Anda di halaman 1dari 64

CASE REPORT SESSION

Oleh :
Nurlia Fitriyani
12100116201
Preseptor :
dr. Hj. Rini Sulviani, Sp.A, M.Kes

ILMU KESEHATAN ANAK


FK UNISBA – RSUD SYAMSUDIN SUKABUMI
2017
KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : By. SR
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Tanggal lahir : 26 September 2017
• Usia : 2 hari
• Alamat : Kp. Cibatu, cisaat
• Anak ke : 1 dari 1
• Tgl masuk : 27 September 2017
• Tgl pemeriksaan : 28 September 2017
IDENTITAS ORANGTUA
• Nama ayah : Tn A
• Umur : 29 Tahun
• Pekerjaan : wiraswasta
• Pendidikan : SMA

• Nama ibu : Ny S
• Umur : 27 Tahun
• Pekerjaan : honorer
• Pendidikan : S1
KELUHAN UTAMA

Sesak Napas
Riwayat penyakit sekarang
Seorang bayi dilahirkan 2 hari smrs, bayi
lahir dari seorang ibu G1P0A0 yang merasa hamil
39 minggu, lahir secara spontan letak kepala.
Saat lahir ketuban berwarna hijau, bayi langsung
menangis, gerakan ototnya kuat, warna kulit
kemerahan. Kemudian bayi dihangatkan dibawah
radian warmer, dikeringkan. Apgar score menit
ke-1 adalah 8 nilai Apgar score menit ke-5 adalah
9. Kemudian dilakukan perawatan tali pusat.
Setelah 16 jam bayi lahir, Ibu pasien
mengeluhkan bayi terlihat sesak napas, bernafas
cepat, terlihat tarikan dinding dada, cuping hidung
kembang kempis, kulitnya membiru.
Ibu pasien menyangkal bayinya mengalami
panas badan, terlihat mengantuk terus dan diam
saja, bibir kebiruan, muntah-muntah disertai
mencret, kaki tangan bayi terasa dingin, kulit bayi
terlihat garis-garis kemerahan.
Ibu pasien juga menyangkal saat hamil ibu
mengalami demam tinggi, adanya nyeri saat berkemih atau
nyeri saat senggama, ketuban pecah dini, air ketuban
berbau busuk, saat lahir bayi terlihat berwarna kuning
kehijauan, Selama hamil, ibu pasien tidak pernah di
diagnosa memiliki darah tinggi, penyakit paru-paru,
penyakit jantung dan kencing manis, cairan ketuban
sedikit. Ibu pasien menyangkal memiliki keluhan
perdarahan ataupun jatuh selama masa kehamilan. Ibu
pasien juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan,
merokok ataupun jamu-jamuan selama kehamilan.
Riwayat kehamilan dan
persalinan
Prenatal
Selama masa kehamilan ibu pasien rutin melakukan
kontrol kehamilan ke bidan, dan rutin mengkonsumsi
vitamin. Selama masa kehamilan ibu pasien tidak memiliki
riwayat tekanan darah tinggi,penyaki paru-paru, penyakit
jantung, penyakit diabetes. Ibu pasien menyangkal demam
tinggi, perdarahan, keputihan, ataupun jatuh pada masa
kehamilan. Ibu pasien juga menyangkal mengkonsumsi
obat-obatan, merokok dan jamu-jamuan selama masa
kehamilan.
Natal
Pasien lahir dari ibu P1A0, dengan usia kehamilan 39
minggu dari HPHT bayi tunggal. Bayi laki-laki dilahirkan
pada tanggal 26 September 2017 pada jam 17.45 lahir di
RS Betamedika, ditolong oleh bidan, secara spontan letak
kepala. Ketuban hijau, tidak ada KPSW. Bayi lahir langsung
menangis, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan, berat
badan lahir 2900 gram dan panjang badan lahir 50 cm. Ibu
pasien mengatakan proses kelahiran dibantu dengan
induksi pada pembukaan 5 karena menurut bidan bayi
stres didalam kandungan sehingga cairan ketban menjadi
berwarna hijau. setelah sekitar 2 jam diinduksi pembukaan
menjadi lengkap dan proses kelahiran bayi dari pembukaan
lengkap sekitar 30 menit.
• Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat keluarga yang memilki keluhan yang
sama dengan pasien
• Riwayat nutrisi
Pasien belum diberikan ASI sejak lahir. Bayi dipuasakan.
• Riwayat Imunisasi
Pasien sudah diberikan vit K dan imunisasi hepatitis B
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : tampak sakit berat
• Kesadaran : sopor, ICS: 12 E2V4M3
TANDA VITAL
Nadi : 135x/menit regular, equal, isi cukup
RR : 125x/menit, reguler, abdominotorakal
Suhu : 36,5 0 C.
Antropometri
• BB: 2900 gram
• PB: 50 cm
• LK : 33 cm
Riwayat Kurva pertumbuhan intrauterine Lubchenko : Sesuai
Masa Kehamilan (SMK) atau Appropriate for gestational age (AGA)
Downe’s Score
Karakteristik Skor 0 Skor 1 Skor 2
Frekuensi nafas < 60 x/menit 60-80x/menit >80 x/menit
Retraksi - Ringan parah
Sianosis - hilang dengan 02 tidak hilang dg 02
Jalan masuk udara Udara masuk penurunan ringan tidak ada udara
Grunting bilateral baik udara masuk masuk
- dapat didengar dapat didengar
stetoskop tanpa stetoskop

Klasifikasi : Downe score :


< 4 = tidak ada respiratory distress Tgl 28 september 2017 jam 06.00
4-7 = respiratory distress
>8 = respiratory distress berat skor 5 terdapat distres napas
KEPALA
• Bentuk : Normosefal
• Ubun-Ubun : terbuka, datar
• Wajah : simetris, deformitas (-)
• Rambut : hitam kecoklatan halus, tidak mudah rontok
• Mata : konjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil
bulat isokor, reflex cahaya +/+, cekung -/-
• Telinga : lokasi normal, simetris, daun telinga
bentuknya normal dan kembali cepat, sekret (-)
• Hidung : lokasi normal, simetris, deviasi septum (-),
sekret (-), PCH (+)
• Mulut : perioral sianosis (-), labioschizi (-), palatoschizi (-)
• Lidah : Tidak ada kelainan
LEHER
• JVP : Tidak meningkat
• Kel. Tiroid : Tidak ada pembesaran
• KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
• Retraksi suprasternal (+)
THORAX
• Paru-paru
• Inspeksi : Bentuk normal, simetris, retraksi interkostal (+),
irama napas reguler,barrel chest (-)
• Auskultasi : BVS Kanan=Kiri, wheezing -/-, rhonchi +/+
• Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Auskultasi : S1 dan S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
• Inspeksi : datar,tali pusat belum lepas, kering dan tidak berbau,
retraksi epigastrium (+)
• Palpasi : turgor kulit baik, lembut
hepar : sulit dinilai
spleen : sulit dinilai
• Auskultasi : bising usus normal
Tulang Belakang : Spina bifida (-), meningocele (-)
Anogenital : anus (+), BAB (+) testis di skrotum dan
rugae jelas
Ekstremitas
• Bentuk : simetris, talipes equina(-)
• Akral : hangat, akrosianosis (-), lembab, CRT <3 detik
• jari : lengkap, polidaktil (-), sindaktil (-)
Kulit
Warna merah muda pada bagian badan, licin/halus, vena jarang, tidak
terdapat ikterik, tidak terdapat lanugo.
Pemeriksaan Neurologi
• Kesan parese tidak ada
Neurologis:
• Primitif : Palmar graps (+), plantar graps (+), babinski (+),
sucking (-)
• Fisiologis : Bisep (+), trisep (+), patella (+)
RESUME
Pasien bayi cukup bulan (BCB) dengan sesuai
masa kehamilan (SMK) lahir dari ibu G1P0A0
secara spontan dengan letak kepala,ketuban hijau,
menangis kuat dan gerak aktif, warna kulit
kemerahan dengan usia kehamilan 39 minggu.
Apgar skor menit pertama 8 dan apgar skor menit
kelima 9. 16 jam setelah kelahiran pasien terlihat
takipneu, pernapasan cuping hidung, terdapat
retraksi dada dan sianosis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum tampak sakit berat,ICS: 9, tampak sakit
berat. BB 2900 gr dan PB 50 cm.RR 125x/menit.
Pada hidung ditemukan adanya pernapasan
cuping hidung, terdapat retraksi suprasternal,
intercostal, epigastrium, terdapat ronkhi (+/+) dan
downe score 5. Pemeriksaan fisik lainya dalam
batas normal.
Diagnosis Banding
• BCB SMK, P1A0, Lahir spontan, Letak kepala + RDS e.c MAS
• BCB SMK, P1A0, Lahir spontan, Letak kepala + RDS e.c TTN
• BCB SMK, P1A0, Lahir spontan, Letak kepala + RDS e.c
pneumonia
• BCB SMK,P1A0, Lahir spontan, Letak Kepala + RDS e.c Sepsis
awitan dini
• BCB SMK, P1A0, Lahir spontan, Letak kepala + RDS e.c PPHN
Diagnosis Kerja
BCB SMK, P1A0, Lahir spontan, Letak kepala + RDS e.c MAS
Usulan Pemeriksaan
• Darah Rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit dan Diff Count)
• Elektrolit serum
• Foto toraks dada
• Analisis Gas Darah
• GDS
• Pulse oximetry
• Kultur darah dan tes resistensi
laboratorium
• Hb : 20,5g/dL (10-18)
• Ht : 59 % (31-55)
• RBC : 5,3 juta/uL (4,4-6)
• WBC: 19.800 sel/uL (4000-10.000)
• Tr : 143.000 sel/uL (150000-450000)
• GDS : 33 mg/dl (30-60)
X-ray
PENATALAKSANAAN
Umum
• Rawat NICU
• Terapi oksigen : 3 Lpm NRM
• Jaga kehangatan dengan ditempatkan di inkubator
• Pemberian infus cairan intravena dextrose 10% dengan dosis:
60-70 ml/kg/hari60x2,9=174ml / 24 jam
• Pasien dipuasakan
Tatalaksana Khusus
• Pemasangan CPAP :
Dimulai dengan PEEP 5 cmH2O dan FiO2 60%.
• Pemasangan OGT :
Untuk dekompresi dan mengurangi distensi abdomen sebagai
salah satu komplikasi dari pemasangan CPAP.
• Pemasangan pulse oksimeter :
Untuk memantau saturasi oksigen
• Antibiotik :
Ampisillin 2x150 mg IV
Gentamisin 2x 7 mg IV
• Kortikosteroid
Dexametason 3x0,5 mg IV
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad malam
• Quo ad functionam : dubia ad malam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
ANALISA KASUS
Aspek Kasus Teori
Anamnesis BCB : usia kehamilan 39 Bayi cukup bulan (BCB)
Pasien bayi cukup bulan minggu Bayi yang dilahirkan dengan
(BCB) dengan sesuai masa SMK : Grafik lubchenco masa gestasi 37-42 minggu.
kehamilan (SMK) lahir dari ibu terdapat pada presentil 25-50 Bayi sesuai masa kehamilan
G1P0A0 secara spontan Berat bayi lahir (SMK/AGA)
dengan letak kepala,ketuban cukup/normal : BB bayi saat Bayi yang dilahirkan dengan
hijau, menangis kuat dan lahir 2900 gram berat lahir antara presentil
gerak aktif, warna kulit 10-90 menurut grafik
kemerahan dengan usia Tanda-tanda RDS pasien lubchenco
kehamilan 39 minggu, BB Napas cepat Berat bayi lahir cukup
2900 gr dan PB 50. Apgar skor Tarikan dinding dada /normal
menit pertama 8 dan apgar Kulit membiru Bayi yang dilahirkan dengan
skor menit kelima 9. Setelah Napas cuping hidung berat>2.500-4000 gram
10 jam bayi lahir, bayi terlihat Tanda-tanda RDS :
bernafas cepat, cuping hidung • Takipnea
kembang kempis,terlihat • Retraksi/tarikan dinding
tarikan dinding dadat,, dan dada
kulitya membiru. • Napas cuping hidung
• Sianosis
• Merintih/grunting
• Apnu/henti napas
Ibu menyangkal saat hamil DD RDS:
• Demam tinggi MAS
• Nyeri saat berkemih Sering terjadi pada bayi term dan
atau nyeri saat postterm.
senggama Terjadi pada bayi lahir dengan cairan
• Ketuban pecah dini amnion mekonial
• Air ketuban berbau FR :
busuk • Insufisiensi plasenta
• Saat lahir bayi terlihat • Hipertensi maternal
berwarna kuning • Preeklamsia
kehijauan • Oligohidramnion
• Perdarahan • Maternal drug abuse terutama
• jatuh rokok dan kokain
• konsumsi obat-obatan, • Infeksi maternal/korioamnionitis
merokok ataupun • Fetal hipoksia
jamu-jamuan selama
kehamilan TTN
• Tidak pernah di • Terjadi pada persalinan dengan
diagnosa memiliki operasi sesar (section caesarea)
darah tinggi, penyakit atau persalinan sangat cepat.
jantung dan kencing • gejala klinis TTN akan menghilang
manis, cairan ketuban dalam waktu 48-72 jam
sedikit. • Late preterem infant
• Asfiksia perinatal
• Lahir dari ibu DM
• Letak sungsang
Ibu pasien menyangkal bayi : Pneumonia
• Panas badan • Ibu demam tinggi saat hamil
• terlihat mengantuk terus • Ketuban pecah dini > 24 jam
dan diam saja, menangis • Ketuban berbau busuk
lemah • Persalinan lama
• Tidak mau minum dan
tidak dapat menyusu, Sepsis awitan awal
• Bibir menjadi biru • Perdarahan
• Muntah-muntah disertai • Infeksi uterus atau plasenta
mencret, • Ketubah pecah dini
• Kaki tangan bayi terasa • Ketuban pecah terlalu cepat
dingin, kulit bayi terlihat saat melahirkan
garis-garis kemerahan. • Proses kelahiran lama dan sulit

PPHN
• Biasanya terjadi pada bayi term
dan postterm
• Bayi asfiksia, hipotermi,
hipoglikemia
• Penggunaan obat NSAID pada
saat hamil
• Penggunaan obat SSRI pada
trimester akhir kehamilan
• Aspirasi mekonium
• Riwayat fetal distress
Pemeriksaan Fisik Pada pasien Manifestasi Klinis MAS
Pada pemeriksaan fisik didapatkan • Sianosis
didapatkan keadaan • Takipnea : RR • Grunting/merintih
umum prechtl state 5,, ICS 125x/m • Pernapasan cuping hidung
12, tampak sakit berat. BB • PCH • Takipnea
2900 gr dan PB 50 cm.RR • Retraksi • Barrel chest ( peningkatan
120x/menit. Pada hidung suprasternal, diameter anteroposterior
ditemukan adanya intercostal, karena air trapping)
pernapasan cuping epigastrium • Pada auskultasi ditemukan
hidung, terdapat retraksi • Ronkhi (+/+) rales dan ronkhi
suprasternal, intercostal, Pemeriksaan fisik lain • Warna kuning kehijauan
epigastrium, terdapat dalam batas normal. pada kuku, kulit tali pusat
ronkhi (+/+) dan downe • Urine berwarna hijau pada
score 5. Pemeriksaan fisik bayi dengan MAS kurang
lainya dalam batas dari 24 jam setelah
normal. dilahirkan karena mekonium
dapat diabsorpsi oleh paru
dan diekskresikan melalui
urin.
Manifestasi klinis PPHN
• Takipnea dan sianosis 12 jam pertama
setelah dilahirkan
• Tanda-tanda distres pernapasan
minimal
• Sistolik murmur kasar karena
regurgitasi katup tricuspid
• Hipotensi dan tanda-tanda syok karena
gangguan fungsi jantung

Manifestasi Klinis TTN


Takipnea, pch, retraksi, merintih dan
membaik dalam 48-72 jam

Manifestasi Pneumonia
• Letargi, hipo/hipertermia,distensi
abdomen, malas menetek
• Tanda-tanda gawat napas (takipnea,
retraksi, merintih, ronkhi
• Gejala local : konjungtivitis, sekresi
nasal, eritema, edema
Manifestasi Klinis Sepsis
• Bayi tidak mau minum, retensi cairan
lambung banyak, suhu labil
(hipo/hipertermi)
• Muntah, diare, distensi abdomen,
hepatomegaly
• Merintih, pch, takipnea, retraksi
• Takikardi, bradikardi, hipotensi,
• Penurunan kesadaran, kejang,
hipotonia
• Pucat, icterus,
perdarahan,splenomegaly
• Ptekia, purpura, mottling
Pemeriksaan Darah rutin Pemeriksaan penunjang MAS
penunjang Hb: 20,5g/dL(10-18) CBC (complete blood cell
Ht: 59 % (31-55) count)
RBC : 5,3 juta/uL (4,4-6) • Polisitemia bisa terjadi
WBC : 19.800 sel/uL (4000- karena kronik fetal hipoksia
10.000) kronik.
Tr : 143.000 sel/uL (150000- • Trombositopenia
450000) meningkatkan risiko
GDS : 33 mg/dl (30-60) perdarahan pada neonates
• Neutropenia atau neutrofilia
Pada kasus terdapat dapat mengindikasikan
Peningkatan hb dan ht infeksi bakteri perinatal
Leukositosis Analisis gas darah
trombositopenia Asidosis metabolic dan
Pada pasien tidak dilakukan respiratorik
pemeriksaan AGD, serum Elektrolit serum
elektrolit Chest radiography
Bercak infiltrate kasar/irregular
Hasil foto toraks pasien: yang tersebar pada kedua
Sugestif gambaran hyaline lapang paru dan peningkatan
membrane disease grade 4 diameter anteroposterior dan
ditandai batas jantung pendataran diapragma
menghilang karena tertutup
perselubungan opak homogen
Pemeriksaan penunjang TTN
• Darah lengkap dan hitung jenis leukosit
normal
• Foto toraks didapatkan hiperekspansi
paru, pembesaran perihilar,
pembesaran system limfatik, cairan
difissura, minimal efusi pleura,
gambaran pembuluh darah paru
meningkat

Pemeriksaan penunjang pneumonia


• Darah : leukositosis, peningkatan
jumlah neutrophil batang, LED dan CRP
meningkat, kultur darah (+)
• Foto rontgen toraks :
• Densitas homogen difus, bisa tampak
seperti penyakit membrane hialin atau
pneumonia pada bayi.
nodular/infiltrate, granular, air
bronchogram, konsolidasi
lobar/segmental yang gambarannya
tidak membaik dalam 48 jam.
Pemeriksaan penunjang sepsis
• Anemia, leukopenia< 4000,
leukositosis >25000-30000
pergeseran kekiri, neutropenia
absolut <1000, trombositopenia,
peningkatan CRP.

Pemeriksaan Penunjang PPHN


• Polisitemia
• Leukositosis (sepsis/pneumonia)
• Foto toraks untuk tentukan
penyakit parenkim paru yang
mendasari (MAS,pneumonia,
defisiensi surfaktan) dan melihat
apakah ada hernia diafragmatika
• Idiopathic PPHN memperlihatkan
lapang paru bersih dengan
penurunan vascular marking.
Tatalaksana • Pada kasus sudah dipasang • Observasi dan monitoring
• Jaga kehangatan pulse oksimetri dan monitor HR, RR dan saturasi oksigen
dengan untuk observasi BP, HR,RR dan • Menjaga suhu lingkungan
ditempatkan di saturasi oksigen
optimal untuk
incubator • Pada kasus pasien
• Pemasangan OGT ditempatkan di inkubator meminimalkan konsumsi
• Pemasangan pulse untuk menjaga suhu oksigen
oksimeter dan lingkungan optimal • Minimal
monitor • Pada pasien sudah diberikan handling/memegang bayi
• Pemberian infus pemberian infus dextrose untuk mengurangi agitasi
cairan intravena 10%, Kaenmg3+ aminofusin pada bayi karena agitasi
dextrose 10% paed untuk memenuhi dapat menyebabkan
dengan dosis: 60- kebutuhan kalori dan
peningkatan hipertensi
70 elektrolit.
ml/kg/hari60x2, • Kebutuhan cairan pasien 60- pulmonal dan right to left
9=174ml / 24 jam 70 ml/kg/hari 60x2,9 – shunting yang dapat
Kaenmg3+aminofusin 70x2,9= 174-203 ml/kg/hari. memicu hipoksia dan
paed 150 cc  310 Setelah pasien stabil dan asidosis tambahan. Sedasi
cc/24 jam dan calcium tanda-tanda RDS mulai mungkin dibutuhkan untuk
glukonas 6 cc membaik dilakukan test mengurasi agitasi
• Pasien dipuasakan feeding dengan asi BB 2900 • treatment dengan cairan
kemudian hari gram awal 5 ml/kg interval
intravena dibandingkan
rawat ke 5 mulai 3-4 jika toleransi baik
test feeding ditambahkan 20ml/kg/hari dengan enteral feeding
dengan asi 5cc interval 3-4 jam. sampai tanda-tanda distress
setiap 3 jam. respirasi berkurang.
Pemasangan CPAP : • Pemasangan CPAP untuk • terapi oksi gen untuk menjaga
Dimulai dengan PEEP meningkatkan oksigenasi saturasi diatas 90%-95%,
5 cmH2O dan FiO2 dan mempertahankan PaO2 • monitoring gas darah dan ph
60%. 60-80 mmHg serta saturasi darah dengan pemasangan
Antibiotik : oksigen 90-95%. kateter umbilical arteri dan
Ampisillin 50 • Pemasangan OGT untuk glukosa darah untuk
mg/kgBB/hari. Pada dekompresi (pengurangan mendeteksi perburukan
pasien diberikan 50 x tekanan udara di lambung). asidosis respirasi dan
2,9 = 145 mg  2x Salah satu komplikasi dari hipoglikemia
72,5mg i.v pemasangan CPAP adalah • Terapi cairan intravena dimulai
Gentamisin distensi abdomen dan untuk dengan infus dextrose adekuat
2,5/kgBB/dosis  pemberian makan. untuk mencegah hipoglikemia.
Pada pasien 2,5x2,9 = • Pemberian Antibiotik pada Terapi cairan intravena
7,25 mg  2x7,25mg pasien karena terdapat diberikan 60-70 ml/kg/hari.
i.v infeksi dilihat dari hasil lab Secara bertahap tambahkan
Kortikosteroid terdapat leukositosis elektrolit, protein, lemak dan
Dexametason 3x0,5 • Pemberian kortikosteroid vitamin untuk memastikan
mg iv pada pasien MAS tidak nutrisi adekuat dan mencegah
direkomendasikan. defisiensi asam amino esensial
dan asam lemak esensial.
• Kultur darah dan treatmen
antibiotic empiris dengan
penisilin dan gentamisin untuk
kemungkinan early onset sepsis
sampai adanya hasil kultur
darah.
Ventilasi
• CPAP
• High Frequency Ventilation (HFV)
• Ventilasi mekanik
Terapi surfaktan
Kortikosteroid
penggunaan steroid untuk terapi
MAS tidak direkomendasikan.
Antibiotik
Nitric Oxide
Extracorporeal Membrane
Oxygenation (ECMO)
Kajian pustaka
Respiratory Distress Syndrome (RDS)

DEFINISI
Respiratory distress syndrome atau sindrom
gangguan napas adalah keadaan meningkatnya kerja
pernapasan yang ditandai dengan :
• Takipneu
• Retraksi
• Napas cuping hidung :
• Merintih/grunting
• Sianosis
• Apnu/henti napas
• Bila takipnea, retraksi, napas cuping hidung, grunting
menetap pada beberaoa jam setelah lahir, merupakan
indikasi adanya gangguan napas atau distress respirasi
yang harus dilakukan tindakan segera
ETIOLOGI :
Obstruksi jalan napas :
• Nasal atau nasofaringeal : obstruksi koanae, edema
nasalis, ensefalokel atau mucus yang menutupi lubang
hidung
• Rongga mulut : makroglosi atau mikrognati
• Leher : struma kongenital dan higroma kistik
• Laring : laryngeal web, stenosis subglotik, hemangioma,
paralisis medulla spinalis dan laringomalasia
• Trachea : Trakheomalasia, fistula trakheoesofagus,
stenosis trakea, stenosis bronkial
Penyebab pulmonal :
• Aspirasi meconium, darah atau susu formula
• Penyakit membrane hialin (HMD)
• Kebocoran udara : pneumothoraks,
pneumomediastinum, emfisema pulmonalis
interstitialis
• Atelectasis
• TTN ( Transien tachypnea of the newborn)
• Pneumonia, pneumonia hemoragik
• Kelainan kongenital : hernia diafragmatika, kista atau
tumor intratorakal, agenesis atau hypoplasia paru,
emfisema lobaris kongenital
• Efusi, silotoraks
penyebab non pulmonal : setiap keadaan yang
menyebabkan aliran darah ke patu meningkat atau
menurun, menyebabkan kenakan kebutuhan oksigen
meningkat dan penurunan jumlah sel darah merah yang
menyebabkan distress respirasi.
• Gagal jantung kongestif
• Hipertensi pulmonal menetap
• Depresi neonatal
• Polisitemia
• Hipotermia
• Bayi dari ibu dengan DM
• Perdarahan SSP
Meconium Aspiration
Synsrome (MAS)
• Definisi :
MAS adalah sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh
terhisapnya cairan amnion mekonial kedalam saluran
pernapasan bayi yang menyebabkan distress pernapasan pada
bayi baru lahir. Terhisapnya cairan amnion mekanial dapat
terjadi sebelum, saat atau segera seteah dilahirkan.
• Epidemiologi :
• Cairan amnion mekonial terdapat 10-15% dari
semua kelahiran hidup aterm and postterm .
• Cairan amnion mekonial terdapat pada 4% dari
kelahiran kurang dari 37 minggu, 10-20% dari
kelahiran aterm, 30-40 % dari kelahiran postterm.
• 5% bayi yang lahir dari cairan amnion mekonial
mengalami MAS, 30% bayi yang mengalami MAS
membutuhkan bantuan ventilator. Angka mortalitas
bayi dengan MAS adalah 3-5%.
Faktor yang menyebabkan pengeluaran mekonium intrauterine
adalah
• Insufisiensi plasenta
• Hipertensi maternal
• Preeklamsia
• Oligohidramnion
• Maternal drug abuse terutama rokok dan kokain
• Infeksi maternal/korioamnionitis
• Fetal hipoksia
Faktor yang berhubungan dengan berkembangnya MAS pada
bayi dengan cairan amnion mekonial
• mekonium dengan konsistensi lebih kental
• fetal takikardi
• fetal bradikardi
• fetal asidosis
• Cesarean delivery
• bayi yang membutuhkan intubasi saat dilahirkan
• apgar skor rendah
• ph tali pusat < 7
Patofisiologi
Mekanisme aspirasi mekonium yang
menyebabkan hipoksemia :
• Obstruksi saluran napas akut
• Disfungsi/ inaktivasi surfaktan
• Chemical pneumonitis dengan pengeluaran
mediator vasokonstriksi dan inflamasi
• Hipertensi pulmonal persisten
Manifestasi klinis
Pemeriksaan fisik :
• Sianosis
• Grunting/merintih
• Pernapasan cuping hidung
• Takipnea
• Barrel chest ( peningkatan diameter anteroposterior karena air
trapping)
• Pada auskultasi ditemukan rales dan ronkhi
• Warna kuning kehijauan pada kuku, kulit tali pusat
• Urine berwarna hijau pada bayi dengan MAS kurang dari 24
jam setelah dilahirkan karena mekonium dapat diabsorpsi oleh
paru dan diekskresikan
Diagnosis
 Distress pernapasan  Kedaan ini biasanya membaik dalam 72 jam.
Takipnea bisa menetap beberapa hari bahkan sampai beberapa
minggu.

 Laboratori
1. CBC (complete blood cell count)
• Hemoglobin dan hematokrit dapat menilai kapasitas penghantaran
oksigen ( oxygen carrying capacity) yang adekuat
• Trombositopenia meningkatkan risiko perdarahan pada neonatus
• Neutropenia atau neutrofilia dapat mengindikasikan infeksi bakteri
perinatal
• Polisitemia bisa terjadi karena kronik fetal hipoksia. Polisitemia
berhubungan dengan penurunan aliran darah pulmonal yang bisa
mengeksaserbasi hipoksia yang berhubungan dengan MAS dan
PPHN.
2. Analisis gas darah
• Ditemukan asidosis metabolik dari stress perinatal dan
asidosis respiratori
3. Glukosa darah
4. Elektrolit serum
Cek sodium, potassium, kalsium pada 24 jam pertama
kehidupan bayi karena syndrome of inappropriate secretion of
antidiuretic hormone (SIADH) dan gagal ginjal akut sering
menjadi komplikasi stress perinatal.
Chest radiography
Bercak infiltrate kasar/irregular yang tersebar pada kedua lapang
paru dan peningkatan diameter anteroposterior dan pendataran
diapragma.
Tatalaksana
General suportif :
• Observasi dan monitoring BP, HR, RR dan saturasi oksigen
• Menjaga suhu lingkungan optimal untuk meminimalkan
konsumsi oksigen
• Minimal handling/memegang bayi untuk mengurangi agitasi
pada bayi karena agitasi dapat menyebabkan peningkatan
hipertensi pulmonal dan right to left shunting yang dapat
memicu hipoksia dan asidosis tambahan. Sedasi mungkin
dibutuhkan untuk mengurasi agitasi
• Treatment dengan cairan intravena dibandingkan dengan
enteral feeding sampai tanda-tanda distress respirasi
berkurang
• Terapi oksigen untuk menjaga saturasi diatas 90%-95%, untuk
menurunkan hipertensi pulmonal
• Monitoring gas darah dan ph darah dengan pemasangan
kateter umbilical arteri dan glukosa darah untuk mendeteksi
perburukan asidosis respirasi dan hipoglikemia
• Pada bayi yang menggunakan ventilasi, penilaian kebutuhan
analgesic, sedasi dan muscle relaxant untuk memfasilitasi
ventilasi optimal.
• Kultur darah dan treatmen antibiotic empiris dengan penisilin
dan gentamisin untuk kemungkinan early onset sepsis sampai
adanya hasil kultur darah.
Ventilasi
• CPAP
• High Frequency Ventilation (HFV)
• Ventilasi mekanik
Terapi surfaktan
Terapi surfaktan harus dipertimbangkan pada bayi yang
diventilasi dan membutuhkan lebih dari 50% FiO2.
Kortikosteroid
penggunaan steroid untuk terapi MAS tidak
direkomendasikan.
Antibiotik
Nitric Oxide
Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO)
Prognosis
Sebagian besar bayi dengan MAS dapat kembali sehat
tetapi terdapat sekuele jangka panjang pada fungsi paru dan
keluaran neurologis. Peningkatan insidensi batuk, bersin,
reaktivitas bronkus dan hiperinflasi persisten dapat menetap
sampai usia 5-10 tahun. Prognosis tergantung luasnya kerusakan
CNS akibat asfiksia dan hipertensi pulmonal.
Komplikasi
• Air leak. Pneumotoraks/pneumomediastinum terjadi pada 10-
20% pasien dengan MAS. Air leak terjadi pada pasien yang
mendapat ventilasi mekanik
• Hipertensi pulmonal

Anda mungkin juga menyukai