Anda di halaman 1dari 36

PRESENTASI KASUS

Patent Ductus Arteriosus


Oleh:

Ivon Rahayu Rantetampang – 2110221014

Moderator:

dr. Nusarintowati Ramadhina Pattayasuci, SpA (K) 

Tutor:

dr. Yenny Purnama, SpA, MKes, MARS, MK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSPAD GATOT SOEBROTO


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
PERIODE 3 JANUARI 2022 – 13 MARET 2022
Identitas Pasien

Nama Pasien : By. MAR


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir/ Usia : 26 November 2021/ 0 tahun 1 bulan
Alamat : Halim, Makasar, Jakarta Timur
No. Rekam Medis : 010809XX
Tanggal Masuk RS : 11 Januari 2022
Datang Sendiri/ Rujukan: Datang sendiri
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Data didapatkan dari:
• Rekam Medis
• Allo-anamnesis dengan Ny. M (ibu pasien)
pada Sabtu, 29 Januari 2022 melalui telpon.
Anamnesis
Keluhan Utama:
Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang

• By. M A R, bayi laki-laki berusia 1 bulan datang ke Poli IKA RSPAD Gatot
Soebroto dibawa oleh kedua orangtuanya pada Selasa, 11 Januari 2022 dengan
keluhan utama sesak napas. Sesak napas dialami oleh pasien sejak berusia 12 hari.
• Pasien dapat meminum ASI namun tampak ‘ngos-ngosan’ dan sering terlepas dari
puting susu ibu. Pasien tidak berkeringat saat menyusu. Tidak ada keluhan dingin
dan kebiruan. Demam, batuk dan pilek tidak ada. BAB dan BAK normal.
Pasien pernah dirawat selama 3 hari di
RSAU dr. Esnawan Antariksa karena
kuning untuk dilakukan fototerapi, pada
hari ke-2 pasien pertamakali ditemukan
tampak sesak. Pasien diberikan oksigen
nasal kanul namun tidak ada perbaikan
Riwayat Penyakit maka pasien dirujuk ke RSPAD Gatot
Soebroto untuk pemberian CPAP, lalu
Dahulu pasien dirawat selama 8 hari. Pasien
pulang dengan diagnosis ikterik ec
breast milk jaundice dan pneumonia.

Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada.


Riwayat Kelahiran
Riwayat Kehamilan Ibu Tempat Bersalin: RSAU dr. Esnawan Antariksa
Pasien merupakan kehamilan ke-empat bagi ibu. Saat Penolong: Dokter
mengandung ibu berusia 40 tahun. Ibu tidak ada riwayat Cara Persalinan: Sectio Caesarea a/i Plasenta letak rendah.
pengobatan selama kehamilan. Berat Badan Lahir: 2890 gram
Panjang Badan Lahir: 45 cm
Lingkar kepala: 34 cm
Lingkar dada: 31 cm
Lingkar perut: 27 cm
Masa Gestasi: 32 minggu
Keadaan Setelah Lahir: Segera menangis
Nilai APGAR: 8/9
Anak ke: 4
Gerak: Cukup aktif
Tangis: Kuat
Warna kulit: Kemerahan seluruh tubuh
  Ayah Ibu

Nama Tn. S Ny. M

Umur 44 tahun 41 tahun

Perkawinan ke 1 1

Identitas Orang Tua Pendidikan SMA D3

Pekerjaan TNI AU PNS TNI AU

Suku Bangsa Jawa Jawa

Agama Islam Islam


• Keadaan Umum: Tampak sakit sedang

PEMERIKSAAN • Kesadaran GCS: 15, Gerak aktif

FISIK • Tanda-tanda vital:


• Pernapasan: cepat, napas cuping hidung +/+
• Suhu: 36,6
Data Antropometri Status gizi
• Berat bedan sekarang: 2800 gram Menurut kurba WHO untuk bayi laki-laki dibawah 2
tahun:
• Panjang badan: 50 cm
• Berdasarkan BB/U: nilai Z score <-3 SD (Gizi buruk)
• Lingkar kepala: 35 cm
• Berdasarkan TB/U: nilai Z score: <-3 SD (sangat
pendek)
• Berdasarkan BB/TB: nilai Z score -2 SD (normal)
• Berdasarkan LK/U: nilai Z score <-2 SD
(Normocephal)
Kesan gizi: Normal, dulu kurang gizi.
KEPALA
• Bentuk : Simetris, normicephal
• UUB : Datar
• Mata : Palpebra tidak edema, mata tidak cekung,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea
jernih, lensa jernih, refleks cahaya langsung dan tidak
langsung positif kanan dan kiri, sekret tidak ada.
• Telinga : Normotia, tidak ada hiperemis.

Status Generalis • Hidung


ada.
: Terdapat napas cuping hidung, sekret tidak

• Mulut : Bibir tidak kering, warna kemerahan,


sianosis tidak ada, lidah tidak kotor, faring sulit dinilai,
tonsil sulit dinilai, belum tumbuh gigi.

LEHER
• Bentuk : Simetris
• KGB : Tidak teraba pembesaran
PARU JANTUNG
• Inspeksi : Gerakan dada simetris, • Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
pernapasan torakoabdominal, terdapat
• Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea
retraksi intercostal
midclavicularis sinistra
• Palpasi : Tidak teraba adanya massa pada
• Perkusi : tidak dilakukan
dinding thoraks.
• Auskultasi : BJ I-II normal, terdengar
• Perkusi : Tidak dilakukan
murmur continuous grade 3/6 di ICS II
• Auskultasi : Suara napas vesikuler pada linea parasternalis sinistra dan murmur
kedua lapang paru, tidak ada wheezing pansistolik grade 2/6 di apeks.
maupun rhonki.
REFLEKS FISIOLOGIS
• Refleks mencari (rooting) : Positf
• Refleks menggenggam (grasping) : Positif Kelainan mukosa kulit subkutan yang
menyeluruh
• Refleks menghisap (sucking) : Positif • Pucat : Tidak ada
• Refleks Babinski (plantar) : Positif • Sianosis : Tidak ada
• Ikterus : Tidak ada
REFLEKS PATOLOGIS • Perdarahan : Tidak ada
• Refleks patologis Hoftman : Negatif kanan • Oedem : Tidak ada
dan kiri • Turgor : Baik
• Refleks Tromner : Negatif kanan dan kiri • Lemak di bawah kulit : Ada

• Refleks Oppenheim : Negatif kanan dan kiri


• Refleks Chaddock : Negatif kanan dan kiri
ABDOMEN
• Inspeksi : Bentuk perut cembung, simetris, tali pusat sudah terlepas
• Auskultasi : Bising usus ada
• Palpasi : Supel, turgor baik, hepar dan limpa tidak teraba pembesaran
 
GENITALIA
• Kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan
 
ANUS
• Ada
 
EKSTREMITAS
• Akral hangat, tidak ada sianosis, tidak ada edema, CRT <3 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONTGEN THORAKOABDOMINAL 10-12-2021)
• Jantung tidak membesar
• Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
• Trakea di tengah, kedua hilus tidak menebal.
• Tampak infiltrat di kedia suprahilar, perihilier dan paracardial
• Kedua hemidiafragma licin. Kedua sinus kostofrenikus lancip
• Tulang-tulang kesan intak
• Pre peritoneal fat line dan psoas line simetris
• Kontur kedua ginjal simetris
• Distribusi udara usus mencapai pelvis minor
• Tidak tampak dilatasi ataupun penebalan dinding usus
• Tampak kesuraman di rongga abdomen
Kesan:
• TTN
• Tampak kateter setinggi L4-5 proyeksi vena iliaka komunis kiri
ECHOCARDIOGRAPHY
• Atrial situs solitus, AV-VA concordance
• Semua PV bermuara ke LA
• Dilatasi LA-LV
• ASD (-)
• VSD pmo, 3-4mm, L-R, MSA +
• PDA 4-5 mm, L-R, LPA=RPA=5mm
• Kontraktilitas LR dan RV normal.
• Katup mitral regurgitasi ringan
• LVOT obstruksi (-), RVOT obstruksi (-)
• Arcus aorta di kiri, coarctatio (-)
Resume
• By. M A R, bayi laki-laki berusia 1 bulan datang ke Poli IKA RSPAD Gatot Soebroto dibawa oleh kedua
orangtuanya pada Selasa, 11 Januari 2022 dengan keluhan utama sesak napas. Sesak napas dialami oleh pasien
sejak berusia 12 hari. Pasien dapat meminum ASI namun tampak ‘ngos-ngosan’ dan sering terlepas dari puting
susu ibu. Pasien tidak berkeringat saat menyusu. Tidak ada keluhan dingin dan kebiruan. Demam, batuk dan
pilek tidak ada. BAB dan BAK normal. Pasien pernah menderita penyakit breast milk jaundice dan pneumonia.
Riwayat kelahiran pasien prematur (32 minggu).
• Pada penilaian status gizi didapatkan hasil yaitu normal, dulu gizi kurang. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya
napas cepat, napas cuping hidung dan retraksi intercostal. Pada pemeriksaan paru tidak ada kelainan.
Pemeriksaan auskultasi jantung ditemukan BJ I-II murni, regular dan murmur murmur continuous grade 3/6 di
ICS II linea parasternalis sinistra dan murmur pansistolik grade 2/6 di apeks.
• Pada pemeriksaan rontgen thoraks menunjukkan jantung tidak membesar dan kesan TTN. Hasil pemeriksaan
echocardiografi yaitu dilatasi LV dan LA, PDA 5mm dengan L-R shunt, VSD pmo 3mm dengan L-R shunt.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit Jantung Bawaan asianotik:
ASD, VSD, PDA
Pneumonia
Bronkiolitis
Asma
Efusi pleura Dyspnea ec. PDA besar + VSD pmo
kecil
TERAPI
Captopril 2 x 3mg PO
Furosemide 2 x 3mg PO
Oklusi PDA: Transcatheter closure

PROGNOSIS
Dubia ad bonam.
JANTUNG
Anatomi Jantung
Fisiologi:
Sirkulasi Jantung
Fisiologi: Penutupan Duktus Arteriosus
PATENT DUSCTUS
ARTERIOSUS
Definisi

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah suatu kelainan dimana pembuluh


yang menghubungkan arteri pulmonalis kiri dengan aorta desendens
tetap terbuka setelah bayi lahir.
Penutupan fungsional duktus normalnya terjadi beberapa saat setelah bayi lahir.
• Pada bayi cukup bulan penutupan duktus secara fungsional terjadi dalam 12 jam setelah bayi lahir dan
secara lengkap dalam 2 -3 minggu.
• Pada bayi prematur  menutup setelah 6 minggu.
Duktus paten biasanya mempunyai susunan anatomi yang normal dan keterbukaan merupakan akibat
imaturitas, hipoksia, maupun kelainan genetik.
Epidemiologi

• 5-10 % dari seluruh penyakit jantung bawaan


• perempuan > laki-laki (3:1)
• Insidensi makin bertambah dengan berkurangnya masa gestasi

Etiologi: Belum diketahui secara sempurna.

• Prematuritas dengan jelas meningkatkan insidensi PDA, dan hal ini diakibatkan faktor fisiologis yang lebih
berhubungan dengan prematuritas daripada kelainan duktus itu sendiri.
• Pada bayi cukup bulan, kasus yang sering muncul terjadi secara sporadis, tetapi terdapat peningkatan bukti
– bukti yang menunjukkan bahwa faktor genetik berperan pada banyak pasien dengan PDA.
• Patent ductus arteriosus lebih sering terjadi pada sindroma-sindroma genetik tertentu: trisomi 21 dan
sindroma 4p, Carpenter syndrome dan Holt-Oram syndrome, inkontinensia pigmenti.
• Infeksi rubela pada kehamilan trimester pertama, terutama pada empat minggu pertama berhubungan
dengan insidensi PDA.
• Patent ductus arteriosus juga dilaporkan mempunyai hubungan dengan faktor lingkungan lain seperti fetal
valproate syndrome.
Klasifikasi

