Disusun Oleh :
Wi n n o P r a d a n a U t o m o
FA K U LTA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TA S I S L A M S U LTA N A G U N G
SEMARANG
2018
PENDAHULUAN
Parotitis merupakan penyakit infeksi pada anak-
anak yang pada 30-40 % kasusnya merupakan
infeksi asimptomatik. Infeksi ini disebabkan oleh
virus.
Infeksi terjadi pada anak-anak kurang dari 15
tahun sebelum penyebaran imunisasi.
Penyebaran virus terjadi dengan kontak
langsung, percikan ludah, bahan mentah
mungkin dengan urin.
Dalam perjalanannya parotitis epidemika dapat
menimbulkan komplikasi walaupun jarang
terjadi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa:
Meningoencepalitis, artritis, pankreatitis,
miokarditis, ooporitis, orchitis, mastitis, dan
ketulian.
Insidensi parototis epidemika dengan ketulian
adalah 1 : 15.000. Meningitis yang terjadi berupa
Meningitis aseptik. Insidensi dari parotitis
Meningoencephalitis sekitar 250/100.000 kasus.
IDENTITAS PASIEN
Riwayat persalinan/natal :
Lahir secara spontan di bantu oleh dokter, bayi
langsung menangis kuat, dan segera dilakukan
inisiasi menyusui dini. Berat badan saat lahir
3200gram, panjang badan 47 cm.
RIWAYAT PASCA PERSALINAN/ POST NATAL :
PERDARAHAN POST PARTUM DISANGKAL, IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN
NEONATAL KE RUMAH SAKIT.
1)Parotitis
Acute Viral Parotitis (Mumps)
Acute Bacterial Parotitis
2) Demam Typhoid
3) Difteri
DIAGNOSIS KERJA
Muntahan
Menggigil
Sakit kepala
PEMERIKSAAN FISIK
Suhu meningkat mencapai 38,9-40o Celcius
Pembengkakan di daerah temporomandibuler (antara
telinga dan rahang)
Nyeri tekan pada kelenjar yang membengkak
Pemeriksaan Penunjang
Dalam prakteknya pemeriksaan penunjang tidak
banyak dilakukan, sebab dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik sudah terdiagnosis. Namun jika
gejala tidak jelas diagnosis didasarkan pada
Darah rutin
Amilase Serum
Serologis
Virologi
DIAGNOSIS BANDING
Adenopati dari tonsilofaringitis: telinga tidak
terangkat oleh pembengkakan, inflamasi
faring nyata
Difteri berat / bullneck: Pembengkakan tidak
nyeri. Inflamasi faring serta pseudomenbrane.
Penyakit lain yang bergejala pembengkakan
kelenjar parotis: Sarkoidosis, Lukemia, Sindrom
Uveoparotitis (Mickulic)
Salivary Calculus: batu membuntu saluran
parotis, yang sering ductus submandibular.
Tetanus karena trismusnya. Mudah
dibedakan karena tidak ada kaku otot lain
PENATALAKSANAAN
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-
limited (sembuh / hilang sendiri) yang berlangsung
kurang lebih dalam satu minggu.
1. Rawat Jalan
Istirahat yang cukup
Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
Medikamentosa (simtomatik)
2. Rawat Inap
Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum
lemah, nyeri kepala hebat, gejala saraf perlu rawat
inap di ruang isolasi.
Diet lunak, cair dan TKTP
Analgetik-antipiretik
KOMPLIKASI
1. Meningoencefalitis
2. Orchitis/ Epididimitis
3. Ooforitis
4. Nefritis
5. Pancreatitis
6. Miokarditis
7. Ketulian
PROGNOSIS
Prognosis keseluruhan mumps dengan tanpa
komplikasi adalah sangat baik. Prognosis pasien
dengan ensefalitis umumnya baik, namun,
kerusakan neurologis dan kematian dapat
terjadi.
Dilaporkan angka kejadian ensefalitis mumps
sebesar 5 kasus per 1000 kasus mumps yang
dilaporkan. Sequelae permanen jarang terjadi,
sedangkan laporan kasus ensefalitis angka
kematian rata-rata 1,4%. Myelitis sementara
atau polyneuritis jarang.
PENCEGAHAN
1. Pasif
Gamma globulin parotitis tidak efektif dalam
mencegah parotitis atau mengurangi komplikasi.
2. Aktif
Dilakukan dengan memberikan vaksinasi
dengan virus parotitis epidemika yang hidup tapi
telah dirubah sifatnya (Mumpsvax-merck, sharp
and dohme) atau diberikan subkutan pada anak
berumur 15 bulan.
TERIMA KASIH