Anda di halaman 1dari 37

DEMAM TYPHOID DAN

ISPA

Pembimbing : dr. Henny Komalia, SpA


Disusun Oleh : Eva Oktavianti
Identitas Pasien

Nama : An. H. J Agama : Islam

Tanggal lahir : 21/7/2008 (10 tahun) Pendidikan : SD


Jenis kelamin: laki-laki Tanggal masuk RS : 17/4/2018
Alamat : kp. sidamukti rt 06/ rw 02 Tanggal keluar RS : 21/4/2018
No:110, Cilodong
Suku Bangsa : Sunda
Identitas Orang Tua/ Wali
Ayah
Nama Lengkap: Tn. A Agama: Islam
Tanggal lahir: 07-05-1972 Pendidikan: STM
Suku Bangsa: Sunda Pekerjaan: Karyawan
Alamat: kp. Sidamukti Penghasilan: Rp.
8.000.000/bulan

Ibu
Nama Lengkap: Ny. D. N Agama: Islam
Tanggal lahir: 11-11-1979 Pendidikan: SMA
Suku Bangsa:Sunda Pekerjaan: Ibu Rumah
Tangga
Alamat: Kp. Sidamukti Penghasilan: Rp -
Anamnesis

Keluhan Utama : Demam sejak 4 hari SMRS

RPS : Demam naik turun, suhu meningkat terutama saat sore


menjelang malam hari, demam tidak disertai kejang,
menggigil, mimisan, gusi berdarah, bintik – bintik perdarahan
maupun mengeluh nyeri pada badan.
- 3 hari yang lalu pasien mengeluh batuk tidak berdahak
disertai pilek berwarna bening, pasien menyangkal adanya
darah dan sesak napas, pasien juga mengeluh BAB cair
sebanyak 4kali lebih sering kecepirit pasien menyangkal
adanya darah dan lendir
-3 hari yang lalu pasien mengeluh muntah sebanyak 5kali, 2
hari yang lalu 4kali, 1 hari yang lalu dan saat masuk Rumah
Sakit Simpangan Depok tidak muntah.
Rpo : sanmol dan antiemetik
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
TB

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Penyakit Ya Tidak Hubungan


Alergi - + -

Asma - + -

TBC - + -

Hipertensi - + -

Diabetes - + -

Kejang Demam - + -

Epilepsi - + -
SILSILAH KELUARGA

Perempuan Orang
Laki-Laki Sakit
RIWAYAT PERSONAL SOSIAL & Status Nutrisi

 Pasien tinggal bersama kedua orang  Pasien mengonsumsi ASI sejak lahir
tuanya sampai usia 1 tahun dan sekarang
 tidak padat penduduk. pasien makan nasi dan lauk. Namun
sekarang pasien sulit untuk makan
 Dalam satu rumah dihuni oleh 4 dan minum.
orang yaitu ayah, ibu, pasien, dan
adik pasien.
 Kebersihan rumah dan sanitasi
individu dinilai baik.
 Ventilasi baik.
 Ketersediaan air bersih cukup
memadai
 keadaan ekonomi keluarga
mencukupi untuk kebutuhan sehari-
hari.
 Dalam satu rumah tidak ada yang
mengalami keluhan serupa seperti
pasien.
Riwayat Kehamilan dan
Kelahiran
• Perawatan antenatal
Kehamilan • Penyakit kehamilan

• Tempat kelahiran : Rumah Sakit


• Penolong persalinan: Dokter
• Cara Persalinan: Tindakan caesar
Kelahiran • Masa gestasi: Cukup Bulan

• Berat badan lahir: 2900


• Panjang badan lahir: 39
• Lingkar kepala:
• Langsung menangis
• Bayi kemerahan
• Nilai APGAR : 10
• Kelainan bawaan: Tidak ada
Riwayat Perkembangan

 Pertumbuhan gigi pertama: 8 bulan


 Psikomotor
Tengkurap: 4 bulan
Duduk: 7 bulan
Berdiri:13 bulan
Berbicara : 12 bulan
Membaca dan menulis: sudah bisa
Anamnesis Sistem

Kepala :  Hidung-/-
 Bentuk dan Ukuran: Normosefali, ubun-  Bibir : Simetris saat diam, mukosa
ubun besar sudah menutup dan datar, berwarna merah muda, tidak kering,
tidak terdapat adanya benjolan dan lesi sianosis (-)
 Rambut dan Kulit Kepala: Rambut  Mulut : Oral higiene baik, gigi caries (-),
berwarna hitam, distribusi merata, trismus (-), mukosa gusi merah muda,
teraba halus dan tidak mudah tercabut hiperemis (-), ulkus (-), halitosis (-), lidah:
 Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera normoglosia, ulkus (-), hiperemis (-)
ikterik -/-, pupil isokor, reflex cahaya massa (-), lidah kotor (+)
langsung +/+, refleks cahaya tidak  Tonsil: Tonsil T1-T1, kripta tidak melebar,
langsung +/+ dentritus (-)
 Telinga: Normotia, liang telinga lapang,  Faring: Tidak hiperemis, tidak bergranul
membran timpani sulit dinilai, serumen -
/-
 Hidung: Bentuk simetris, deviasi septum
(-), sekret (-), mukosa hiperemis (-),
nafas cuping
 Leher : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB,
tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea
teraba di tengah
Toraks
 Dinding: Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan
yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal, retraksi epigastrial (-), retraksi
subcostal (-), pembesaran KGB aksila -/- , tidak ditemukan efloresensi pada kulit
dinding dada, ictus cordis terlihat pada ICS V linea midclavicularis kiri, pulsasi
abnormal (-)
 Paru : Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan, gerak napas simetris kanan dan kiri,
vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri, sonor di kedua lapang paru, Suara napas
vesikuler, reguler, ronchi -/-, wheezing -/-.
 Jantung : Ictus cordis tidak terlihat namun teraba pada ICS IV linea midclavicularis
sinistra, bunyi jantung I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : Bentuk abdomen datar, tidak ada lesi kulit, tidak terlihat adanya gerakan
peristaltik, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa maupun benjolan, hati
limpa tidak teraba, ballottement (-), bimanual (-), tidak ada defens muskular, perkusi
timpani seluruh lapang abdomen, bising usus (+), normoperistaltik
 Anus dan Rectum : Tidak dilakukan
 Genitalia : Tidak dilakukan
 Anggota Gerak : Akral hangat, CRT < 2 detik, tonus otot baik, mobilitas aktif,
kekuatan baik
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Kanan Kiri
Tangan (+) (+)
Akral hangat
Kaki (+) (+)
Tangan Normotonus Normotonus
Tonus otot
Kaki Normotonus Normotonus
Tangan Aktif Aktif
Sendi
Kaki Aktif Aktif
Capillary Tangan <2 detik <2 detik
refill time Kaki <2 detik <2 detik
Refleks Tangan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
(fisiologis
dan patologis) Kaki Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
 Tulang Belakang : Bentuk tulang Pemeriksaan Neurologis :
belakang normal, tidak ada lordosis,  Tingkat kesadaran : GCS 15 (E6 M5 V4)
skoliosis, dan kifosis
 Orientasi tempat, waktu, orang :
 Kulit : Warna sawo matang, tidak tidak diperiksa
anemis, tidak ikterik, tidak sianosis,
turgor kulit baik, tidak ditemukan lesi  Adanya tremor, korea, ataksia, dll : tidak
kulit, teraba lembab, ptechiae (-) ada
 Rangsang Meningeal : tidak diperiksa
Kelenjar Getah Bening :  Pemeriksaan saraf kranialis : tidak
dilakukan
 Preaurikuler : Tidak teraba membesar
 Pemeriksaan refleks : tidak dilakukan
 Postaurikuler : Tidak teraba membesar
 Motorik dan sensorik pada seluruh
 Submandibula : Tidak teraba ekstremitas pasien dalam batas normal
membesar
 Supraclavicula : Tidak teraba
membesar
 Axilla : Tidak teraba membesar
 Inguinal : Tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal: 18 april 2018 Jam: 11.00 WIB Ruang: Anggrek 3 Bed 1

Pemeriksaan Umum
Tinggi badan : 120 cm
Berat badan : 20 kg
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 100x/menit, regular
Suhu : 37,30C
Pernapasan (Frekuensi dan tipe) : 24x/menit, torakoabdominal,
reguler
Keadaan gizi : Kurang
Berat Badan : 20 kg
Tinggi Badan : 120cm
IMT : 13,88 (Berat Badan Kurang)
Pemeriksaan Penunjang
17/4/2018 20/4/ 2018 6.20
Hb : 13,9 Hb : 13, 7
Lekosit: 2300 Lekosit : 1300
Ht : 38% Hematokrit : 37
Trombosit : 192.000 Trombosit : 160. 000
Widal
Salmonella typhi O – 21/4/2018
Salmonella typhi H 1/160 Hb: 14,3
Salmonella paratyphi AO – Leukosit: 1500
Salmonella paratyphi AH – Hematokrit : 38
Salmonella paratyphi BO 1/320 Trombosit 170.000
Salmonella paratyphi BH –
Salmonella paratyphi CO 1/160
Salmonella paratyphi CH –
SGPT 29
SGOT 57
RESUME
 Pasien datang ke IGD RS Simpangan Depok dengan keluhan demam
sejak 4 hari SMRS. Menurut ibu pasien, demam dirasakan naik turun.
Demam naik pada sore ke malam dan pagi hari. Selama 4 hari demam
pasien tidak mengalami kejang. Pasien juga mengeluh batuk dan pilek
sejak 3 hari yang lalu. Batuk tidak disertai keluarnya dahak dan ingusnya
encer, cair dan berwarna bening. Mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu
sebanyak 5 kali dan 2 hari yang lalu sebanyak 4 kali setiap habis makan.
Muntah berisi makanan dan cairan berwarna kuning. BAB cair sejak 3
hari yang lalu sebanyak 4 kali dan 2 hari yang lalu sebanyak 3 kali, Bab
cair berwarna kuning tidak berampas, lendir -, dan darah -. Pasien sulit
makan dan minum. Pasien juga mengatakan sebelumnya pernah
menderita penyakit demam typhoid dan dalam masa pengobatan TB
bulan ke 6.
 Pada pemeriksaan fisik tanggal 18 April 2018 didapatkan suhu 37,3 , nadi
100 kali/menit, pernafasan 24 kali/menit. Lidah kotor (+). Pada
pemeriksaan penunjang tanggal 17 April dilakukan pemeriksaan widal
didapatkan titer salmonella typhi H yaitu 1/160, salmonella paratyphi BO
yaitu 1/320, salmonella paratyphi CO yaitu 1/160.
Daftar Masalah

1. Demam typhoid
2. ISPA
Penatalaksanaan
Medikamentosa Non medikamentosa

Praxion f 3x1 Tirah baring

Fuzide 3x1 Diet makanan lunak dan tidak berserat

Ceftriaxone 1x1 gr drip Nacl 50 cc Kebutuhan cairan dan kalori yang


adekuat

RL 18 tpm Observasi tanda- tanda vital


Pasien Anak Usia 10 tahun dengan demam
typhoid dan Infeksi Saluran Pernapasan
Atas dirawat untuk diagnosis dan
tatalaksana lebih lanjut

Quo Ad vitam: dubia ad bonam


Quo Ad functionam: ad bonam
Quo ad Sanactionam: ad bonam
Follow up
17 April pukul 15.00 WIB 17 April pukul 21.00 WIB

 S : Pasien mengeluh batuk, tidak berdahak, mencret 2


kali, berampas, lendir -, darah -  S : Pasien mengeluh batuk, tidak berdahak, mencret 2
kali, berampas, lendir -, darah -
 O : HR : 110 kali/menit, RR : 24 kali/menit, Suhu 36,3oC,
Saturasi O2 : 99%, lidah kotor (+)  O : HR : 102 kali/menit, RR : 20 kali/menit, Suhu 38,4oC,
Saturasi O2 : 99%, lidah kotor (+)
 Salmonella typhi O : -
 A : Demam Typhoid
 Salmonella typhi H : 1/160 ISPA
 Salmonella paratyphi AO : -  P:
 Salmonella paratyphi AH : -  IVFD RL 18 tpm
 Salmonella paratyphi BO : 1/320  Praxion forte 3x1 cth
 Salmonella paratyphi BH : -  Fuzide 3x1
 Salmonella paratyphi CO : 1/160  Inj Ceftriaxone 1x1 gram drip Nacl 50 cc
 Salmonella paratyphi CH : -
 Hb : 13,9 18 April 2018 pukul 07.00 WIB
 Leukosit : 2300  S : Pasien masih merasakan batuk kering
 Hematokrit : 38  O : HR : 114 kali/menit, RR : 20 kali/menit, Suhu 37,4oC,
 Trombosit : 192.000 Saturasi O2 : 99%, lidah kotor (+)
 A : Demam Typhoid  A : Demam Typhoid
ISPA ISPA
 P:  P:
 IVFD RL 18 tpm  IVFD RL 18 tpm
 Praxion forte 3x1 cth  Praxion forte 3x1 cth
 Fuzide 3x1  Fuzide 3x1 cth
 Inj Ceftriaxone 1x1 gram drip Nacl 50 cc  Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc
 Rhinofed 3x ½ cth
Follow up
18 April 2018 pukul 15.00 WIB
19 April 2018 pukul 07.00 WIB
 S : Pasien mengeluh demam, pasien masih merasakan
batuk kering
 O : HR : 122 kali/menit, RR : 22 kali/menit, Suhu 37,6oC,  S : Pasien mengeluh masih batuk kering
Saturasi O2 : 99%, lidah kotor (+)
 A : Demam Typhoid
 O : HR : 105 kali/menit, RR : 24
ISPA kali/menit, Suhu 36,5oC, Saturasi O2 :
 P: 99%, lidah kotor (+)
 IVFD RL 18 tpm  A : Demam Typhoid
 Praxion forte 3x1 cth
ISPA
 Fuzide 3x1 cth
 Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc  P:
 Rhinofed 3x ½ cth
 IVFD RL 18 tpm
18 April 2018 pukul 21.00 WIB  Praxion forte 3x1 cth
 S : Pasien mengeluh demam, pasien masih merasakan  Fuzide 3x1 cth
batuk kering
 O : HR : 125 kali/menit, RR : 22 kali/menit, Suhu 38,0oC,  Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc
Saturasi O2 : 99%, lidah kotor (+)
 A : Demam Typhoid  Rhinofed 3x ½ cth
ISPA  Inhalasi 2x1 (ventolin ½ pulmicort ½ )
 P:
 IVFD RL 18 tpm
 Cetirizine + codein 2x1 pulv
 Praxion forte 3x1 cth  H2TL ulang besok pagi
 Fuzide 3x1 cth
 Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc
 Rhinofed 3x ½ cth
Follow up
19 April 2018 pukul 15.00 WIB 19 April 2018 pukul 21.00 WIB

 S : Pasien mengeluh masih batuk kering,  S : Pasien mengeluh masih batuk kering
badan ngilu  O : HR : 80 kali/menit, RR : 24 kali/menit,
 O : HR : 106 kali/menit, RR : 24 Suhu 36,5oC, Saturasi O2 : 99%, lidah
kali/menit, Suhu 37,0oC, Saturasi O2 : kotor (+)
99%, lidah kotor (+)
 A : Demam Typhoid
 A : Demam Typhoid ISPA
ISPA  P:
 P:
 IVFD RL 18 tpm
 IVFD RL 18 tpm  Praxion forte 3x1 cth
 Praxion forte 3x1 cth  Fuzide 3x1 cth
 Fuzide 3x1 cth
 Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc
 Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc  Rhinofed 3x ½ cth
 Rhinofed 3x ½ cth  Inhalasi 2x1 (ventolin ½ pulmicort ½ )
 Inhalasi 2x1 (ventolin ½ pulmicort ½ )
 Cetirizine + codein 2x1 pulv
 Cetirizine + codein 2x1 pulv  H2TL ulang besok pagi
 H2TL ulang besok pagi
Follow up
20 April 2018 pukul 07.00 WIB
20 April 2018 pukul 15.00 WIB
 S : Pasien mengeluh demam ketika subuh,
pasien mengatakan batuk sudah berkurang  S : Pasien mengatakan batuk sudah
berkurang, dan tidak demam
 O : HR : 97 kali/menit, RR :30 kali/menit, Suhu
36,5oC, Saturasi O2 : 99%  O : HR : 98 kali/menit, RR :26 kali/menit,
 Hb : 13,7 Suhu 36,3oC, Saturasi O2 : 99%
 Leukosit : 1300  A : Demam Typhoid
 Hematokrit : 37  ISPA
 Trombosit : 160.000  P :
 A : Demam Typhoid  IVFD RL 18 tpm
ISPA  Praxion forte 3x1 cth
 P:  Fuzide 3x1 cth
 IVFD RL 18 tpm
 Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc
 Praxion forte 3x1 cth
 Rhinofed 3x ½ cth
 Fuzide 3x1 cth
 Inhalasi 2x1 (ventolin ½ pulmicort ½ )
 Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc
 Rhinofed 3x ½ cth  Cetirizine + codein 2x1 pulv
 Inhalasi 2x1 (ventolin ½ pulmicort ½ )  Dexamethasone 3x1,5 mg IV
 Cetirizine + codein 2x1 pulv  H2TL ulang besok pagi
 Dexamethasone 3x1,5 mg IV
 H2TL ulang besok pagi
Follow up
20 April 2018 pukul 21.00 WIB 21 April 2018 pukul 07.00 WIB
 S : Pasien mengatakan sudah tidak ada  S : Pasien mengatakan sudah tidak ada
keluhan keluhan
 O : HR : 78 kali/menit, RR :22 kali/menit, Suhu  O : HR : 88 kali/menit, RR :22 kali/menit, Suhu
36,0oC, Saturasi O2 : 99% 36,1oC, Saturasi O2 : 99%
 A : Demam Typhoid  Hb: 14,3
ISPA  Ht : 38
 P:  Leukosit : 1500
 IVFD RL 18 tpm  Trombosit : 170.000
 Praxion forte 3x1 cth  A : Demam Typhoid
 Fuzide 3x1 cth ISPA
 Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc  P:
 Rhinofed 3x ½ cth  IVFD RL 18 tpm
 Inhalasi 2x1 (ventolin ½ pulmicort ½ )  Praxion forte 3x1 cth
 Cetirizine + codein 2x1 pulv  Fuzide 3x1 cth
 Dexamethasone 3x1,5 mg IV  Inj ceftriaxone 2x1 gram drip Nacl 50 cc
 H2TL ulang besok pagi  Rhinofed 3x ½ cth
 Inhalasi 2x1 (ventolin ½ pulmicort ½ )
 Cetirizine + codein 2x1 pulv
 Dexamethasone 3x1,5 mg IV
 Obat pulang : Ofixime
ANALISA KASUS
Demam typhoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis
yang ringan bahkan asimptomatis. Walaupun gejala klinis sangat
bervariasi, namun gejala yang timbul setelah inkubasi dapat
dibagi dalam (1) demam, (2) gangguan saluran pencernaan, (3)
gangguan kesadaran. Pada kasus khas terdapat demam remitten
pada minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat pada malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus
berada dalam keadaan demam, yang turun secara berangsur-
angsur pada minggu ketiga.
Pada pasien ini di tegakkan diagnosa demam typhoid tanpa
komplikasi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis:
 Pasien demam 7 hari yang remitten. Demam menjelang sore
hari dan demam turun pagi harinya sehingga pasien dapat
bersekolah pada pagi harinya (aktivitas pasien tidak
terganggu)
 Demam disertai dengan gangguan pencernaan berupa mual
dan konstipasi
 Pasien sering jajan makanan dan minumam di luar rumah,
yang tidak jelas kebersihannya
ANALISA KASUS
Pada pasien ini pemeriksaan fisiknya ditemukan :

 Didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal


dan terkadang demam naik turun, keadaan
umum yang sedang, tanpa gangguan kesadaran
 Pada lidah pasien ditemukan kotor pada
tengahnya dan hiperemis pada pinggirnya,
tremor (+)
 Hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, tepi
tajam, permukaan licin, konsistensi kenyal, dan
nyeri tekan (-)
ANALISA KASUS

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan


diagnosa demam typhoid pada kasus ini:

 isolasi kuman penyebab demam typhoid melalui


biakan kuman dari spesimen penderita seperti
darah, sumsum tulang, urin, tinja, cairan
duodenum dan rose spot
 uji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap
antigen
 pemeriksaan melacak DNA kuman S. Tyhpi
ANALISA KASUS

• Diagnosis demam typhoid dengan biakan kuman sebenarnya amat


diagnostik, namun identifikasi kuman memerlukan waktu 3-5 hari.
• Kultur darah positif pada 40-60% kasus yang diperiksa pada minggu
pertama sakit.
• Kultur feses atau urin akan positif setelah minggu pertama.

• Biakan darah positif memastikan demam typhoid, tetapi biakan


darah negatif tidak menyingkirkan demam typhoid. Hal ini
disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa
faktor, antara lain:
- jumlah darah yang diambil
- perbandingan volume darah dan media empedu
- waktu pengambilan darah.
ANALISA KASUS

 Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah


karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengetahui hasilnya dan pemeriksaan melacak DNA tidak
dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit
yang terbatas.
 Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan
didapatkan hasil + pada serologi Salmonella typhi H, BO dan
Salmonella paratyphi CO sebesar 1/320.
 Untuk memastikan diagnosa dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kultur darah atau urin atau feses.
ANALISA KASUS

 Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid, terutama pada


pasien ini dengan perawatan bed rest, pemberian diet yang lunak
yang mudah dicerna dengan kalori dan protein yang cukup dan
rendah serat.
 Pemberiaan obat-obatan diberikan antibiotik kloramfenikol sebesar
50-100 mg/kgBB/hari dalam pemberian 4 x sehari sebagai
pengobatan kausalnya. Selain itu diberikan antipiretik
(paracetamol), anti mual (metoklopramid), dan ekspektoran (Gliseril
Guaiakolat) sebagai pengobatan simptomatis.
 Pasien diperbolehkan pulang setelah perawatan di rumah sakit
karena tidak ada keluhan dan ada perbaikan klinis. Namun pasien
tetap dianjurkan untuk istirahat dan mobilisasi bertahap, diet
makanan lunak, dan melanjutkan antibiotik sampai 5 hari bebas
demam.
Analisa Kasus
 ISPA ringan  ISPA berat
 Batuk  Bibir atau kulit membiru.
 Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu  Lubang hidung kembang kempis (dengan
mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara
atau menangis). cukup lebar) pada waktu bernapas.
 Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus  Kesadaran menurun.
dari hidung
 Pernapasan berbunyi berciut-ciut dan anak
 Panas atau demam, suhu tubuh lebih dari 37.50C atau tampak gelisah.
jika dahi anak diraba dengan penggung tangan terasa
panas.  Sela iga tertarik ke dalam pada waktu

bernapas.
 ISPA sedang  Nadi cepat, lebih dari 160 kali per menit atau
tidak teraba.
 Pernapasan >50 kali per menit pada anak yang
berumur >1 tahun atau > 40kali per menit pada anak  Tenggorokan berwarna merah.
yang berumur 1 tahun atau lebih.
 Penderita ini harus dirawat di puskesmas atau
 Suhu tubuh lebih dari 390C. rumah sakit, karena perlu mendapat
 Tenggorokan berwarna merah. perawatan dengan peralatan khusus seperti
 Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak
oksigen dan atau cairan infus.
campak.
 Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang
telinga.
 Pernapasan berbunyi seperti mendengkur atau
mencuit-cuit. Dari gejala-gejala ISPA sedang, perlu
berhati-hati jika anak menderita ISPA ringan
sedangkan suhu tubuhnya lebih dari 390C atau gizinya
kurang baik,atau umurnya ≤4 bulan, maka anak
tersebut menderita ISPA sedang dan harus mendapat
pertolongan dari petugas kesehatan.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
 19/4/2018
 17/4/2018 IGD Praxion 3x1

RL 18tpm Fuzide 3x1


Ceftriaxone 2x1 gr
Praxion 3x1
Rhinofed 3x ½ cth
Fuzide 3x1 Inhalasi 2x1 ventolin ½ fulmicort ½
Inj ceftriaxone 1x1gr drip nacl 50 cc Cetirizine+codein 2x1 pulv
 20/4/2018

 17/4/2018 Bangsal Praxion f 3x1


Fuzide 3x1
Praxion 3x1
Ceftriaxone 2x1
Fuzide 3x1 Rhinofed 3x ½
Ceftriaxone 1x1 gr drip nacl 50cc Inhalasi ventolin ½ fulmicort ½
Cetirizine+codein 2x1 pulv

 18/4/2018 Dexamethasone 3x1,5 mg IV


 21/4/2018
Praxion 3x1
Praxion 3x1
Fuzide 3x1 Fuzide 3x1
Ceftriaxone 2x1 gr Ceftriaxone 2x1
Rhinofed 3x ½ cth Rhinofed 3x ½
Inhalasi 2x hari
Cetirizine+codein 2x1 pulv
Dexametason 3x1,5 mg
Obat pulang ofixime
Pencegahan
 Higiene perorangan & lingkungan
- mencuci tangan sebelum makan
- penyediaan air bersih
- pengamanan pembuangan limbah
feses
 Imunisasi
Imunisasi aktif terutama :
- kontak dg ps demam tifoid
- KLB
- turis yg bepergian ke daerah
endemik
Pencegahan

 Imunisasi
- vaksin polisakarida (capsular Vi
polysaccharide)
→ pd usia 2 tahun / lebih
→ IM
→ diulang setiap 3 th

Anda mungkin juga menyukai