PDA Kecil

• Diameter: 1,5-2,5 mm

PDA Sedang

• Diameter: 2,5-3,5 mm

PDA Besar

• Diameter: >3,5-4,0 mm
Gejala Klinis

Gejala klinis timbul bergantung pada besarnya pirau kiri ke


kanan (dari aorta desenden ke arteri pulmonalis):
• PDA kecil biasanya asimptomatik.
• PDA sedang biasanya gejala timbul pada usia 2 bulan atau lebih: kesulitan
makan, infeksi saluran napas berulang, tetapi berat badan masih dalam batas
normal atau sedikit berkurang.
• PDA besar gejala sejak minggu pertama: sesak, sulit minum, berat badan
sulit naik, infeksi saluran napas berulang, atelectasis dan gagal jantung
kongestif
Diagnosis
Anamnesis di gali banyak informasi berkaitan dengan penyakit jantung bawaan dan diagnosis banding yang mungkin memiliki gejala
awal yang hampir mirip dengan penyakit jantung bawaan.

Pemeriksaan fisik
• Khas: murmur pada ICS II linea parasternal sinistra. Murmur dapat teraba sampai ke dinding dada jika ductus yang terbuka besar.
• Sianosis pada mukosa bayi
• Retraksi pada dinding dada sebagai kompensasi akibat sesak yang berkepanjangan.

Pemeriksaan penunjang
• Radiologi Jika defeknya kecil biasanya jantung tidak tampak membesar. Jika defeknya besar kedua atrium kiri dan ventrikel kiri juga tampak membesar.
• Elektrokardiografi bisa terlihat normal atau mungkin juga terlihat manifestasi dari hipertrofi dari ventrikel kiri (tergantung pada besar defeknya). Pada pasien dengan
hipertensi pulmonal yang disebabkan peningkatan aliran darah paru, hipertrofi pada kedua ventrikel data tergambarkan melalui EKG atau dapat juga terjadi hipertrofi ventrikel
kanan saja.
• Ekokardiografi dapat dilihat visualisasi secara langsung dari duktus tersebut dan dapat mengkonfirmasi secara langsung drajat dari defek tersebut. Pada bayi kurang bulan
dengan suspek PDA dapat dilihat dari ekokardiografi untuk mengkonfirmasi diagnosis. Mendeteksi jika sudah terjadi shunt dari kiri ke kanan.
• Kateterisasi dan angiokardiografi hanya dilakukan bila terdapat hipertensi pulmonal, yaitu dimana secara Doppler ekokardiografi tidak terlihat aliran diastolik. Pada
kateterisasi didapat kenaikan saturasi oksigen di arteri pulmonalis. Bila tekanan di arteri pulmonalis meninggi perlu di ulang pengukurannya dengan menutup PDA dengan
kateter balon. Angiografi ventrikel kiri dilakukan untuk mengevaluasi fungsinya dan juga melihat kemungkinan adanya defek septum ventrikel atau kelainan lain yang tidak
terdeteksi dengan pemeriksaan ekokardiografi.
Terapi medikamentosa diberikan terutama pada duktus ukuran
kecil.
Tujuan: kontriksi otot duktus  duktus menutup.
• Indometasin
• inhibitor sintesis prostaglandin yang terbukti efektif
mempercepat penutupan duktus arteriosus.
• Tingkat efektifitas: terbatas pada bayi kurang bulan dan
menurun seiring menigkatnya usia pasca kelahiran.

Tatalaksana •
• Efek: terbatas pada 3–4 minggu kehidupan.
Ibuprofen
• inhibitor non selektif dari COX yang berefek pada
penutupan duktus arteriosus.
• Studi kliniki terbukti memiliki efek yang sama dengan
indometasin pada pengobatan duktus arteriosus pada
bayi kurang bulan.
• Furosemide, spironolactone dan ACE-Inhibitor
• Selain itu untuk mengurangi beban kerja jantung dalam
memompa darah maka sering diberikan
Terapi pembedahan
Indikasi:
• PDA kecil mencegah endarteritis atau komplikasi lambat lain.
• PDA sedang sampai besar menangani gagal jantung kongestif atau mencegah terjadinya penyakit vaskuler pulmonal.

Bila diagnosis PDA ditegakkan, penangan bedah jangan terlalu ditunda sesudah terapi medik gagal jantung kongestif telah dilakukan
dengan cukup. Karena angka kematian kasus dengan penanganan bedah sangat kecil kurang dari 1% dan risiko tanpa pembedahan lebih
besar, pengikatan dan pemotongan duktus terindikasi pada penderita yang tidak bergejala. Hipertensi pulmonal bukan merupakan
kontraindikasi untuk operasi pada setiap umur jika dapat dilakukan pada kateterisasi jantung bahwa aliran pirau masih dominan dari kiri
ke kanan dan bahwa tidak ada penyakit vaskuler pulmonal yang berat.
Penutupan PDA secara transkateter merupakan standar bagi penanganan bagi banyak kasus dan penutupan PDA diindikasian terhadap
semua pasien dengan tanda volume ventrikel kiri yang terlalu penuh. Pada kasus PDA pirau kiri ke kanan dengan hipertensi pulmonal
berat, penutupan dapat dilakukan dengan kondisi khusus. Coil dan ADO merupakan alat penutupan PDA secara transkateter yang paling
banyak digunakan di seluruh dunia
Duktus arteriosus yang masih terbuka berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas pada neonatus.
Duktus yang masih terbuka mengakibatkan
Komplikasi peningkatan aliran darah paru dan penurunan aliran
darah ke organ usus, kulit, otot, dan ginjal.
Hal ini akan menyebabkan gagal jantung, asidosis
metabolik, serta edema paru/perdarahan.
• simple PDA dan defek ringan-sedang biasanya
dapat bertahan tanpa tindakan pembedahan
walaupun pada tiga sampai empat dekade
kehidupan biasanya muncul gejala seperti mudah
lelah, sesak nafas bila beraktifitas dan exercise
intolerance dapat muncul. Hal tersebut merupakan
konsekuensi dari hipertensi pulmonal atau gagal

Prognosis jantung kongestif.


• PDA dengan defek yang besar atau hipertensi
pulmonal tidak baik dan terjadi keterlambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangan, pneumonia
yang berulang dan gagal jantung kongestif. Oleh
karena itu pasien PDA dengan defek besar
walaupun masih dalam usia baru lahir perlu
dilakukan operasi penutupan PDA segera.
Patofisiologi
Analisis kasus

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Keluhan utama: Sesak napas • Status gizi: normal, dulu • Rontgen thoraks: Bentuk dan
• Tidak ada demam, batuk, kurang gizi ukuran jantung normal, kesan
pilek • Napas cepat, NCH (+) TTN
• Masa gestasi 32 minggu • Jantung: Retraksi intercostal • Echocardiography: VSD
(+), continuous murmur pada pmo, 3-4 mm, L-R, MSA (+),
ICS II linea parasternalis PDA 4-5 mm, L-R,
sinistra, murmur pansistolik LPA=RPA=5 mm
pada apeks.
Kesimpulan
• Patent ductus arteriosus merupakan salah satu kelainan jantung bawaan yang sering ditemukan. Duktus
arteriosus yang tetap terbuka menyebabkan darah kaya oksigen dari pembuluh darah aorta terpompa masuk
kedalam arteri pulmonalis. Kondisi ini akan menurunkan perfusi oksigen dan nutrisi ke daerah perifer yang dapat
menimbulkan masalah klinis. manifestasi klinis yang timbul pada pasien dengan Patent ductus arteriosus
tergantung diameter duktus yang terbuka. Patent ductus arteriosus kecil biasanya asimtomatik. Pada Patent
ductus arteriosus sedang, biasanya gejala timbul pada usia 2 bulan atau lebih yang berupa kesulitan makan,
infeksi saluran napas berulang, tetapi berat badan masih dalam batas normal atau sedikit berkurang. Sedangkan
pada Patent ductus arteriosus besar sering memberikan gejala sejak minggu pertama berupa sesak, sulit minum,
berat badan sulit naik, mudah berkeringat infeksi saluran napas berulang, tanda gagal jantung kongestif.
Diagnosis Patent ductus arteriosus ditegakan berdasarkan anamnesia, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Komplikasi PDA dapat dihindari atau diperbaiki dengan diagnosis dan manajemen yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai