Anda di halaman 1dari 32

PERUBAHAN KEBIJAKAN

PELAYANAN KEBIDANAN
UU Kesehatan 32/2009
Pembangunan kesehatan bertujuan:
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan berdasarkan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, kesetaraan gender, non diskriminatif dan kesesuaian dengan norma-norma
agama, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian pada penduduk rentan,
antara lain ibu, bayi, anak dan usia lanjut, dan keluarga miskin.
Perubahan Kebijakan dalam Pelayanan Kesehatan
UU no. 36 th 2014 ttg Tenaga Kesehatan

Ps 1.
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan
LINGKUP KEWENANGAN BIDAN
Permenkes 1464 Tahun 2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan

Pelayanan Kesehatan ibu


Pelayanan Kes anak balita & pra sekolah
Pelayanan Kesehatan Reproduksi & KB Bidan dapat praktek
di setiap tatanan
pelayanan kesehatan
PERAN BIDAN (Mandiri, Kolaborasi
Sebagai Pelaksana Pelayanan Tim kes
Sebagai Pengelola Pelayanan
Kepmenpan
Sebagai Pendidik 001/2007 ttg
Sebagai Peneliti KEPMENKES Jafung
369/2007 ttg Bidan Terampil
UU Nakes &Ahli
Standar Profesi
36/2014
Ps. 1
6. Uji kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan,
dan sikap profesional untuk dapat menjalankan praktek.

7. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap


kompetensi tenaga kesehatan utk dapat menjalankan praktik diseluruh
Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap nakes yg telah memiliki sertifikat
kompetensi atau sertifikat profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu serta
mempunyai pengakuan secara hukum untuk menjalankan praktek.

10. STR adalah bukti tertulis yg diberikan oleh konsil masing masing Tenaga
Kesehatan kepada Nakes yg telah diregistrasi

11. SIP adalah bukti tertulis yg diberikan oleh pemerintah daerah kab/kota kepada
nakes sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktek.
Ps 11.
Tenaga Kesehatan dikelompokkan kedalam:
a. Tenaga Medis ( dokter dan dokter gigi)
b. Tenaga Psikologi Klinik
c. Tenaga Keperawatan (teridiri dari berbagai jenis Perawat)
d. Tenaga Kebidanan (terdiri dari bidan)
e. Tenaga Kefarmasian
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat
g. Tenaga Kesling
h. Tenaga Gizi
i. Tenaga Keterapian fisik
j. Tenaga Keteknisian Medik
k. Tenaga Teknik Biomedika
l. Tenaga Kesehatan Tradisional
m. Tenaga Kesehatan lain
Ps. 21
Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan
profesi harus mengikuti uji kompetensi secara nasional

Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pd ayat (1) diselenggarakan


oleh perguruan tinggi bekerjasama dgn OP, lembaga pelatihan, atau
lembaga sertifikasi yang terakreditasi.

Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pd ayat (2) ditujukan untuk


mencapai standar kompetensi lulusan yg memenuhi standar kompetensi
kerja.
Ps. 44
(1) Tenaga Kesehatan yg menjalankan praktik wajib memiliki STR;
(2) STR diberikan oleh konsil masing-masing tenaga kesehatan setelah
memenuhi persyaratan;
(3) Persyaratan utk mendapat STR
a. Memiliki Ijazah
b. Sertifikat Kompetensi atau sertifikat Profesi
c. Surat keterangan sehat fisik dan mental
d. Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi
e. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi
Ps. 46
(1) Setiap nakes yg menjalankan praktik di bidang yankes wajib memiliki izin
(2) Izin diberikan dalam bentuk SIP
(3) Izin diberikan oleh pemda kab/kota atas rekomendasi pejabat kes yg berwenang di
kab/kota tempat menjalankan praktik
(4) Utk mendapatkan SIP harus memiliki :
a. STR yg masih berlaku,
b. Rekomendasi OP
c. Tempat Praktik
(5) SIP hanya berlaku untuk 1 tempat praktik
Pasal 58
- Nakes dalam melakukan praktik wajib:
(1) Memberikan yankes sesuai standar profesi,
standar Pelayanan Profesi, SPO, Etika Profesi

Pasal 62
(1) Nakes dlm menjalankan praktik harus dilakukan
sesuai dg kewenangan yg didasarkan pada
kompetensi yg dimiliki;
(3) Ketentuan mengenai kewenangan profesi diatur dgn peraturan
menteri
SUMPAH ATAU JANJI BIDAN

Para lulusan pendidikan kebidanan diberikan Ijazah Bidan sebagai tanda lulus dan
diwajibkan mengucapkan sumpah atau Janji Bidan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Pengucapan sumpah profesi atau janji bidan dilakukan pada waktu wisuda/ setelah
wisuda dibimbing oleh Ketua Organisasi Profesi atau Wali Profesi yang ada di Institusi
Pendidikan yang bersangkutan.
Wali Profesi adalah Anggota IBI (Seorang Bidan) yang ada di Institusi tersebut
(Pimpinan Institusi Pendidikan antara lain Direktur, Kajur, Kaprodi atau Dosen)

Sumpah profesi dapat dilakukan pada hari wisuda, atau setelah wisuda (dilakukan
secara terpisah).

Naskah Sumpah Profesi ditanda tangani oleh yang membacakan naskah sumpah,
Wisudawati dan Rohaniawan sebagai saksi.
Tantangan Pelayanan Kebidanan
TREN ANGKA KEMATIAN IBU INDONESIA
Target RPJMN thn 2019 : 306/100,000 KH

JUMLAH SAMPEL
92 KEMATIAN IBU

4
Profil Populasi dan AKI Indonesia
Estimasi penduduk Indonesia
Populasi dunia saat tahun 2014 mencapai
Indonesia
ini mencapai 7 252.124.458 kepadatan
terbanyak ke-5
Milyar. penduduk 132 jiwa per km2

2 ibu hamil meninggal Berdasarkan Penduduk


dalam satu jamnya perkiraan terdapat Indonesia
karena komplikasi 15.000-17.000 ibu bertambah sekitar 5
kehamilan, persalinan, meninggal dalam juta orang per
dan nifas. setiap tahun. tahun

Dan pada tahun 2012


AKI meningkat menjadi
359 per 100.000KH
(SDKI, 2012)
Source: Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014
DAMPAK KEMATIAN IBU
Kematian ibu berdampak negatif terhadap kesejahteraan, kualitas hidup, dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
Kematian ibu memberikan dampak berantai terhadap kesejahteraan keluarga,
masyarakat, dan negara.
Sebuah penelitian menyatakan, bayi dari ibu yang meninggal saat melahirkan, memiliki
ketahanan hidup yang rendah.
SKematian ibu berdampak terhadap kesejahteraan dan kesehatan keluarga sebagai unit
terkecil di masyarakat.
Kematian ibu menjadi permasalahan nasional yang harus diselesaikan bersama.
FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN IBU

KLINIS NON-KLINIS
(MEDIS) (NON-MEDIS)

perdarahan pasca persalinan, keadaan sosial,


pre-eklamsia & Eklamsia ekonomi,
dan infeksi nifas diskriminasi gender,
merupakan tiga penyebab kematian pendidikan,
ibu terbesar.
geografis dan sosial-budaya, s
Serta masih banyak faktor lain yang terdapat di
lingkungan masyarakat hingga berdampak
terhadap status kesehatan perempuan.
Kualitas Pelayanan Kesehatan Maternal di Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan Penilaian Terhadap Tenaga Kesehatan

Kualitas pelayanan kesehatan ibu


di fasyankes (RS, Puskesmas,
BPM) secara umum masih rendah
19

Kemenkes, WHO & HOGSI, 2012


Kualitas Pelayanan Persalinan Normal
100
88
80 77
70
60 57,5
60 54
45
40 35 RS
25
PKM
20
KB
0
Melengkapi Menyuntikkan 10 U Pemantauan
partograf oksitosin IM segera kontraksi dan Cegah
setelah bayi lahir Pendarahan
Pervaginam

20
Sumber: Kajian Kualitas Kesehatan Ibu dan Bayi, Kemenkes, WHO & HOGSI, 2012
Perubahan Kebijakan
Pelayanan Kesehatan - Kebidanan
PKM
Yan Kebidanan & Neonatal - Non Kapitasi 6/12/2017 22
Bidan & JKN (Permenkes no. 71/2013)

BAB II Ps 3
(1)Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif.
(2)Pelayanan kesehatan komprehensif berupa pelayanan kesehatan promotif, preventif
kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan dan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis,
termasuk pelayanan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana dan
pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Catatan :
Bidan dapat bekerjasama dengan BPJS melalui jejaring pelayanan kesehatan TINGKAT
PERTAMA (klinik pratama atau puskesmas) - Pelayanan yang diberikan mengacu pada
kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan
Pasal 8
(1) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter berdasarkan penetapan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan praktik bidan
dan/atau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sesuai
dengan kewenangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan di suatu wilayah tertentu, BPJS Kesehatan
dapat bekerja sama dengan praktik bidan.
(3) Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) terdiri atas:
a. Surat Ijin Praktik (SIP);
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c. perjanjian kerja sama dengan dokter atau puskesmas
pembinanya; dan
d. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang
terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
Ps. 17
(1) Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 untuk pelayanan medis
mencakup:
kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan rujukan;
kasus medis rujuk balik;
pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama;
pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh bidan atau dokter;
dan
rehabilitasi medik dasar.
(2) Pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan panduan klinis.
(3) Panduan klinis pelayanan kesehatan ditetapkan oleh Menteri.
SE Menkes No 31 / Jan 2014
2. Tarif Pelayanan Kesehatan Kebidanan dan Neonatal yang dilakukan oleh bidan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 (ANC), angka 4 (PNC, dan angka 7 (pelayanan
KB dalam lampiran I angka II huruf B Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun
2013, hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan kebidanan dan neonatal diluar
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
TARIF PELAYANAN KEBIDANAN DAN NEONATUS
NON KAPITASI , Permenkes 59/2014 (Revisi69/2013)
PELAYANAN KESEHATAN TARIF

1 Pemeriksaan ANC ( Paket Min 4 kali ) 200.000


2 Persalinan Normal 600.000
3 Penanganan perdarahan paska keguguran, persalinan pervaginam dan emergency dasar
750.000
4 Pemeriksaan PNC/neonatus 25.000
5 Pelayanan tindakan paska persalinan (mis placenta manual)
175.000
6 Pelayanan pra rujukan pd komplikasi kebid & neonatal 125.000

7 Pelayanan KB pemasangan IUD/Implant dan 100.000


Suntik 15.000
8 Penanganan komplikasi KB paska persalinan 125.000

9 MOW / MOP 350.000


27
Permenkes no 28 /2014 ttg manlak
Dalam rangka pembinaan adminsitrasi terhadap Bidan sebagai jejaring, maka
FKTP di luar milik Pemda dapat mengenakan biaya pembinaan dengan
besaran maksimal 10% dari total klaim.
Dalam hal disuatu daerah Bidan berjejaring dengan FKTP milik Pemda,
klaim dilakukan melalui FKTP milik Pemda. Setelah dibayar oleh BPJS,
FKTP milik Pemda segera membayarkan secara utuh kepada Bidan jejaring
sesuai besaran klaim terhadap pelayanan yang diberikan.
UPAYA YANG DILAKUKAN IBI
1. Peningkatan kualitas pendidikan kebidanan :
Mereview standar profesi Proyek HPEQ
- Standar kompetensi
- Standar Pendidikan bidan
- Standar pendidikan berkelanjutan (CPD)
Mengembangkan pola pendidikan bidan = Diploma,
Akademik dan Profesi ( D3, S1/DIV Profesi dan S2 Keb)
Mengembangkan Sistem Uji Kompetensi bidan
Uji kompetensi nasional sejak 2013
Mengembangkan Sistem Akreditasi Pendidikan -
Lembaga Akreditasi Mandiri PTKes dengan BAN-PT
2. Peningkatan kualitas pelayanan kebidanan:
Standarisasi BPM Program Bidan Delima
- Review standar BiDel
- Rekruitmen BiDel
- Pelatihan Bidan Delima, asesor dan fasilitator
- Program Bidan Delima Award

Penyusunan standar pelayanan bersama mitra

Pelatihan yan-kesrep dan KB


- APN, Resusitasi, Konselor ASI
- ABPK CTU KRR - KIP/K, dll
Evaluasi Pelayanan Bidel
3. Advokasi
* Pengembangan pendidikan kebidanan
* Dukungan regulasi yang jelas terhadap pelayanan kebidanan
(primer, sekunder, tersier)
* Advokasi JKN MOU & Perubahan Tarif
* Pendayagunaan dan pengembangan karir bidan ( PTT + PNS)
* Peningkatan kesejahteraan bidan
* RUU Kebidanan masuk prioritas 2016

Anda mungkin juga menyukai