TEACHING
PRESENTAN
Argy Rizky Akbar Heriady
PRESEPTOR
Hana Sofia Rachman, dr., SpA
SESAK NAFAS
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar orang tuanya ke Poli Anak RSUD Al Ihsan
karena sesak sejak 2 minggu SMRS. Sesak nafas dirasakan muncul
secara tiba-tiba, sesak hilang timbul, sesak lebih sering muncul malam hari
saat istirahat, membaik dengan posisi lebih tegak, rasa sesak dirasakan
semakin berat hingga pasien terlihat biru saat dibawa ke Rumah Sakit. Ibu
pasien melihat nafas pasien lebih cepat dari biasanya serta bagian bawah
bahu dan bawah dada pasien terlihat seperti tertarik kedalam saat pasien
menarik nafas.
Keluhan sesak nafas disertai dengan batuk, batuk bersifat kering,
batuk dirasakan hilang timbul, biasanya muncul saat cuaca dingin,
menurut ibu pasien suara batuk terdengar keras. Selain batuk, pasien
mengeluhkan pilek dengan lendir warna kehijauan. Keluhan juga disertai
demam sejak 1 hari SMRS. Demam muncul mendadak, suhu demam
tinggi diukur dengan thermometer oleh ibu pasien mencapai 38,5oC,
demam dirasakan terus menerus sepanjang hari.
ANAMNESIS
Ibu pasien menyangkal adanya suara mengorok saat menarik nafas,
batuk terus menerus hingga muntah, pasien biru saat menyusui. Ibu pasien
menyangkal adanya batuk terus menerus dan demam selama > 2 minggu.
Ibu pasien menyangkal dan suara mengi saat menarik atau
menghembuskan nafas. ibu pasien juga menyangkal adanya penurunan
nafsu makan, kejang dan penurunan kesadaran,ibu pasien menyangkal
adanya batuk kering yang terdengar seperti mengi.
Keluhan sesak nafas belum pernah diobati sebelumnya.Keluhan demam
pasien sudah diobati dengan obat penurun panas tetapi hanya membaik
sementara. Pasien memiliki riwayat Hirschprung disease. menurut ibu
pasien keluhan sesak bermula keesokan hari setelah pasien dibiopsi
Hisrschprung disease 2 minggu SMRS. Pasien memiliki alergi susu formula.
Ayah kandung pasien merupakan perokok aktif dan sering merokok didalam
rumah. Menurut ibu pasien kakak kandung pasien terdiagnosis
bronkopneumonia setelah pasien serta ibu pasien memiliki riwayat penyakit
asma. Pasien belum pernah diimunisasi sebelumnya. Pasien tinggal
bersama ayah, ibu, dan kakak kandung pasien. Rumah pasien dirasakan cu
kup ventilasi dengan jendela yang berada di tiap kamar. Ibu pasien
menyangkal terdapat tetangga dengan gejala serupa.
Riwayat penyakit dahulu:
Hirschprung Disease.
Anak pertama:
Berusia 3 tahun, lahir dengan berat 3 kilo 1 ons
Riwayat Imunisasi:
Pasien belum pernah diimunisasi
Riwayat makanan:
• 0-3 bulan: ASI + Susu formula
Anogenital
Anus : Edema (-), kemerahan (+)
Genital : Edema (-), kemerahan (-)
Head to Toe
Ekstremitas
Ekstremitas atas : bentuk normal, jari 5 buah, clubbing (-), deformitas (-),
akral hangat, CRT <2 detik
Ekstremitas bawah : bentuk normal, jari 5 buah, clubbing (-), tidak deformitas
, akral hangat, CRT <2 detik
Gerakan : aktif
Tonus otot : normal
Status Neurologis
Newborn refleks :
• Babinski refleks : +/+
• Snout refleks: +
Resume
Bayi Mik datang diantar orang tuanya ke poli anak RSUD Al Ihsan
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu SMRS. Sesak muncul tiba-tiba,
hilang timbul, muncul saat malam hari, diperberat posisi. Keluhan disertai
batuk kering, pilek dengan lendir kehijauan. Demam 38,5oC, mendadak
tinggi, terus menerus. Suara mengorok saat menarik nafas, suara mengi,
biru saat menyusui, batuk hingga muntah, batuk > 2 minggu, penurunan
nafsu makan, kejang, penurunan kesadaran, disangkal. Pasien memiliki
alergi susu formula, Ayah perokok aktif, kakak didiagnosis bronkopneumonia
, ibu memiliki riwayat asma.
Pada pemeriksaan fisik nafas 60x/menit, oksigen 87% tanpa
bantuan oksigen, Sekret (+/+), Rh (+/+), Retraksi subcostal (+), distensi
abdomen (+), anus kemerahan (+).
Usulan pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin (Hb, Ht, Leuko, trombo)
• Hitung jenis (basophil, eusinofil, neutrophil batang, neutrophil segmen,
limfosit, monosit)
• Kultur darah
• Roentgen Thoraks AP
• Analisis gas darah (PaO2/FiO2)
Diagnosis Banding
• Bronkopneumonia sangat berat tanpa tanda bahaya e.c S. Pneumoniae
• Bronkopneumonia sangat berat tanpa tanda bahaya e.c Influenza virus
• Hospital Acquired Bronkopneumonia sangat berat tanpa tanda bahaya e.c
S. Pneumoniae
• Bronkiolitis
• Asma
• Tuberkolosis
Diagnosis kerja
Bronkopneumonia sangat berat tanpa
tanda bahaya e.c S. Pneumoniae
Tatalaksana
Tatalaksana Umum:
Rawat di rumah sakit
Tirah baring
Terapi cairan 80% kebutuhan basal
Kebutuhan basal 100 x 5,2 = 520 ml/ hari
520 x 80%= 416 ml/ hari
Asupan kalori: 108 x 5,2 = 561 kkal/hari (ASI)
Tatalaksana Khusus:
Farmakologi
• Oksigen 1 liter/menit
• Antibiotik
-Ampisilin 50mg/KgBB = 50 x 5,2
= 260 mg i.v/ 6 jam
Diberikan setiap 6 jam dalam 48 jam.
-Gentamisin 7,5 mg/KgBB = 7,5 x 5,2
= 39 mg i.v/ 24 jam
Observasi pemberian antibiotik dalam 48 jam.
Indikasi pasien dipulangkan
• Perbaikan secara klinis (sesak berkurang)
• Nafsu makan membaik
• Bebas demam dalam 12-24 jam
• Saturasi > 92% dalam udara ruangan selama 12-24 jam
Pencegahan
• Vaksinasi dengan vaksin Pentabio (DPT-Hb-HiB), Vaksin PCV (Pn
eumococcus conjugate Vaccine)
Edukasi
•Dianjurkan melanjutkan pemberian ASI
•Pasien di vaksin sesuai usianya
•Keluarga pasien disarankan menggunakan masker untuk mencegah
penularan
•Ayah pasien dimohon untuk mengurangi kebiasaan merokok di dalam
rumah
•Kakak kandung pasien diobati agar mencegah bronkopneumonia berulang
•Pertahankan sirkulasi udara yang baik didalam rumah
•Apabila ibu pasien masak didalam rumah harap membuka ventilasi
Prognosis
Quo ad Vitam: dubia ad bonam
Quo ad Functionam: dubia ad bonam
Quo ad Sanationam: dubia ad malam
TERIMA KASIH