Anda di halaman 1dari 35

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

BAB I
LAPORAN KASUS
A.

IDENTITAS PASIEN
Inisial Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Umur
Agama
Alamat

B.

: An. IS
: Laki laki
: 7 Januari 2014
: 10 bulan
: Islam
: Kampung Pasirandu RT 007 RW 002

Ps Kadu
Kecamatan Curug Tangerang
No. RM
: RSUS. 00-61-94-44
Tanggal Masuk RS : 18 November 2014
Tanggal Keluar RS : 24 November 2014

ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis secara Alloanamnesis dengan ibu
pasien pada 18 November 2014 pukul 12.00 WIB di IGD
Rumah Sakit Umum Siloam (RSUS).

Keluhan Utama
Penurunan kesadaran sejak 1 jam sebelum masuk rumah
sakit (SMRS)

Keluhan Tambahan
Buang air besar (BAB) cair, muntah, demam, buang air
kecil (BAK) sedikit, lemas

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien

dibawa

ke

IGD

RSUS

dengan

keluhan

penurunan kesadaran sejak 1 jam SMRS. Menurut ibunya,


pasien tampak lebih sering tidur dan tidak mau bangun.
pasien juga malas untuk minum sejak 1 hari SMRS &
tampak semakin lemas sehingga pasien dibawa ke RSIA
namun tidak lama pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum
Siloam.

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Pasien sebelumnya BAB cair sejak 7 hari SMRS


dimana saat itu pasien 3 kali BAB cair dimana lebih banyak
cairan dibanding ampas, lendir (+), darah (-), berwarna
kuning, tidak berbau asam gelas aqua. Frekuensi BAB
cair meningkat hingga 3 hari SMRS sebanyak 10 kali
dalam sehari dengan konsistensi cair lebih banyak daripada
ampas, lendir (+), darah (-), berwarna kuning, tidak berbau
asam - 1 gelas aqua. Hingga hari dibawa ke rumah
sakit BAB cair sebanyak 5 kali dengan konsistensi cair lebih
banyak daripada ampas, lendir (+), darah (-),

berwarna

kuning, tidak berbau asam gelas aqua.


Pasien juga muntah sejak 8 hari SMRS 5 kali dalam
sehari berisi air & makanan berwarna cokelat. Pasien sudah
tidak muntah lagi hingga hari dibawa ke rumah sakit.
Selain BAB cair dan muntah pasien juga mengalami demam
sejak 6 hari SMRS, demam meningkat perlahan-lahan, saat
dikur suhunya sekitar 37.50C, ibu pasien memberi obat
penurun

panas

sehingga

demamnya

turun

dengan

pemberian obat. Demam terus naik turun hingga pada 1


jam SMRS demam tiba-tiba meningkat menjadi 380C.
riwayat kejang selama demam disangkal oleh ibu pasien.
Menurut ibu sejak 7 hari SMRS ini buang air kecil
pasien menjadi berkurang dimana sehari hanya 2 kali
pasien buang air. Hal ini dilihat dari tiap pasien diganti
popoknya. Urin pasien berwarna kuning jernih, tidak
keruh/berpasir, darah pun tidak ada.
Sebelum dibawa ke RSUS pasien telah 3 kali berobat.
Dimana berobat pertama kali yaitu ketika pasien muntah 8
hari SMRS, pasien dibawakan ke bidan dekat rumahnya
kemudian diberikan antibiotik & obat penurun panas.
Berobat yang kedua yaitu ketika pasien BAB cair 3 hari
SMRS, pasien dibawakan ke klinik dokter umum dan diberi

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

tambahan obat yaitu lacto-B dan zinc namun tetap tidak


ada perubahan.
Keluhan lain seperti batuk, pilek, sesak napas, nyeri
telinga maupun keluar cairan dari telinga disangkal oleh ibu
pasien. Nafsu makan & minum menurun semenjak 7 hari
SMRS. terdapat penurunan berat badan dalam 1 minggu
terakhir namun ibu pasien tidak terlalu persis mengingat
berat

badan

sebelum

sakit,

namun

hanya

dengan

sepenglihatan mata ibu pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum menderita hal seperti ini sebelumnya.
Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.
Riwayat operasi disangakal. Riwayat asma, kejang demam,
batuk kronik, alergi obat atau makanan disangakal.

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Tidak ada yang menderita hal serupa seperti pasien di
dalam anggota keluarga. Riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, batuk kronik, alergi maupun asma dalam keluarga
disangkal.
Anak

Tangg

ke -

al

Lahir
2009

2014

Status

Anak

Pendidik

Riwayat

an

persalinan

TK A

SC

atas

kandun

ketuban

g
Anak

dini
SC atas

Belum

(pasien

kandun sekolah

indikasi
pecah
indikasi

bekas SC

Riwayat Kehamilan
P2A0 (pasien merupakan anak kedua)
3

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Ibu pasien rajin kontrol ANC ke dokter Sp.OG.


Ibu pasien teratur mengkonsumsi vitamin

diberikan selama kehamilan


Tidak ada penyulit selama kehamilan

yang

Kesan : Normal, tidak ada yang bermakna

Riwayat Persalinan dan masa perinatal


Hamil 39 minggu
Persalinan secara Sectio Caesarea (SC) atas indikasi
bekas SC, ditolong oleh dokter Sp.OG di Rumah Sakit

Umum Siloam.
BB Lahir : 3310 gr
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Air ketuban jernih saat lahir
Bayi lahir langsung menangis spontan & kuat,
gerakan aktif, pink kemerahan, diberikan vitamin K

segera setelah lahir.


Masalah neonatus : sianosis (-), ikterus (-).

Kesan : Normal, tidak ada yang bermakna

Riwayat nutrisi
0 6 bulan
6 7 bulan

kali sehari
7 10 bulan

: ASI eksklusif
: ASI + bubur saring/bubur tim 1 2
:

ASI

nasi

tim

lauk

(sayur,ikan/ayam) sebanyak 3 kali sehari ditambah


dengan

buah-buahan

(jeruk,

pepaya,

pisang)

sebanyak 2 x sehari.
Kesan

: Kualitas & kuantitas cukup.

Riwayat Tumbuh Kembang


4 bulan : mulai belajar tengkurap
6 bulan : dapat duduk dibantu
8 bulan : dapat duduk sendiri

&

merangkak,

babbling
10 bulan : selalu ingin memasukkan benda ke mulut

Kesan : Tumbuh kembang sesuai dengan usia

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Riwayat Imunisasi

Vaksin
BCG
DTP
Polio
Campak
Hep. B
HiB
PCV
Rotavirus
MMR
VArisela
Hepatitis
A
Tifoid
Influenza
HPV
Kesan

Dasar
II

III

Ulangan
II

III

: Imunisasi 9 bulan lengkap sesuai usia

pasien, imunisasi dasar lainnya tidak lengkap

Riwayat Sosial Ekonomi & Kondisi Lingkungan


Pasien menggunakan jaminan Jamkesda untuk biaya

rumah sakit.
Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan kakaknya.
Ayah
o Pekerjaan ayah : buruh
o Pendidikan terakhir ayah : SMA
Ibu
o Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
o Pendidikan terakhir ibu
: SMA
Berdasrkan anamnesis menurut ibu pasien ia cukup

menjaga kebersihan dalam memasak.


Berdasarkan anamnesis, ibu pasien selalu mencuci

tangan

sebelum

menyiapkan

makanan

kepada

pasien dan juga setelah membersihkan kotoran.

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Kesan

termasuk

golongan

sosial

ekonomi

menengah kebawah, pendidikan orang tua baik,


hygiene cukup
C. PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan Umum
: Tampak Sakit Berat, letargi
Kesadaran
: Somnolen (GCS : E4M6V4)
Tanda Tanda Vital
Laju nadi : 160 x/menit, regular, isi lemah
Laju napas : 40 x/menit
Suhu
: 38.50C
Status Gizi & Antropometri
Klinis
: Gizi kurang
Berat Badan
: 7 kg
TB
: 69 cm
BB ideal
: 9.1 kg
Lingkar Lengan Atas
: 14.6 cm
Lingkar kepala
:
45
cm
(normosefali

berdasarkan kurva Neelhaus)


Berat Badan/Umur
: Diantara -2 SD sampai -3

SD kurva WHO
Tinggi Badan/Umur

SD kurva WHO
Berat Badan/Tinggi Badan

: Tepat pada -2 SD

kurva WHO
Lingkar Lengan Atas/Umur

: Tepat pada 0

:Diantara 0 SD sampai 2

SD

kurva WHO
Kesan

: Perawakan normal, gizi cukup, normosefali

o Status Generalis
1.
Kulit
a. Warna
b. Lesi
c. Perdarahan
d. Jaringan Parut : e. Lain lain
2.

: Sawo matang
::: Turgor kulit menurun

Kepala
a. Bentuk
b. Ubun ubun besar

: Normosefali
: sangat cekung

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

c. Rambut

rambut

hitam,

lurus,

mudah dicabut
d. Lain lain

: massa (-), hematoma (-)

tidak

3.

Wajah

: simetris, deformitas (-)

4.

Mata
a. Konjungtiva
: Tidak anemis
b. Sklera
: Tidak ikterik
c. Pupil
: bulat isokor 3mm/3mm
d. Refleks Cahaya Langsung
: +/+
e. Gerak bola mata
: normal ke segala arah,
gangguan gerak (-)
f. Lain lain

: mata sangat cekung

(+/+), air mata tidak ada


5.

Hidung : bentuk normal, deviasi septum nasi (-),


napas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)

6.

Telinga : bentuk normal, sekret (-), nyeri tekan


tragus (-), gangguan pendengaran (-)

7.

Mulut
a. Bibir
b. Lidah
c. Gigi
d. Mukosa
e. Gusi

: kering, tidak pucat


: normoglosia, coated tongue (-)
: 2 incisor sentral bawah
:kering, oral thrust (-)
: bengkak (-), perdarahan

(-)
f. Bau pernapasan
8.

Tenggorok
a. Tonsil
b. Faring

: tidak

: T1T1, tidak hiperemis


: Tenang, Tidak hiperemis, post nasal

drip (-)
9.

Leher
a. Kaku kuduk
b. Kelenjar
c. JVP

:: KGB tidak teraba


: tidak diukur

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

10.

Dada
a. Bentuk

: normal, iga gambang (-),

pectus excavatum & carinatum (-)


b. Retraksi
:c. Precordial bulging : 11.

Paru
a. Inspeksi : pergerakan kedua dada simetris,
retraksi (-)
b. Palpasi : tactile fremitus simetris pada kedua
lapang paru
c. Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
d. Auskulitasi : Suara nafas vesicular, tidak ada
ronchi ataupun wheezing

12.

Jantung
a. Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
b. Palpasi : Iktus kordis teraba di intercostal V
garis midklavikula sinistra
c. Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
d. Auskultasi : Bunyi jantung I II regular, murmur
(-), gallop (-)

13.

Abdomen
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Perkusi
abdomen
d. Palpasi

: Datar, skar (-)


: Bising usus (+) meningkat
: timpani pada seluruh kuadan
: supel, turgor kulit menurun,

pembesaran hepar & limpa (-), Nyeri tekan (-)


14.
15.

Punggung : simetris, tidak ada deformitas


Genitalia : genitalia laki-laki, fimosis, OUE tidak
hiperemis, edema (-), sekret (-), eritema natum (-),
ruam popok (-), massa (-), fistula (-), baggy pants

16.

(-)
Ekstremitas

17.

capillary refill < 2 detik


KGB
: tidak ada pembesaran

akral

hangat,

edema

-/-,

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

18.

Pemeriksaan neurologis

: saraf kranial dalam

batas normal, tanda rangsang meningeal (-),


motorik & sensorik dalam batas normal.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o LABORATORIUM (18 November 2014)
TES
Full Blood Count
Hemoglobin
Hematokrit
RBC
WBC
Platelet

HASIL
10.95
31.56
4.530
28.810
366.800

ESR
6
Diiferential Count
Basofil
1
Eosinofil
0
Neutrofil Batang
3
Neutrofil Segmen
64
Limfosit
28
Monosit
4
MCV, MCH, MCHC
MCV
69.68
MCH
24.18
MCHC
34.70
Biochemistry
GDS
94
Elektrolit
Natrium (Na)
132
Potasium (K)
1.3
Chloride (Cl)
109
Kesan
:
Leukositosis,

NILAI NORMAL
10.70 13.10 g/dL
35.00 43.00 %
3.600 5.200 L
6.000 17.500 / L
150.000 440.000 /
L
0 15 mm/jam
0 -1 %
13%
26%
50 70 %
25 -40 %
28%
74.00 102.00 fL
23.00 31.00 pg
28.00 32.00 g/dL
50 80 mg/dL
137 145 mmol/L
3.6 5.0 mmol/L
98 107 mmol/L
Hiperglikemia,

Hiponatremia & Hipokalemia

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

o ANALISA GAS DARAH (18 November 2014)


AGD
pH
pO2
pCO2
HCO3Total CO2
Base Excess (BE)

HASIL
7.300
140.0
8.2
3.9
4.1
-21.8

NILAI NORMAL
7.360 7.440
80 100 mmHg
35.0 48.0 mmHg
21.0 28.0 mmol/L
24.0 30.0 mmol/L
(-) 2.4 (+) 2.3
mmol/L
95.0 98 %

Saturasi O2
99.0
Elektrolit gas darah
Sodium (Na+)
128.0
+
Potasium (K )
1.57
Calcium (Ca++)
0.35
Hematokrit
31
Kesan : Asidosis metabolik terkompensasi
o FESES LENGKAP (19 November 2014)
Macroscopic
Warna
Konsistensi
Mukus
Darah
Microscopic
Eritrosit
Leukosit
Amoeba
Egg worm
Yeast
Digestive
Amylum
Fat
Fibers
Stool Occult Blood
Kesan : normal

Hijau
Smooth
Negative
Negative
0 -1
1- 3
Not found
Negative
Negative
Negative
Negative
Negative
Negative

Negative
Negative
0 1 HPF
1- 5 HPF
Negative
Negative

Negative

E. RESUME
Pasien laki-laki usia 10 bulan, dibawa ke IGD RSUS
dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 jam SMRS.
pasien tampak lebih sering tidur, malas untuk minum dan
semakin lemas. Sebelumnya pasien BAB cair sejak 7 hari
SMRS sebanyak 3 kali dengan konsisten cair lebih dari ampas,
10

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

lendir (+) berwarna kuning, gelas aqua. Frekuensi


semakin bertambah hingga 3 hari SMRS sebanyak 10 kali
dalam sehari dengan konsistensi cair lebih dari ampas, lendir
(+), berwarna kuning - 1 gelas aqua. Hingga hari dibawa
ke RS tetap BAB cair lebih dari ampas sebanyak 5 kali, lendir
(+) gelas aqua. Muntah pada 8 hari SMRS 5 kali dalam
sehari berisi air dan makanan berwarna cokelat. Demam yang
meningkat perlahan-lahan sejak 6 hari SMRS, turun dengan
pemberian obat penurun demam.

Suhu dapat meningkat

antara 37.5 -380C. BAK menjadi sedikit 2 kali/hari. Sudah


berobat sebelumnya namun tidak ada perbaikan. Terdapat
penurun nafsu makan dan minum semenjak 7 hari SMRS.
terdapat pula penurunan berat dalam 1 minggu terakhir.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan pasien tampak sakit
berat dan letargi dengan kesadaran somnolen, laju nadi 160
x/menit, regular isi lemah, suhu 38.50C. status gizi dan
antropometri pasien termasuk gizi cukup. Pada pemeriksaan
status generalis, turgor kulit menurun, ubun-ubun besar
sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, bibir
kering, mukosa kering, bising usus (+) meningkat.
Pada
leukositosis,

pemeriksaan
hiperglikemia,

penunjang

ditemukan

hiponatremia,

adanya

hypokalemia

&

asidosis metabolik terkompensasi.

F. DIAGNOSIS KERJA
Diare Akut et causa Suspek infeksi bakteri dengan

dehidrasi berat
Hipokalemia
Asidosis metabolik terkompensasi

11

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

G. TATALAKSANA
o Diagnostik
Pemeriksaan Full Blood Count
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan feses Lengkap
Pemeriksaan Analisis gas Darah (AGD)
Balans cairan
Monitor keadaan umum, tanda-tanda vital, frekuensi
BAB & urine output
Saran :

Pemeriksaan urin Lengkap


Pemeriksaan kultur darah

o Medikamentosa
Rawat inap
Line I - IVFD Ringer Laktat (RL):
30 ml/kg/jam 210 mL/1 jam, dilanjutkan 70
ml/kg/jam 490 mL/5 jam
Dilanjutkan cairan maintenance dengan IVFD KaEN
3B 700 ml/24 jam

Line II NaCl 0.9 % + KCl 10 mEq 100 mL/3 jam


Ceftriaxone 2 x 350 mg (50 mg/kgBB/12 jam 350

mg/kgBB/12 jam), IV
Paracetamol drop 100 mg/ml 4 x 100 mg (1 ml),
(p.r.n, jika demam >380C)
(0-15 mg/kgBB/kali 70 105 mg/kali 14

mg/kgBB/kali), PO
Zinc syrup 1 x 20 mg /5 ml, PO
Oralit 70 ml (tiap BAB), PO
(10 ml/kgBB)
Urine catheter

o Non-Medikamentosa
ASI tetap diberikan
Hygiene yang merawat pasien harus diperhatikan,
harus

cuci

tangan

sebelum

makan

&

setelah

membersihkan kotoran pasien.


Meningkatkan penggunaan air bersih.

12

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan disekitar

tempat tinggal.
Meningkatkan

walaupun hanya sedikit-sedikit makannya.


Menjelaskan kepada orang tuapasien bahwa penyakit

frekuensi

makan

pada

pasien

yang diderita kemungkinan dapat berulang untuk itu

harus tetap menjaga kebersihan.


Pantau tumbuh kembang anak

puskesmas terdekat.
Lengkapi imunisai dasar

dilakukan.
Memberikan cairan oralit setiap BAB
Mengkonsumsi zinc selama 10-14 hari.

posyandu

lainnya

yang

atau
belum

H. PROGNOSIS
o Ad vitam
: ad bonam
o Ad functionam
: ad bonam
o Ad Sanactionam : ad bonam

I. FOLLOW UP

19 November 2014
20 November 2014
BAB cair saat semalam sebanyak BAB cair 2x namun
6-7 kali, berwarna hijau, ampas hanya sedikit, berwarna
(+),

lender(-)

kemudian

pada hijau, ampas (+), lendir

pagi hari BAB cair 3x, konsistensi (+),

demam

lembek, ampas (+), lendir (+), toleransi

ASI

(+),
baik,

darah (-), berwarna hijau, demam kembung (-)


(+), mual & muntah (-), BAK
O

mulai banyak
Keadaan Umum/Kesadaran: Sakit
sedang (gelisah)/compos mentis
Laju Nadi : 120 x/menit
Laju napas: 24 x menit
Suhu : 38.70C
Kepala :ubun-ubun besar cekung

Keadaan
Umum/Kesadaran: Sakit
sedang/compos mentis
Laju Nadi : 120 x/menit
Laju napas : 22 x menit

13

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Mata : cekung, air mata (-)


Thorax :
Jantung : Bunyi Jantung I & II
regular, gallop (-), murmur (-)
Pulmo : suara nafas vesicular +/
+ ,ronchi -/-, wheezing -/_
Abdomen : cembung,
Bising

usus

(+)

supel,

menurun,

timpani, turgor kulit membaik


Ekstremitas : akral hangat,
capillary refill < 2 detik, turgor
baik

Suhu : 38.40C
Kepala
:ubun-ubun
besar datar
Mata : cekung, air mata
(+)
Thorax :
Cor : BJ I&II regular,
gallop (-), murmur (-)
Pulmo : suara nafas
vesicular +/+ ,ronchi -/-,
wheezing -/_
Abdomen : datar, supel,
Bising usus (+) normal,

18/1114
Input : 365 ml
Output : 200 ml + 350 ml (IWL) =
550
Balance : -185 ml
Urine output/ 6 jam : 200
Diuresis : 4.7 ml/kg/jam

timpani
Ekstremitas

akral

hangat, capillary refill <


2 detik, turgor baik
Elektrolit (19/11-2014)
Natrium : 136 mmol/L
Kalium : 2.5 mmol/L
Cloride : 108 mmol/L
19/1114
Input : 883 ml
Output : 600 ml + 350
ml (IWL) = 950 mL
Balance : - 67 ml
Urine output/ 24 jam :
600
Diuresis

3.57

akut

tanpa

ml/kg/jam
A

Diare akut tanpa dehidrasi


Riwayat dehidrasi berat
Hipokalemia

Diare

dehidrasi
Riwayat dehidrasi berat
Hipokalemia
Line I : IVFD KAEN 3B 700 mL/24 Line I : IVFD KAEN 3B
jam
700 mL/24 jam
Line II : NaCl 0.9 % + KCl 10 mEq Line II : NaCl 0.9 % +
100 mL/3 jam

KCl 10 mEq 100 mL/3

14

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Ceftriaxone 2 x 350 mg (IV) hari jam


Ceftriaxone 2 x 350 mg
ke 2
(IV) hari ke 3
Paracetamol drop 100 mg/ml 4
Paracetamol drop 100
x 1 ml (prn)
mg/ml 4 x 1 ml (prn)
Zinc 1 x 20 mg (po) hari ke 2
Zinc 1 x 20 mg (po)
Oralit 70 ml (tiap BAB)
hari ke 3
Rencana :
Oralit 70 ml (tiap BAB)
cek elektrolit
Pemberian ASI tiap 3
monitor
Keadaan
Umum,
jam, jika tidak kembung
Tanda-Tanda Vital, frekuensi
maka
NGT
dapat
BAB & urine output
puasa sementara hingga ada dilepas. Jika toleransi

hasil elektrolit
pasang NGT

baik dapat diberi bubur.


Rencana :
cek elektrolit
monitor
Keadaan
Umum,

Tanda-Tanda

Vital, frekuensi
aff NGT

15

21 November 2014
22 November 2014
BAB cair semalam sebanyak 3x, BAB cair 2x lembek
konsistensi

cair,

Laporan(+),
Kasus
Diare Akut
dehidrasi
ampas
(awalnya
sedikit,
yang berat

lendir (-), darah (-) & pada pagi kedua banyak) berwarna
hari

skelai

berwarna

kuning, kuning, ampas (-), lendir

ampas (+), lender (+), berwarna (-), demam (-), toleransi


kuning,
O

demam

(+),

mual

& ASI baik.

23toleransi
November
2014
muntah (-),
ASI baik
S
BAB
padat
sebanyak
2 kali
sejak
Keadaan Umum/Kesadaran: Sakit
Keadaan
pagi hingga
sedang/compos
mentis malam berwarna
Umum/Kesadaran: Sakit
Laju nadi kuning,
: 84 x/menit
lendir (-), darah
(-),
sedang/compos
mentis
Laju napas : 24 x menit
N
:
120
x/menit
0
demam
(-), mual & muntah (-),
Suhu : 37.6
C
RR : 22 x menit
Kepala :Ubun
ubun
toleransi
ASIbesar
baik datar
S : 38.40C
Mata :Otidak
cekung,
air
mata
(+)
Keadaan Umum/Kesadaran:
Sakit
Kepala
:Ubun-ubun
Thorax :
Jantung :sedang/compos
Bunyi Jantungmentis
I & II besar datar
Laju nadi : 100 x/menit Mata : tidak cekung, air
regular, gallop
(-), murmur
Laju napas
: 24 x (-)
menit
0
Pulmo : suara
nafas
vesicular
+/ mata (+)
Suhu : 36.5 C
Kepala
:Ubun-ubun
besar Thorax
datar :
+ ,ronchi -/-,
wheezing
-/_
Jantung
: tidak
cekung,
air mata
(+) : Bunyi Jantung
Abdomen Mata
: datar,
supel,
Bising
Thorax :
I & II regular, gallop (-),
usus (+) normal,
Jantungtimpani
: Bunyi Jantung I & II
Ekstremitas : akral hangat, murmur (-)
regular, gallop (-), murmurPulmo
(-)
: suara nafas
capillary refill
<
2
detik,
turgor
Pulmo : suara nafas vesicular +/
vesicular +/+ ,ronchi -/-,
baik
+ ,ronchi -/-, wheezing -/_
Abdomen : datar, supel,wheezing
Bising -/_
Elektrolit (20/11-2014)
Abdomen : datar, supel,
ususmmol/L
(+) normal, timpani
Natrium : 131
Ekstremitas
: akral Bising
hangat,usus (+) normal,
Kalium : 4.0
mmol/L
Cloride : 100
mmol/Lrefill < 2 detik,timpani
capillary
turgor
Ekstremitas
:
akral
20/1114 baik
hangat, capillary refill <
Input : 505 ml
Output : 500 ml + 350 ml (IWL) = 2 detik, turgor baik
850
21/1114
Balance
- 300 akut
ml tanpa dehidrasi
A : Diare
Input : 590 ml
Urine output/
24 jam
: 500 berat
Riwayat
dehidrasi
Output : 700 ml + 350
Diuresis : Riwayat
2.08 ml/kg/jam
hipokalemia
ml (IWL) = 1050
P IVFD stopper
Balance : - 460 ml
Cefixime 100 g/5 ml (2 x 1.5 ml)
Urine output/ 24 jam :
per-oral
700
Paracetamol drop 100 mg/ml
4
Diuresis
:
4.16
x 1 ml (prn)

ml/kg/jam

Zinc 1 x 20 mg (po) hari ke 6


Diare akut tanpa dehidrasi
Diare
akut
tanpa
Oralit 70berat
ml (tiap BAB)
Riwayat dehidrasi
dehidrasi
Riwayat hipokalemia
Riwayat dehidrasi berat
Riwayat hipokalemia
Line I : IVFD KAEN 3B 500 mL/24 Line I : IVFD KAEN 3B
jam

500

mL/24

jam

16

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

ASI peroral
Bubur saring 3 kali sekari
Rencana :
Rencana pulang besok.
Obat pulang :

Cefixime 100 mg/5ml (2 x 1.5

ml)
Zinc syrup 20 mg/5ml (1 x 20
mg)

BAB II
ANALISA KASUS
Penurunan

kesadaran

merupakan

keadaan

dimana

pasien tidak sadar atau tidak terbangun secara utuh


sehingga tidak mampu memberikan respon yang normal
terhadap

stimulus.

Terdapat

berbagai

penyebab

dari

penurunan kesadaran diantaranya dapat disebabkan oleh


sirkulasi dimana meliputi stroke, penyakit jantung, syok
dimana

kondisi

diakibatkan

oleh

medis

yang

kegagalan

mengancam
system

jiwa

sirkulasi

yang
darah.

Berkurangnya cairan tubuh yang diedarkan dapat terjadi

17

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

pada perdarahan yang besar, hilangnya cairan tubuh


akibat diare berat, muntah maupun luka bakar yang luas.
Kemungkinan lain dapat disebabkdian oleh ensefalitis,
metabolic (hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia,
koma hepatikum), elektrolit misalnya diare dan muntah
yang berlebihan. Seseorang yang kekurangan cairan akan
merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, turgor
kulit menurun. Keluhan tersebut disebabkan oleh deplesi
air

yang

isotonic.

intoksikasi,

Penyebab

trauma

kemungkinan

terjadi

atau

lain

yaitu

neoplasma,

epilepsi.

Pada

pasien

penurunan

kesadaran

ini

yaitu

diakibatkan oleh masalah metabolic dan elektrolit.


Diare akut adalah buang air besar cair pada atau anak
lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu. Pada bayi yang
minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 34 kali perhari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi
masih

bersifat

fisiologis

atau

normal.

Berdasarkan

anamnesis pada pasien didapatkan BAB cair dimana


frekuensinya lebih dari 10 kali yang berlangsung sejak 7
hari SMRS dan konsistensi cair dimana kira-kira - 1 gelas
aqua. Dengan keadaan ini dapat ditentukan bahwa diare
yang yang terjadi pada pasien ini adalah diare akut
dikarenakan sesuai dengan definisi diatas.
Diare akut masih merupakan penyebab

utama

morbiditas dan mortalitas anak di Negara berkembang.


Terutama usia dibawah 5 tahun. Dapat dilihat bahwa hal ini
sesuai dengan pasien yaitu berusia 10 bulan. Terdapat
banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian
besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum
yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasite, akan

18

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan


diare akut yaitu sindroma malabsorbsi.
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal
oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar
oleh enteropatogen atau kontak langsung tangan dengan
penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja
penderita atau tidak langsung melalui lalat (melalui 4F =
fingers,

flies,

fluid,

field).

Factor

resiko

yang

dapat

meningkatkan penularan enteropatogen antara lain tidak


memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama
kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan air bersih,
pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan
(MCK), kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk,
penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis
dan

cara

penyapihan

yang

tidak

baik.

Berdasarkan

anamnesis, pasien sering memasukan tangan kedalam


mulutnya. Hal ini merupakan salah satu kemungkinan
penularan diakibatkan oleh cara penularan yang melalui
tangan pasien yang belum tentu bersih.
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya
adalah golongan virus, bakteri dan parasit. Dua tipe dasar
dari diare akut adalah oleh karena infeksi adalah non
inflammatory dan inflammatory.
Infeksi
usus
menimbulkan

tanda

dan

gejala

gastrointestinal serta gejala lainnya bila terjadi komplikasi


ekstraintestinal. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare,
kram perut dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik
tergantung penyebabnya. Penderita dengan diare cair
mengeluarkan
natrium,

tinja

klorida

dan

yang

mengandung

bikarbonat.

sejumlah

Kehilangan

air

ion
dan

elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air


juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan
dehidrasi, asidosis metabolic dan hypokalemia. Dehihidrasi
yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa
19

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

dehidrasi isotonic, dehidrasi hipertonik atau dehidrasi


hipotonik. Berdasarkan anamnesis, diare akut pada pasien
lebih mengarah ke bakteri dikarenakan adanya lendir,
berwarna

kuning

tidak

berbau

asam,

terdapat

pula

peningkatan suhu yang terjadi secara perlahan-lahan.


Selain itu bahwa pada pasien ini terjadi kehilangan cairan
yang berat dimana pasien menjadi asidosis metabolic,
hypokalemia dan juga dalam keadaan dehidrasi berat.
Untuk BAK yang berkurang hal ini menunjukkan adanya
tanda-tanda dehidrasi dtambah pula dengan kurangnya
asupan makan dan minum selama sakit sehingga semakin
kurang cairan tubuh pasien.
Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003
yaitu :

Gejala

Kesadaran

Denyut

Minimal atau

Dehidrasi

tanpa

Ringan

dehidrasi
Kehilangan BB

Sedang
Kehilangan BB

<3%
Baik

Normal

Jantung

Kualitas

Dehidrasi
Berat
Kehilangan BB

> 9%
39%
Normal, lelah, Apatis, letargi,
gelisah,

tidak sadar

irritable
Normal

Takikardia,

meningkat

bradikardia
pada

kasus

berat
Lemah,

kecil,

Normal

Normal

Nadi
Pernapasa

Normal

melemah
Normal cepat

tidak teraba
Dalam

n
Mata

Normal

Sedikit cowong

Sangat
cowong

Air mata
Ada
Mulut
& Basah

Berkurang
Kering

Tidak ada
Sangat kering

lidah
20

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Cubitan

Segera

Kembali

<

2 Kembali > 2

kulit
Capillary

kembali
Normal

detik
Memanjang

detik
Memanjang, >

Dingin

2 detik
Dingin,

refill
Ekstremita

Hangat

mottled,

Kencing

sianotik
Minimal

Normal

berkurang

Diketahui bahwa pada pasien ini mengarah kearah


dehidrasi berat dikarenakan berdasarkan anamnesis &
pemeriksaan fisisl dilihat kesadaran pasien mulai menurun
dan tampak lemas, dengan laju nadi 160 kali /menit,
regular, isi lemah, tampak turgor kulit menurun, ubun-ubun
besar sangat cekung, mata sangat cekung & air mata tidak
ada, bibir & mukosa mulut kering, dimana dengan hasil
seperti ini sangat jelas bahwa pasien masuk kedalam
kategori dehidrasi berat.
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada
umumnya tidak diperlukan, hanya pada keadaan tertentu
mungkkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak
diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau
pada penderita dengan dehidrasi berat. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap untuk
mencari tahu penyebab diare apakah infeksi virus, bakteri
ataukah parasite, serum elektrolit untuk menentukan
apakah

terdapat

gangguan

elektrolit

ataukah

tidak,

dilakukan analisa gas darah pada pasien dengan dehidrasi


berat, glukosa darah untuk mengetahui apakah pasien
dalam keadaan hiperglikemia karena tidak adanya asupan
ataukah karena stress tubuh yang mana meningkatkan
hormone kortisol, kultur

dan tes

kepekaan terhadap

antibiotic untuk mengetahui bukti adanya infeksi bakteri.


Pada pasien ini semua pemeriksaan diatas dilakukan,

21

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

hanyalah kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotik yang


tidak dilakukan. Menurut hasil laboratorium yang dilakukan
ditemukan adanya leukositosis dimana dapat menunjang
penyebab

diare

pemeriksaan

kearah

elektrolit

bakteri.

didapatkan

mmol/L) & hypokalemia berat (1.3

Selain

itu

pada

hiponatremia

(132

mmol/L), dari hasil

elektrolit ini sangat terlihat pasien mengalami gangguan


elektrolit diakibat diare akut yang membuat dehidrasinya
menjadi berat. Adapula hiperglikemia dimana menunjukkan
adanya stress pada pasien dalam hal ini.
Pasien juga dilakukan pemeriksaan analisa gas darah
dan ditemukan terjadi asidosis

metabolic terkompensasi

yaitu dengan pH 7.300, HCO3- 3.9 mmol/L, pCO2 8.2 mmHg,


BE -21.8 mmol/L.
Dilakukan pula pemeriksaan urin lengkap dimana untuk
mencari kemungkinan penyebab lain seperti infeksi saluran
kemih. Pada pasien ini tidak dilakukan. Pemeriksaan tinja
juga

dapat

dilakukan

yaitu

secara

makroskopik

dan

mikroskopik. Pada pasien ini dilkaukan namun hasilnya


didapatkan normal tidak ada suatu masalah dimana tidak
menunjukkan adanya infeksi.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan
penunjang untuk sementara diagnosa pasien diare akut
dengan dehidrasi berat dengan kemungkinan penyebab
infeksi adalah bakteri. Untuk itu diperlukan pemeriksaan
kultur darah untuk mengetahui penyebab pasti dari diare
yang terjadi.
Sehingga tatalaksana yang akan diberi yaitu sesuai
dengan yang diare akut yang ditentukan oleh Departemen
Kesehatan

dengan

pilar

yaitu

rehidrasi

dengan

menggunakan oralit baru, zinc diberikan selama 10 hari


berturut-turut,

ASI

dan

makanan

tetap

diteruskan,

antibiotika selektif dan nasihat kepada orang tua.

22

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Pada pasien ini disarankan untuk dirawat inapkan


karena melihat kepadan keadaan umum pasien. Pasien
dilakukan koreksi cairan dengan cairan Ringer Laktat
sebanyak 30 ml/kg/jam (210 ml/1 jam) dilanjutkan 70
ml/kg/jam (490 ml/kg/5 jam) hal ini diberikan sebagai terapi
cairan pada dehidrasi berat. Setelah itu dievaluasi bila
hidrasi membaik maka dilanjutkan dengan pemberian
terapi maintenance dengan menggunakan cairan KaEN 3B
700 ml/24 jam. Dikarenakan terjadi hypokalemia pada
pasien maka dilakukan koreksi hypokalemia dengan cara
pemberian NaCl 0.9% ditambah KCl 10 mEq (100 ml/3 jam).
Pemberian oralit dipertimbangkan bila pasien sudah
tidak lagi dalam keadaan dehidrasi berat dan diberikan
sebanyak 70 ml pertiap kali BAB.
Pemberian zinc dimana berguna sebagai mikronutrien
yang dapat menurunkan frekuensi dan beratnya diare,
mengembalikan nafsu makan anak, meningkatkan absorbs
air dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan
regenerasi epitel usus, meningkatkan jumlah brush border
apical, dan meningkatkan respon imun yang mempercepat
pembersihan pathogen dari usus. Pada pasien ini diberikan
dosis 1 x 20 mg dikarena sesuai umur dimana > 6 bulan
diberi 20 mg.
Pemberian antibiotic umumnya tidak diperlukan pada
semua diare akut. Namun pada pasien ini dicurigakan
kemungkinan bakteri sebagai penyebab diare untuk itu
pasien ini diberikan Ceftriaxone dengan dosis 2 x 350 mg.
Pemberian
obat
simptomatik
lainnya
seperti
paracetamol diberikan untuk menurunkan demam dengan
dosis 4 x 100 mg (1 ml) dengan paracetamol drop 100
mg/ml.

23

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak
lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair atau tanpa lendir & darah yang berlangsung
kurang dari satu minggu.1
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air
besarnya lebih dari 3 4 kali per hair, keadaan ini tidak dapat
disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau normal.
Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak
tergolong

diare,

tetapi

merupakan

intoleransi

laktosa

sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran


cerna. 1
B. EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan penyebab utama morbiditas &
mortalitas anak di Negara berkembang dimana tertinggi pada
anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di Indonesia, hasil
Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan
penyebab

kematian

bayi

yang

terbanyak

yaitu

42%

disbanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun


penyebab

kematian

pneumonia 15.5%.

karena

diare

25.2%

disbanding

C. CARA PENULARAN & FAKTOR RESIKO


Pada umumnyanya cara penularan diare melalui fekaloral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
enteropatogen,

atau

kontak

langsung

tangan

dengan

24

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

penderita atau barang barang yang telah tercemar tinja


penderita atau tidak langsung melalui lalat. 1
Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan
enteropatogen antara lain : 1
1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan
2.
3.
4.
5.
6.

bayi.
Tidak memadainya penyediaan air bersih.
Pencemaran air oleh tinja.
Kurangnya sarana kebersihan (MCK).
Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk.
Penyiapan & penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara
penyapihan yang tidak baik.
D. ETIOLOGI
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya
adalah golongan virus, bakteri & parasite. Dua tipe dasar dari
diare akut oleh karena infeksi adalah non inflammatory &
inflammatory. 1
Enteropatogen menimbulkan non-inflammatory diare
melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel
permukaan

villi

oleh

virus,

perlekatan

oleh

parasite,

perlekatan dan / atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya


infllamtory diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang
menginvasi

usus

sitotoksin.
Beberapa

secara

langsung

penyebab

diare

atau
akut

memproduksi
yang

dapat

menyebabkan diare pada manusia adalah sebagai berikut : 1

Golongan Bakteri
Aeromonas
Bacillus cereus
Campylobacter jejuni
Clostridium perfinges
Clostridium defficile
E. coli
Salmonella
Shigella
Staphylococcus
aureus
V. cholera

Golongan Virus
Rotavirus
Coronavirus
Astrovirus
Cytomegalovirus
Herpes
simplex

virus
Enteric adenovirus

Golongan Parasit
Balantidium coli
Blastocystis

homonis
Entamoeba

histolytica
Giardia lamblia
Strongiloides

stercoralis
Trichuris trichiura

25

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Di Negara berkembang kuman pathogen penyebab


penting diare akut pada anak yaitu Rotavirus, E. coli
enterotoksigenik,

Shigella,

Campylobacter

jejuni

&

Cryptosporidium.
Disamping itu penyebab diare non infeksi yang dpaat
menimbulkan diare pada anak antara lain : 1
o Kesulitan makan
o Defek anatomis
Malrotasi
Hirschprung disease
Atrofi microvilli
o Malabsorbsi
Malabsorbsi glukosa-galaktosa
Cystic fibrosis
Celiac disease
o Neoplasma
Neuroblastoma
o Keracunan makanan
Logam berat
Mushrooms
o Lain-lain :
Infeksi non-GI
Alergi susu sapi
Crohn disease
Gangguan motilitas usus
E. MEKANISME DIARE
Secara umum diare disebabkan oleh 2 hal yaitu gangguan
pada

proses

absorbs

atau

sekresi.

Terdapat

beberapa

pertimbangan diare : 1
1.
Pembagian diare menurut etiologi.
2.
Pembagian
diare
menurut
mekanismenya

3.

yaitu

gangguan
a. Absorbsi
b. Gangguan sekresi
pembagian diare menurut lama diarenya
a. diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari
b. diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari
dengan etiologi non-infeksi
c. diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari
dengan etiologi infeksi
26

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

F. MANIFESTASI KLINIS
Infeksi
usus
menimbulkan

tanda

&

gejala

gastrointestinal serta gejala lainnya bila terjadi komplikasi


ekstraintestinal

termasuk

manifestasi

neurologik.

Gejala

gastrointestinal bias berupa diare, kram perut, dan muntah.


Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada
peyebabnya (tabel 1). 1
Kehilangan air & elektrolit ini bertambah bila ada
muntah & kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal
ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolic &
hypokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling
berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps
kardiovaskular & kematian bila tidak diobati dengan tepat. 1
Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses
peradangan atau akibat dehidrasi. Mual & muntah adalah
symptom yang non spesifik akan tetapi muntah mungkin
disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran
cerna

bagian

atas

seperti

enteric

virus,

bakteri

yang

memproduksi enterotoksin, Giardia, & Cryptosporidium.

Tabel 1: Gela khas diare oleh berbagai penyebab

Gejala

Rotavirus

Shigella

Salmon

ETEC

EIEC

Kolera

klinis
Masa tunas

17-72 jam

24-48 jam

ella
6-72

6-72 jam

6-72

48 72

Panas
Mual

+
sering

++
jarang

jam
++
sering

jam
++
-

jam
sering

tenesmus

Tenesmus

Tenesm

Tenes

Kramp

kramp

us kolik

&

muntah
Nyeri perut

mus

Nyeri

kramp
-

kepala
Lamnya

5-7 hari

> 7 hari

3-7 hari

2-3 hari

variasi

3 hari

sakit
Sifat tinja
Volume

sedang

sedikit

sedikit

Banyak

Sedikit

Banyak

27

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Frekuensi

5-10

>10x/hari

sering

Sering

Sering

Terus

x/hari
Konsistensi
darah

Cair
-

bau

Warna

Kuning
hijau

mener
Lembek
Kadang-

Cair
-

Lembek
+

us
Cair
-

kandang
busuk

Tidka

Amis

Merah

kehijaua

Tak

Merah

khas
Seperi

hijau

berwar

hijau

air

Lembek
Sering

na
Leukosit
Lain - lain

Anoreksia

+
Kejang

+
Sepsis

cucian

Meteori

Infeksi

smus

sistemi

beras
-

G. DIAGNOSIS
Anamnesis2
o Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari,
warna & konsistensi tinja, lendir dan/darah dalam
tinja.
o Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran
menurun, buang air kecil terakhir, demama, sesak,
kejang, kembung.
o Jumlah cairan yang masuk selama diare.
o Jenis makanan dan minuman yang diminum selama
diare, mengkonsumsi makanan yang tidak biasa.
o Penderita diare disekitarnya & sumber air minum.
Pemeriksaan Fisis2
o Keadaan umum, kesadaran, tanda vital.
o Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen
menurun.
o Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata,
air mata, mukosa bibir, mulut, dan lidah.
o Berat badan
o Tanda gangguan keseimbangan asam

basa

&

elektrolit, seperti napas cepat dan dalam (asidosis

28

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

metabolic)l kembung (hipokalsemia), kejang (hipo


atau hypernatremia).
o Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai beberapa
kriteria diantaranya menurut WHO 1995 (tabel 2),
system pengangkaan Maurice King :1
Tabel 2. Penentuang derajat dehidrasi menurut WHO 1995
Penilaian
Lihat :
Keadaan Umum
Mata
Air mata
Mulut & lidah
Rasa haus

Baik, sadar
Normal
Ada
Basah
Minum

*gelisah, rewel
Cekung
Tidak ada
Kering
*haus,
ingin

biasa

minum banyak

tidak

haus

*lesu,
lunglai/tidak sadar
sangat cekung &
kering
sangat kering
*malas
minum
atau

tidak

bias

minum
Periksa : turgor

Kembali

*kembali

* kembali sangat

kulit
Hasil

cepat
Tanpa

lambat
Dehidrasi

lambat
Dehidrasi berat

pemeriksaan :

dehidrasi

ringan/sedang
Bila
ada
1

Bila ada 1 tanda *

tanda

lebih tanda lain

ditambah
1/lebih
Terapi :

Tabel

3.

lain
Rencana terapi

terapi A

deraja

pengangkaan Maurice King


Bagian tubuh
yang diperiksa
Keadaan umum

tanda

Rencana

Penentuan

ditambah 1 atau

dehidrasi

Rencana terapi C

menurut

system

Nilai untuk gejala yang ditemukan


0
1
2
Sehat

Gelisah,

Mengiga

cengeng, apatis,

u, koma/

Kekenyalan kulit

Normal

ngantuk
Sedikit, kurang

syok
Sangat

Mata

Normal

Sedikit cekung

kurang
Sangat

UUB

Normal

Sedikit, cekung

cekung
Sangat

Mulut

Normal

Kering

cekung
Kering &

29

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Denyut nadi/mnt

Kuat <120

Sedang
140)

(120-

sianosis
lemah
>140

Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0,


atau 2
Nilai :
o 0
o 3
o 7

sesuai dengan tabel kemudian dijumlahkan.


2 : ringan
6 : sedang
12
: berat

Laboratorium1
o Darah
Darah lengkap,

serum

elektrolit,

analisa

gas

darah, glukosa darah, kultur & tes kepekaan


terhadap antibiotik.
o Urine :
Urine lengkap, kultur & tes kepekaan terhadap
antibiotic.
o Tinja :
o Makroskopik : konsistensi, warna, lendir,
darah, bau.
o Mikroskopik : leukosit, eritrosit, parasite,
bakteri.
H. TATALAKSANA
o 5 pilar penatalaksanaan diare menurut Departemen
Kesehatan bagi semua kasus diare yang diderita anak
balita baik yang dirawat di rumah maupun sedang
dirawat di rumah sakit, yaitu :1
1.
Cairam (rehidrasi dengan menggunakan oralit)
2.
Zinc (diberikan selama 10 hari berturut-turut)
3.
Nutrisi (ASI & makanan tetap diteruskan)
4.
Antibiotik selektif
5.
Edukasi kepada orang tua
o Tanpa Dehidrasi2
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW
ORALIT diberikan 5 10 ml/kgBB setiap diare cair
atau berdasarkan usia, yaitu :

30

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

o Anak umur < 1 tahun : 50 - 100 ml tiap kali


BAB
o Anak umur 1 - 5 tahun : 100 200 ml tiap
kali BAB
o Anak umur 5 12 tahun : 200 300 ml tiap

kali BAB
o Dewasa : 300 400 ml tiap kali BAB
Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai

kemauan anak, ASI harus tetap dibeirkan.


Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila
terdapat

komplikasi

lain

(tidak

mau

minum,

muntah terus menerus, diare frekuen & profus).


o Dehidrasi ringan sedang2
Penderita harus dirawat di saran kesehatan & segera

diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit.


Terapi Rehidrasi Oral (TRO) hyperosmolar diberikan
sebanyak

75

ml/kgBB

dalam

jam

untuk

menggantikan kehilangan cairan yang telah terjadi

sebanyak 5 10 ml/kgBB setiap diare cair.


Apabila tidak dapat diberikan secara per-oral, oralit
dapat diberikan melalui nasogastric dengan volume

yang sama dengan kecepatan 20 ml/kgBB/jam.


Bila gagal dengan pemberian secara nasogastric
maka dapat diberi melalui parenteral (intravena)
dengan cairan Ringer laktat, KaEN 3B atau NaCl
dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat

badan.
BB 3 10 kg : 200 ml/kgBB/hari
BB 10 - 15 kg
: 175 ml/kgBB/hari
BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari
Pasien terus dipantau selama proses rehidrasi sambil
memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada
orang tua.

o Dehidrasi berat2
Penderitaharus dirawat di saran kesehatan.

31

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer


laktat

atau

asetal

100

ml/lgBB

dengan

cara

pemberian :
< 1 tahun
30 ml/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70
ml/kgBB dalam 5 jam berikutnya.
> 1 tahun
30 ml/kgBB dalam jam pertama, dilanjutkan 70

ml/kgBB dalam 2 jam berikutnya.


Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah
mau dan dapat minum, dimulai dengan 5 ml/kgBB

selama proses rehidrasi.


Lakukan evaluasi tiap

membaik, tetesan IV dapat dipercepat.


Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih

jam.

Bila

hidrasi

tidak

besar, lakukan evaluasi, pilih pengobatan selanjutnya


yang sesuai yaitu pengobatan diare dengan dehidrasi
ringan sedang atau tanpa dehdrasi.
o Koreksi gangguan keseimbangan asam basa &
elektrolit2
Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap
dengan pemberian cairan dekstrosa 5% sakin.
Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq
per hari karena bias menyebabkan edema otak.

Hiponatremia (Na <130 mEq/L)


Kadar natrium diepriksa ulang setelah rehidrasi
selesai,

apabila

masih

dijumpai

hiponatremia

dilakukan koreksi sbb:


Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 kadar Na serum
x 0.6 x BB (diberikan dalam 24 jam).

Hiperkalemia (K >5 mEq/L)


Koreksi dilakukan dengan pemberikan kalsium
glukonas 10% sebanyak 0.5-1 ml/kgBB IV secara

32

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

perlahan-lahan

dalam

10

menit,

sambil

dimonitor irama jantung dengan EKG.

Hipokalemia (K<3.5 mEq/L)


Koreksi dilakukan menurut kadar kalium.
Kadar K 2.5-3.5 mEq/L, diberikan

KCl

75

mEq/kgBB per oral per hari dibagi 3 dosis.


Kadar K <2.5 mEq/L, berikan KCl melalui drip iv
dengan dosis :
3.5 kadar K terukur x BB (kg) x 0.4 + 2

mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama


3.5 kadar K terukur x BB (kg) x 0.4 + 1/6 x
2 mEq x BB dalam 20 jam berikutnya.

o Zinc2
Zinc
terbukti

secara

ilmiah

terpercaya

dapat

menurunkan frekuensi BAB dan volume tinja sehingga


dapat menurunkan resiko terjadinya dehidrasi pada
anak. Zinc elemental diberikan selama 10 14 hari
meskipun anak telah mengalami diare dengan dosis :
Umumr < 6 bulan : 10 mg/hari
Umur > 6 tahun : 20 mg/hari
o Nutrisi2
ASI & makanan dengan menu yang sama saat anak
sehat sesuai umur tetap diberikan untuk mecegah
kehilangan BB dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang.
Adanya

perbaikan

nafsu

makan

menandakan

fase

ksembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan


diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x
sehari), rendah serat, buah-buahan diberikan terutama
pisang.
o Medikamentosa2
Tidak boleh diberikan obat anti diare.
Antibiotic
Diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri atau
kolera. Pemberian antibiotic yang tidak rasional

33

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

akan

mengganggu

keseimbangan

flora

usus

sehingga dapat memperpanjang lama diare &


Clostridium

difficile

akan

tumbuh

yang

menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu


juga

dapat

mempercepat

resistensi

terhadap antibiotic.
Anti parasite
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari

dibagi

kuman

dosis

merupakan obat pilihan untuk amoeba vegetatif.


o Edukasi2
a. Orang

tua

diminta

untuk

membawa

kembali

anaknya ke pusat pelayan kesehatan bila ditemukan


hal sebagai berikut : demam, tinja berdarah, makan
atau minum sedikit, sangat haus, diare makin
sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
b. Orangtua dan oengasuh diajarkan cara menyiapkan
oralit secara benar.
c. Langkah promotif/preventif :
1. ASI tetap diberikan
2. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum
3.
4.
5.
6.
7.

makan
Kebersihan lingkungan, BAB di jamban
Imunisasi campak
Memberikan makanan penyapihan yang benar
Penyediaan air minum yang bersih
Selalu masak makanan

34

Laporan Kasus Diare Akut dehidrasi berat

DAFTAR PUSTAKA
1. Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Dalam: Juffrie M, Soenarto
SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku
Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Edisi ke- 1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI; 2012. h. 87-120
2. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuto S, Idris NS, Gandaputra EP,
Harmoniati EV, penyunting. Diare Akut. Pedoman Pelayanan
Medis IDAI Jilid I. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.
h. 58-62.

35

Anda mungkin juga menyukai