Oleh :
Annisa Nurul Khakimah
30101306876
Pembimbing:
Dr. Pujiati Abbas, Sp.A
IDENTITAS
Nama Penderita : An. AA
Umur : 1 Tahun 0 Bulan 17 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan :–
Alamat : Sembungharjo, Semarang
Masuk RS : 28 Desember 2017
No. RM : 01338XXXX
Nama Ayah : Tn. AK
Umur : 34 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sembungharjo, Semarang
Riwayat Perinatal
Anak laki-laki lahir dari ibu P3A0 hamil 39 minggu, antenatal
care teratur, penyakit kehamilan tidak ada, masa gestasi cukup
bulan, lahir di bidan, cara persalinan spontan, anak lahir
langsung menangis dan warna kemerahan. Berat badan lahir
3150 gram.
Kesan: neonatal aterm, vigorous baby.
Riwayat Makan-Minum
Anak diberikan ASI dan tambahan susu formula sejak lahir
sampai sekarang. Umur 6 bulan selain ASI, pasien mendapat
makanan pendamping berupa bubur susu, umur 8 bulan
mendapat makanan pendamping berupa nasi tim dan sayur.
Anak makan 3 – 4 kali sehari.
Kesan : Kualitas dan kuantitas diit baik
Riwayat imunisasi dasar
No Jenis Jumla Dasar
Imunisasi h
1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 3x 0, 2, 4
bulan
3. Hepatitis B 3x 0,2,4
4. DPT 2x 2, 4 bulan
5. Campak 1x 9 bulan
Keadaan Umum
Kesadaran compos mentis, tampak lemah.
Tanda Vital
Tekanan Darah : -
Nadi :
Frekuensi : 108x/menit,
Irama : Reguler
Isi&Tegangan : Cukup
Ekualitas : Equal
Laju Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,7 oC (Axila)
Status Internus
Kepala : Mesocephale, UUB menutup
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Kulit : Tidak sianosis, Ptechie (-), Turgor kulit
melambat
Mata : Mata cekung (+), Air mata (+), Konjungtiva
anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Epistaksis (-), Nafas cuping hidung ( -/- ),
sekret (-)
Telinga : Discharge ( -)
Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (+), Lidah
kotor(-)
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Tenggorok : Faring hiperemis (-) T1-T1
Thorak :
PULMO :
Inspeksi : Simetris
Statis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra
Dinamis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra,
Palpasi : Stemfremitus dextra dan sinistra sama
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, ST Wheezing (-/-), Ronki (-/-)
COR :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Perkusi : Tidak dilakukan
Palpasi : Iktus tak teraba, Thril (-)
Auskultasi :
Frekwensi : 108x/menit
Irama : Reguler
Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler
Bising : (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi : Nyeri Tekan (-) pada region epigastrium
Hati, Limpa : Teraba ¼ - ¼ blank heart, S.0
Turgor : Lambat
Alat kelamin : Laki-laki
Anorectal : Dalam batas normal, perianal kemerahan (-)
Anggota Gerak : Atas Bawah
Capilary refill : < 2” < 2”
Akral dingin : -/- -/-
R. Fisiologis : +/+ +/+
R. Patologis : -/- -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG (28 desember 2017) 22:11)
Darah:
Hemoglobin : 10,7 g/dl
Hematokrit : 32,5 %
Leukosit : 29,56 ribu/uL
Trombosit : 405 ribu/uL
Widal
Salmonella Typhi O : Positif 1/160
Sal. Paratyphi A O : Negatif
Sal. Paratyphi B O : Negatif
Sal. Paratyphi C O : Negatif
Salmonella Typhi H : Negatif
Sal. Paratyphi A H : Negatif
Sal. Paratyphi B H : Positif 1/160
Sal. Paratyphi C H : Negatif
ASSESTMENT
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
Gizi Baik
INITIAL PLAN DIAGNOSIS
Assestment: Diare akut dehidrasi ringan sedang
DD:
Infeksi enteral
Infeksi parenteral
Alergi
Keracunan
IP Dx
S :-
O : Px Darah Rutin, Px. Kimia Darah, Px. Feses rutin, Sudan
III, Benzidin test
IP Tx:
Usia < 2 tahun cairan tambahan ( oralit 50-100 ml ) tiap kali BAB
Pemberian tablet Zinc 1x1 selama 10 hari
< 6 bln ½ tab (10mg) per hari
> 6 bln 1 tab (20mg) per hari
Antipiretik : Paracetamol 10 – 15 ml/kgbb/kali dapat diulang maksimal 6
kali sehari
PCT tab 78-117 mg tiap kali minum
Paracetamol syr 120 mg/ 5ml 1 cth prn
Ondancentron 3x0,5 cc
Ranitidin 3 x 15 mg
Lanjutkan pemberian makan / ASI
Infus RL
Kehilangan cairan 7,5 % 100% - 7,5 % = 92,5 %
BB awal : (100/92,5) X 7,9 kg 8,54 Kg
Kebutuhan cairan sehari : 100 cc x 7,9 Kg = 790 cc
Kebutuhan cairan sehari : 7,5 % x 790 = 59,25
Faktor makanan
Makanan busuk, mengandung racun
Perubahan susunan makanan yang mendadak, sering terjadi pada bayi-bayi
Susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi
Faktor infeksi
Infeksi parenteral
Infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti infeksi saluran pernafasan,
ISK, otitis media akut, Tonsilofaringitis, Bronkopneumoni. Keadaan terutama pada
bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak
Infeksi bakteri
Vibrio Cholera, E.coli, Salmonella, Shigella
Infeksi virus
Rotavirus, adenovirus
Infeksi parasit
Protozoa (Entamoeba hystolica, Giardia lamdia)
Cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris)
Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat
Malabsorbsi karbohidrat atau gula adalah ketidakmampuan
untuk mencerna dan menyerap (absorb) gula-gula.
Malabsorbsi gula-gula yang paling dikenal terjadi dengan
kekurangan lactase (juga dikenal sebagai intoleransi lactose
atau susu) dimana produk-produk susu yang mengandung
gula susu, lactose, menjurus pada diare. Lactose tidak
diurai dalam usus karena ketidakhadiran dari enzim usus,
lactase, yang normalnya mengurai lactose. Tanpa diurai,
lactose tidak dapat diserap kedalam tubuh. Lactose yang
tidak tercerna mencapai usus besar dan menarik air (dengan
osmosis) kedalam usus besar. Ini menjurus pada diare.
Meskipun lactose adalah bentuk yang paling umum dari
malabsorbsi gula, gula-gula lain dalam diet juga mungkin
menyebabkan diare, termasuk fructose dan sorbitol.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi lemak adalah ketidakmampuan untuk
mencerna atau menyerap lemak. Malabsorbsi lemak
mungkin terjadi karena sekresi-sekresi pankreas yang
berkurang yang adalah perlu untuk pencernaan lemak yang
normal (contohnya, disebabkan oleh pankreatits atau
kanker pakreas) atau oleh penyakit-penyakit dari lapisan
dari usus kecil yang mencegah penyerapan dari lemak
yang telah dicerna (contohnya, penyakit celiac). Lemak
yang tidak tercerna memasuki bagian terakhir dari usus
kecil dan usus besar dimana bakter-bakteri merubahnya
kedalam senyawa-senyawa (kimia-kimia) yang
menyebabkan air disekresikan oleh usus kecil dan usus
besar. Lintasan melalui usus kecil dan usus besar juga
mungkin lebih cepat ketika ada malabsorbsi dari lemak.
CARA PENULARAN DAN FAKTOR RESIKO
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal – oral
yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita
atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita.
factor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare dan
dapat meningkatkan penularan enteropatogen, antara lain:
Tidak diberikan ASI eksklusif pada 4-6 bulan pertama kehidupan
Penggunaan botol susu
Penyimpanan makanan masak pada suhu kamar
Penggunaan air minum yang tercemar
Tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah
membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak
Tidak membuang tinja anak atau bayi dengan benar
JENIS - JENIS DIARE
Jasad renik menyebabkan diare melalui sejumlah mekanisme antara lain, sebagai
berikut :
Virus
Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus halus,
menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang
secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel epitel
berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air dan
elektrolit. Kerusakan vili dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim
dissakaridae, menyebabkan bekurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa.
Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilanya menjadi
matang.
Bakteri
Penempelan dimucosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus pertama-
tama harus menempel mukosa untuk menghindari diri dari penyapuan. Penempelan
terjadi melalui antigen yang menyerupai rambut getar, disebut pili atau fibria, yang
melekat pada reseptor dipermukaan usus. Hal ini terjadi misalnya E.coli
enterotoksigenik dan V. Cholerae. Pada beberapa keadaan penempelan dimukosa
dihubungkan dengan perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan
kapasitas penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan (misalnya infeksi E.coli
enteropatogenik atau enteroaggregasi).
Toxin yang menyebabkan sekresi E.coli enterotoksigenik, v.choleras dan beberapa
bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel epitel. Toksin ini
mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan mungkin meningkatkan sekresi
chlorida (cl-) dan kripta, yang menyebabkan sekresi air dan elektrolit.
Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit diganti dengan sel yang sehat setelah 2-4
hari.
Invasi mukosa. Shigella, E coli enteroinvasile dan salmonella dapat menyebabkan
diare berdarah melalui infasi dan perusakan sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian
besar dikolon dan bagian distal ileum. Invasi mungkin ikut dengan pembentukan
mikroabses dan ulkus superfisial yang menyebabkan adanya sel darah merah dan
sel darah putih atau terlihat adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan oleh
kuman ini menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan
elektrolit dari mukosa.
Protozoa. Penempelan mukosa, G. Lamblia dan Cryptosporidium menempel pada
epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili, yang kemungkinan
menyebabkan diare.
Invasi mukosa E.Histolica menyebabkan mikroabses dan ulkus. Namun begitu
keadaan ini baru terjadi bila strainya sangat ganas. Pada manusia 90% infeksi
terjadi bila oleh strain yang tidak ganas : dalam hal ini tidak ada invasi ke mukosa
dan timbul gejala atau tanda-tanda, meskipun kista amoeba dan tropozoit mungkin
ada di dalam tinjanya.
Gejala klinik Rota Shigella Salm ETEC EIEC Kolera
virus onell
a
Masa tunas 7-72 24-48 jam 6-72 6-72 jam 6-72 jam 47-72 jam
jam jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual muntah Serin Jarang Serin + - -
g g
Nyeri perut Tene Tenesmus kramp Tene Tenesmus - kram Sering kram
smus smus
-
kolik
Nyeri kepala - + + - - -
Lamanya sakit 5-7 > 7 hari 3-7 2-3 hari variasi 3 hari
hari hari
Sifat tinja
Volume Seda Sedikit Sedi banyak Sedikit Banyak
ng kit
Frekuensi 5- >10x/hari Serin sering Sering Terus menerus
10/ g
hari
Konsistensi Cair Lembek Lem Cair Lembek Cair
sering bek
Darah - ± Kada - + -
ng
Bau Lang Busu + - Amis khas
u k
Warna Kuni Merah hijau Kehij Tak berwarna Merah-hijau Seperti aircucian beras
ng auan
hijau
Leukosit - + + - - -
Lain-lain anore Kejang Sepsi Meteorismus Infeksi sistemik ±
ksia ± s+
PENATALAKSANAAN
Terdapat Lima Lintas Tata Laksana yaitu :
Rehidrasi
Dukungan nutrisi
Suplementasi zink
Antibiotik Selektif
Edukasi orang tua
Rehidrasi
Rencana Terapi A (tanpa tanda dehidrasi) mengobati diare
dirumah
Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah
dehidrasi :
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti larutan oralit,
makanan yang cair (seperti sup, air tajin) dan air matang. Gunakan
larutan oralit untuk anak.
Beri larutan sebanyak anak mau
Teruskan pemberian larutan oralit hingga diare berhenti
Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam
3 hari atau menderita sebagai berikut :
Buang air besar cair sering kali
Muntah berulang-ulang
Sangat haus sekali
Makan atau minum sedikit
Demam
Tinja berdarah
Anak harus diberi oralit di rumah apabila :
Setelah mendapat rencana terapi B atau C
Tidak dapat kembali ke petugas kesehatan bila diare memburuk
Memberikan oralit kepad semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan
merupakan kebijakan pemerintah
Ketentuan pemberian Oralit Formula Baru :
Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
Larutak 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk persediaan 24 jam
Berikan oralit kepada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan : untuk anak
berumur kurang dari 2 tahun berikan 50-100 ml tiap kali buang air besar. Untuk anak lebih
dari 2 tahun atau lebih, berikan 100-200 ml tiap kali buang air besar.
Jika dalam 24 jam persediaan oralit itu masih tersisa, maka sisa larutan harus dibuang.
Tunjukkan kepada ibu cara member oralit:
Berikan 1 sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah 2 tahun
Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
Bila anak muntah tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih lama (misalnya 1
sendok tiap 2-3 menit)
Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu untuk memeberikan cairan lain seperti
dijelaskan dalam cairan pertama atau kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapat
tambahan oral
Dukungan Nutrisi
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama
pada waktu anak sehat untuk mengganti nutrisi yang hilang serta
mencegah agar tidak menjadi gizi buruk. ASI tetap diberikan selama
terjadinya diare pada diare cair akut maupun pada diare akut berdarah
dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
Suplementasi Zinc
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi
lama dan beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3
bulan. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan anak. Dosis zinc
untuk anak-anak :
Anak-anak < umur 6 bulan : 10mg (1/2 tab)
Anak-anak > umur 6 bulan : 20 mg (1 tab)
Cara pemberian Zinc
Untuk bayi Dapat dilarutkan dengan air matang, ASI atau oralit.
Untuk anak yang lebih besar dapat dikunyah atau dilarutkan. Zinc berfungsi
untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan regenerasi sel enterosit
Antibiotik Selektif
Obat pilihan untuk pengobatan diare yang disebabkan infeksi
enteral dan parenteral adalah golongan Quinolon seperti
Siprofloksasin dengan dosis 30-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3
dosis selama 5 hari. Pada kasus ini pasien diberikan cefotaxim
dengan dosis 50-100mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif
Kolera Tetracycline 12,5 mg/kgBB4x Erythromycin12,5 mg/kgBB4x
sehari selama 3 hari sehari selama 3 hari
Shigella dysentery Ciprofloxacin15 mg/kgBB2x Pivmecillinam20 mg/kgBB4x
sehari selama 3 hari sehari selama 5
hariCeftriaxone50-100
mg/kgBB1x sehari IM selama
2-5hari
Amoebiasis Metronidazole10 mg/kgBB3x
sehari selama 5 hari (10hari
pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole10 mg/kgBB3x
sehari selama 5 hari
EDUKASI PADA ORANG TUA
Nasihat pada ibu untuk kembali segera jika ada
demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau
belum. Indikasi untuk rawat inap pada diare akut
adalah malnutrisi, usia kurang dari 1 tahun,
menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya
dehidrasi dan disentri yang datang dengan
komplikasi.
Home visite
Masalah Lingkungan Pasien:
Lantai rumah ada yang masih diplester
Dapur kebersihannya terlihat kurang