI

Kumpulan gejala yang terjadi pada 28 hari awal


kehidupan dengan manifestasi infeksi sistemik dan atau
isolasi bkteri pathogen dalam darah

Awitan Dini Awitan Lambat

• usia bayi < 72 jam • usia bayi > 72 jam

• Didapat saat persalinan • Didapat dari lingkungan

• Penularan vertikal dari • Didapatkan secara

ibu ke bayi nosokomial atau dari 18

rumah sakit
SEPSIS AWITAN DINI – FAKTOR
RISIKO

 Ketuban Pecah Dini >18 jam


 Korioamnionitis maternal
 Cairan ketuban berbau
 Penanganan oleh bidan yang tidak terlatih
 Infeksi saluran kemih ibu
 Persalinan prematur
19
KORIOAMNIONITIS

Ibu demam selama persalinan


 38ºC
± nyeri pada uterus
± leukositosis
± Denyut jantung janin meningkat

Risiko tinggi sepsis bayi baru


lahir
20
SEPSIS AWITAN LAMBAT
– FAKTOR RISIKO

• Prematuritas/BBLR
• Di RS
• Prosedur invasif - ventilator, alat infus,
akses vena sentral, kateter urine
• Kontak dengan penyakit infeksi –
dokter, perawat, bayi dengan
infeksi
• Buruknya kebersihan di NICU 21
DIAGNOSIS SEPSIS BBL - TANDA DAN
GEJALA KLINIS

Tanda klinis: tanda awal tidak spesifik, mungkin samar


• Gawat nafas – 90%
• Apnea/malas bernafas
• Suhu tidak stabil-  suhu lebih sering
• Menurunnya aktivitas
• Rewel
• Malas/tidak mau menghisap
• Distensi abdomen
• Hipotensi, syok, purpura, kejang-
22
KRITERIA KLINIS INFEKSI BAKTERI YANG
PARAH
1. Laju nafas > 60 kali per menit
2. Lekukan dada yang dalam Bila dijumpai satu atau lebih
3. Cuping hidung kembang kempis gejala ini:
Curigai Kemungkinan
4. Ngorok
Sepsis Berat
5. Fontanel menonjol
6. Kejang
7. Nanah dari telinga
8. Kemerahkan di sekitar umbilikus yang melebar ke kulit
9. Suhu > 37,7 C (atau teraba hangat) atau < 35,5C (atau teraba dingin)
10. Letargis atau tidak sadar
11. Penurunan gerakan
12. Tidak bisa minum dan tidak mau menyusui
23
13. Tidak melekat pada payudara ibu
HIPOTERMI

24
TEMPERATUR (SUHU)

37.5 C
36.5 C Batas Normal
Cold stress ---------- Penyebab
36.0 C
Hipotermia Moderat --- Hangatkan bayi
32.0 C
Hipotermia berat --- Perlu perawatan
intensif secepatnya
KEHILANGAN PANAS TUBUH

Mekanisme
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Evaporasi
d. Radiasi
A. KONDUKSI
• Hilangnya suhu karena
kontak langsung dengan
benda yang suhunya lebih
rendah
• Hangatkan objek sebelum
bersentuhan dengan bayi 
tempat tidur, stetoskop,
selimut, topi
• Tutupi timbangan dengan
selimut hangat, baru
kemudian timbangan diatur
menjadi 0
B. KONVEKSI
Kehilangan panas akibat
aliran udara

Panas lebih cepat hilang jika suhu


ruangan dingin

Tingkatkan suhu ruangan


terutama untuk bayi prematur
KEHILANGAN PANAS AKIBAT
KONVEKSI…

Bayi dengan berat < 1,5 kg 


tutupi tubuh dari leher hingga
kaki dengan plastik, TANPA
menghalangi jalan napas
C. EVAPORASI

Kehilangan suhu tubuh karena


bayi dalam keadaan basah

•Keringkan bayi segera


•Singkirkan kain yang telah basah
•Lindungi dari aliran udara
•Pakaikan topi
D. RADIASI
Perpindahan panas karena bayi berdekatan dengan benda
yang suhunya lebih rendah

• Jauhkan bayi dari jendela dan lingkungan luar


• Gunakan inkubator berdinding ganda
EFEK MERUGIKAN PADA BAYI
HIPOTERMIA
Vasokonstriksi ↑ shunt HIPOKSEMIA
pulmoner kanan ke kiri

↑ pergerakan
dan fleksi

Metabolisme Penggunaan
lemak coklat O2 ↑

↑ laju Vasokonstriksi
metabolisme perifer

↑ penggunaan ↓ penyampaian
HIPOKSIA
O2 O2 ke jaringan

↑ penggunaan Penurunan penyimpanan


glukosa HIPOGLIKEMIA
glikogen
HIPOGLIKEMIA BBL

33
 Hipoglikemia  gangguan metabolik yang
sering terjadi pada bayi baru lahir

 Hipoglikemia  Kadar gula darah ≤ 45 mg/dL

 Kejadian hipoglikemia pada masa neonatus


sering dikaitkan dengan gangguan
perkembangan di masa berikutnya

 Sering gejalanya tidak jelas / asimtomatik 34


Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat
dapat mencegah konsekuensi yang serius

Konsekuensi hipoglikemia :
 Kerusakan dan kematian sel saraf
permanen
 Efek jangka panjang berupa retardasi
mental dan cerebral palsy
 Kematian

35
Pada jam pertama kehidupan sumber glukosa berasal dari
glikogenbertahan kira-kira 10 jam setelah lahir 36
GEJALA HIPOGLIKEMIA

Gejala umum Gejala Gejala


neurologi kardiorespirasi
Tangis tidak normal Tremor Takipnea
Lemah Jittery Apnea
Malas minum Iritabel Sianosis
Hipotermia Hipotonia
Letargi
Kejang
37
TATA LAKSANA HIPOGLIKEMIA

1) Dimulai dengan antisipasi kelompok risiko


tinggi  skrining rutin
2) Koreksi hipoglikemia
3) Mencari dan mengatasi penyebab utama
hipoglikemia
4) Mencegah terulangnya hipoglikemia
38
SIAPAKAH YANG HARUS DI-SKRINING ?
KELOMPOK RISIKO TINGGI

1) Inadequate glycogen stores and


decreased glucose production
o Preterm, Late-preterm, SGA
o Inadequate caloric intake
o Delayed onset of feeding

2) Hyperinsulinemia
o IDM
o LGA (BW≥4000 g)

3) Increased glucose utilization


o Infection, shock, respiratory & cardiac disease,
hypothermia, hypoxia

4) Maternal medication
o Dextrose 39
NEONATUS BERISIKO TINGGI

40
KOREKSI HIPOGLIKEMIA

 Koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg dengan


dekstrosa 10%  = 2 cc/kg dan diberikan melalui
IV selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan
 Evaluasi 30-60 menit setelah bolus
 Infus tak terputus (continual) glukosa 10% dengan
kecepatan 6-8 mg/kg/menit harus dimulai
 Target setidaknya GIR (Glukosa Infusion Rate) = 4-
6 mg/kg/menit

41
KEJANG PADA BBL

42
DEFINISI

 Perubahan tiba-tiba fungsi neurologi baik


fungsi motorik maupun fungsi otonomik
akibat kelebihan pancaran listrik pada otak

 Secara klinis kejang pada bayi


diklasifikasikan klonik, tonik, mioklonik,
”subtle”
ETIOLOGI KEJANG PADA NEONATUS

• Primer
Karena proses intrakranial (meningitis, ensefalitis,
perdarahan otak, tumor otak, kelainan bawaan
otak)

• Sekunder
Karena masalah sistemik atau metabolik (iskemik-
hipoksik, hipokalsemia, hipoglikemia, hiponatremia,
hipernatremia, hipomagnesemia) 44
Ensefalopati Bilirubin (Kern icterus)

45
TATA LAKSANA UMUM

 Bebaskan jalan napas dan oksigenasi


 Medikamentosa kejang
 Memasang jalur infus intra vena
 Pengobatan sesuai penyebab

46
MENGHENTIKAN KEJANG DENGAN ANTI
KEJANG

Obat Dosis Keterangan Efek Samping


Pheno- • Dosis awal: 10 - 20 • Merupakan obat • Hipotensi
barbital mg/kg.tambahkan pilihan. • Apnea
5 mg/kg sampai • Berikan secara IV
maksimal 40 mg/kg selama 5 mnt .
• Pemeliharaan: 3-5 • Tingkat Terapeutik: • Pantau status
mg/kg/hari bagi 20-40 g/ml. pernafasan
dalam beberapa • Berikan IM, IV, atau selama
dosis dan berikan PO setiap 12 jam. pemberian dan
setiap 12 jam . periksa tempat
• Mulai terapi 12 jam masuknya infus.
setelah dosis awal.
Obat Dosis Keterangan Efek Samping
Phenytoi • Dosis awal: • Berikan IV dgn kec. • Jangan
n 15-20 mg/kg maksimal 0.5 berikan
IV selama 30 mg/kg/min sec.IM.
min. • Pemeliharaan: 4-8 • Keracunan
mg/kg/hari secara merupakan
IV cepat atau PO. masalah
• Bagi dosis total dan dengan obat
berikan IV setiap 12 ini
jam • Aritmia
Jantung
• Kerusakan
otak
Obat Dosis Keterangan Efek Samping

Benzo- • Lorazepam: • Berikan sec. IV. • Gawat nafas,


diazepi 0.05 – 0.1 • Ulangi setiap 15 • Menghambat
n mg/kg menit untuk 2-3 pengikatan
• Diazepam: 0.1 dosis jika perlu. bilirubin
– 0.3 • Dosis maksimum terhadap
mg/kg/dosis. adalah 2-5 mg. albumin
• Bisa diberikan
sekali sebagai dosis
PO sebesar 0.1-0.3
mg/kg.
KELAINAN BAWAAN

50
• Di Indonesia, hasil Riskesdas tahun 2007 menjelaskan
kelainan bawaan menjadi salah satu penyebab kematian bayi.

• Pada bayi usia 0-6 hari, kematian bayi yang disebabkan oleh
kelainan bawaan sebesar 1,4%, sedangkan pada usia 7-28
hari, menjadi meningkat persentasenya menjadi 18,1%.

• Kelainan bawaan dapat terjadi dalam setiap fase kehamilan.


Umumnya kelainan terjadi pada fase trimester pertama
kehamilan di saat proses pembentukan organ tubuh. Selain
itu, ada pula kelainan yang terjadi di trimester selanjutnya
karena pada masa tersebut jaringan dan organ masih terus
tumbuh dan berkembang.
51
Sekitar 50% kelainan bawaan tidak diketahui penyebabnya, namun ada
beberapa faktor risiko yang mempengaruhi, yaitu:
1. Faktor genetik
• Bayi dalam kandungan mungkin mewarisi gen yang memiliki kelainan
(anomali) ataupun terjadi mutasi genetik pada saat perkembangan janin.
• Orangtua yang memiliki ikatan saudara (pernikahan sedarah) dapat
meningkatkan terjadinya kelainan bawaan dan dua kali lipat
2. Faktor sosial ekonomi dan demografi
• 94% kelainan bawaan terjadi di negara berkembang dengan prevalensi
malnutrisi yang cukup tinggi dan paparan terhadap zat/faktor yang
menambah risiko terjadinya gangguan janin, terutama infeksi dan alkohol.
• Usia ibu saat hamil juga berpengaruh. Semakin bertambahnya usia,
semakin tinggi risiko terjadinya kelainan pada kromosom seperti Sindrom
52

Down
3. Faktor lingkungan
• Pajanan pada ibu hamil seperti pestisida, obat, alkohol,
tembakau, timbal, merkuri dan bahan psikoaktif lainnya, zat
kimia tertentu, rokok, dan radiasi.
• Bekerja maupun tinggal di daerah pertambangan atau daerah
pembuangan limbah juga meningkatkan risiko terjadi kelainan
bawaan.
4. Infeksi
• Infeksi Sifilis dan Rubella pada ibu hamil  mikrosefali (ukuran
kepala yang lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak seusia).
5. Status gizi
• Kurangnya konsumsi iodium dan asam folat pada ibu hamil
meningkatkan risiko bayi dengan neural tube defect sedangkan
konsumsi vitamin A yang berlebihan dapat mempengaruhi
perkembangan janin. Obesitas serta Diabetes mellitus juga53
berhubungan dengan beberapa kelainan bawaan
54
55
56
KESIMPULAN

Deteksi dini kegawatdaruratan pada


neonatus

• Menurunkan angka kematian bayi


• Mencapai tumbuh kembang optimal
• Mencetak generasi yang berkualitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai