Anda di halaman 1dari 37

CASE BASED DISCUSSION

ANEMIA
Oleh : Luqyani Trilandini Maryam / 1215080
Pembimbing : dr. Frecillia Regina, Sp.A, IBCLC

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN / UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2016
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An K S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 3 tahun 11 bulan
Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 11 November 2012
Alamat : Deme No. 87/117 RT 01 RW 01
Kel. Cibangkong, Kec. Batununggal,Bandung
Tanggal masuk RS : 28 Oktober 2016
Tanggal dirawat : 28 Oktober 2016
Tanggal pemeriksaan : 28 Oktober 2016
Keluarga
Ayah Ibu

Nama : Tn. F Nama : Ny. R


Usia : 30 tahun Usia : 28 tahun
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan: Ibu rumah tangga
• Alamat : Deme No. • Alamat : Deme No. 87/117
87/117 RT 01 RW 01 Kel. RT 01 RW 01 Kel.
Cibangkong, Kec. Batu- Cibangkong, Kec. Batu-
nunggal,Bandung nunggal,Bandung
II. ANAMNESIS
Heteroanamnesis : Diberikan oleh ibu kandung pasien
Keluhan utama : Nyeri saat berkemih
Riwayat perjalan penyakit :

Seorang anak perempuan, usia 3 tahun 11 bulan,


datang ke Poliklinik Anak Rumah Sakit Immanuel di-
antar oleh kedua orang tuanya dengan keluhan nyeri
saat berkemih, keluhan dirasakan terus-menerus su-
dah selama 2 minggu yang lalu,BAK sering namun
sedikit-sedikit. Tidak disertai demam, nyeri suprapu-
bis, mual ataupun muntah. Nafsu makan penderita
jelek. BAB tidak ada keluhan. Selain itu orang tua
penderita juga melaporkan, penderita terlihat pucat
sejak 1 bulan yang lalu dan terlihat lemah.
Sebelumnya, penderita pernah dirawat di rumah
sakit dengan diagnosa anemia. Hari ini telah di cek
laboratorium dengan hasil, Hb: 7mg/dl. Riwayat
sering perdarahan spontan seperti mimisan,
memar, atau gusi berdarah disangkal. Orang tua
juga menyangkal anaknya sering sakit, atau de-
mam hilang timbul, pertumbuhan anaknya pun
tidak ada keterlambatan, atau perilaku aneh
seperti memakan benda yang tidak lazim (contoh :
tanah, kertas, dll). Tingkat kepintaran dan perilaku
anaknya sama seperti anak lain seusia nya.
RPD : Belum pernah nyeri saat berkemih sebelumnya,
pernah dirawat di rumah sakit dengan diagnosa
anemia
RPK : Tidak ada yang menderita sakit serupa di
keluarga maupun lingkungan penderita
R. Kebiasaan dan lingkungan : Pasien biasa mengganti po
pok kurang lebih 3x/hari, kebiasaan cebok dari ba
wah, sumber air mandi berasal dari PDAM, air min um
dari air galon, penderita sulit makan namun ba nyak
minum susu, WC didalam rumah digunakan oleh 4
orang
RPO : Belum pergi berobat ataupun minum obat
R. Alergi : Tidak ada
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

•Pasien adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara


•Ibu pasien pernah abortus 1 kali
•Pasien lahir pada usia kehamilan cukup bulan
•Persalinan spontan dibantu oleh dokter
•Berat badan lahir : 3000 gram
•Panjang badan lahir : 57 cm
Tumbuh Kembang Anak
• Berbalik: 4 bulan • Bicara : -
• Duduk : 7 bulan • Membaca : -
• Berdiri : 11 bulan • Menulis : -
• Berjalan: 13 bulan

Susunan Keluarga
N0. Nama L/P Hubungan keluarga, sehat, sakit, meninggal

1. Tn. F L Ayah, sehat

2. Ny. R P Ibu, sehat


3. An. R (5th) P Anak pertama, sehat
4. An. KS P Pasien, sakit
Riwayat Imunisasi
Dasar Ulangan Anjuran
1. BCG +(1) scar+ - 6. HiB -
2. Polio +(0) +(2) +(4) +(6) - - - 7. MMR -
3. DPT +(0) +(2) +(6) - - - 8. Hep A -
4. Hep B +(0) +(1) +(6) - - - 9. Cacar air -
5. Campak +(9) +(24)

Makanan
• ASI diberikan sejak lahir hingga usia 18 bulan
• Susu formula diberikan saat usia 18 bulan hingga sekarang
• Makanan tambahan diberikan saat usia 5 bulan
• Sekarang diberi makan menu keluarga ( 2-3x sehari namun sedikit, bi-
asanya diberi nasi dengan sup/ yang berkuah)
Riwayat Penyakit Dahulu
Batuk pilek : + Tetanus : - Ginjal : -
Diare :+ Hepatitis: - Asma/alergi : -
Pneumonia : - TBC : - Kejang : -
Batuk rejan : - Cacar air: - Lainnya : -
Difteri : - Campak :-

Riwayat Penyakit Keluarga


Asma :- Penyakit darah : -
TBC :- Penyakit keganasan :-
Ginjal :- Lain-lain :-
Kencing manis : -
III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis (M6V5E4)
Kesan sakit : Sakit sedang
Posisi serta aktivitas : Berbaring, tidak ada letak paksa
Ekspresi wajah : Tenang, tampak lemas

Tanda-tanda vital
Nadi : 114x/menit, regular, equal, isi cukup
Pernapasan : 30 x/menit, abdominotorakal
Suhu tubuh : 37,5 oC
Pengukuran
BB : 13 kg
TB : 93 cm
Status Gizi
BB/TB (2-5 y.o/girl) : 0 (median)
Gizi cukup
Pemeriksaan Sistemik
Kulit : Turgor kembali cepat, pucat (+), sianosis (-),
ikterik (-)
KGB : KGB tidak teraba membesar
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Kepala :
Mata : Conjunctiva anemis +/+, sklera ikterik -/-,
pupil isokor, refleks cahaya +/+
Hidung : PCH -/-, sekret -/-, darah -/-
Telinga : Nyeri tekan tragus -/-, sekret -/-
Mulut : Krusta bibir -, mukosa mulut basah, sianosis -,
gusi berdarah -, coated tounge -, faring hiperemis-, T1/T1
Leher : Trakea sentral, KGB tidak teraba membesar
Thorax :
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris kanan=kiri,
retraksi otot-otot pernapasan -
Palpasi : Pergerakan simetris kanan = kiri, nyeri tekan ics –
Perkusi : Sonor kanan = kiri
Auskultasi : VBS +/+ kanan = kiri, Ronchi -/-, Wheezing -/-,
bunyi jantung S1 S2 reguler, murmur –
Abdomen
Inspeksi : Datar, retraksi epigasrium -
Auskultasi : BU + normal
Perkusi : Tympani, ruang traube -
Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium -, hepar dan
lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, sianosis-, pucat +/+
Neurologis : Refleks fisiologis KPR +/+, refleks patologis -/-
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

28 Oktober 2016 29 Oktober 2016


▫ Hb : 7 g/dL (11.5 - 14.5g/dL) ▫ Hb : 11,4 g/dL
▫ Ht : 30 % (34-40%) ▫ Ht : 36%
▫ Leukosit : 14,8 .103/mm3 (6000-14500/mm3) ▫ Leukosit : 14,9.103/mm3
▫ Trombosit : 284.000/mm3 (150000-450000/mm3) ▫ Trombosit : 324.000/mm3
▫ Eritrosit : 4 jt/mm3 (3.8-5.5 juta/mm3) ▫ Eritrosit : 4,6 juta/mm3
▫ MCV : 71 fl (76-86 fl) ▫ MCV : 85 fl
▫ MCH : 19 pg/mL (23-31 pg/mL) ▫ MCH : 29 pg/mL
▫ MCHC : 33% (32-36%) ▫ MCHC : 34%
▫ Fe serum : 132 µg/dl
▫ TIBC : 257 µg/dl
▫ Feritin : 10 µg/L
V. RESUME
Anamnesis
• Seorang anak perempuan, usia 3 tahun 11 bulan
• Datang dengan keluhan nyeri saat berkemih, keluhan dirasakan
terus-menerus
sudah selama 2 minggu yang lalu, sering namun sedikit-
sedikit.
• Tidak disertai demam, nyeri suprapubis, mual ataupun muntah
• Nafsu makan penderita jelek
• BAB tidak ada keluhan
• Selain itu penderita tampak pucat sejak 1 bulan yang lalu dan
terlihat lemah
• Sebelumnya, penderita pernah dirawat di rumah sakit dengan
diagnosa anemia
• Hari ini telah di cek laboratorium dengan hasil, Hb: 7mg/dl
• Riwayat sering perdarahan spontan seperti mimisan, memar,
atau gusi berdarah disangkal
• Orang tua juga menyangkal anaknya sering sakit, atau demam
hilang timbul
• Pertumbuhan anaknya pun tidak ada keterlambatan
• Perilaku aneh seperti memakan benda yang tidak lazim (contoh
: tanah, kertas, dll) disangkal.
• Tingkat kepintaran dan perilaku anaknya sama seperti anak lain
seusia nya.
RPD : Belum pernah nyeri saat berkemih sebelumnya,
pernah dirawat di rumah sakit dengan diagnosa anemia
RPK : Tidak ada yang menderita sakit serupa di keluarga maupun
lingkungan penderita
R. Kebiasaan dan lingkungan : Pasien biasa mengganti popok
kura ng lebih 3x/hari, kebiasaan cebok dari bawah, sumber air
mandi berasal dari PDAM, air minum dari air galon, pende rita
sulit makan namun banyak minum susu, WC didalam r umah di-
gunakan oleh 4 orang
RPO : Belum pergi berobat ataupun minum obat
R. Alergi : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis (M6V5E4)
Kesan sakit : Sakit sedang
Posisi serta aktivitas : Berbaring, tidak ada letak paksa
Ekspresi wajah : Tenang, tampak lemas

Tanda-tanda vital
Nadi : 114x/menit, regular, equal, isi cukup
Pernapasan : 30 x/menit, abdominotorakal
Suhu tubuh : 37,5 oC

BB : 13 kg

Pengukuran TB : 93 cm
Status Gizi
BB/TB (2-5 y.o/girl) : 0 (median)
Gizi cukup
Pemeriksaan Sistemik
Kulit : Pucat +
KGB : DBN
Rambut : DBN
Kepala :
Mata : Conjunctiva anemis +/+
Leher : DBN
Thorax : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : Pucat +/+
Neurologis : DBN
Pemeriksaan Penunjang
28/10/16 29/10/16
Hb : 7 g/dL (11.5-14.5g/dL)
Ht : 30 % (34-40%)
Leukosit : 14,8 .103/mm3 Leukosit : 14,9.103/mm3 (6000-14500/mm3)
MCV : 71 fl (76-86 fl)
MCH : 19 pg/mL (23-31 pg/mL)
Feritin : 10 µg/L (80-150 µg/dl)
VI. DIAGNOSIS

Diagnosis Banding :
• Anemia Defisiensi Fe
• Anemia e.c infeksi

Diagnosis Kerja : Anemia Defisiensi Fe

Diagnosis Tambahan : UTI (Urinary Tract Infection)


VII. PENATALAKSANAAN

Terapi Non Medikamentosa

•Hindari makanan yang menghambat absorpsi besi (teh, susu murni,


kuning telur, serat) dan obat seperti antasida dan kloramfenikol.
•Banyak minum untuk mencegah terjadinya konstipasi (efek samping
pemberian preparat besi)
•Menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan selalu gunakan alas kaki
untuk mencegah terjadinya infeksi parasit (cacing)
•Informasi mengenai pemberian suplementasi besi (BAB akan menjadi
hitam, jangan kaget atau panic )
•Ganti popok maksimal setiap 4 jam
•Jaga higienitas
•Arah cebok dari atas lalu kebawah (arah anus)
Terapi Medikamentosa
Transfusi PRC
15 ml/kgBB
Pada pasien diberi 195ml/6jam

Cefixime
Cefixime syr 10mg/Kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis
Pada pasien ini diberi 2 x ½ cth

Preparat besi (beri setelah infeksi teratasi)


5 mg Fe elemental/kgBB/hari per oral setelah makan dibagi dalam 3 dosis
Pada pasien diberi preparat besi 75 mg per hari  3 x 25 mg

Vitamin C
100 mg setiap 15 mg Fe elemental (meningkatkan absorbsi besi) dibagi dalam 2
dosis
Pada pasien diberi Vitamin C 2 x 250 mg
VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Ad bonam


Quo ad functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Ad bonam
PEMBAHASAN
Anemia Defisiensi Fe
DEFINISI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang
timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk
eritropoesis, karena cadangan besi kosong
(depleted iron store) yang pada akhirnya mengaki-
batkan pembentukan hemoglobin berkurang. Di-
tandai oleh anemia hipokromik mikrositer, besi
serum menurun, TIBC meningkat dan saturasi trans-
ferin yang menurun.
ETIOLOGI
Bayi kurang dari 1 tahun
• Cadangan besi kurang, a.l. karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI
ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia
selama kehamilan.

Anak umur 1-2 tahun


• Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni
berlebih.
• Obesitas
• Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.
• Malabsorbsi.

Anak umur 2-5 tahun


• Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum
susu berlebihan.
• Obesitas
• Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit).
• Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dsb).

Anak umur 5 tahun-remaja


• Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (a.l infestasi cacing tambang) dan
• Menstruasi berlebihan pada remaja puteri.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling sering ditemukan adalah pucat
yang berlangsung lama (kronis) dan dapat ditemukan
gejala
komplikasi, a.l. lemas, mudah lelah, mudah infeksi,
gangguan prestasi belajar, menurunnya daya tahan
tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan kulit pu-
cat, anemis, spoon nail, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis (cheilosis), disfagia, pica. Pemeriksaan labo-
ratorium menunjukkan adanya anemia hipokrom
mikrositer (MCV, MCH, dan MCHC menurun), jumlah
retikulosit normal atau sedikit meningkat, Fe serum
menurun, TIBC(Total Iron Binding Capacity) meningkat,
saturasi transferrin menurun (<16%), ferritin serum
menurun (<10-12%), free erythrocyte protoporphyrin
meningkat (>100μg/dl).
PATOGENESIS
Pada tahap pertama terjadi penurunan ferritin serum kurang
dari 12µg/L dan besi di sumsum tulang kosong atau positif satu.
Sedangkan komponen yang lain seperti kapasitas ikat besi total
(total iron binding capacity) (TIBC), besi serum serum iron
(SI), saturasi transferrin, MCV, MCH, hemoglobin dan morfologi
sel darah merah masih dalam batas normal. Disebut dengan
tahap deplesi besi.
Pada tahap kedua terjadi penurunan ferritin serum, besi
serum, saturasi transferrin dan besi di sumsum tulang yang
kosong, tetapi TIBC meningkat >390µg/dl. Komponen lainnya
masih normal, dan disebut eritropoesis defisiensi besi.
Tahap ketiga disebut anemia defisiensi besi. Anemia de-
fisiensi besi ialah tahap defisiensi besi yang berat ditandai den-
gan kadar ferritin serum serta hemoglobin yang turun. Semua
komponen lain juga akan mengalami perubahan seperti gam-
baran morfologi sel darah mikrositik hipokromik, sedangkan
TIBC meningkat >410µg/dl.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan darah tepi lengkap: jumlah eritrosit umumnya normal
tapi kadang menurun, jumlah leukosit meningkat jika disertai
infeksi.
• MCV, MCHC,MCH menurun sejajar dengan penurunan kadar Hb
• Pada gambaran sediaan apus darah tepi (SADT) ditemukan keadaan
mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel target, sel pensil.
• Hitung retikulosit dapat normal atau sedikit meningkat.
• Serum iron dan ferittin rendah, TIBC meningkat.
• Kadar free erythrocyte protoporphyrin : untuk mengetahui
kecukupan penyediaan besi ke eritroid sumsum tulang. Pada
pembentukan eritrosit akan dibentuk cincin porfirin sebelum besi
terikat untuk membentuk heme, bila penyediaan besi tidak adekuat
menyebabkan terjadinya penumpukan porfirin dalam sel.
• Urinalisis rutin
Makroskopis : warna, bau, kejernihan, pH, BJ
Mikroskopis : sedimen urine (eritrosit, leukosit, epitel, silinder
Kristal, bakteri
• Kultur urin
VII. PENATALAKSANAAN

Terapi Non Medikamentosa


•Hindari makanan yang menghambat absorpsi besi
(teh, susu murni, kuning telur, serat) dan obat seperti
antasida dan kloramfenikol.
•Banyak minum untuk mencegah terjadinya konstipasi
(efek samping pemberian preparat besi)
•Menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan selalu
gunakan alas kaki untuk mencegah terjadinya infeksi
parasit (cacing)
Terapi Medikamentosa
Transfusi PRC
15 ml/kgBB
Pada pasien diberi 195ml/6jam

Preparat besi (beri setelah infeksi teratasi)


5 mg Fe elemental/kgBB/hari per oral setelah makan dibagi dalam
3 dosis
Pada pasien diberi preparat besi 75 mg per hari  3 x 25 mg

Vitamin C
100 mg setiap 15 mg Fe elemental (meningkatkan absorbsi besi) dibagi
dalam 2 dosis
Pada pasien diberi Vitamin C 2 x 250 mg
KOMPLIKASI

• Kardiomegali
• Gagal jantung kongestif
• Gangguan pertumbuhan dan
• perkembangan
PENCEGAHAN
Meningkatkan pengetahuan masyarakat :

• Tentang gizi dan jenis makanan yang mengandung kadar


besi yang tinggi dan absorpsi yang lebih baik misalnya
ikan, hati dan daging.
• Hindari makanan yang menghambat absorpsi besi (teh,
susu murni, kuning telur, serat) dan obat seperti antasida
dan kloramfenikol.
• Kandungan besi dalam ASI lebih rendah dibandingkan
dengan susu sapi tetapi penyerapan/bioavailabilitasnya
lebih tinggi (50%). Oleh karena itu pemberian ASI ekslusif
perlu digalakkan dengan pemberian suplementasi besi
dan makanan tambahan sesuai usia.
• Penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan untuk men-
gurangi kemungkinan terjadinya infeksi bakteri / infestasi
parasit sebagai salah satu penyebab defisiensi besi.
PROGNOSIS

Quo ad vitam : Ad bonam


Quo ad functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam: Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai