Anda di halaman 1dari 49

CA SE R EP ORT

HEPATITIS A
OLEH :
Aditya Surya Pratama
1102013009
PEMBIMBING:
Dr. Nurifah Sp.A

Departemen Ilmu Kesehatan Anak


RS Bhayangkara Tk.1 Raden Said Sukanto
JAKARTA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MR
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Cipayung
Tanggal masuk RS : 20 November 2018
Tanggal Pemeriksaan : 21 November 2018
IDENTIATS KELUARGA
Ayah Ibu

Nama Tn. LH Ny. M

Usia Sudah meninggal 35 tahun

Pekerjaan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Warga Negara Indonesia Indonesia

Agama Islam Islam

Pendidikan SMA SMA

Alamat Jl. Kramat No 56 RT 4/2, Lubang Buaya, Cipayung


Anamnesis dilakukan pada tanggal 22 November 2018 menggunakan
Autoanamnesis dan Alloanamnesis di Ruang Tulip Kamar 1A
RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto

Keluhan Utama :
Demam sejak 3 hari SMRS

Keluhan Tambahan :
Mata terlihat kuning, nyeri perut kanan, mual dan muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
Tubuh
- Badan pasien terlihat menguning dan
7 hari SMRS terlihat semakin memberat sejak 3 hari SMRS
Kuning - Pasien merasa mata pasien menjadi lebih
kuning

- Demam dirasakan naik turun sepanjang


hari
3 hari SMRS Demam - Demam sedikit membaik dengan
pemberian obat penurun panas

- Sejak 3 hari SMRS pasien mengeluhkan mual dan muntah


- Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri perut kanan atas
- Badan pasien terasa lemas
- Pasien sering jajan sembarangan di sekitar sekolah dan jarang makan
makanan bergizi
Riwayat Kehamilan
Riwayat Kehamilan Ibu
• Antenatal Care :
Ibu pasien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan
• Riwayat Penyakit selama Kehamilan:
Tidak ada riwayat penyakit atau penyulit selama
kehamilan
• Riwayat Konsumsi Obat :
Ibu pasien mendapatkan vitamin selama Kehamilan
• Tempat persalinan : Klinik Bersalin
• Penolong Persalinan: Bidan
Riwayat • Cara Persalinan : Pervaginam
Persalinan• Usia Gestasi : 38 minggu
• Berat lahir : 3300 gram
• Panjang lahir : 49 cm
.
Riwayat
Perkembangan Perkembangan Psikomotor

Tengkurap : 3 bulan
Tidak ada perkembangan yang
terganggu (perkembangan Inisiasi berbicara : 4 bulan
dalam batas normal) Duduk : 6 bulan
Merangkak : 7 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 1 tahun
Riwayat Imunisasi

Menurut ibu pasien, pasien mendapatkan imunisasi


BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Campak.

Riwayat Makan
ASI : ASI ekslusif 10 bulan
Susu formula : SGM
Biskuit Bayi : Milna
Buah dan sayuran : Pisang dan papaya
Riwayat Penyakit Keluarga
• Ibu dan Ayah Pasien menikah pada usia 26 dan 22 tahun. Pernikahan ini
merupakan pernikahan yang pertama
• Ayah pasien meninggal karena Hepatitis
• Pasien merupakan anak pertama
• Pasien tidak mempunyai saudara kandung
Pemeriksaan Fisik (21 November 2018)

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang /


Compos mentis / Gizi cukup

• GCS : E4M6V5
• Nadi : 140 x/menit

• Pernapasan : 22x/menit
• Suhu : 38oC
Status Antropometry :
• Berat Badan : 45 kg
• Tinggi Badan : 158 cm
GAMBARAN KEADAAN FISIK PASIEN
Conclution : The patient has a normal noutritional status.

Pemeriksaan Fisik (21 November 2018)

Status Nutrisi berdasarkan CDC


WFA (Weight for Age) : 45/61x100 % = 73%
LFA (Length for Age) : 158/174x100% = 90 %
WFL (Weight for Length) : 45/46x100%= 97%

Kesimpulan :
Pasien mempunyai status gizi baik
Kepala
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Bentuk : Mesocephal
Ukuran : Normocephal
Ubun-ubun besar : Menyatu/menutup
Wajah : Simetris
Mata : Cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+)
Telinga : Otorrhea (-/-)
Hidung : Rhinorrhea (-)
Bibir : kering (-)
Pucat : (-)
Sianosis : (-)
Lain-lain : (-)

Mulut
Gigi : intak
Sel mulut : stomatitis (-)
Tenggorok : sulit dievaluasi
Leher : kaku kuduk (-)
Kelenjar limfe : limfadenopati (-)
Paru paru Jantung
Bentuk Simetris
Retraksi Tidak ada
Inspeksi Iktus cordis tidak terlihat
Dispnea Tidak ada
Pernapasan Thorakal
Fremitus fokal Normal Apeks cordis tidak teraba
Palpasi
Nyeri tekan -/- Thrill tidak ada

Batas kanan: linea parasternal


Sonor/sonor
dextra

Perkusi Batas kiri: Linea Midklavikula


batas paru hepar ICS 4 kanan sinistra

Batas atas: ICS II sinistra


Bunyi dasar Bronkovesikuler BJ I-II: Murni, regular
Auskultasi
Bunyi tambahan Rhonki -/-, wheezing -/- Murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung
Auskultasi : Peristaltik (+)
Palpasi : Teraba pembesaran hepar ± 1/2 x 1/2, kenyal pada perabaan,
permukaan rata, tepi tajam. Nyeri tekan (+). Lien sulit dievaluasi.
Perkusi : Timpani, acites (-)

Genitalia
Alat kelamin : tidak ada kelainan
Status pubertas : belum pubertas
Kelenjar limfe : limfadenopati (-)

Ekstremitas
ikterik (+) pada telapak tangan, akral hangat, oedema (-) CRT <2 detik
Status neurologis
Kolumna vertebralis : tidak ada kelainan
Refleks fisiologis : kesan normal
KPR : kesan normal
APR : kesan normal
Kekuatan : kesan normal
Tonus : kesan normal
Refleks Patologis : -
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Pada Tanggan 20 November 2018

HEMATOLOGI HASIL NILAI RUJUKAN UNIT

Hemoglobin 12,2 12-14 g/dl

Leukosit 8.200 5.000-10.000 u/l

Hematokrit 35* 37-43 %

Trombosit 493.000 150.000-300.000 /ul


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Urin Lengkap Tanggal 21 November 2018
Urine Lengkap HASIL NILAI RUJUKAN UNIT
Warna Kuning
Kejernihan jernih
Reaksi/Ph 7,0 5-8,5
Berat Jenis 1.005 1.000-1.030
Protein - Negative
Bilirubin - Negative
Glukosa - Negative
Keton - Negative
Darah/Hb - Negative
Nitrit - Negative
Urobilinogen 4,0* 0,1-1,0 IU
Leukosit - Negative
Sedimen Leukosit 0-1 0-5 /LPB

Sedimen Eritrosit 0-1 1-3 /LPB

Sedimen Sel Epitel + /LPK

Sedimen Silinder -

Kristal -
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Tanggal 21 November 2018

HEMATOLOGI HASIL NILAI RUJUKAN UNIT

Bilirubin Total 4,81* Dewasa <1,5 ; neonatur <12 mg/dl

Bilirubin Direk 3,41* <0,5 mg/dl

Bilirubin Indirek 1,40* <1,0 mg/dl

SGOT/AST 107,1* <31 U/L


SGPT/ALT 228,9* <31 U/L
IMUNOSEROLOGI

HBSAg : Negatif

Anti HAV Total : Positif (Reaktif)


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rotgen Thorax dilakukan Tanggal 21 November 2018
DIAGNOSIS KERJA

Hepatitis A
TATALAKSANA

• IVFD RL 24 tpm/24 Jam


• Inj Ceftriaxone 2 x 1 gram
• Inj Ranitidine 2 x 50 mg
• Curcuma 3 x 1 tab

Non-medikamentosa
Istirahat total (tirah baring), mobilisasi pelan-pelan dimulai jika keluhan atau gejala
berkurang dan fungsi hati mulai membaik.
FOLLOW UP
22 November 2018, Perawatan hari ke -2
FOLLOW UP
23 November 2018,
perawatan hari ke 3
FOLLOW UP
24 November 2018
perawatan hari ke 4
PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam


Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA & ANALISA KASUS
HEPATITIS A

DEFINISI

Proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati yang


dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan
metabolik, maupun kelainan autoimun. Infeksi yang disebabkan
virus, bakteri, maupun parasit merupakan penyebab terbanyak
hepatitis akut. Virus hepatitis merupakan penyebab terbanyak
dari infeksi tersebut.
EPIDEMIOLOGI

Pola II Pola III

Pola I Epidemiologi Pola IV


dan transmisi
mencakup
beberapa
karakteristik
Virus ini berukuran 27 nanometer →
digolongkan sebagai Piconavirus .

Replikasi dari Penyakit Virus Hepatitis A


Hepatitis A target primer dapat dianktivasi
utama dari HAV adalah ETILOGI dengan cara
sel – sel hati (Hepatosit) strerilisas uap,
merebus, paparan UV

Di sel materi genetik dari HAV →


standed RNA → suatu template
yang akan memproduksi protein
virus → capsid virus
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS

DEMAM PERUT MUAL DAN


BADAN LEMAS
MENDADAK MUNTAH

NAFSU MAKAN URIN BERWARNA


NYERI ULU HATI
MENURUN GELAP

MATA DAN KULIT


FECES BERUBAH
BERWARNA
WARNA
KUNING
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK PENUNJANG

• Pada anamnesis • Dapat ditemukan • Diagnosis di


pasien adanya sklera tegakkan dengan
mengeluhkan ikterik atau adanya antibodi
nyeri perut, perubahan warna IgM terhadap
demam, badan kulit menjadi virus Hepatitis A
berwarna kuning, kuning pada serum yang
lemas, nafsu • Dapat ditemukan akut dan juga
makan menurun pembesaran berdasarkan
Hepar gejala klinis saat
itu.
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala dan leher → ada


tidaknya sklera ikterik?
Konjungtiva anemis?

Pada ekstremitas dan


bagian tubuh lainnya
→ ada tidaknya Pemeriksaan abdomen →
perubahan warna ada tidaknya pembesaran
tubuh menjadi kuning hepar? Nyeri tekan
(jaudience)? epigastrium?
TREATMENT

DIET DAN TERAPI SUPORTIF (SIMPTOMATIK DAN


SUPORTIF)

ANTIBIOTIK

PENCEGAHAN
DIET DAN TERAPI SUPORTIF (SIMPTOMATIK DAN SUPORTIF)

Anak dengan Hepatitis A


seharusnya bed rest atau Memberikan terapi suportif
istirahat total disertai untuk mengurangi keluhan
dengan pemantauan pola pasien
makan, dan higenitas.
ANTIBIOTIK

CORTIMOXAZOLE
CHLORAMPHENICOL a combination of 2 types of trimethoprim antibiotics
Dose → 50-100 mg/ kg/ day divided into 4 doses and sulfametoxazole with a ratio of 1: 5.
for IV usually 50 mg / kg/ day. Trimethoprim dose 10 mg / kg / day and
Given for 10-14 days or up to 7 days after the fever Sulfamethoxzazole 50 mg / kg / day divided into 2
goes down. doses
given 2 times for 2 week

THIRD GENERATION CEPHALOSPORINS


AMPICILIN AND AMOXICILIN CEFTRIAXONE → 100 mg / kg / days IV divide in
The dose administered for the child is 100- 1- 2 doses
200 mg / kg / day divided into 4 doses for CEFOTAXIME → 150- 200 mg/ kg/ days divided
2 weeks. in 3 – 4 doses for 5 – 7 days
CEFIXIME → 10 – 15 mg/ kg/ days for 10 days
PENCEGAHAN

BANYAK MAKAN MENJALANKAN POLA


DIET SEIMBANG
SAYUR DAN BUAH HIDUP YANG TERATUR

BIASAKAN POLA
KURANGI MINUMAN JAGA KEBERIHAN DIRI
HIDUP LINGKUNGAN
BERALKOHOL DAN LINGKUNGAN
SEHAT

HINDARI PENULARAN
MELALUI MAKANAN
DAN MINUMAN
ANALISA KASUS
NO KASUS TEORI

Demam terjadi oleh karena perubahan pengaturan

homeostatik suhu normal pada hipotalamus yang

dapat disebabkan antara lain oleh infeksi, vaksin,

agen biologis, jejas jaringan, keganasan, obat-

obatan, gangguan imunologik-reumatologik,


PASIEN DATANG DENGAN KELUHAN DEMAM
1. penyakit radang. Jalur akhir penyebab demam yang

paling sering adalah adanya pirogen, yang kemudian

secara langsung mengubah set-point di hipotalamus,

menghasilkan pembentukan panas dan konversi

panas.
NO KASUS TEORI

Menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin

yang meningkat konsentrasinya dalam sirkulasi

darah. Timbulnya jaundice pada pasien maka harus


MATA PASIEN BESERTA BADAN TERLIHAT KUNING
2. dipikirkan penyebabnya yang dapat terjadi akibat

proses di pre-hepatik, intra-hepatik, dan post-

hepatik dimana terdapat hiperbilirubinemia indirek.


NO KASUS TEORI

Serum Glutamic Pyruvate Transaminase atau disebut

ALT sebuah enzim yang secara normal berada di sel

hati dan organ lain seperti sel darah merah, ginjal,

otot jantung, dan otot skeletal. SGOT-SGPT

dikeluarkan kedalam darah ketika hati rusak dan


SGOT : 107,1 u/L dan SGPT 228,9 u/L. SGOT
3. level SGOT-SGPT darah dihubungkan dengan

kerusakan sel hati. Hati dapat dikatakan rusak bila

jumlah enzim tersebut dalam plasma lebih besar

dari kadar normalnya, seperti pada hepatitis akibat

virus.
NO KASUS TEORI

Bakteri usus mereduksi bilirubin terkonyugasi menjadi

serangkaian senyawa yang dinamakan sterkobilin atau

urobilinogen. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna

coklat. Dalam usus bilirubin direk ini tidak diabsorpsi;

sebagian kecil bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin


DI DAPATKAN BILIRUBIN TOTAL: 4,81 MG/DL
indirek dan direabsorpsi. Siklus ini disebut siklus
4. YANG ARTINYA MELEBIHI BATAS NORMAL
enterohepatis. Sekitar 10% sampai 20% urobilinogen

mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil

diekskresi dalam kemih. Kadar bilirubin total akan

meningkat ketika ada kelainan pada 4 tahap metabolisme

tersebut diantaranya yaitu pada pasien hepatitis.


NO KASUS TEORI

Karakteristik kondisi lingkungan yang dapat


menggangu kesehatan :
▪ Gaya hidup: Minum-minuman beralkohol,
merokok, Narkoba, Makanan berlemak dan
lain-lain.
▪ Bahan Toxin : Mikro organisme patogen,
logam-logam berat bahan B-3.
PASIEN INI MEMPUNYAI FAKTOR RISIKO BERUPA ▪ Bahan fisik : kebisingan, sinar Ultra Violet,
debu di udara dan lainlain
KEBIASAAN JAJAN SEMBARANGAN DAN HIGENITAS
5. Peran lingkungan dalam menimbulkan
YANG BURUK penyakit :
▪ Lingkungan sebagai sumber faktor
predisposisi.
▪ Lingkungan sebagai penyebab penyakit.
▪ Lingkungan sebagai media transmisi
penyakit.
NO KASUS TEORI

Tatalaksana meliputi tatalaksana


medikamentosa dan non-medikamentosa.
Hingga sekarang belum ada pengobatan
spesifik bagi hepatitis virus akut, pengobatan
PADA PASIEN INI DI SARANKAN UNTUK ISTIRAHAT hanya bersifat simtomatis. Dalam tatalaksana

TOTAL DAN TETAP MEMINUM OBAT, SERTA non-medikamentosa kunci utamanya adalah
6.
MENJAGA POLA MAKAN
istirahat yang dilakukan dengan tirah baring,
Tidak ada diet khusus bagi penderita hepatitis
A, yang penting adalah jumlah kalori dan
protein adekuat yaitu 1 g/kg protein, 30-35
cal/kg.

Anda mungkin juga menyukai