Anda di halaman 1dari 69

ESENSI STANDART DAN INSTRUMEN

AKREDITASI FKTP

Lendah1,5 Juni 2018


HIRARKI DOKUMENTASI SISTEM
MANAJEMEN MUTU
PEDOMAN.
• Kumpulan Ketentuan dasar KEBIJAKAN :
yg memberi arah langkah- Adalah penetapan pimpinan pada
langkah yang harus tataran strategis atau bersifat garis
dilakukan. besar.
• merupakan dasar untuk Ditetapkan dengan Peraturan atau
menentukan dan Keputusan Pimpinan. Dapat
melaksanakan kegiatan. dituangkan dalam Pasal-pasal
• mengatur beberapa hal atau sebagai lampiran dari SK tsb.
• kegiatan.
PANDUAN : PROSEDUR./SPO
• Mengatur beberapa hal
 petunjuk dalam melakukan • Adalah langkah-langkah yang
1 (satu) kegiatan, dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu
Pedoman atau Panduan
perlu SK Pemberlakuan. • Agar proses kerja rutin
terlaksana dengan effisien,
Agar Pedoman/ panduan
efektif, konsisten, seragam dan
dapat diterapkan dengan
aman dalam rangka
baik dan benar perlu SPO.
meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar
yang berlaku.
Kebijakan
klinis
manajamen

Pedoman/Panduan

(Rencana/KAK) Program ,
Kegiatan
SPO

Implementasi

Rekam implementasi
Standar akreditasi puskesmas
JUMLAH JUMLAH
STANDAR KRITERIA JUMLAH ELEMEN
BAB JUDUL PENILAIAN (EP)

I Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) 3 13 59

II Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas 6 29 121


(KMP)
III Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko 1 7 32
(PMMR)
IV Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi 3 10 53
Sasaran (UKMBS)
V Kepemimpinan dan Manajemen Upaya 7 22 101
Kesehatan Masyarakat (KMUKM)
VI Sasaran Kinerja UKM (SKUKM) 1 6 29
VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) 10 33 151

VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) 7 36 172

IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan 4 12 58


Pasien (PMKP)
SISTEM MUTU PELAYANAN
AKREDITASI PUSKESMAS

PMP III SKM VI mutu KMUKM V KMP II


PMKP IX MPLK VIII
UKMBS IV
SISTEM
SISTEM MANAJEMEN LKBP VII
MANAJEMEN
MUTU
PELAYANAN PPP.I

KEBIJAKAN MUTU TATAK KELOLA


STOK - SK
TUPOKSI
ORGANISASI & SDMK WEWENANG /TTG
PANDUAN MUTU PENDELEGASIAN

SASARAN MUTU PENGELOLAAN SPM . S SDMK


S ALKES-OBAT
SUMBER DAYA S SARPRAS
PEDOMAN /SPO PUKSEMAS ASET

TINJAUAN MANAJEMEN RENCANA 5 TH


P1, P2.P3
RUK/RPK
AUDIT INTERNAL MONEV KINERJA : RSB/RBA
RTL PKP
• Terhadap 42 standart , 168 kriteria 776
elemen penilaian
• Tiap pembuktian pada elemen diberikan nilai:
0 = jika belum ada sama sekali
atau baru
sebagian kecil ada ( 0% – 20 %)
5 = jika sebagian besar sudah
dilaksanakan (20 – 79 %)
REGULASI INTERNAL DI PUSKESMAS
Administrasi dan manajemen
• Kebijakan Kepala Puskesmas Admen
• Rencana Lima Tahunan/Rencana Strategi Bisnis
• Rencana Tahunan (RUK/RBA dan RPK)
• Pedoman/Manual Mutu UKM,UKP
• Pedoman/panduan terkait dengan administrasi
dan manajemen
• Rencana (Program) Mutu Puskesmas dan
Keselamatan Pasien
• Standar Operasional prosedur UKM,UKP
Upaya Kesehatan Masyarakat
• Kebijakan Kepala Puskesmas UKM
• Pedoman untuk masing-masing UKM
• Rencana Tahunan untuk masing-masing UKM
• Kerangka acuan kegiatan untuk tiap-tiap UKM
• Standar Operasional Prosedur

Pelayanan Klinis/UKP
• Kebijakan Kepala Puskesmas UKP
• Standar Operasional Prosedur
• Pedoman Pelayanan Klinis (Panduan Praktik Klinis)
• Rencana Program Mutu dan Keselamatan Pasien
• Kerangka acuan Kegiatan
TER TER TER TER
TIDAK TER
BAB AKREDITASI
AKREDITASI AKREDITASI AKREDITASI AKREDITASI
DASAR MADYA UTAMA PARIPURNA

PPP < 75% ≥ 75% ≥ 75% ≥ 80% ≥ 80%


1
KMP < 75% ≥ 75% ≥ 75% ≥ 80% ≥ 80%
2

PMP < 20% ≥ 20% ≥ 40% ≥ 60% ≥ 80%


3

4 UKMBS < 60% ≥ 60% ≥ 75% ≥ 80% ≥ 80%

KMUKM < 60% ≥ 60% ≥ 75% ≥ 80% ≥ 80%


5

6 SKM < 20% ≥ 20% ≥ 40% ≥ 60% ≥ 80%

LKBP < 60% ≥ 60% ≥ 60% ≥ 80% ≥ 80%


7
MPLK < 20% ≥ 20% ≥ 60% ≥ 80% ≥ 80%
8
PMKP < 20% ≥ 20% ≥ 40% ≥ 60% ≥ 80%
9
TELUSUR SISTEM PENEYELENGGARAN PELAYANAN PUSKESMAS
I
CARA
Mengukur,Menetapknan Kebutuhan Masyarakat dan
Perencanaan Pelayanan
Puskesmas
CARA Memonitor

Akses Masyarakat Pelayanan UKM , UKP


dan Pelaksanaan Kegiatan UKM,UKP
CARA Mengendalikan

Penyelenggaraan pelayanan dan


CARA Memelihara Upaya Puskesmas didukung oleh
suatu mekanisme kerja

Kinerja Puskesmas dan strategi


CARA Menyempurnakan pelayanan dan penyelenggaraan
UKM,UKP
ESENSI BAB I
1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat sebagai dasar dalam
Perencanaan Puskesmas (Perencanaan Puskesmaas
berdasar analisis kebutuhan masyarakat) :
• Perencanaan Puskesmas berdasarkan hasil analisis kebutuhan
masyarakat (community health analysis), keterlibatan aktif masyarakat
melalui SMD & MMD
• Ketersediaan Pelayanan Puskesmas sesuai prioritas kebutuhan
masyarakat
• Inovasi peluang pengembangan berdasarkan kebutuhan prioritas.
• Strartegi perbaikan Akses dan Pelaksanaan Kegiatan dilakukan secara
profesional dan memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat, serta
tujuan Puskesmas.
• dikembamngkan inovasi Penympaian informasi yankes berdasarkan
latar belakang sosial
• Disusun perencanaan lima tahunan/perencanaan strategi bisnis
(BLUD)
• Perencanaan Operasional yang terintegrasi (RUK & RPK) (RBA &
RPK, untuk BLUD)
1.2. Akses dan Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas:
• Akses terhadap Informasi ttg ketersediaan pelayanan
• Akses terhdap pelayanan Penggunaan teknologi informasi
Penjadwalan kegiatan yang disepakati bersama
• Mekanisme kerja, komunikasi dan koordinasi dalam
memberikan pelayanan
• Upaya mengatasi jika terjadi permasalahan dalam
pelayanan
• Keluhan dan umpan balik terhadap keluhan

1.3. Evaluasi Kinerja Puskesmas


• Kaji banding indikator dan standar kinerja dg Puskesmas
lain, Nasional dibuat gradasinya
• Proses Penilaian Kinerja , Laporan tindak lanjut perbaikan
kinerja berdasarkan hasil evaluasi kinerja kajibanding
TELUSUR SISTEM UPAYA KESMAS BERORIENTASI PADA SASARAN

IV
CARA
Mengukur,Menetapknan Kebutuhan Masyarakat dan
Perencanaan Pelayanan UKM
Puskesmas
CARA Memonitor

Akses Masyarakat Pelayanan UKM ,


dan Pelaksanaan Kegiatan UKM,
CARA Mengendalikan

Penyelenggaraan pelayanan UKM


CARA Memelihara dan Upaya Puskesmas didukung
oleh suatu mekanisme kerja

Kinerja UKM dan strategi pelayanan


CARA Menyempurnakan dan penyelenggaraan UKM
ESENSI Bab IV.
UKM yang berorientasi sasaran
4.1. Perencanaan kegiatan tiap UKM
Puskesmas:
• Kegiatan dalam setiap Upaya Puskesmas
disusun berdasar analisis kebutuhan dan
harapan masyarakat dituangkan dalam
perencanaan Upaya
• Pembahasan konsultatif dengan masyarakat
dan sasaran, upaya untuk memperoleh
umpan balik dari masyarakat/sasaran
• Peluang inovatif upaya puskesmas
4.2. Akses masyarakat dan sasaran terhadap UKM
Puskesmas:
• Akses masyarakat dan sasaran kegiatan
terhadap kegiatan UKM, dilaksananakan tepat
waktu, tepat sasaran sesuai dengan tujuan,
kebutuhan dan harapan masyarakat
• Akses masyarakat/sasaran , lintas program,
lintas sector terhadap informasi: jadual kegiatan
• Kesepakatan penjadualan, dan ketepatan waktu
pelaksanaan kegiatan masing-masing UKM
• Umpan balik dan tindak lanjut terhadap
permasalahan dan hambatan dalam
pelaksanaan kegiatan, serta keluhan
masyarakat/sasaran
4.3. Evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan Upaya
Puskesmas:
• Penanggung jawab melaksanaan pembahasan dan tindak lanjut
pembahasan, evaluasi terhadap perbaikan UKM
• Evaluasi terhadap akses masyarakat dan atau sasaran kegiatan
UKM
• Identifikasi masalah , Pelaksanaan analisis masalah dan hambatan
pelaksanaan kegiatan , tindak lanjut mengatasi masalah .
• umpan balik dan tindak lanjut terhadap keluhan masyarakat,
kelompok masyarakat, individu yang menjadi sasaran.
• Kinerja UKM Puskesmas dievaluasi dan dianalisis, serta
ditindaklanjuti sebagai bahan untuk perbaikan inovatif,
• Penetapan indicator dan target pencapaian tiap-tiap UKM
• Kewajiban mengumpulkan data kinerja,
• Analisis terhadap data kinerja
• Tindak lanjut terhadap hasil analisis data kinerja
• Pendokumentasian hasil analisis dan tindak lanjut penilaian kinerja
TELUSUR SISTEM LAYANAN KLINIS BERORIENTASI PADA PASIEN
VII
CARA
Mengukur,Menetapknan Kajian untuk mendukung rencana dan
pelaksanaan pelayanan. Jenis Kebutuhan
(identifikasi , analisa)

CARA Memonitor

Akses Proses Pendaftaran Pasien,


Rencana Layanan Klinis, Keputusan
CARA Mengendalikan Layanan Klinis, Rencana rujukan

Kompetensi SDMK,
CARA Memelihara Komunikasi , konseling kepada
pasien/keluarga.

Kinerja Klinis dan strategi dan/tindak


CARA Menyempurnakan lanjut pasien
ESENSI BAB VII
LAYANAN KLINIS YANG BERORIENTASI PASIEN (LKBP)

• Continuity of care (kesinambungan


pelayanan klinis):
 Access (Akses/pendaftaran)
 Entry (Masuk)
Plan (Perencanaan)
Assess (Pengkajian) dan keputusan layanan
klinis
 Implementation (Pelaksanaan)
 Evaluation (Penilaian)
 Discharge (Pemulangan)
7.1. PENDAFTARAN
• Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien
dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan . Proses pendaftaran
sesuai kebutuhan dan keselamatan
• Tersedia media informasi tentang pendaftaran di tempat
pendaftaran, Informasi yang harus ada di pendaftaran:
– Sarana pelayanan: Jenis pelayanan, tariff, ketersediaan
layanan, rujukan, dsb
– Hak dan kewajiban pasien
– Tahapan pelayanan
• Pendaftaran memperhatikan kendala yang dimiliki oleh pasienHak
dan kewajiban pasien, keluarga.
• Tahapan pelayanan klinis dan kajian pelayanan klinis diinformasikan
kepada pasien disesuaikan dg latar belakang sosial, budaya.
• Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera
diberikan prioritas untuk asesmen dan pengobatan.
7.2. PENGKAJIAN & 7.3. KEPUTUSAN LAYANAN KLINIS

• Keputusan Layanan Klinis oleh Tenaga kesehatan


dan/atau tim kesehatan antar profesi yang profesional
• Paripurna, mengakomodasi kebutuhan dan harapan
pasien
• Berisi kajian: medis, keperawatan, kajian kesehatan yang
lain
• Dicatat dalam rekam medis
• Pemberian prioritas pada pasien dengan kedaruratan
• Keputusan layanan klinis dilakukan oleh tenaga yang
kompeten
• Pengkajian dilakukan dengan peralatan dan sarana
memadai
7.4. RENCANA LAYANAN

• Rencana layanan klinis , tindakan dan pengobatan disusun dengan tujuan yang jelas,
terkoordinasi dan melibatkan pasien/keluarga , dilakukan secara bertanggungjawab.
• Dipandu dengan kebijakan dan prosedur yang efektif
• Disusun bersama dengan pasien dengan memerhatikan kebutuhan
biopsikososiospiritual, dan tata nilai budaya
• Disusun secara komprehensif oleh tim kesehatan jika diperlukan
• Rencana layanan disusun dengan mempertimbangkan risiko
• Rencana layanan memuat pendidikan pasien
• Rencana layanan didokumentasikan dalam rekam medis
• Persetujuan tindakan medis

7.5. RENCANA RUJUKAN


• Dipandu prosedur yang jelas
• Informasi rujukan
• Kerjasama dengan fasilitas rujukan
• Kewajiban membuat resume tertulis tentang kondisi klinis
• Didampingi oleh staf yang kompeten
7.6 SD 7.9. PELAKSANAAN LAYANAN

• 7.6. Pelaksanaan layanan:


– Dipandu oleh pedoman pelayanan klinis
– Kebijakan dan Prosedur khusus untuk kasus gawat darurat dan
berisiko tinggi
– Kebijakan dan prosedur penanganan pemberian darah atau produk
darah (jika dilakukan)
– Sesuai dengan rencana layanan
– Mempertimbangkan hak pasien
– Menghindari pengulangan yang tidak perlu
– Hak pasien untuk menolak/tidak melanjutkan pengobatan
• 7.7. Pelayanan anestesi local dan pembedahan
– Jika melakukan anestesi, sedasi, dan pembedahan: dipandu oleh
standar yang baku
• 7.8. Pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien/keluarga
• 7.9. Pengelolaan nutrisi sesuai standar pada pasien rawat inap
7.10 .PEMULANGAN, RUJUKAN DAN TINDAK LANJUT

• Rencana rujukan sesuai kebutuhan pasien ke sarana


pelayanan lain diatur dengan prosedur yang jelas.
• Pelaksanaan layanan dipandu oleh kebijakan, prosedur,
dan peraturan yang berla
• Ada kriteria pemulangan
• Prosedur tindak lanjut
• Umpan balik antar sarana kesehatan
• Prosedur untuk pasien yang memerlukan rujukan tetapi
tidak mungkin dilakukan
• Prosedur rujukan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan
pasien
TELUSUR SISTEM KEPEMIMPINAN MANAJEMEN
PUSKESMAS
II
CARA Mengukur TATA KELOLA SARANA PUSKESMAS
SDMK PUSKESMAS
KEGIATAN PUSKESMAS

CARA Memonitor

HAK DAN KEWAJIBAN


PENGGUNA PUSKESMAS
CARA Mengendalikan KONTRAK PIHAK KETIGA

DOKUMEN MUTU PELAYANAN


CARA Memelihara ASET, SARANA PRASARANA
MEDIS DAN NON MEDIS

KEPEMIMIMPINAN MANAJEMEN
CARA Menyempurnakan
UKP DAN UKM
ESENSI BAB II
2.1. Tata kelola sarana Puskesmas:
 Pemenuhan terhadap persyaratan lokasi dan perijinan
 Pemenuhan terhadap persyaratan bangunan dan
ruangan
 Pemenuhan terhadap persyaratan prasarana (system
utilitas)
 Pemenuhan terhadap persyaratan peralatan

2.2 Pemenuhan terhadap persyaratan ketenagaan


 Persyaratan kepala puskesmas
 Ketersediaan tenaga sesuai dengan kebutuhan dan
jenis pelayanan
 lokasi ; Lokasi pendirian Puskesmas harus sesuai dengan
tata ruang daerah,
 bangunan memenuhi persyaratan lingkungan sehat dan
tata ruang,
 prasarana; Prasarana Puskesmas tersedia, terpelihara, dan
berfungsi dengan baik untuk menunjang akses, keamanan,
kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
pelayanan yang disediakan.
 Peralatan ; Peralatan medis dan non medis tersedia,
terpelihara, dan berfungsi dengan baik untuk menunjang
akses, keamanan, kelancaran dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan pelayanan yang disediakan.
 Ketenagaan ; Puskesmas harus memenuhi jenis dan jumlah
ketenagaan yang dipersyaratkan dalam peraturan
perundangan.
2.3. Kegiatan Pengelolaan Puskesmas
• Pengorganisasian: struktur organisasi, kejelasan
tugas tanggung jawab dan kewenangan, kaji ulang
struktur
• Pemenuhan terhadap standar kompetensi
• Kewajiban untuk orientasi bagi karyawan baru
• Penetapan visi, misi, tujuan, tata nilai dalam
pengelolaan puskesmas
• Arah strategi dalam penyelenggaraan puskesmas
• Peran puskesmas dalam memfasilitasi
pembangunan berwawasan kesehatan
• Pendelegasian wewenang oleh pimpinan
• Tata hubungan kerja lintas sector dan lintas
program
2.3. Kegiatan Pengelolaan Puskesmas
• Tata kelola dokumen
• Komunikasi internal
• Pengamanan lingkungan terhadap risiko
pelayanan
• Pengelolaan jejaring dan jaringan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
• Pengelolaan keuangan
• Pengelolaan data dan infromasi; Pengelolaan
Data dan Informasi di Puskesmas untuk
pengambilan keputusan baik untuk
peningkatan pelayanan di Puskesmas maupun
untuk pengambilan keputusan di tingkat
Kabupaten.
2.4.Hak dan kewajiban pengguna:
Hak dan kewajiban pengguna Puskesmas ditetapkan dan
disosialisasikan kepada masyarakat dan semua pihak yang terkait,
dan tercermin dalam kebijakan, peraturan internal dan prosedur
penyelenggaraan Puskesmas.
2.5. Kontrak dengan pihak ketiga:
Kontrak Pihak Ketiga memenuhi standar yang ditetapkan, ada
dokumen Kontrak/Perjanjian Kerja Sama yang jelas dan sesuai,
dimonitor dan dievaluasi berdasarkan kriteria. Kewajiban
melakukan evaluasi terhadap pihak ketiga
2.6. Pemeliharaan sarana dan prasarana:
Pemeliharaan Sarana , Prasarana dan peralatan Puskesmas harus
didokumentasikan secara jelas dan akurat, diinventarisasi dan
diperiksa ulang apakah kondisi memenuhi syarat tepat
jumlah ,jenis , tempat.
TELUSUR SISTEM KEPEMIMPINAN MANAJEMEN UKM

V
CARA Mengukur, TJ KELOLA UKM,
Menetapkan SDMK KOMPETENSI,
TUJUAN, TATA NIALAI UKM,
SA
CARA Memonitor,
Pembinaan
HAK , KEWAJIBAN
PELAKSANA dan PENGGUNA UKM,
CARA Mengendalikan DAMPAK UKM , RESIKO
LINGKUNGAN

CARA Memelihara FASILITASI PEMBERDAYAAN UKM

INTEGRASI PERENCANAAN,
CARA Menyempurnakan PELAKSANAAN , PENGANGGARAN
UKM
ESENSI BAB V
5.1. Pengelolaan UKM Puskesmas
(penanggung jawab, pelaksana )
• Harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan pedoman
yang menjadi acuan dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM
Puskesmas.
• Sesuai dengan persyaratan kompetensi dan analisis kompetensi.
• Mewajibkan mengikuti kegiatan orientasi, kerangka acuan kegiatan
orientasi, evaluasi kegiatan orientasi.
• Menjelaskan tujuan, sasaran, dan tata nilai dari tiap-tiap UKM
Puskesmas, bukti pelaksanaan komunikasi ; kepada pelaksana, sasaran
program , lintas program, dan lintas sektor.
• Pencapaian tujuan, pencapaian kinerja, pelaksanaan, dan penggunaan
sumber daya, melalui komunikasi dan koordinasi yang efektif.
• Mengupayakan minimalisasi risiko pelaksanaan kegiatan terhadap
lingkungan; identifikasi, hasil, rencana pencegahan risiko terhadap
lingkungan dan masyarakat .
• memfasilitasi pemberdayaan masyarakat dan sasaran mulai dari survei
mawas diri, perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi
5.2. Perencanaan Kegiatan UKM Puskesmas terintegrasi
RPK lain ,
• (RUK) untuk tahun anggaran mendatang, dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk tahun berjalan.
• Kejelasan sumber pembiayaan baik pada RUK maupun
RPK
• Berdasarkan kajian kebutuhan sasaran dan pihak-pihak
terkait untuk peningkatan status kesehatan masyarakat.
• Perubahan dimungkinkan apabila terjadi perubahan
kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan
masyarakat dan sasaran, hasil monitoring dan
pencapaian kinerja.
5.3. Pengorganisasian

• Disusun uraian tugas PJ/PL yang jelas yang ditetapkan oleh


Kepala Puskesmas.
• Monitoring melaksanakan tugas , berdasarkan uraian tugas.
• Bukti tindak lanjut terhadap penyimpangan terhadap pelaksanaan
uraian tugas, uraian tugas dikaji ulang secara reguler dan jika
perlu dilakukan perubahan, ketetapan hasil revisi uraian tugas.

5.4. Komunikasi dan Koordinasi


• Program kesehatan perlu didukung oleh sektor di luar kesehatan,
demikian juga pembangunan berwawasan kesehatan harus
dipahami oleh sektor terkait.
• Uraian peran lintas sektor , lintas program untuk tiap program
Puskesmas.
• Peran lintas program dan lintas sektor didokumentasikan dalam
kerangka acuan, efektivitas pelaksanaan program.
5.5. Kebijakan dan Prosedur Pengelolaan
• Peraturan, kebijakan, kerangka acuan, prosedur pengelolaan UKM
menjadi acuan pengelolaan dan pelaksanaan, dikendalikan dan
didokumentasikan.
• Kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku perlu dimonitor dan
dievaluasi sesuai dengan kebutuhan.
5.6. Menunjukkan akuntabiltas dalam pengelolaan dan pelaksanaan
program
• Monitoring sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, rencana tindak
lanjut dan bukti tindak lanjut hasil monitoring.
• Akuntabilitas ditunjukkan dalam pencapaian kinerja dengan
menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Penilaian
Kinerja Puskesmas (PKP)
5.7 Kejelasan hak dan kewajiban sasaran
• Harus ditetapkan, dan menjadi pertimbangan dalam pengelolaan dan
pelaksanaan UKM Puskesmas, sehingga terwujud proses
pemberdayaan masyarakat sesuai dengan tujuan Puskesmas.
• menentukan aturan, tata nilai dan budaya alam pelaksanaan UKM
TELUSUR SISTEM MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS
VIII
CARA
Mengukur,Menetapknan
Kebutuhan Layanan penunjang;

CARA Memonitor

Akses Masyarakat Pelayanan Penunjang


LK
CARA Mengendalikan dan Pelaksanaan Kegiatan LK

Penyelenggaraan pelayanan
CARA Memelihara Upaya penunjang lk didukung
oleh suatu mekanisme kerja

Kinerja Puskesmas dan strategi


CARA Menyempurnakan pelayanan dan penyelenggaraan
penunjang LK
ESENSI BAB VIII

• Pelayanan laboratorium
• Pelayanan obat
• Pelayanan radiodiagnostik
• Manajemen informasi
• Manajemen keamanan lingkungan
• Manajemen peralatan
• Manajemen SDM klinias
8.1 Pengelolaan Pelayanan laboratorium tersedia tepat
waktu,mematuhi
standar, hukum dan peraturan yang berlaku.
• Dilakukan oleh petugas yang kompeten dan berpengalaman untuk
melakukan dan/atau menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
• Ditetapkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat
dilakukan di Puskesmas.
• Tersedia kebijakan dan prosedur untuk permintaan pemeriksaan,
penerimaan spesimen, pengambilan , penyimpan spesimen,
pemantauan pelaksanaan prosedur, prosedur pemeriksaan di luar jam
kerja, waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium,
• Ada prosedur melaporkan hasil tes diagnostik yang kritis (SOP),
• Akurasi dan presisi hasil pemeriksaan ditentukan hasil evaluasi
periodik semua reagensia
• Ditetapkan nilai normal dan rentang nilai yang digunakan untuk
interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium
• jenis pemeriksaan yang tersedia dan prosedurnya
• pelaksanaan pemeriksaan dan pemantauannya
• petugas yang kompeten untuk melakukan pemeriksaan
• pengelolaan reagen, labeling, penyimpanan, ketersediaan reagen
esensial
• penetapan nilai normal dan rentang nilai
• interpertasi oleh tenaga yang kompeten
• penanganan specimen berisiko tinggi
• penanganan b3b dan pembuangan limbah
• ketepatan waktu penyerahan hasil
• penyampaian hasil yang kritis
• pmi dan pme: kalibrasi, validasi internal, dan pemantapan mutu
eksternal
• program peningkatan mutu dan keselamatan: indicator pelayanan,
analisis, upaya peningkatan mutu dan keselamatan dan tindak
lanjutnya
• program pemeliharaan alat: inventarisasi alat dan pemeliharaan
8.2. Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
• Kebijakan dan prosedur yang menjamin ketersediaan obat-obat,
ada Formularium dan evaluasi formularium dari semua obat ,
• Ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam penyimpanan,
penyiapan, dan penyampaian obat kepada pasien serta
penatalaksanaan obat kedaluwarsa/rusak.
• Efek samping yang terjadi akibat pemberian obat-obat yang
diresepkan atau riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu
harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
• kebijakan dan prosedur untuk mencatat, memantau, dan
melaporkan bila terjadi efek samping penggunaan obat dan KTD,
termasuk kesalahan pemberian obat
• prosedur untuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan
pemberian obat dan KNC
• Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana
disimpan di luar farmasi.
8.3. Pelayanan radiodiagnostik
• Jenis pelayanan, prosedur pelayanan, dan pemantauannya
• Program pengamanan radiasi baik bagi masyarakat maupun
petugas
• Pembuangan limbah dari pelayanan radiologi
• Pelaksanaan dan interpertasi oleh tenaga yang kompeten
• Menjamin ketersediaan alat/BHP, foto
• Penyampaian hasil pemeriksaan
• Pemeliharaan alat dan kalibrasi: inventarisasi, jadual
pemeliharaan, pelaksanaan, monitoring dan tindak lanjut, kalibrasi
• Perijinan alat
• Pengendalian mutu pelayanan radiodiagnostik
8.4. Manajemen informasi
• Pembakuan klasifikasi diagnosis, kode diagnosis,
symbol, specimen tanda tangan dan inisial
dokter/perawat
• Prosedur pelayanan rekam medis
• Proses pengelolaan rekam medis
• Cara identifikasi pasien agar tidak terjadi kesalahan
• Pengaturan isi rekam medis
• Kelengkapan isi rekam medis
• Tenaga yang kompeten
8.5. MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN PRASARANA

• Kondisi fisik lingkungan/bangunan


• Manajemen prasarana: instalasi listrik, kualitas air, ketersediaan gas
medis, ventilasi, dan system utama yang lain
• Penanganan B3B
• Penanganan limbah
• Rencana penanggulangan bencana
• Rencana penanggulangan kebakaran
• Monitoring, evaluasi, tindak lanjut kondisi fisik
• Program pemeliharaan lingkungan fisik
• Program penanggulangan bencana dan kebakaran dan bagaimana
pelaksanaannya
• Tenaga yang bertanggung jawab untuk pengelolaan lingkungan dan
kalau terjadi bencana/kebakaran
8.6. Manajemen peralatan
• Prosedur penyiapan alat medis
• Prosedur sterilisasi dan pelaksanaannya
• Bagaimana memastikan peralatan steril
• Inventarisasi, jadual pemeliharaan alat medis, prosedur
dan pelaksanaan.
• Kalibrasi peralatan medis
• Monitoring peralatan yang rusak dan penggantiannya
• Bagaimana memastikan ketersediaan alat medis
• Petugas yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
peralatan medis
8.7. Manajemen sdm klinis
• Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan
(klinis), peta kompetensi
• Penilaian kinerja tenaga klinis
• Proses kredensial, rekredensial dan penetapan
kewenangan klinis
• Upaya peningkatan kompetensi
• Peluang/kesempatan pendidikan dan pelatihan
• Kelengkapan perijinan tenaga klinis: STR, SIP, SIK,
dsb.
TELUSUR SISTEM PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
III
CARA Mengukur
TANGGUNG JAWAB UPAYA
PUSKESMAS

CARA Memonitor

PELAKSANA KEGIATAN UKP, UKM


MUTU DAN KINERJA UKP , UKM .
CARA Mengendalikan

AUDIT INTERNAL
CARA Memelihara TINJAUAN MANAJEMEN
PUSKESMAS

CARA Menyempurnakan MUTU DAN KINERJA UKP DAN UKM


ESENSI BAB III

3.1. Peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas:


1. Penanggung jawab manajemen mutu harus ditetapkan dengan
kejelasan tugas tanggung jawab dan wewenang
2. Pedoman peningkatan mutu dan kinerja
3. Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja
4. Pengukuran mutu dan kinerja dengan indicator yang jelas
5. Perbaikan mutu dan kinerja yang berkesinambungan
berdasarkan penilaian mutu dan kinerja
6. Peran pimpinan dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu
dan kinerja
7. Evaluasi perbaikan kinerja melalui audit internal
8. Pelaksanaan rapat tinjauan manajemen
9. Pemberdayaan pengguna dalam perbaikan mutu dan kinerja
Kajibanding kinerja
TELUSUR SISTEM SASARAN KINERJA UKM
VI
CARA Menetapkan,
Mengukur, INDIKATOR KINERJ , PERBAIKAN
KINERJA MASING-MASING UKM,

CARA Memonitor
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
EVALUASI KIERJA ,
MUTU KINERJA UKM (target),
CARA Mengendalikan DOKUMENTASI MASING-MASING
KINERJA UKM

PERAN SERTA PENANGGUNG


CARA Memelihara JAWAB, PELAKSANA KEPADA
SASARAN

CARA Menyempurnakan KAJI BANDING UKM


ESENSI BAB VI. SASARAN KINERJA UKM

6.1. Perbaikan kinerja UKM


1. Membudayakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten dengan
tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas;
• Kepala Puskesmas menetapkan kebijakan peningkatan kinerja dan pelaksanaan UKM
• Proses penggalangan komitmen. untuk meningkatkan kinerja (bukti-bukti
proses pertemuan, maupun dokumen lain yang membuktikan adanya kegiatan
penggalangan komitmen).

2 Berkesinambungan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan.


• Pelaksanaan pertemuan pembahasan kinerja dan upaya perbaikan.
• Indikator yang digunakan untuk penilaian kinerja, acuan yang
digunakan , hasil –hasilnya
• Komitmen dalam meningkatan kinerja dan wujud kegiatan.
• Proses penyusunan rencana dan pelaksanaan perbaikan kinerja.
3. Peran serta PJ dalam memperbaiki kinerja ;
• Bukti pelaksanaan pertemuan monitoring dan evaluasi kinerja yang
melibatkan lintas program dan lintas terkait.
• Bukti-bukti saran inovatif dari lintas program dan lintas sektor.
• Bukti keterlibatan dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan
perbaikan kinerja.

4 . upaya memberdayakan sasaran untuk berperan serta dalam


memperbaiki kinerja.
• Panduan dan instrumen survei, bukti pelaksanaan survei untuk
memperoleh masukan dari tokoh masyarakat, LSM, dan/atau sasaran.
• Proses pelaksanaan survei, metode, analisis, hasil-hasil yang diperoleh.
• keterlibatan tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan/atau
sasaran dalam perencanaan perbaikan kinerja.
• Bukti keterlibatan dalam pelaksanaan perbaikan kinerja.
5. Didokumentasikan untuk menunjukkan kesinambungan proses;
• Mmenetapkan kebijakan dan prosedur pendokumentasian
kegiatan perbaikan kinerja.
• Dokumentasi kegiatan perbaikan kinerja.
• disosialisasikan kepada pelaksana, lintas program dan lintas
sektor terkait.

6. Kajibanding kinerja UKM yang terintegrasi;


• Rencana kaji banding pelaksanaan UKM Puskesmas,
• Proses penyusunan instrumen kaji banding,
• Laporan pelaksanaan kaji banding,
• Identifikasi peluang perbaikan, dan proses perencanaan perbaikan,
Rencana perbaikan pelaksanaan program kegiatan UKM berdasar hasil
kaji banding,
• Pelaksanaan evaluasi perbaikan kinerja sesudah kegiatan kaji banding.
• Hasil evaluasi perbaikan kinerja sesudah kegiatan kaji banding.
TELUSUR SISTEM PENINGKATAN MUTU KESELAMATAN PASIEN
IX
CARA Mengukur
TANGGUNG JAWAB UPAYA
MUTU DAN KEAMANAN PASIEM

CARA Memonitor

PELAKSANA KEGIATAN MUTU DAN


KINERJA KEAMANAN PASIEN
CARA Mengendalikan

AUDIT INTERNAL
CARA Memelihara TINJAUAN MANAJEMEN MUTU
&KEAMANAN PASIEN

KINERJA MUTU DAN KEAMANAN


CARA Menyempurnakan
PASIEN
ESENSI PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS

• Kebijakan mutu dan keselamatan pasien:


– Mewajibkan semua praktisi klinis berperan aktif dalam peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
– Penetapan area prioritas dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
– Penetapan indicator-indicator mutu dan keselamatan pasien
– Penetapan standar/panduan pelayanan klinis
– Penetapan budaya/tata nilai mutu dan keselamatan pasien
– Diterapkannya manajemen risiko dalam upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
• Dibentuk tim mutu dan keselamatan pasien dengan kejelasan tanggung
jawab dan uraian tugas, yang anggotanya adalah praktisi klinis
• Susun program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
• Laksanakan program mutu layanan klinis dan keselamatan pasien sesuai
rencana
• Keterlibatan praktisi klinis dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang ditunjukkan dalam:
– Peran aktif dalam penyusunan, pengumpulan, analisis dan
tindak lanjut terhadap pencapaian indicator klinis
– Penilaian terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan klinis
(sesuai dengan budaya dan tata nilai keselamatan pasien
(contoh: kebiasaan cuci tangan, kebiasaan melakukan chek
ulang untuk menghindari kekeliruan, budaya tidak saing
menyalahkan)
– Ide-ide perbaikan pelayanan klinis
– Penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
perbaikan mutu dan keselamatan pasien
• Dilakukan monitoring mutu dan keselamatan pasien melalui
penyusunan indicator mutu dan keselamatan pasien (dengan
target yang jelas), pengumpulan data dan analisis thd pencapaian
indicator.
9.1.1. TENAGA KLINIS BERPERAN AKTIF ALAM
PROSES PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KP

1. Peran aktif tenaga klinis mulai dari perencanaan sd evaluasi


program mutu klinis dan KP
2. Penetapan indicator mutu klinis,
3. Monitoring dan penilaian mutu klinis dengan menggunakan
indicator mutu klinis, analisis dan tindak lanjut, serta pelaporannya
4. Kebijakan dan prosedur penanganan insiden keselamatan pasien
(KTD, KTC, KNC)
5. Identifikasi dan pelaporan jika terjadi insiden keselamatan pasien
(KTD, KTC, KNC)
6. Identifikasi risiko pada area prioritas
7. Penyusuna perencanaan mutu klinis dan KP berdasarkan analisis
risiko, kejadian insiden keselamatan pasien, dan keluhan pelanggan
• Rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien memuat:
a. montoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis
b. Monitoring dan penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien (KTD, KTC, KNC, KPC)
d. Implementasi manajemen risiko pada area prioritas:mulai dari
identifikasi risiko klinis, analisis risiko, dan upaya untuk meminimalkan
risiko (dengan metoda Failure mode and effect analysis/FMEA)
e. Penyusunan panduan praktik klinis dan SOP klinis
f. Monitoring dan penilaian sasaran keselamatan pasien
g. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan laboratorium
h. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan obat
i. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan radiodiagnostik
j. program diklat mutu dan keselamatan pasien
• Pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien:
– Tindak lanjut dari hasil pengukuran indicator dan jika ada
permasalahan/complain, maupun KTD, KTC, dan KNC
– Program-program yang ada pada rencana
9.1.2. PERBAIKAN PERILAKU DAN PEMBERIAN PELAYANAN

1. Penetapan budaya mutu dan keselamatan pasien


2. Penyusunan dan Penetapan indicator perilaku
dalam pemberian pelayanan klinis melalui
keterlibatan praktisi klinis
3. Inovasi dalam perbaikan pelayanan klinis
4. Evaluasi dan perbaikan perilaku dalam
pemberrian pelayanan klinis
• Indikator meliputi:
– Indikator mutu pada penilaian oleh pasien, asuhan pasien
(mulai dari patient assessment dan pelaksanaan asuhan),
pelayananan penunjang medis, penggunaan antibiotika.
– Indikator keselamatan pasien: tidak terjadinya salah identifikasi
pasien, komunikasi dalam pelayanan klinis, tidak terjadinya
kesalahan pemberian obat, tidak terjadinya kesalahaan
prosedur klinis, pengendalian infeksi (tidak terjadi infeksi akibat
pemberian pelayanan, dilakukannya kebiasaan cuci tangan
(hand hygiene), dan tidak terjadinya pasien jatuh, )
• Layanan klinis dilaksanakan berdasarkan standar/panduan
pelayanan klinis
• Disusun Perencanaan mutu dan keselamatan pasien berdasar:
– Hasil monitoring dan pengukuran indicator-indicator mutu dan
keselamatan pasien
– Identifikasi Risiko dan Analisis risiko
– Pelaporan dan analisis terjadinya KTD, KTC, KNC dan KPC
9.1.3 KETERSEDIAAN SUMBER DAYA UNTUK
PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KP
1. Pengalokasian sumber daya untuk perbaikan mutu
klinis dan keselamatan pasien
2. Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut
rencana program mutu klinis dan keselamatan pasien

9.2.1. PEMAHAMAN MUTU KLINIS DAN KP OLEH


PRAKTISI KLINIS DAN PIHAK TERKAIT

1. Pemilihan area prioritas dalam perbaikan mutu klinis


2. Komitmen bersama untuk peningkatan mutu klinis dan KP
3. Pemahaman terhadap peningkatan mutu klinis dan KP
4. Pelaksanaan program mutu klinis dan KP, evaluasi dan tindak
lanjut
9.2.2. PEMBAKUAN STANDAR LAYANAN KLINIS
BERDASAR ACUAN JELAS

1. Penyusuna prosedur penyusunan standar/SOP


klinis
2. Penyusunan standar dan SOP klinis sesuai
prosedur penyusunan standar dan SOP klinis
3. Tersedia acuan yang jelas untuk penyusunan
standar dan SOP klinis
9.3.1. PENGUKURAN MUTU LAYANAN KLINIS DENGAN
INSTRUMENT YANG EFEKTIF

1. Penyusunan dan penetapan indicator mutu layanan klinis


2. Ditetapkan sasaran keselamatan pasien sebagaimana pada pokok
pikiran:
• Tidak terjadi salah identifikasi
• Komunkiasi efektif dalam pelayanan
• Tidak terjadi kesalahan pemberian obat
• Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan
• Pengurangan terjadinya risiko infeksi
• Tidak terjadinya pasien jatuh
3. Dilaksanakan pengukuran mutu layanan klinis dan sasaran
KP, analisis, dan tindak lanjut
9.3.2. Penetapan target mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien
• Penetapan target untuk tiap indicator mutu klinis dan KP
• Pertimbangan dalam penetapan target
• Keterlibatan tenaga klinis dalam penetapan target

9.3.3. Data mutu layanan klinis dan SKP


dikumpulkan dan dikelola secara efektif
• Pengumpulan data mutu layanan klinis, analisis,
tindak lanjut, dan didokumentasikan
9.4.1. UPAYA PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KP
DIDUKUNG OLEH TIM YANG BERFUNGSI DENGAN BAIK

1. Kejelasan penanggung jawab mutu layanan


klinis dan KP
2. Ada tim mutu layanan klinis dan KP dengan
kejelasan uraian tugas dan tanggung jawab
3. Ada rencana dan program peningkatan mutu
klinis dan KP
9.4.2. RENCANA PENINGKATAN MUTU LAYANAN
KLINIS DAN KP DISUSUN BERDASAR HASIL EVALUASI

1. Pengumpulan data mutu layanan klinis dan KP


2. Analisis masalah mutu klinis dan KP, analisis penyebab
3. Penyusunan program mutu yang ditungkan dalam
rencana perbaikan mutu
4. Penyusunan rencana mempertimbangkan peluang
keberhasilan dan ketersediaan sumber daya
5. Kejelasan penanggung jawab untuk tiap kegiatan
6. Kejelasan penanggung jawab untuk pemantauan
kegiatan perbaikan mutu layanan klinis dan KP
7. Tindak lanjut thd hasil pemantauan
9.4.3. EVALUASI DAN DOKUMENTASI UPAYA
PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS

1. Pencatatan kegiatan peningkatan mutu layanan


klinis dan KP
2. Evaluasi thd hasil peningkatan mutu klinis dan
KP
3. Tindak lanjut perbaikan
4. Pendokumentasian seluruh kegiatan upaya
peningkatan mutu klinis dan KP
9.4.4. KOMUNIKASI DAN PELAPORAN HASIL
EVALUASI PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KP

1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur distribusi


informasi dan komunikasi peningkatan mutu klinis
dan KP
2. Pelaksanaan sosialisasi proses dan hasil peningkatan
mutu klinis dan KP
3. Evaluasi thd pelaksanaan sosialisasi
4. Pelaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
TERIMAKASIH
TUJUH STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1. Hak pasien:
Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat informasi ttg
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD
2. Mendidik pasien dan keluarga:
Sarana kesehatan harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tangung jawab pasien dalam asuhan pasien
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Sarana kesehatan menjamin keseinambungan pelayanan dan
menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien:
Sarana kesehatan harus mendisain proses baru atau memperbaiki
proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien:
– Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan
pasien secara terintegrasi
– Pimpinan menjamim berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi
risiko keselatan pasien dan program menekan atau mengurangi KTD
– Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan ttg keselamatan
pasien
– Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji dan meningkatkan kinerja rumahsakit serta meningkatkan
keselamatan pasien
– Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumahsakit dan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
– Sarana kesehatan menyediakan proses pendidikan, pelatihan dan orientasi
untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan
pasien secara jelas
– Sarana kesehatan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan untuk meningkatkan dan ememlihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien:
– Sarana kesehatan merencanakan dan mendisai proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal, Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
TUJUH LANGKAH MENUJU KESEMATAN PASIEN

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien: Ciptakan


kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
2. Pimpin dan dukung staf anda: Bangun komitmen dan fokus yang kuat
dan jelas tetnagn keselamatan pasien
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko: Kembangkan sistem dan
proses pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal
yang potensial bermasalah
4. Kembangkan sistem pelaporan: Pastikan staf agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumahsakit mengatur
pelaoran kepada KKPRS
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien: Kembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien: Dorong
staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa kejadian itu timbul
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien:
Gunakan infromasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk
melakukan perubahan sistem pelayanan

Anda mungkin juga menyukai