AFIFAH SEPTIVANI
12100118149
PRESEPTOR: dr. Wiwiek Setyowulan, SpA. M.Kes.
KETERANGAN UMUM
Demam
Bayi N.M.Y. dibawa oleh orang tuanya ke IGD Rumah Sakit Al-Islam dengan
keluhan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam terjadi tiba-tiba dan
suhunya naik turun. Suhu tubuh naik terutama saat malam hari tetapi terkadang tidak
tentu bisa naik saat siang hari atau pagi hari, suhu turun setelah diberikan obat penurun
panas. Suhu tubuh turun hanya beberapa jam setelah itu meningkat kembali. Suhu
tubuh awalnya hanya sekitar 37,6 derajat celcius semakin hari demam semakin naik
menjadi 39,9 derajat celcius walaupun disertai penurunan suhu yang tidak mencapai
suhu normal.
Ibu pasien mengatakan sebelum demam terjadi BAB cair hanya 1 kali 2 hari sebelum demam.
BAB cair, berwarna kuning, tidak berlendir dan tidak berdarah. Ibu pasien mengatakan bahwa demam
disertai dengan perut kembung. Perut kembung sejak 1 hari yang lalu bersamaan dengan demam. Ibu
pasien menyangkal adanya kejang, penurunan kesadaran, menggigil, batuk, pilek, muntah, mual, dan
mencret saat demam. Ibu pasien juga menyangkal bayi rewel atau menangis saat mengeluarkan BAK. Ibu
mengatakan bayi BAK tidak sering, BAKnya normal dan mengganti popok 4 kali sehari. Ibu menyangkal
adanya kemerahan pada sekitar urethra dan sekitar anus bayi. Ibu menyangkal bayi memiliki riwayat
kontak dengan penderita TB, menyangkal batuk >2 minggu yang disertai riwayat BB tidak naik. Ibu pasien
menyangkal adanya penurunan nafsu makan pada bayi dan menyangkal sering demam sejak 1 sampai 2
bulan terakhir. Ibu juga menyatakan tidak ada keluarnya cairan dari telinga. Ibu pasien juga menyangkal
adanya kemerehan atau ruam-ruam merah pada kulit bayi saat demam. Ibu pasien juga menyangkal
adanya mimisan ataupun perdarahan gusi pada bayi. Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang
sama dengan pasien.
Ibu pasien mengatakan setiap diberikan susu formula, botol susu dibersihkan terlebih dahulu,
dan keadaan air dirumah bersih. Orang yang serumah dan tetangga tidak ada yang sedang terkena
demam dengue ataupun memiliki gejala yang sama dengan pasien.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah dibawa ke tempat daerah endemis malaria. Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien sering dibawa keluar rumah dan ketempat yang ramai. Ibu pasien
mengatakan bahwa saat membersihkan urethra pasien itu dari urethra lalu ke anus. Ibu pasien mengatakan
kakak pasien meninggal karena diare lalu kejang saat usia 8 bulan. Pada saat datang ke IGD pasien sudah
diberikan obat tempra penurun panas dan cefadroxil. Pasien dirawat inap di RS Muhammadiyah Bandung.
Pada hari perawatan pertama ibu pasien mengatakan pasien masih demam dengan suhu 38,9 derajat celcius
tanpa adanya keluhan lain, dokter mendapatkan pasien juga disertai takipnea dan ubun-ubun cembung
sehingga pasien diberi diagnosis suspek infeksi saluran kemih dan suspek meningitis bakterialis dengan
diagnosis banding meningitis mixed type sehingga dilakukan pemeriksaan urin rutin, gula darah sewaktu
(GDS), lumbal pungsi, tes mantoux atau ppd, rontgent thorax, dan usg kepala. Hasil dari pemeriksaan urin
rutin didapatkan berat jenis: 1010; pH:7,5; urobilin normal; leukosit: banyak; eritrosit 3-7; sel epitel (+); lain-
lain tidak ada. GDS memberikan hasil 93 mg/dL. Hasil dari lumbal pungsi didapat gula:60; protein:192; jumlah
sel:40; mn:63; pmn: 37. Pasien diberi terapi obat tempra, cefotaxime, ceftriakson, dan diberi cairan ringer
lactat. Tanda vital yang didapatkan suhu 36,5 derajat celcius yaitu tidak ada demam, dan respirasi serta nadi
normal, tetapi ubun-ubun masih cembung, sehingga diagnosis ditetapkan menjadi infeksi saluran kemih +
suspek meningitis bakterialis. Diagnosis banding ensefalitis cmv, ensefalitis tokso, dan meningitis tb.
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Dahulu
Saat usia 3 hari setelah lahir, pasien dirawat
dirumah sakit 2 kali dengan penyakit yang sama yaitu
neonatus hiperbilirubinemia ec abo icompatibility. Rawat
inap pertama selama 4 hari, rawat inap kedua 6 hari.
Leher
JVP :tidak meningkat
KGB :tidak teraba pembesaran KGB,
retraksi :suprasternal (-)
Thorax
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris, retraksi interkostal (-)
Palpasi : pergerakan nafas simetris
Perkusi : sonor kanan kiri sama.
Auskultasi :
Bunyi paru anterior : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-),wheezing (-/-), slam (-/-)
Bunyi paru posterior : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), slam (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Cor
Hematokrit 29% 32 – 39
2 Desember Demam K/U : Sakit sedang, CM Suspek ISK dan -Dumin Supp 125 mg
2018 Nadi : 140 Suspek Meningitis -Cek Hematologi Rutin
Suhu : 39,9 Bakterialis. -Tempra 3x0,8mL
(IGD) Respirasi : 40 -Cefotaxime 3x400mg
Saturasi: 98% iv
Fontanel cembung -Ceftriaxone 1x800mg
iv
-Cairan RL 12 tts mikro
-Lumbal pungsi
-Gula Darah Sewaktu
-Cek Urine rutine
3 Desember Demam K/U : Sakit sedang, CM Suspek ISK dan -Tempra 3x0,8mL
2018 Nadi : 112 Suspek Meningitis -Ceftriaxone 1x800mg
Suhu : 38,9 Bakterialis. iv
Respirasi : 24 Dengan diagnosis -Cairan RL 12 tts mikro
Fontanel cembung banding meningitis -Rontgent Thorax AP
mixed type. -Mantoux Test
-USG Kepala
-Gula darah sewaktu
meningkat.
-Lumbal pungsi,
glukosa normal,
protein meningkat, dan
jumlah sel meningkat.
-Urine rutine terdapat
banyak leukosit dan
eritrosit
TANGGAL S O A P
4 Desember Pasien sudah tidak K/U : Sakit sedang, ISK dan Meningitis -Tempra 3x0,8mL
2018 mengeluhkan adanya CM Bakterialis -Ceftriaxone 1x800mg
demam Nadi : 110 Dengan diagnosis iv
Suhu : 36,7 banding Ensefalitis -Cairan RL 12 tts mikro
Respirasi : 24 CMV, Ensefalitis Toxo, -Cek Darah Rutin
Fontanel cembung dan Meningitis TB.
kontrol
5 Desember
2018
Pasien sudah tidak
mengeluhkan lagi
K/U : sakit sedang,
CM
ISK dan Meningitis
Bakterialis dengan
-Tempra 3x0,8mL
-Ceftriaxone 1x800mg
adanya demam Nadi : 100 perbaikan iv
Suhu : 36,8 -Cairan RL 12 tts mikro
Respirasi : 25 -Hb: 9,8; Ht: 29;
Fontanel cembung Leukosit: 10.200;
Trombosit: 411.000
-Rontgent thorax
normal
-USG Kepala normal
6 Desember Pasien sudah tidak K/U: sakit sedang, CM ISK dan Meningitis -Tempra 3x0,8mL
2018 mengeluhkan adanya Nadi: 100 Bakterialis dengan -Ceftriaxone 1x800mg
demam Suhu: 36,3 perbaikan iv
Respirasi: 22 -Cairan RL 12 tts mikro
Fontanel tidak
cembung
7 Desember Pasien sudah tidak K/U: baik, CM ISK dan Meningitis -Tempra 3x0,8mL
2018 mengeluhkan adanya Nadi: 120 Bakterialis dengan -Ceftriaxone 1x800mg
demam Suhu: 36 perbaikan iv
Respirasi: 28 -Cairan RL 12 tts mikro
Fontanel tidak
cembung
TANGGAL S O A P
8 Desember 2018 Pasien sudah tidak K/U: baik, CM ISK dan Meningitis -Tempra 3x0,8mL
mengeluhkan adanya Nadi: 110 Bakterialis dengan -Ceftriaxone
demam Suhu: 36,6 perbaikan 1x800mg iv
Respirasi: 24
Fontanel tidak
cembung
9 Desember 2018 Pasien sudah tidak K/U: baik, CM ISK dan Meningitis -Tempra 3x0,8mL
mengeluhkan adanya Nadi: 100 Bakterialis dengan -Ceftriaxone
demam Suhu: 36,3 perbaikan 1x800mg iv
Respirasi: 22 -Kandistatin 4x1mL
Fontanel tidak
cembung
Oral thrust
10 Desember 2018 Pasien sudah tidak K/U: baik, CM ISK dan Meningitis -Tempra 3x0,8mL
mengeluhkan adanya Nadi: 110 Bakterialis dengan -Ceftriaxone
demam Suhu: 36,3 perbaikan 1x800mg iv
Respirasi: 26 -Kandistatin 4x1mL
Fontanel tidak
cembung
Oral thrust
11 Desember 2018 Pasien sudah tidak K/U: baik, CM ISK dan Meningitis -Tempra 3x0,8mL
mengeluhkan adanya Nadi: 110 Bakterialis dengan -Ceftriaxone
demam Suhu: 36 perbaikan 1x800mg iv
Respirasi: 24 -Kandistatin 4x1mL
Fontanel tidak
cembung
Oral thrust
DIAGNOSIS AKHIR
DEFINISI ANAMNESIS
Infeksi Saluran Kemih merupakan infeksi - Bayi hanya demam sejak 1 hari yang
yang terjadi di saluran kemih terbagi lalu, tanpa disertai dengan keluhan
menjadi yaitu 2 jenis berdasarkan apapun.
penyulit, simpleks terdapat infeksi tanpa - Demam meningkat terutama malam
penyulit anatomis serta fungsional, dan hari, dan menurun saat diberikan obat
kompleks terdapat infeksi dengan panas, turun suhu tidak pernah
penyulit. Infeksi saluran kemih pada usia 1 sampai normal, dan beberapa jam
bulan hingga 2 tahun, gejalanya tidak kemudian akan meningkat kembali.
spesifik dapat berupa sulit makan, gagal - Demam semakin memburuk, suhu
tumbuh, diare, muntah, dan atau demam meningkat menjadi 39,9 derajat
yang tidak dapat dijelaskan. celcius.
Pembahasan: Demam pada bayi bisa jadi merupakan demam dengue gejala awal,
atau demam typhoid gejala awal, atau adanya infeksi saluran telinga, atau bahkan
common cold. Tetapi demam tidak disertai keluhan lain, hanya demam saja, sehingga
demam tidak spesifik. Demam yang tidak spesifik kemungkinan besar pasti
disebabkan oleh infeksi saluran kemih walaupun belum ada gejala yang menonjol
seperti tidak dapat menahan BAK, sering buang BAK, nyeri perut atau nyeri pinggang.
Gejala spesifik tersebut muncul setelah usia 2 tahun dimana anak sudah bisa
mendeskripsikan hal tersebut.
Infeksi Saluran Kemih
TEORI PASIEN
EPIDEMIOLOGI ANAMNESIS
Insidensi infeksi saluran kemih lebih - Pasien berusia 6 bulan 27 hari
banyak pada anak perempuan sebanyak - Pasien berjenis kelamin perempuan
30% dan laki-laki hanya 1% untuk usia dari
neonatus hingga usia 18 tahun.
Infeksi saluran kemih terjadi pada pasien berjenis kelamin perempuan di usia 6 bulan
menunjukkan bahwa perempuan memang lebih sering terkena infeksi saluran kemih
dibanding laki-laki karena urethra perempuan lebih pendek daripada laki-laki. Bakteri
lebih cepat masuk dan menginfeksi saluran kemih.
Infeksi Saluran Kemih
TEORI PASIEN
ETIOLOGI ANAMNESIS
-Escherichia coli (90%) dan 75% - 2 hari sebelum demam pasien
berkontribusi untuk menyebabkan infeksi terdapat BAB cair hanya 1 kali dan
berulang. langsung diobati ke dokter lalu
-10% lainnya disebabkan oleh klebsiella, sembuh.
proteus, enterococcus, dan pseudomonas. - Ibu mengatakan cara membersihkan
pasien setelah BAK yaitu dari uretra ke
anus.
- Kakak Pasien meninggal setelah kejang
yang disebabkan oleh diare saat usia 8
bulan
Pembahasan: Pasien terdapat demam yang tidak spesifik dikarenakan usia 1 bulan
hingga 2 tahun tidak terdapat gejala yang spesifik. Sehingga berdasarkan
anamnesis sesuai untuk diagnosis kerja. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
seperti yang ada di diagnosis. Pemeriksaan penunjang ditemukan leukosituria yang
banyak. Pada pemeriksaan penunjang urinalisis untuk leukosituria tidak digunakan
sebagai patokan ada tidaknya ISK karena dapat menunjukkan infeksi pada alat
kelamin juga. Sebaiknya pada pasien ini dilakukan pemeriksaan rasio Neutrophil
gelatinase associated lipocalin urin dengan kreatinin urin (uNGAL/Cr) merupakan
tanda pasti terdapatnya ISK. Pengambilan spesimen urin juga dapat dilakukan pada
urin yang segar tanpa di sentrifuge didapat hasil 10 CFU/mL sedangkan jika di
sentrifuge mendapat hasil 100.000 CFU/mL.
Infeksi Saluran Kemih
TEORI PASIEN
Terapi: 1. Pemberian Cefotaxime 3x400mg dan
1. Eradikasi Infeksi Akut Diberi cairan 12 tetes mikro
Diberikan antibiotik, dan dianjurkan
untuk meningkatkan cairan. ISK Pembahasan: pada pasien ini dicurigai
simpleks diberikan antibiotik selama 7 terkena ISK atas dikarenakan demam
hari. tinggi dan didahului diare sebelum
ISK atas: antibiotik oral 7-10 hari demam, dan terdapat adanya perut
sefalosporin atau koamoksilav jika tidak kembung yang merupakan salah satu
bisa berikan parenteral sefotaksim atau gejala saluran pencernaan. Terapi
seftriakson selama 2-4 hari dilanjutkan diberikan sefotaksim atau seftriakson 2-
oral selama 10 hari. 4 hari secara parenteral dikarenakan
ISK bawah: antibiotik oral 3 hari di cek sambilan saat pemberian cairan. Pasien
dulu ada resistensi atau tidak, jika tidak diberikan cairan ditakutkan adanya
berikan trimetropin, sefalosporin, atau gejala dehidrasi karena ISK atas
amoksisilin. Dalam 24-48 jam ada menunjukkan gejala saluran cerna yang
perbaikan klinis belum ada maka cek dapat menyebabkan dehidrasi. Cairan
kultur. yang diberikan sesuai dengan berat
badan yaitu 8,2 dikali 100 sama dengan
820 cc sehari, dalam 1 menit 12 tetes
46
mikro.
Infeksi Saluran Kemih
TEORI PASIEN
Terapi 2. Pada pasien ini gejala demam
2. Deteksi tatalaksana kelainan anatomi menghilang setelah 24 jam pemberian
dan fungsional pada ginjal dan saluran sefotaksim, dan pemberian obat
kemih. Jika pasien sudah hilang dilanjutkan menjadi seftriakson melalui
gejalanya dalam 24-48 jam maka tidak parenteral selama total pemberian 10
ada ISK kompleks, terapi terus hari.
dilanjutkan umumnya dengan total
pemberian antibiotik selama 7-10 hari. Pembahasan: Pada pasien ini sesuai
Baik secara oral ataupun parenteral pengobatan dengan teori diberikan
dilanjutkan oral ataupun perenteral sefotaksim pada 24 jam pertama lalu
saja. dilanjutkan dengan parenteral yang
3. Deteksi dan mencegah infeksi pilihan lainnya boleh seftriakson dan
berulang. Pemberian profilaksis diberikan selama 10 hari. Pasien baru
sebaiknya tidak diberikan pada anak ISK pertama kali mengalami ISK demam dan
demam pertama kali. Indikasi profilaksis dikarenakan gejala hilang setelah 24 jam
adalah anak ISK berulang yang belum maka pasien tidak terkena ISK kompleks,
tau berapa lama optimal pemberian sehingga tidak perlu diberikan antibiotik
profilaksis. Profilaksis untuk ISK profilaksis.
kompleks 3-4 bulan.
Infeksi Saluran Kemih
TEORI PASIEN
Indikasi Rawat Inap: Pembahas: pada pasien terdapat
1. Usia neonatus hingga 4 bulan. adanya pielonefritis akut dikarenakan
2. Pielonefritis akut. demam turun kurang dari 7 hari dan
3. ISK dengan penyulit seperti gagal didapatkan adanya gejala lain seperti
ginjal, hipertensi. fontanel cembung yang mengarah
4. ISK disertai sepsis atau syok kepada meningitis, dikarenakan ISK
5. ISK dengan gejala klinis berat (rasa dapat menyebabkan bakteremia, sepsis,
sakit yang hebat, toksik, kesulitan dan meningitis.
asupan oral, muntah, dan dehidrasi)
6. ISK dengan kelainan urologi
kompleks
7. ISK dengan organisme resisten
antibiotik oral
8. ISK yang orang tua tidak mampu
merawat anak
Infeksi Saluran Kemih
Prognosis:
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• Prognosis:
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam