Anda di halaman 1dari 38

CASE

DENGUE SHOCK SYNDROME

Oleh : Audylia Hartono/0915166


Pembimbing : dr. Alok Adipurnama, SpA
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Annisa Nuraini
 Tmpt, tgl lahir : Bandung, 22 Nov 2003
 Usia : 9 tahun 6 bulan
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tanggal Dirawat : 7 Mei 2013
 Tanggal Pemeriksaan: 7 Mei 2013
ANAMNESIS
 Heteroanamnesis oleh : Ibu Kandung
 Keluhan Utama : Demam
Pasien, anak perempuan berusia 9 tahun 6 bulan
datang dengan keluhan demam.
Demam sudah dirasakan sejak 4 hari yang lalu.
Demam terus menerus sepanjang hari, tiba-tiba tinggi,
disertai dengan menggigil, tapi tidak berkeringat dan
tidak kejang selama demam. Demam sempat turun
dengan pemberian obat, namun tidak lama naik kembali.
Sesaat sebelum masuk rumah sakit, pasien
tiba-tiba merasa kedinginan seluruh tubuh dan
menggigil. Pasien tampak pucat dan lemas.
Sehari sebelum masuk RSI pasien muntah 2
kali. Pasien merasa mual sejak demam, disertai
epigastralgia,juga sakit kepala di daerah frontal dan
di belakang mata, tidak berdenyut. Pasien merasa
pegal di daerah betis, tidak nyeri bila ditekan.
Pasien menyangkal mimisan, timbul petekie
di kulit, perdarahan gusi, sesak nafas, dan
penurunan kesadaran. Tidak ada masalah BAB dan
BAK. BAB berwarna coklat, konsistensis solid,
tidak berdarah.
Pasien sudah berobat ke puskesmas, baru
diberi paracetamol, namun demam naik lagi.
 RPD : Pasien tidak pernah menderita infeksi
virus dengue sebelumnya
 RPK : Keluarga pasien tidak ada yang sedang
menderita infeksi virus dengue
 Lingkungan : Teman pasien ada yang
menderita DHF dan dirawat di
RS, rumah pasien tidak
mendapat fogging dan abatte
selama 6 bulan terakhir.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

 Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara.


Tidak pernah abortus dan lahir mati.
 Lahir : aterm, spontan, langsung menangis,
ditolong oleh bidan
 Berat lahir : 3400 gram. Panjang badan : 50 cm
Tumbuh Kembang
 Berbalik : 4 bulan
 Duduk : 5 bulan
 Berdiri : 9 bulan
 Berbicara 1 kata : 12 bulan
 Berjalan : 12 bulan
Susunan Keluarga

Jenis
No Nama Usia Kondisi Hubungan
kelamin

1. Tn. Ede Suryadi 40 tahun Laki-laki Sehat Ayah

2. Ny. Yeti Heryanti 36 tahun Perempuan Sehat Ibu

3. Yoseph Mulyadi 17 tahun Laki-laki Sehat Kakak

4. Annisa Nuraini 9 thn 6 bln Perempuan Sakit Pasien


Imunisasi

Jenis Dasar Ulangan Anjuran


BCG √ (scar + ) - - - HiB : none
√ √
Polio √ + - - MMR : none
√ √ √
DPT + - - Hep A : none
√ √ √
Hep B - - - Varicella : none

Measles - - - Typhim/typha : none

Influenzae : none
Makanan
 0–4 bulan: ASI, sebanyak anak mau
 4–6 bulan: ASI sebanyak anak mau+susu formula +
sereal + biskuit (2x/hari)
 6–12 bulan: ASI sebanyak anak mau+susu formula +
bubur (2x/hari)
 12–24 bulan: ASI sebanyak anak mau + susu formula
nasi tim (2x/hari)
 24 bulan–sekarang : menu keluarga
Riwayat penyakit dahulu :
 Tidak ada

Riwayat penyakit keluarga :


 Bronkitis, Rhinitis Alergi
Anamnesis lingkungan
Di sekolah pasien ada yang menderita DHF
dan dirawat di RS.
Rumah pasien tidak mendapat fogging dan
abatte selama 6 bulan terakhir. Pasien
menggunakan bak untuk mandi, dikuras tiga hari
sekali. Sampah di rumah pasien dibuang tiap pagi
oleh ibu pasien, tidak menumpuk di rumah.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum
 Kondisi : Sakit berat
 Kesadaran : somnolen
 Posisi dan Aktifitas : tidak ada letak paksa
 Penampilan umum : lemah, lethargic, pucat
 Tanda Vital
 Nadi : 112x/menit , regular, equal, lemah
 Resp : 30 x/menit, abdominothoracal
 Suhu : 35.3 ºC, aksiler
 Tensi : 90/60 mmHg
 Rumple Leede Test : positive
 Pengukuran
 Usia : 9 tahun, 6 bulan
 BB : 26.5 kg
 TB : 150 cm
( normal dibawah garis -1 Z-score BB/U )
( normal di atas garis +2 Z-score TB/U )
( wasted di bawah garis -2 Z-score BB/TB )
 Status gizi : wasted
 Lingkar kepala : 47 cm
 Lingkar dada : 60 cm
 Lingkar perut : 55 cm
 Lingkar lengan atas : 20 cm
Pemeriksaan Sistemik
 Kulit : pucat, cyanosis -, ikterik - , petechiae -, turgor baik
 Kepala
 Rambut : hitam, tipis, merata
 Mata: conj hyperemic +/+, SI-/-, subconjunctiva bleeding +/+
 Hidung : sekret -/-, epistaxis -/-, krusta -/-
 Telinga : simetris, tidak ada sekret
 Bibir: basah, anemis, tidak sianosis
 Mulut : mukosa basah, stomatitis -
 Gusi : tidak ada perdarahan
 Lidah : coated tongue -, hiperemis -, tremor –
 Faring : hyperemic -
 Tonsil : hyperemic -, T1 = T1
 Leher
 Kaku kuduk : –
 JVP : 5+0 cmH2O
 Lymph node : tidak teraba

 Thorax
 Paru
 Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi -
 Palpasi : taktil fremitus kanan = kiri
 Auskultasi : VBS +/+, crackles -/-, wheezing -/-, vocal fremitus kanan =
kiri
 Perkusi : sonor
 Jantung
 Palpasi : ictus cordis teraba 2cm medial linea midclavicularis sinistra
 Perkusi : Batas atas ICS 2 linea parasternalis sinistra
Batas kiri ICS 4, 2 cm medial midclavicularis sinistra
Batas kanan ICS 3 linea sternalis dextra
 Auscultasi : bunyi jantung murni S1S2, murmur -
 Abdomen :
 Inspeksi : datar
 Auscultasi : bising usus + tidak meningkat
 Perkusi : tymphani, ruang traube tympani
 Palpasi : soepel, nyeri tekan regio epigastrium
turgor baik
Hepar teraba ± 1 cm BAC
Limpa tidak teraba
Ginjal tidak teraba

 Genital : normal, perempuan

 Anus rektum : tidak ada kelainan


 Extremitas : akral dingin, CRT<2 detik

 Neurologis
 Refleks : fisiologis +/+, pathologis -/-
 Motorik : tonus menurun, kuat kontraksi 3/3
lengan dan tungkai
 Sensorik : sulit dinilai, pasien kurang kooperatif
 Rangsang meningen : negatif
 Nervus kranialis : sulit dinilai, pasien kurang
kooperatif
Pemeriksaan Lab

 Hb : 9.9 gr/dl
 Ht : 44 %
 Trombosit : 43.000 / mm3
RESUME
Anamnesis
Anak perempuan berusia 9 tahun 6 bulan

4 hari yll 3 hr yll 2 hr yll 1 hr yll SMRSI


 Demam demam demam demam Demam
 Mual mual mual mual mual
 Cephalgia Cephalgia Cephalgia Cephalgia Cephalgia
 Myalgia Myalgia Myalgia Myalgia Myalgia
muntah akral dingin
 Lemas pucat
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum
 Kondisi : Sakit berat
 Kesadaran : somnolen
 Posisi dan Aktifitas : tidak ada letak paksa
 Penampilan umum : lemah, lethargic, pucat
 Tanda Vital
 Nadi : 112x/menit , regular, equal, lemah
 Resp : 30 x/menit, abdominothoracal
 Suhu : 35.3 ºC, aksiler
 Tensi : 90/60 mmHg
 Rumple Leede Test : positive
 Kulit : pucat
 Kepala
 Mata : conj hyperemic +/+, subconjbleeding +/+
 Bibir : pucat
 Gusi : tidak ada perdarahan
 Thorax
 Paru : dbn
 Jantung : dbn
 Abdomen :
 Perkusi : ruang traube tympani
 Palpasi : soepel, nyeri tekan regio epigastrium, turgor baik
Hepar teraba ± 1 cm BAC
 Genital : normal, perempuan
 Anus rektum : tidak ada kelainan
 Extremitas : akral dingin, CRT<2 detik
 Neurologis : tidak ada kelainan
 Diagnosis
 Diagnosis Banding
Dengue shock syndrome
Sepsis

 Diagnosis Kerja
Dengue Shock Syndrome

 Usulan Pemeriksaan Penunjang


 Ig M, Ig G AntiDengue
 Hemaglutinasi Inhibition Test
Penatalaksanaan
 Non Medicamentosa
 O2 1-2 liter/menit
 Infus RA loading 500cc/jam,lanjutkan 250
cc/6jam,lanjutkan 1500cc/24 jam
 Medicamentosa
 Ceftriaxone 1x1 gram
 Rantin 2x ½ ampul
 Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam

 Pencegahan
 Umum :
 Fogging
 Abatisasi
 Menguras bak mandi seminggu sekali
 Mengubur sampah yang menjadi genangan air
 Menutup tempat penyimpanan air
 Khusus :
 Menggunakan repelan
 Meningkatkan imunitas tubuh dengan pola hidup bersih sehat
Follow up harian
Hari Jam Nadi Resp Tensi Suhu SpO2 Pem Lab Advis
x/mnt x/mnt Mmhg oC % fisik
Selasa 21.00 102 20 60 34.2 99 Akral dingin Ht 44 Pindah ke PICU
7/5/13 CRT<2 Tc 43
Rabu 00.15 85 15 102/70 36 100 Akral hangat O2 2 lpm
8/5/13 Diet bubur
Infus RA 250cc/jam dilanjut 1500cc/24
jam
Trolit 2sac/hr
Norages 3xcth1
03.45 55 15 99/58 36 100 Akral hangat
07.00 92 13 83/50 36.5 100 Akral hangat
11.00 Ht 42,2
Tc 36
14.00 96 24 85/52 36 100 Akral hangat
22.40 83 21 86/50 36 100 Akral hangat
Kamis 06.30 89 20 91/62 37,2 100
9/5/13 7.00 94 25 99/66 36,2 100 Akral hangat Ht 40,3 Pindah Ruangan
Tc 30
14.15 86 27 95/54 99 Oedem Stop obat injeksi
palpebra
Jumat 11.00 Ht 38.4 Infus RA 500cc/24jam
Diskusi
 Diagnosis Dengue Shock Syndrome berdasarkan:
 Anamnesis :
 Demam 4 hari, kontinyu, tiba-tiba tinggi
 Mual disertai epigastralgia
 Lemas pucat
 akral dingin
 Myalgia
 Sakit kepala
 Pemeriksaan fisik :
 Pasien pucat lethargic lemas
 Kesadaran : somnolen
 Nadi: 112x/menit , regular, equal, lemah
 Temperature : 35.3 ºC, aksiler
 Blood pressure : 90/60 mmHg  60/palpatoar
 Rumple Leede Test : positive
 Hepar teraba ± 1 cm BAC
 akral dingin, CRT<2 detik
 Pemeriksaan Lab
 Trombocytopenia
Landasan Teori
 Untuk menentukan berat-ringannya derajat penyakit demam
berdarah dengue, WHO membaginya dalam 4 derajat :
 Derajat I
demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji torniquet positif.
 Derajat II
Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain.
 Derajat III
Ditemukannya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi menurun (<= 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit
dingin, lembab dan pasien gelisah.
 Derajat IV
syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur.
Patogenesis patofisiologi
Penatalaksanaan
 Penggantian Volume Plasma Segera
 Pemeriksaan Hematokrit untuk Memantau Penggantian Volume
 Koreksi Gangguan Metabolik dan Elektrolit
 Pemberian Oksigen
 Transfusi Darah
 Pemantauan
 Nadi, tekanan darah, respirasi dan temperatur harus dicatat setiap 15-
30 menit atau lebih sering sampai syok teratasi.
 Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai klinis pasien
stabil.
 Jumlah dan frekuensi diuresis (normal diuresis 2-3 ml/kgbb/jam).
Komplikasi
 Dengue Encephalopathy
komplikasi syok yang berkepanjangan dengan
perdarahan, gangguan metabolik seperti
hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan,
trombosis pembuluh darah otak sementara sebagai
akibat dari koagulasi intravaskular yang
menyeluruh, kegagalan hati akut
 Pada ensefalopati cenderung terjadi edem otak dan
alkalosis, maka bila syok telah teratasi, cairan
diganti dengan cairan yang tidak mengandung
HCO3- dan jumlah cairan segera dikurangi.
 Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati
untuk mengurangi udem otak, apabila terdapat
perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak
diberikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai