Anda di halaman 1dari 22

NCB+ SMK+ Lahir Spontan

dengan Asfiksia sedang

Haura Khoerunnisa Badriarti


4151211427
Identitas Pasien

Nama : By. By. NM


Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Cirebon, 28 November 2022
Usia : 2 hari
Hari sakit : 2 hari
Hari masuk : 28 November 2022
Tanggal diperiksa : 29 November 2022
No. RM : B52582
Overview Case
DATA PASIEN ANALISIS

Bayi Ny. NM jenis kelamin laki-laki dilahirkan secara Riwayat partus, kegagalan napas secara spontan saat lahir
normal di IGD RSD Gunung jati tidak langsung menangis
di usia gestasi 39 - 40 minggu NCB (Neonatus cukup bulan)

Berat badan lahir 3071 gr


Kurva Lubchenco: SMK (sesuai Masa Kehamilan)
BB/U (Z-score WHO) 0 SD

Panjang Bayi 50 cm PB/U (Z-score WHO)  0 SD

Lingkar Kepala 34 cm Kurva Nellhaus < 0 SD

APGAR score menit 1 = 5 Asfiksia sedang

Down score = 1 Sesak nafas ringan


DATA PASIEN ANALISIS

Lahir tidak langsung menangis, sehinga dilakukan resusitasi awal dan


diberi antibiotic gentamicin tetes mata dan injeksi vitamin K Langkah awal resusitasi

28/11/2022
Ku: lemah, menangis +, gerak +, terpasang CPAP PEEP 7 FiO2
30%, infus 8tpm, OGT +, muntah -, kembung -. BAB +, BAK +

29/11/2022
KU: lemah, sesak +, retraksi +, terpasang CPAP PEEP 7 FiO2
30%, infus 8tpm, OGT +, muntah -, kembung -, ikterik krammer
II
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: alert, menangis lemah, Gerakan aktif

TTV
Nadi: 155x/menit
Respirasi: 40x/menit Normal
Suhu: 36,7ºC
SpO2: 99%

Kepala: Normocephal, simetris chepalhematome (-), caput succadenum


(-)
Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- Tidak ada kelainan
Hidung: PCH(-), Rinorea (-)
Telinga: Simetris, kelainan kongenital (-)
DATA PASIEN ANALISIS

Leher: simetris, tidak teraba KGB Tidak ada kelainan

Thorax: bentuk dan gerak simetris, ronchi -/-, wheezing -/- Tidak ada kelainan

Abdomen: cembung, lembut, terlihat vena-vena, tidak


Tidak ada kelainan
teraba hepar, tidak teraba lien

Ekstremitas: CRT < 3 detik, akral hangat Normal

Genitalia:
Laki-laki, testis sudah turun, ruggae dalam
Maturitas seksual sesuai usia

DK/ NCB+ SMK+Lahir Spontan dengan Asfiksia sedang


Definisi
● Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan
teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai
dengan hipoksemia (PaO2 rendah), hiperkarbia (PaCO2 meningkat), dan
asidosis. 
● Hal ini dapat disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia
yang berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan, atau segera setelah bayi lahir.
Skor APGAR Interpretasi

0 – 3  Asfiksia Berat

4 – 6  Asfiksia Sedang

7 – 9  Asfiksia Ringan

10  Bayi Normal


Down Score
  0 1 2

Laju Napas < 60 x/menit 60 – 80 x/menit > 80 x/menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang dengan O2 Sianosis menetap walaupun


diberikan O2

Air Entry Udara masuk Penurunan ringan udara


masuk Tidak ada udara masuk

Merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan Dapat didengar tanpa alat
stetoskop bantu

INTERPRETASI NILAI

Nilai < 4 Gawat pernapasan ringan (membutuhkan CPAP)

Nilai 4 - 5 Gawat pernapasan sedang (membutuhkan CPAP)

Nilai ≥ 6 Gawat pernapasan berat (pertimbangan intubasi)


Faktor Risiko
Faktor Risiko
Patofisiologi Asfiksia
Komplikasi
1. Sistem Susunan Saraf Pusat
• Ensefalopati Hipoksik Ischemik (EHI) 3. Sistem Kardiovaskular
• Perdarahan peri/intraventrikular • Transcient Myocardial Ischaemia (TMI)
• Transcient Mitral Regurgitation (TMR)
2. Sistem Respirasi • Transcient Tricuspid Regurgitation (TTR)
• Bronkopulmonary Displasia
• Persistent Pulmonary Hipertension of the
Newborn (PPHN)
• Perdarahan paru
• Edema paru akibat disfungsi jantung
• Respiratory Distress Syndrome (RDS)
Komplikasi
4. Sistem Urogenital
• Hipoksik-iskemik akut tubular nekrosis

5. Sistem Gastrointestinal
• Enterokolitis Nekrotikan
6. Sistem Audiaovisual
• Retinopati (akibat toksisitas oksigen)
• Leukomalasia ventricular (tahap akhir cedera EHI)
• Brainstem Auditory Evoked Responses (BAER)
• Isolated Optic Atrophy
Alur Resusitasi
Langkah Awal Resusitasi
• Memberikan kehangatan
• Memposisikan bayi dan membuka atau membersihkan
jalan napas
• Mengeringkan sambal merangsang taktil
• Memposisikan kembali
• Menilai bayi

**Bila cairan amnion bercampur mekonium dan bayi tidak


bernapas atau mengalami depresi pernapasan dan penurunan
tonus otot, pengisapan meconium harus segera dilakukan
dengan laringoskopi langsung dan bila perlu diikuti dengan
pengisapan trakea
Ventilasi Tekanan Positif (VTP)
INDIKASI: Apabila bayi tetap apnea setelah stimulasi atau pernapasan
tidak adekuat dan frekuensi jantung < 100 x/menit

CARA MELAKUKAN: 
1. Siapkan sungkup dengan ukuran yang sesuai
2. Operator berdiri di sisi kepala atau samping bayi
3. Lakukan pemompaan pada balon resusitasi dengan tekanan awal
    > 30 cmH2O dengan frekuensi 40 – 60 kali
4. Dilakukan selama 30 detik sebanyak 20 – 30 kali
5. Bila frekuensi jantung < 60 x/menit resusitasi dilakukan dengan
    kompresi dada dan ventilasi tekanan positif tetap dilanjutkan
Kompresi Dada
INDIKASI: Bila frekuensi denyut jantung bayi < 60 x/menit

CARA MELAKUKAN: 
1. Perlu 2 orang yang bekerja sama untuk melakukan kompresi dada efektif satu
menekan dada dan satu lagi melakukan ventilasi
2. Lokasi kompresi dada adalah sepertiga bawah tulang dada
3. Lakukan dengan teknik dua jari
4. Dilakukan dengan sinkron antara ventilasi dan kompresi dada
     dengan rasio 3 : 1 yaitu 90 kompresi dan 30 ventilasi
Pemberian Obat dan Cairan
INDIKASI: Bila frekuensi jantung tetap dibawah 60 x/menit meskipun telah di berikan ventilasi tekanan
positif dan kompresi dada secara terkoordinasi

CARA PEMBERIAN OBAT:


• Vena umbilical, cara tepat untuk memberikan cairan dan dapat digunakan untuk epinefrin
• Epinefrin adalah obat pemicu jantung dan mengakibatkan vasokontriksi perifer sehingga mengakibatkan
meningkatnya aliran darah melalui arteri koronaria dan aliran darah ke otak
• Dosis diberikan 0,1 – 0,3 mg/KgBB, dapat diulang 3-5 menit
Pencegahan

1. Rutin ANC
2. Menjaga asupan nutrisi pada ibu selama
hamil
3. Istirahat cukup
4. Konsumsi cairan cukup
Prognosis

● QAV: dubia ad bonam


● QAF: dubia ad bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai