Moderator:
Tutor:
• By. M A R, bayi laki-laki berusia 1 bulan datang ke Poli IKA RSPAD Gatot
Soebroto dibawa oleh kedua orangtuanya pada Selasa, 11 Januari 2022 dengan
keluhan utama sesak napas. Sesak napas dialami oleh pasien sejak berusia 12 hari.
• Pasien dapat meminum ASI namun tampak ‘ngos-ngosan’ dan sering terlepas dari
puting susu ibu. Pasien tidak berkeringat saat menyusu. Tidak ada keluhan dingin
dan kebiruan. Demam, batuk dan pilek tidak ada. BAB dan BAK normal.
Pasien pernah dirawat selama 3 hari di
RSAU dr. Esnawan Antariksa karena
kuning untuk dilakukan fototerapi, pada
hari ke-2 pasien pertamakali ditemukan
tampak sesak. Pasien diberikan oksigen
nasal kanul namun tidak ada perbaikan
Riwayat Penyakit maka pasien dirujuk ke RSPAD Gatot
Soebroto untuk pemberian CPAP, lalu
Dahulu pasien dirawat selama 8 hari. Pasien
pulang dengan diagnosis ikterik ec
breast milk jaundice dan pneumonia.
Perkawinan ke 1 1
LEHER
• Bentuk : Simetris
• KGB : Tidak teraba pembesaran
PARU JANTUNG
• Inspeksi : Gerakan dada simetris, • Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
pernapasan torakoabdominal, terdapat
• Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea
retraksi intercostal
midclavicularis sinistra
• Palpasi : Tidak teraba adanya massa pada
• Perkusi : tidak dilakukan
dinding thoraks.
• Auskultasi : BJ I-II normal, terdengar
• Perkusi : Tidak dilakukan
murmur continuous grade 3/6 di ICS II
• Auskultasi : Suara napas vesikuler pada linea parasternalis sinistra dan murmur
kedua lapang paru, tidak ada wheezing pansistolik grade 2/6 di apeks.
maupun rhonki.
REFLEKS FISIOLOGIS
• Refleks mencari (rooting) : Positf
• Refleks menggenggam (grasping) : Positif Kelainan mukosa kulit subkutan yang
menyeluruh
• Refleks menghisap (sucking) : Positif • Pucat : Tidak ada
• Refleks Babinski (plantar) : Positif • Sianosis : Tidak ada
• Ikterus : Tidak ada
REFLEKS PATOLOGIS • Perdarahan : Tidak ada
• Refleks patologis Hoftman : Negatif kanan • Oedem : Tidak ada
dan kiri • Turgor : Baik
• Refleks Tromner : Negatif kanan dan kiri • Lemak di bawah kulit : Ada
PROGNOSIS
Dubia ad bonam.
JANTUNG
Anatomi Jantung
Fisiologi:
Sirkulasi Jantung
Fisiologi: Penutupan Duktus Arteriosus
PATENT DUSCTUS
ARTERIOSUS
Definisi
• Prematuritas dengan jelas meningkatkan insidensi PDA, dan hal ini diakibatkan faktor fisiologis yang lebih
berhubungan dengan prematuritas daripada kelainan duktus itu sendiri.
• Pada bayi cukup bulan, kasus yang sering muncul terjadi secara sporadis, tetapi terdapat peningkatan bukti
– bukti yang menunjukkan bahwa faktor genetik berperan pada banyak pasien dengan PDA.
• Patent ductus arteriosus lebih sering terjadi pada sindroma-sindroma genetik tertentu: trisomi 21 dan
sindroma 4p, Carpenter syndrome dan Holt-Oram syndrome, inkontinensia pigmenti.
• Infeksi rubela pada kehamilan trimester pertama, terutama pada empat minggu pertama berhubungan
dengan insidensi PDA.
• Patent ductus arteriosus juga dilaporkan mempunyai hubungan dengan faktor lingkungan lain seperti fetal
valproate syndrome.
Klasifikasi
PDA Kecil
• Diameter: 1,5-2,5 mm
PDA Sedang
• Diameter: 2,5-3,5 mm
PDA Besar
• Diameter: >3,5-4,0 mm
Gejala Klinis
Pemeriksaan fisik
• Khas: murmur pada ICS II linea parasternal sinistra. Murmur dapat teraba sampai ke dinding dada jika ductus yang terbuka besar.
• Sianosis pada mukosa bayi
• Retraksi pada dinding dada sebagai kompensasi akibat sesak yang berkepanjangan.
Pemeriksaan penunjang
• Radiologi Jika defeknya kecil biasanya jantung tidak tampak membesar. Jika defeknya besar kedua atrium kiri dan ventrikel kiri juga tampak membesar.
• Elektrokardiografi bisa terlihat normal atau mungkin juga terlihat manifestasi dari hipertrofi dari ventrikel kiri (tergantung pada besar defeknya). Pada pasien dengan
hipertensi pulmonal yang disebabkan peningkatan aliran darah paru, hipertrofi pada kedua ventrikel data tergambarkan melalui EKG atau dapat juga terjadi hipertrofi ventrikel
kanan saja.
• Ekokardiografi dapat dilihat visualisasi secara langsung dari duktus tersebut dan dapat mengkonfirmasi secara langsung drajat dari defek tersebut. Pada bayi kurang bulan
dengan suspek PDA dapat dilihat dari ekokardiografi untuk mengkonfirmasi diagnosis. Mendeteksi jika sudah terjadi shunt dari kiri ke kanan.
• Kateterisasi dan angiokardiografi hanya dilakukan bila terdapat hipertensi pulmonal, yaitu dimana secara Doppler ekokardiografi tidak terlihat aliran diastolik. Pada
kateterisasi didapat kenaikan saturasi oksigen di arteri pulmonalis. Bila tekanan di arteri pulmonalis meninggi perlu di ulang pengukurannya dengan menutup PDA dengan
kateter balon. Angiografi ventrikel kiri dilakukan untuk mengevaluasi fungsinya dan juga melihat kemungkinan adanya defek septum ventrikel atau kelainan lain yang tidak
terdeteksi dengan pemeriksaan ekokardiografi.
Terapi medikamentosa diberikan terutama pada duktus ukuran
kecil.
Tujuan: kontriksi otot duktus duktus menutup.
• Indometasin
• inhibitor sintesis prostaglandin yang terbukti efektif
mempercepat penutupan duktus arteriosus.
• Tingkat efektifitas: terbatas pada bayi kurang bulan dan
menurun seiring menigkatnya usia pasca kelahiran.
Tatalaksana •
• Efek: terbatas pada 3–4 minggu kehidupan.
Ibuprofen
• inhibitor non selektif dari COX yang berefek pada
penutupan duktus arteriosus.
• Studi kliniki terbukti memiliki efek yang sama dengan
indometasin pada pengobatan duktus arteriosus pada
bayi kurang bulan.
• Furosemide, spironolactone dan ACE-Inhibitor
• Selain itu untuk mengurangi beban kerja jantung dalam
memompa darah maka sering diberikan
Terapi pembedahan
Indikasi:
• PDA kecil mencegah endarteritis atau komplikasi lambat lain.
• PDA sedang sampai besar menangani gagal jantung kongestif atau mencegah terjadinya penyakit vaskuler pulmonal.
Bila diagnosis PDA ditegakkan, penangan bedah jangan terlalu ditunda sesudah terapi medik gagal jantung kongestif telah dilakukan
dengan cukup. Karena angka kematian kasus dengan penanganan bedah sangat kecil kurang dari 1% dan risiko tanpa pembedahan lebih
besar, pengikatan dan pemotongan duktus terindikasi pada penderita yang tidak bergejala. Hipertensi pulmonal bukan merupakan
kontraindikasi untuk operasi pada setiap umur jika dapat dilakukan pada kateterisasi jantung bahwa aliran pirau masih dominan dari kiri
ke kanan dan bahwa tidak ada penyakit vaskuler pulmonal yang berat.
Penutupan PDA secara transkateter merupakan standar bagi penanganan bagi banyak kasus dan penutupan PDA diindikasian terhadap
semua pasien dengan tanda volume ventrikel kiri yang terlalu penuh. Pada kasus PDA pirau kiri ke kanan dengan hipertensi pulmonal
berat, penutupan dapat dilakukan dengan kondisi khusus. Coil dan ADO merupakan alat penutupan PDA secara transkateter yang paling
banyak digunakan di seluruh dunia
Duktus arteriosus yang masih terbuka berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas pada neonatus.
Duktus yang masih terbuka mengakibatkan
Komplikasi peningkatan aliran darah paru dan penurunan aliran
darah ke organ usus, kulit, otot, dan ginjal.
Hal ini akan menyebabkan gagal jantung, asidosis
metabolik, serta edema paru/perdarahan.
• simple PDA dan defek ringan-sedang biasanya
dapat bertahan tanpa tindakan pembedahan
walaupun pada tiga sampai empat dekade
kehidupan biasanya muncul gejala seperti mudah
lelah, sesak nafas bila beraktifitas dan exercise
intolerance dapat muncul. Hal tersebut merupakan
konsekuensi dari hipertensi pulmonal atau gagal
• Keluhan utama: Sesak napas • Status gizi: normal, dulu • Rontgen thoraks: Bentuk dan
• Tidak ada demam, batuk, kurang gizi ukuran jantung normal, kesan
pilek • Napas cepat, NCH (+) TTN
• Masa gestasi 32 minggu • Jantung: Retraksi intercostal • Echocardiography: VSD
(+), continuous murmur pada pmo, 3-4 mm, L-R, MSA (+),
ICS II linea parasternalis PDA 4-5 mm, L-R,
sinistra, murmur pansistolik LPA=RPA=5 mm
pada apeks.
Kesimpulan
• Patent ductus arteriosus merupakan salah satu kelainan jantung bawaan yang sering ditemukan. Duktus
arteriosus yang tetap terbuka menyebabkan darah kaya oksigen dari pembuluh darah aorta terpompa masuk
kedalam arteri pulmonalis. Kondisi ini akan menurunkan perfusi oksigen dan nutrisi ke daerah perifer yang dapat
menimbulkan masalah klinis. manifestasi klinis yang timbul pada pasien dengan Patent ductus arteriosus
tergantung diameter duktus yang terbuka. Patent ductus arteriosus kecil biasanya asimtomatik. Pada Patent
ductus arteriosus sedang, biasanya gejala timbul pada usia 2 bulan atau lebih yang berupa kesulitan makan,
infeksi saluran napas berulang, tetapi berat badan masih dalam batas normal atau sedikit berkurang. Sedangkan
pada Patent ductus arteriosus besar sering memberikan gejala sejak minggu pertama berupa sesak, sulit minum,
berat badan sulit naik, mudah berkeringat infeksi saluran napas berulang, tanda gagal jantung kongestif.
Diagnosis Patent ductus arteriosus ditegakan berdasarkan anamnesia, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Komplikasi PDA dapat dihindari atau diperbaiki dengan diagnosis dan manajemen yang tepat.