Jenis
No Nama Usia Kondisi Hubungan
kelamin
Influenzae : none
Makanan
0–4 bulan: ASI, sebanyak anak mau
4–6 bulan: ASI sebanyak anak mau+susu formula +
sereal + biskuit (2x/hari)
6–12 bulan: ASI sebanyak anak mau+susu formula +
bubur (2x/hari)
12–24 bulan: ASI sebanyak anak mau + susu formula
nasi tim (2x/hari)
24 bulan–sekarang : menu keluarga
Riwayat penyakit dahulu :
Tidak ada
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi -
Palpasi : taktil fremitus kanan = kiri
Auskultasi : VBS +/+, crackles -/-, wheezing -/-, vocal fremitus kanan =
kiri
Perkusi : sonor
Jantung
Palpasi : ictus cordis teraba 2cm medial linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas atas ICS 2 linea parasternalis sinistra
Batas kiri ICS 4, 2 cm medial midclavicularis sinistra
Batas kanan ICS 3 linea sternalis dextra
Auscultasi : bunyi jantung murni S1S2, murmur -
Abdomen :
Inspeksi : datar
Auscultasi : bising usus + tidak meningkat
Perkusi : tymphani, ruang traube tympani
Palpasi : soepel, nyeri tekan regio epigastrium
turgor baik
Hepar teraba ± 1 cm BAC
Limpa tidak teraba
Ginjal tidak teraba
Neurologis
Refleks : fisiologis +/+, pathologis -/-
Motorik : tonus menurun, kuat kontraksi 3/3
lengan dan tungkai
Sensorik : sulit dinilai, pasien kurang kooperatif
Rangsang meningen : negatif
Nervus kranialis : sulit dinilai, pasien kurang
kooperatif
Pemeriksaan Lab
Hb : 9.9 gr/dl
Ht : 44 %
Trombosit : 43.000 / mm3
RESUME
Anamnesis
Anak perempuan berusia 9 tahun 6 bulan
Diagnosis Kerja
Dengue Shock Syndrome
Pencegahan
Umum :
Fogging
Abatisasi
Menguras bak mandi seminggu sekali
Mengubur sampah yang menjadi genangan air
Menutup tempat penyimpanan air
Khusus :
Menggunakan repelan
Meningkatkan imunitas tubuh dengan pola hidup bersih sehat
Follow up harian
Hari Jam Nadi Resp Tensi Suhu SpO2 Pem Lab Advis
x/mnt x/mnt Mmhg oC % fisik
Selasa 21.00 102 20 60 34.2 99 Akral dingin Ht 44 Pindah ke PICU
7/5/13 CRT<2 Tc 43
Rabu 00.15 85 15 102/70 36 100 Akral hangat O2 2 lpm
8/5/13 Diet bubur
Infus RA 250cc/jam dilanjut 1500cc/24
jam
Trolit 2sac/hr
Norages 3xcth1
03.45 55 15 99/58 36 100 Akral hangat
07.00 92 13 83/50 36.5 100 Akral hangat
11.00 Ht 42,2
Tc 36
14.00 96 24 85/52 36 100 Akral hangat
22.40 83 21 86/50 36 100 Akral hangat
Kamis 06.30 89 20 91/62 37,2 100
9/5/13 7.00 94 25 99/66 36,2 100 Akral hangat Ht 40,3 Pindah Ruangan
Tc 30
14.15 86 27 95/54 99 Oedem Stop obat injeksi
palpebra
Jumat 11.00 Ht 38.4 Infus RA 500cc/24jam
Diskusi
Diagnosis Dengue Shock Syndrome berdasarkan:
Anamnesis :
Demam 4 hari, kontinyu, tiba-tiba tinggi
Mual disertai epigastralgia
Lemas pucat
akral dingin
Myalgia
Sakit kepala
Pemeriksaan fisik :
Pasien pucat lethargic lemas
Kesadaran : somnolen
Nadi: 112x/menit , regular, equal, lemah
Temperature : 35.3 ºC, aksiler
Blood pressure : 90/60 mmHg 60/palpatoar
Rumple Leede Test : positive
Hepar teraba ± 1 cm BAC
akral dingin, CRT<2 detik
Pemeriksaan Lab
Trombocytopenia
Landasan Teori
Untuk menentukan berat-ringannya derajat penyakit demam
berdarah dengue, WHO membaginya dalam 4 derajat :
Derajat I
demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji torniquet positif.
Derajat II
Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain.
Derajat III
Ditemukannya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi menurun (<= 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit
dingin, lembab dan pasien gelisah.
Derajat IV
syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur.
Patogenesis patofisiologi
Penatalaksanaan
Penggantian Volume Plasma Segera
Pemeriksaan Hematokrit untuk Memantau Penggantian Volume
Koreksi Gangguan Metabolik dan Elektrolit
Pemberian Oksigen
Transfusi Darah
Pemantauan
Nadi, tekanan darah, respirasi dan temperatur harus dicatat setiap 15-
30 menit atau lebih sering sampai syok teratasi.
Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai klinis pasien
stabil.
Jumlah dan frekuensi diuresis (normal diuresis 2-3 ml/kgbb/jam).
Komplikasi
Dengue Encephalopathy
komplikasi syok yang berkepanjangan dengan
perdarahan, gangguan metabolik seperti
hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan,
trombosis pembuluh darah otak sementara sebagai
akibat dari koagulasi intravaskular yang
menyeluruh, kegagalan hati akut
Pada ensefalopati cenderung terjadi edem otak dan
alkalosis, maka bila syok telah teratasi, cairan
diganti dengan cairan yang tidak mengandung
HCO3- dan jumlah cairan segera dikurangi.
Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati
untuk mengurangi udem otak, apabila terdapat
perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak
diberikan
TERIMA KASIH