Anda di halaman 1dari 52

REFLEKSI KASUS

DIARE AKUT DEHIDRASI


RINGAN SEDANG
DENGAN STATUS GIZI BAIK

Oleh :
Annisa Nurul Khakimah
30101306876

Pembimbing:
Dr. Pujiati Abbas, Sp.A
IDENTITAS
 Nama Penderita : An. AA
 Umur : 1 Tahun 0 Bulan 17 Hari
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pendidikan :–
 Alamat : Sembungharjo, Semarang
 Masuk RS : 28 Desember 2017
 No. RM : 01338XXXX
 Nama Ayah : Tn. AK
 Umur : 34 tahun
 Pendidikan : SMA
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Sembungharjo, Semarang

 Nama Ibu : Ny. Y


 Umur : 31 tahun
 Pendidikan : SMA
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Sembungharjo, Semarang
 DATA DASAR
 Aloanamnesis 28 Desember 2017 jam 16.00 di Baitunnisa 1
 Keluhan Utama
 Mencret > 6x
 Riwayat Penyakit Sekarang
 3 hari yang lalu pasien mencret lebih dari 6 kali sehari, tiap kali
mencret ± ¼ cangkir konsistensi lembek cair, warna
kekuningan, ada ampas, bau tidak asam, tidak ada lendir, tidak
ada darah, nyemprot tidak diketahui. Daerah di sekitar anus
tidak merah. BAK jumlah dan keseringan normal seperti biasa.
Penderita mual (+) muntah 1x kali berisi seperti apa yang
dimakan dan yang diminum. Makan dan minum masih mau.
 2 hari yang lalu pasien mengalami demam naik turun, tidak
kejang, tidak menggigil, tidak disertai batuk pilek, tidak sesak.
Penderita sudah diperiksakan ke dokter dan sudah diberi
minum obat, tetapi demam timbul kembali beberapa jam
setelahnya. Pasien juga masih mencret lebih dari 6 kali sehari,
masih mual, muntah (-), tidak kejang, tidak menggigil, tidak
batuk, tidak pilek, tangan dan kaki tidak dingin. BAK lancar,
jumlah cukup, warna kuning, tidak ada kemerahan. Pasien
menjadi sulit makan, namun minum ASI atau air putih masih
mau.
 Saat dibawa ke IGD RSISA pasien masih demam, masih
mencret lebih dari 6 kali sehari, masih mual, muntah (-). Anak
tampak rewel dan merasa kehauasan saat diberi minum.
Sebelum mencret tidak riwayat ganti produk susu atau
mencoba makanan baru, namun orang tua pasien mengakui
bahwa keluarganya sering membeli makanan / jajan di luar.
 Setelah masuk bangsal anak:
 1 hari setelah dirawat di bangsal, anak masih demam dan
mencret berbentuk cair 3 kali/hari, @1/4 gelas belimbing,
bentuk cair, ampas (+), warna kuning, tidak nyemprot lendir
(-) darah (-) bau asam (+), anak masih tampak lemah dan
belum banyak makan maupun minum.
 2 hari setelah dirawat di bangsal, mencret menjadi 2
kali/hari, bentuk cair, ampas (+), warna kuning, lendir (-)
darah (-) bau asam (+) dan demam sudah turun. Makan dan
minum sudah mau, masih muntah 1x.
 3 hari setelah dirawat di bangsal, pasien sudah tidak
mencret, demam tidak ada, mual dan muntah (-). Anak
diperbolehkan pulang.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien tidak menderita sakit yang sama sebelumnya.
 Pasien pernah menderita panas, batuk dan pilek
sebelumnya diakui.
 Penyakit anak yang pernah diderita :
 Faringitis : +  Enteritis : Disangkal

 Bronchitis : Disangkal  Disentri Basilar : Disangkal

 Pneumonia : Disangkal  Disentri Amoeba : Disangkal

 Morbili : Disangkal  Thip.Abdominalis : Disangkal

 Pertusis : Disangkal  Cacingan : Disangkal

 Varicella : Disangkal  Operasi : Disangkal

 Difteri : Disangkal  Trauma : Disangkal


 Malaria : Disangkal  Reaksi Obat/Alergi : Disangkal
 Polio : Disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini dalam waktu
bersamaan.
 Kedua kakak pasien pernah mengalami sakit yang serupa
dahulu.

 Riwayat Sosio Ekonomi


 Pasien dirumah tinggal bersama kedua orang tua, dan dua
kakaknya. Ayah pasien bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu
pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien dirumah sehari-
hari diasuh oleh ibunya. Lingkungan tempat tinggal terlihat
cukup bersih. Biaya perawatan ditanggung BPJS non PBI kelas
II.
 Kesan ekonomi : Cukup
 DATA KHUSUS

 Riwayat Perinatal
 Anak laki-laki lahir dari ibu P3A0 hamil 39 minggu, antenatal
care teratur, penyakit kehamilan tidak ada, masa gestasi cukup
bulan, lahir di bidan, cara persalinan spontan, anak lahir
langsung menangis dan warna kemerahan. Berat badan lahir
3150 gram.
 Kesan: neonatal aterm, vigorous baby. 
 Riwayat Makan-Minum
 Anak diberikan ASI dan tambahan susu formula sejak lahir
sampai sekarang. Umur 6 bulan selain ASI, pasien mendapat
makanan pendamping berupa bubur susu, umur 8 bulan
mendapat makanan pendamping berupa nasi tim dan sayur.
Anak makan 3 – 4 kali sehari.
 Kesan : Kualitas dan kuantitas diit baik
Riwayat imunisasi dasar
No Jenis Jumla Dasar
Imunisasi h
1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 3x 0, 2, 4
bulan
3. Hepatitis B 3x 0,2,4
4. DPT 2x 2, 4 bulan
5. Campak 1x 9 bulan

Kesan Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap sesuai umur


 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
 Senyum (usia 1 bulan)
 Miring (usia 3 bulan)
 Tengkurap (usia 4 bulan)
 Duduk (usia 6 bulan)
 Merangkak (usia 7 bulan)
 Berdiri berpegangan (usia 9 bulan)
 Berjalan, bersuara (usia 11 bulan)
 Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan Sesuai Umur
 Pemeriksaan Status Gizi (Z score)
 Diketahui :
 Anak laki-laki
 Umur 1 tahun
 BB 7,9 kg
 PB 73 cm

 WAZ = BB/U = (7,9 – 10,2) = – 2,09 (normal)


1,10
 HAZ = TB/U = (73 – 76,1) = – 1,14 ( normal)
2,70
 WHZ = BB/TB = (7,9 – 9,3) = – 1,75 (normal)
0,8
 Kesan : Status Gizi baik
 Riwayat Keluarga Berencana Orang Tua
 Ibu menggunakan KB suntik 3 bulan. Saat ini ibu
steril.
 PEMERIKSAAN FISIK
 Dilakukan pada tanggal 28 Desember 2017 Jam 16.00 WIB
 Anak laki-laki, BB 7,9 kg, PB 72 cm.

 Keadaan Umum
 Kesadaran compos mentis, tampak lemah.

 Tanda Vital
 Tekanan Darah : -
 Nadi :
 Frekuensi : 108x/menit,
 Irama : Reguler
 Isi&Tegangan : Cukup
 Ekualitas : Equal
 Laju Pernapasan : 24x/menit
 Suhu : 36,7 oC (Axila)
 Status Internus
 Kepala : Mesocephale, UUB menutup
 Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
 Kulit : Tidak sianosis, Ptechie (-), Turgor kulit
melambat
 Mata : Mata cekung (+), Air mata (+), Konjungtiva
anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
 Hidung : Epistaksis (-), Nafas cuping hidung ( -/- ),
sekret (-)
 Telinga : Discharge ( -)
 Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (+), Lidah
kotor(-)
 Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Tenggorok : Faring hiperemis (-) T1-T1
 Thorak :
 PULMO :
 Inspeksi : Simetris
 Statis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra
 Dinamis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra,
 Palpasi : Stemfremitus dextra dan sinistra sama
 Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi : SD Vesikuler, ST Wheezing (-/-), Ronki (-/-)
 COR :
 Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Palpasi : Iktus tak teraba, Thril (-)
 Auskultasi :
 Frekwensi : 108x/menit
 Irama : Reguler
 Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler
 Bising : (-)
 Abdomen :
 Inspeksi : Datar
 Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
 Perkusi : Hipertimpani
 Palpasi : Nyeri Tekan (-) pada region epigastrium
 Hati, Limpa : Teraba ¼ - ¼ blank heart, S.0
 Turgor : Lambat
 Alat kelamin : Laki-laki
 Anorectal : Dalam batas normal, perianal kemerahan (-)
 Anggota Gerak : Atas Bawah
 Capilary refill : < 2” < 2”
 Akral dingin : -/- -/-
 R. Fisiologis : +/+ +/+
 R. Patologis : -/- -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG (28 desember 2017) 22:11)

 Darah:
 Hemoglobin : 10,7 g/dl
 Hematokrit : 32,5 %
 Leukosit : 29,56 ribu/uL
 Trombosit : 405 ribu/uL
 Widal
 Salmonella Typhi O : Positif 1/160
 Sal. Paratyphi A O : Negatif
 Sal. Paratyphi B O : Negatif
 Sal. Paratyphi C O : Negatif
 Salmonella Typhi H : Negatif
 Sal. Paratyphi A H : Negatif
 Sal. Paratyphi B H : Positif 1/160
 Sal. Paratyphi C H : Negatif
 ASSESTMENT
 Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 Gizi Baik
 INITIAL PLAN DIAGNOSIS
 Assestment: Diare akut dehidrasi ringan sedang
 DD:
 Infeksi enteral
 Infeksi parenteral
 Alergi
 Keracunan
 IP Dx
 S :-
 O : Px Darah Rutin, Px. Kimia Darah, Px. Feses rutin, Sudan
III, Benzidin test
 IP Tx:
 Usia < 2 tahun cairan tambahan ( oralit 50-100 ml ) tiap kali BAB
 Pemberian tablet Zinc 1x1 selama 10 hari
 < 6 bln ½ tab (10mg) per hari
 > 6 bln 1 tab (20mg) per hari
 Antipiretik : Paracetamol 10 – 15 ml/kgbb/kali dapat diulang maksimal 6
kali sehari
 PCT tab 78-117 mg tiap kali minum
 Paracetamol syr 120 mg/ 5ml 1 cth prn
 Ondancentron 3x0,5 cc
 Ranitidin 3 x 15 mg
 Lanjutkan pemberian makan / ASI
 Infus RL
 Kehilangan cairan 7,5 %  100% - 7,5 % = 92,5 %
 BB awal : (100/92,5) X 7,9 kg  8,54 Kg
 Kebutuhan cairan sehari : 100 cc x 7,9 Kg = 790 cc
 Kebutuhan cairan sehari : 7,5 % x 790 = 59,25

790 + 59,25 = 849,25 / 24 jam = 35/jam = 10 tpm


 IP Mx
 KU, TTV, tanda dehidrasi ( turgor, mencret, muntah,
diuresis)
 IP Ex
 Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit, perjalanan
penyakit, serta tindakan yang akan dilakukan
 Istirahat cukup
 Minum obat secara teratur dan tepat waktu
 Menjaga pola makan yang cukup gizi dan higienis
 Makan makanan yang dimasak terlebih dahulu
 Menjaga lingkungan dan kebersihan diri (Jaga kebersihan
tangan, alat makan)
 Berikan anak lebih banyak minum (Bisa diberikan oralit)
 Assestment: Gizi Baik
 DD :
 Gizi Baik
 Gizi Kurang
 Gizi Buruk
 IP Dx
 S : Kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari
 O : Penilaian Klinis Gizi dan data antropometri
 IP Tx
 Kebutuhan kalori anak usia 12 bulan, BB 7,9 kg
 Kebutuhan kalorinya (60,9 x 7,9) – 54 = 427.11 kkal
 Terdiri dari :
 Karbohidrat : 60% x 427.11 = 256.26 kkal
 Lemak : 35% x 427.11 = 149.48 kkal
 Protein : 5% x 427.11 = 21.35 kkal
 IP Mx
 Penimbangan berat badan secara rutin dan teratur
 Pengukuran tinggi badan satu tahun sekali
 IP Ex
 Makan teratur
 Asupan makanan yang bergizi
 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
 Menimbang BB secara rutin
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pusataka
 Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih dari 3 kali
atau lebih dari biasanya dan berlangsung kurang dari 14
hari. Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali
dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung
kurang dari 1 minggu.
 Diare dapat disebabkan oleh :

 Faktor makanan
 Makanan busuk, mengandung racun
 Perubahan susunan makanan yang mendadak, sering terjadi pada bayi-bayi
 Susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi
 Faktor infeksi
 Infeksi parenteral
Infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti infeksi saluran pernafasan,
ISK, otitis media akut, Tonsilofaringitis, Bronkopneumoni. Keadaan terutama pada
bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
 Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak
 Infeksi bakteri
Vibrio Cholera, E.coli, Salmonella, Shigella
 Infeksi virus
Rotavirus, adenovirus
 Infeksi parasit
Protozoa (Entamoeba hystolica, Giardia lamdia)
Cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris)
 Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat
 Malabsorbsi karbohidrat atau gula adalah ketidakmampuan
untuk mencerna dan menyerap (absorb) gula-gula.
Malabsorbsi gula-gula yang paling dikenal terjadi dengan
kekurangan lactase (juga dikenal sebagai intoleransi lactose
atau susu) dimana produk-produk susu yang mengandung
gula susu, lactose, menjurus pada diare. Lactose tidak
diurai dalam usus karena ketidakhadiran dari enzim usus,
lactase, yang normalnya mengurai lactose. Tanpa diurai,
lactose tidak dapat diserap kedalam tubuh. Lactose yang
tidak tercerna mencapai usus besar dan menarik air (dengan
osmosis) kedalam usus besar. Ini menjurus pada diare.
Meskipun lactose adalah bentuk yang paling umum dari
malabsorbsi gula, gula-gula lain dalam diet juga mungkin
menyebabkan diare, termasuk fructose dan sorbitol.
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi lemak adalah ketidakmampuan untuk
mencerna atau menyerap lemak. Malabsorbsi lemak
mungkin terjadi karena sekresi-sekresi pankreas yang
berkurang yang adalah perlu untuk pencernaan lemak yang
normal (contohnya, disebabkan oleh pankreatits atau
kanker pakreas) atau oleh penyakit-penyakit dari lapisan
dari usus kecil yang mencegah penyerapan dari lemak
yang telah dicerna (contohnya, penyakit celiac). Lemak
yang tidak tercerna memasuki bagian terakhir dari usus
kecil dan usus besar dimana bakter-bakteri merubahnya
kedalam senyawa-senyawa (kimia-kimia) yang
menyebabkan air disekresikan oleh usus kecil dan usus
besar. Lintasan melalui usus kecil dan usus besar juga
mungkin lebih cepat ketika ada malabsorbsi dari lemak.
 CARA PENULARAN DAN FAKTOR RESIKO
 Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral
yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita
atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita.
 factor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare dan
dapat meningkatkan penularan enteropatogen, antara lain:
 Tidak diberikan ASI eksklusif pada 4-6 bulan pertama kehidupan
 Penggunaan botol susu
 Penyimpanan makanan masak pada suhu kamar
 Penggunaan air minum yang tercemar
 Tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah
membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak
 Tidak membuang tinja anak atau bayi dengan benar
 JENIS - JENIS DIARE

 Diare cair akut


 Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14
hari, dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair tanpa ada
darah.
 Disentri
 Diare yang disertai darah dalam tinja. Akibat penting
terjadinya disentri antara lain ialah anoreksia, penurunan berat
badan dengan cepat dan kerusakan mukosa usus karena bakteri
invasif. Penyebab utama disentri adalah shigella.
 Diare parsisten
 Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih
dari 14 hari.
 PATOGENESIS
 Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
 Gangguan Osmotic
 Akibat makanan yang tidak dapat diserap, tekanan osmotic dalam
lumen usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran cairan dan
elektrolit kedalam lumen usus. Isi lumen usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
 Gangguan Sekresi
 Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga
usus, dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
 Gangguan invasif
 Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.
 MEKANISME

 Jasad renik menyebabkan diare melalui sejumlah mekanisme antara lain, sebagai
berikut :
 Virus
 Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus halus,
menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang
secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel epitel
berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air dan
elektrolit. Kerusakan vili dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim
dissakaridae, menyebabkan bekurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa.
Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilanya menjadi
matang.
 Bakteri
 Penempelan dimucosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus pertama-
tama harus menempel mukosa untuk menghindari diri dari penyapuan. Penempelan
terjadi melalui antigen yang menyerupai rambut getar, disebut pili atau fibria, yang
melekat pada reseptor dipermukaan usus. Hal ini terjadi misalnya E.coli
enterotoksigenik dan V. Cholerae. Pada beberapa keadaan penempelan dimukosa
dihubungkan dengan perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan
kapasitas penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan (misalnya infeksi E.coli
enteropatogenik atau enteroaggregasi).
 Toxin yang menyebabkan sekresi E.coli enterotoksigenik, v.choleras dan beberapa
bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel epitel. Toksin ini
mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan mungkin meningkatkan sekresi
chlorida (cl-) dan kripta, yang menyebabkan sekresi air dan elektrolit.
Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit diganti dengan sel yang sehat setelah 2-4
hari.
 Invasi mukosa. Shigella, E coli enteroinvasile dan salmonella dapat menyebabkan
diare berdarah melalui infasi dan perusakan sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian
besar dikolon dan bagian distal ileum. Invasi mungkin ikut dengan pembentukan
mikroabses dan ulkus superfisial yang menyebabkan adanya sel darah merah dan
sel darah putih atau terlihat adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan oleh
kuman ini menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan
elektrolit dari mukosa.
 Protozoa. Penempelan mukosa, G. Lamblia dan Cryptosporidium menempel pada
epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili, yang kemungkinan
menyebabkan diare.
 Invasi mukosa E.Histolica menyebabkan mikroabses dan ulkus. Namun begitu
keadaan ini baru terjadi bila strainya sangat ganas. Pada manusia 90% infeksi
terjadi bila oleh strain yang tidak ganas : dalam hal ini tidak ada invasi ke mukosa
dan timbul gejala atau tanda-tanda, meskipun kista amoeba dan tropozoit mungkin
ada di dalam tinjanya.
Gejala klinik Rota Shigella Salm ETEC EIEC Kolera
virus onell
a
Masa tunas 7-72 24-48 jam 6-72 6-72 jam 6-72 jam 47-72 jam
jam jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual muntah Serin Jarang Serin + - -
g g
Nyeri perut Tene Tenesmus kramp Tene Tenesmus - kram Sering kram
smus smus
-
kolik
Nyeri kepala - + + - - -
Lamanya sakit 5-7 > 7 hari 3-7 2-3 hari variasi 3 hari
hari hari
Sifat tinja
Volume Seda Sedikit Sedi banyak Sedikit Banyak
ng kit
Frekuensi 5- >10x/hari Serin sering Sering Terus menerus
10/ g
hari
Konsistensi Cair Lembek Lem Cair Lembek Cair
sering bek
Darah - ± Kada - + -
ng
Bau Lang Busu + - Amis khas
u k
Warna Kuni Merah hijau Kehij Tak  berwarna Merah-hijau Seperti aircucian beras
ng auan
hijau
Leukosit - + + - - -
Lain-lain anore Kejang Sepsi Meteorismus Infeksi sistemik ±
ksia ± s+
 PENATALAKSANAAN
 Terdapat Lima Lintas Tata Laksana yaitu :
 Rehidrasi
 Dukungan nutrisi
 Suplementasi zink
 Antibiotik Selektif
 Edukasi orang tua
 Rehidrasi
 Rencana Terapi A (tanpa tanda dehidrasi)  mengobati diare
dirumah
 Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah
dehidrasi :
 Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti larutan oralit,
makanan yang cair (seperti sup, air tajin) dan air matang. Gunakan
larutan oralit untuk anak.
 Beri larutan sebanyak anak mau
 Teruskan pemberian larutan oralit hingga diare berhenti
 Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam
3 hari atau menderita sebagai berikut :
 Buang air besar cair sering kali
 Muntah berulang-ulang
 Sangat haus sekali
 Makan atau minum sedikit
 Demam
 Tinja berdarah
 Anak harus diberi oralit di rumah apabila :
 Setelah mendapat rencana terapi B atau C
 Tidak dapat kembali ke petugas kesehatan bila diare memburuk
 Memberikan oralit kepad semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan
merupakan kebijakan pemerintah
 Ketentuan pemberian Oralit Formula Baru :
 Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
 Larutak 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk persediaan 24 jam
 Berikan oralit kepada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan : untuk anak
berumur kurang dari 2 tahun berikan 50-100 ml tiap kali buang air besar. Untuk anak lebih
dari 2 tahun atau lebih, berikan 100-200 ml tiap kali buang air besar.
 Jika dalam 24 jam persediaan oralit itu masih tersisa, maka sisa larutan harus dibuang.
 Tunjukkan kepada ibu cara member oralit:
 Berikan 1 sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah 2 tahun
 Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
 Bila anak muntah tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih lama (misalnya 1
sendok tiap 2-3 menit)
 Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu untuk memeberikan cairan lain seperti
dijelaskan dalam cairan pertama atau kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapat
tambahan oral
 Dukungan Nutrisi
 Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama
pada waktu anak sehat untuk mengganti nutrisi yang hilang serta
mencegah agar tidak menjadi gizi buruk. ASI tetap diberikan selama
terjadinya diare pada diare cair akut maupun pada diare akut berdarah
dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.

 Suplementasi Zinc
 Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi
lama dan beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3
bulan. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan anak. Dosis zinc
untuk anak-anak :
 Anak-anak < umur 6 bulan : 10mg (1/2 tab)
 Anak-anak > umur 6 bulan : 20 mg (1 tab)
 Cara pemberian Zinc
 Untuk bayi Dapat dilarutkan dengan air matang, ASI atau oralit.
 Untuk anak yang lebih besar dapat dikunyah atau dilarutkan. Zinc berfungsi
untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan regenerasi sel enterosit
 Antibiotik Selektif
 Obat pilihan untuk pengobatan diare yang disebabkan infeksi
enteral dan parenteral adalah golongan Quinolon seperti
Siprofloksasin dengan dosis 30-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3
dosis selama 5 hari. Pada kasus ini pasien diberikan cefotaxim
dengan dosis 50-100mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif
Kolera Tetracycline 12,5 mg/kgBB4x Erythromycin12,5 mg/kgBB4x
sehari selama 3 hari sehari selama 3 hari
Shigella dysentery Ciprofloxacin15 mg/kgBB2x Pivmecillinam20 mg/kgBB4x
sehari selama 3 hari sehari selama 5
hariCeftriaxone50-100
mg/kgBB1x sehari IM selama
2-5hari
Amoebiasis Metronidazole10 mg/kgBB3x
sehari selama 5 hari (10hari
pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole10 mg/kgBB3x
sehari selama 5 hari
 EDUKASI PADA ORANG TUA
 Nasihat pada ibu untuk kembali segera jika ada
demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau
belum. Indikasi untuk rawat inap pada diare akut
adalah malnutrisi, usia kurang dari 1 tahun,
menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya
dehidrasi dan disentri yang datang dengan
komplikasi.
Home visite
 Masalah Lingkungan Pasien:
 Lantai rumah ada yang masih diplester
 Dapur kebersihannya terlihat kurang

 Edukasi Home Visite:


 Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar
 Makan dan minum dengan air bersih yang sudah matang
 Menjaga higienitas perorangan dengan mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai