Anda di halaman 1dari 18

Kasus

1. An. M, 16 tahun, 160 cm, bb 50 kg


S : os masuk dengan keluhan luka robek pada tangan sejak 15 menit sebelum masuk RS
akibat jatuh dari motor, pasien mengendarai motor tidak menggunakan helm, jatuh sendiri
akibat jalanan berpasir. Setelah jatuh pasien sadar penuh, mual(-), muntah(-), pusing (-
),penglihatan kabur (-).
Riwayat Alergi (-)
O: Airway : airway patent (+),obstruksi (-)
Breathing : spontan ,RR 20x/menit,reguler
pergerakan dada simetris
perkusi sonor
SpO2 99%
Circulation : TD 110/70 mmHg, N : 90 x/menit , kuat angkat,reguler, akral hangat

Disability and neurologic status :


GCS 15 (E4 M6 V5)
Pupil isokor refleks cahaya (+/+)

Exposure and environment control : terdapat vulnus laceratum ukuran 3x3 cm, perdarahan
aktif,
redgio manus sinistra
S : 36,5oC
A : Vulnus Laceratum manus sinistra
P : jahit luka
Ibuprofen 3x400mg/oral
Cefadroxyil 2x500mg/oral
Rawat jalan

2. Tn,X, 65 tahun, 167 cm, 55 kg


S : pasien masuk dengan luka pada kepala sejak 1 jam smrs, pasien naik motor sendiri dan
menabrak seekor anjing, pasien terjatuh dan terlempar dari motor sejauh 3 meter, pasien
tidak menggunakan helm, setelah kejadian pasien sadar penuh, perdarahan dari hidung dan
mulut (-), perdarahan telinga (-), pusing (-) mual(-), muntah (-), pandangan kabur (-)
O : Airway : airway patent (+),obstruksi (-)
Breathing : spontan ,RR 22x/menit,reguler
pergerakan dada simetris
perkusi sonor
SpO2 99%
Circulation : TD 130/80mmHg N : 88 x/menit , kuat angkat,reguler, akral hangatDisability
and neurologic status :
GCS 15 (E4 M6 V5)
Pupil isokor refleks cahaya (+/+)
Exposure and environment control :
S : 36,5oC
status lokalis : regio pariteal sinistra : vulnus laceratum ukuran 2x2 cm, perdarahan aktif (+),
A: Trauma Capitis ringan + vulnus laceratum region pariteal
P:IVFD RL 20 TPM
Inj. Piracetam 3mg/8j/IV
Inj.Ketorolac 30mg/8j/IV
Inj.ranitidine 50mg/12j/IV
Inj.cefotaxime 1gr/12j/IV (Skin test)
Inj. Asam tranexamat 500mg/8j/IV
Inj.tetagam 250IU/IM
Rawat inap
rencana foto polos kepala
3. Tn.N 25 tahun
S: pasien masuk rs dengan keluhan nyeri perut kanan yg dirasakan sejak1 hari smrs, nyeri
diawali dengan nyeri uluhati, kemudian menjalar ke perut kanan bawah, pasien merasa
mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, BAK lancar BAB terakhir 1 hari SMRS, kentut (+)
O:
Abdomen :
Inspeksi : tampak datar, tumor (-), cicatrix (-)
Auskultasi : peristaltik usus (+), kesan normal
Perkusi : timpani (+), nyeri ketuk (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)Mc.Burney , Psoas Sign (+), Rovsign Sign (+),
WBC 11,4 HbsAg (-)
RBC 5,18 CT 9’
HGB 15,8 BT 1’30”
HCT 43,1 Gol.Darah O
PLT 381
GDS 104
SGOT 17
SGPT 25

A: appendicitis akut
P : P; IVFD RL 20 TPM
Inj.Ceftriaxones 1gr /12j/IV (Skin test)
Inj. Paracetamol 1gr/8j/IV
Inj.Pantoprazole 40mg/24j/IV
konsul bedah

4. Tn, N 64 thm , 60 kg, 170 cm


S; pasien masuk dengan keluhan nyeri benjolan buah pelir kanan dirasakan sejak 12 jam
smrs, sebelumnya benjolan hilang timbul sejak 6 bulan yang lalu namun tidak nyeri, biasanya
timbul jika pasien mengangkat beban berat dan masih bisa masuk jika pasien tidur. Aktivitas
sehari-hari pasien sebagai buruh bangunan dan keluhan ini terasa mengganggu. Demam (-)
batuk/flu dalam dua minggu terakhir (-). BAK lancar BAB biasa.
O:
Abdomen :
Inspeksi : tampak benjolan pada selangkangan kanan, cicatrix (-)
Auskultasi : peristaltik usus (+), kesan normal
Perkusi : timpani (+),
Palpasi : nyeri tekan (-), ziman test (+), valsava test (+), tes taktil (+)
WBC 10,9 HbsAg (-)
RBC 5,10 CT 8’
HGB 15,2 BT 1’32”
HCT 40,1 Gol.Darah O
PLT 361
GDS 110
UREA 19
CREATININE 0,9
SGOT 17
SGPT 25
A: Hernia Inguinal Sinistra
P: IVFD RL 20 TPM
Inj. Ketorolac 30mg/8j/IV
Inj. Pantoprazole 40mg/24j/IV
Inj. Paracetamol 1gr/8j/IV
Inj. Cefotaxime 1gr/12j/IV (Skin Test)
5. tn. M 60 thn
S : Pasien datang dengan keluhan adanya lubang di samping anus. Awalnya pasien mengeluh
terdapat benjolan kurang lebih 2 tahun lalu. Benjolan tersebut mengeluarkan nanah hilang
timbul lalu muncul kembali 2 hari yang lalu keluar darah dan nanah dari lubang tersebut.
Terasa nyeri (+), riwayat demam (+), bab dan bak biasa.
O : Ku : sakit sedang
Kesadaran komposmentis
Tanda vital
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 94x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
Status lokalis
Tampak fistula pada bagian anus
A: Anal Fistula
P : Ivfd Ringer Laktat 21 tetes permenit
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam intravena
inj. ranitidin 50 mg /12 jam/iv
konsul bedah
6. an. H 10 bulan
P:
IVFD Dextrosa 5% 10tts/menit
Injeksi Cefotaxime 350mg/12jam/iv
Injeksi Dexametasone 1,5mg/8jam
Paracetamol syr 4x3/4 cth

Pasien anak laki-laki masuk dengan keluhan demam sejak 7 hari yang lalu. Demam naik
turun, naik pada malam hari, dan turun pada siang hari. Demam disertai kejang sebanyak 1
kali dan waktu perlangsungan kurang dari 15 menit. Pasien sempat diberikan obat penurun
panas, tetapi tetap naik,. Pasien juga mengeluhkan sesak dan batuk sejak 3 hari yang lalu.
Sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), BAK lancar, BAB kadang cair dan berampas
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit sedang
Berat Badan : 8,6 kg
Panjang badan : 62 cm
Status Gizi : Baik

Tanda Vital
Denyut nadi : 123 kali/menit
Pernapasan : 42 kali/menit
Suhu : 38, 3 0C
Paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tambak retraksi
intercosta dan subcosta.
Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
Darah Rutin
WBC 13,62 x 103/ul
RBC 3,73 x 106/ul
HGB 8,1 g/dl
HCT 25,4 %
PLT 358 x 103/ul
A : Bronchopneumonia

7. Tn. D 54 tahun, bb 50 kg, tb 165 cm


02 2-3 lpm
Manajemen pembersihan luka
IVFD RL-DEX 5% : 1:1 : 28 tpm
Antitoksin Tetanus : Human tetanoimunoglobulin (Tetagam), dosis 500-3000 IU /I.M/Single
dose
Antibiotik : Metronidazole 500 mg/8 jam/drips/iv
Antipiretik : sanmol drips / 8 jam
Antikonvulsi : Diazepam 10 mg/iv/3-5 ml
maintenance : 10 amp/500 ml cairan infus
Pasang kateter
Pasang NGT

Pasien MRS dengan keluhan susah membuka mulutnya dan kaku pada lidah dan wajah sejak
jam 5 subuh tadi pagi. Sebelumnya, 5 hari yang lalu saat pasien sedang membersihkan
halamanya, telapak kaki pasien tertusuk paku. Saat itu pasien hanya membersihkan luka dan
tidak membawa ke puskesmas. Pada hari ke 3, pasien mengalami demam dan di bawa ke
puskesmas, namun hingga hari ke 5 demam tidak turun dan pasien mulai merasa kaku pada
lidah, mulut, anggota gerak, susah membuka mulut, kejang (+), Mual (-), muntah (-), perut
terasa tegang (+), BAB dan BAK Lancar. Riwayat Imunisasi tetanus disangkal
Kesan : sakit berat
Kesadaran : composmentis
Gizi : baik
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi :104 x/menit
Suhu : 38,3 °C
Pernapasan : 28 x/menit
pemeriksaan fisik
Abdomen
dinding perut : ( Defans Muskular +)

Kolumna vertebralis : spasme ( Opistotonus)

Status neurologis
GCS : E4 V5 M6
wbc : 19,6 u/l
rbc ; 3,6 mg/dl
hb ; 11,9 g/dl

A : TETANUS

8. Ny. M 67 tahun, bb 78 kg, tb 160 cm


Oksigen 2-4 lpm
IVFD RL 20 tpm
Citikolin 500 mg/12 jam/iv
Neurosanbe 1gr/hari/iv
Piracetam 3gr/8jam/iv
Pantoprazole 40 mg/iv
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan lemah separuh badan bagian kanan sejak 5 hari
yang lalu. Pasien merupakan rujukan dari puskesmasi. 5 hari sebelumnya pasien ditemukan
tiba-tiba terjatuh saat duduk santai menjaga jualannya. Setelah jatuh pasien tiba-tiba tidak
bisa menggerakkan badannya yang sebelah kanan, dan juga tidak bisa berbicara. Pasien juga
merasakan sakit kepala terutama di bagian belakang, pusing (-), mual (-), muntah (-). Pasien
memiliki riwayat penyakit jantung dan kontrol pengobatan sekitar 1 tahun yang lalu. BAB (-)
5 hari, BAK (+) lancar dan berwarna merah.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat DM (-), Riw. Penyakit jantung (+) 1 tahun yll, Riw. Hipertensi disangkal.
Pemeriksaan Umum
Kesan : sakit sedang
Kesadaran : apatis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 °C
Pernapasan : 20 x/menit
Toraks
Inspeksi: simetris bilateral
Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan
Paru-paru
Perkusi : sonor (+)
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (+)/(+), wheezing (-)/(-)
Status neurologis
GCS : E4 Vx M6
N.VII
Motorik
M.frontalis
Istirahat : simetris
Gerakan mimik : Asimetris (D)
M.orbikularis okuli
Istirahat : simetris
Gerakan mimik : Parese (D)
M.orbikularis oris
Istirahat : Asimetris
Gerakan mimik : Asimetris (D)
N.XII
Deviasi lidah : ke arah lumpuh (D)
refleks fisiologis meningkat.

wbc : 7,1 u/l


hgb ; 11,6
rbc ; 3,1
gds ; 89 mg/dl

A: Non Hemoragic stroke


9. Ny. M 35 ttahun
Farmakoterapi :
• Haloperidol 5 mg 2x1
• Carbamazepine 200 mg2x1
• Trihexyphenidryl 2 mg 2x1
Psikoterapi suportif
• Pengobatan Psikososial : pasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi keluarga,
latihan keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif,
• Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya
sehingga pasien merasa lega

S:
Seorang perempuan berusia 35 tahun masuk rumah sakit dibawa oleh keluarganya karena
keluhan berteriak berteriak di rumah. Pasien sering menyanyi dan bergoyang karena
terdapat di pikiran pasien yang seolah olah menyuruh pasien untuk bernyanyi dan
bergoyang. Pasien selalu merasa senang ketika ia mengikuti suruhan yang terdapat di
pikiranya tersebut untuk bernyanyi sekuat kuatnya dan bergoyang atas nyanyiannya. Pasien
juga merasa bahwa dirinya adalah seorang bintang penyanyi. Ia juga sering mendengar
seseorang yang membisikan di telinganya untuk terus bernyanyi Pasien juga sering
memecahkan barang-barang dirumahnya ketika bernyanyi, disamping itu ia juga merasakan
pikiranya seperti diketahui oleh orang-orang lain. Ketika ia sedang bernyanyi, tetangga dari
pasien merasa terganggu karena mendengar suaranya sehingga membuat tetangganya
sering bertengkar denganya. Ia juga sering merasa stress karena penghasilan suaminya yang
tidak tetap sehingga untuk kebutuhan sehari-hari biasanya tidak cukup. Pada saat ini pasien
merasakan tidurnya sudah mulai nyenyak, tidak pernah BAB selama 2 hari, dan tidak
merasakan lagi gejala-gejala yang diderita pada awal pasien masuk sudah mulai berkurang.
Pada saat ini pasien juga merasa sedih dan ingin segera pulang untuk kembali bertemu
keluarganya karena merasa kondisinya sudah mulai baikan dibandingkan pertama kali ia
masuk.

Hendaya/Disfungsi
Hendaya Kognitif (-)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Sosial (+)
Hendaya waktu senggang (+)
Faktor Stressor Psikososial
Masalah sosioekonomi, terutama terhadap pekerjaan suaminya dan juga masalah dengan
tetangganya

II. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
Penampilan:
Tampak seorang perempuan menggunakan baju berwarna biru, celana pendek biru, tinggi
sekitar 155 cm, perawatan diri baik, perawakan ideal.
Kesadaran: Baik
Perilaku dan aktivitas psikomotor : pasien tampak tenang
Pembicaraan : Spontan, lancar dan sesuai dengan pertanyaan
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan afektif
Mood : Eutimia ( pada saat pemeriksaan),
Afek : Appopriate
Empati : dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya.


Daya konsentrasi : baik
Orientasi : Baik
Daya ingat
Jangka Pendek : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka Panjang : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Bakat kreatif : berkebun
Kemampuan menolong diri sendiri : baik

D. Gangguan persepsi
Halusinasi : Auditorik ( pada saat pasien masuk dirawat masuk ke rs
dan sebelum dilakukan wawancara)
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

E. Proses berpikir
Arus pikiran :
A.Produktivitas : Bicara tidak membanjir,
B. Kontinuitas : Relevan
C. Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
A. preokupasi : memikirkan masalah ekonomi dan pekerjaan
B. Gangguan isi pikiran : waham kebesaran ( pada saat pasien masuk dirawat masuk ke rs
dan sebelum dilakukan wawancara)

F. Pengendalian impuls
Baik

G. Daya nilai
Norma sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik

H. Tilikan (insight)
Derajat VI: Pasien menyadari bahwa dirinya sakit, dan membutuhkan pertolongan untuk
mengalami perbaikan

I. Taraf dapat dipercaya


Dapat dipercaya

10. Tn. Y, 18 tahun, bb 55 kg


• Risperidon : 2 mg 2x1
Inj. chlorpromazin 25 mg
inj.diazepam 5 mg
fiksasi pasien

S: Seorang laki-laki muda masuk rumah sakit dibawa oleh orang tuanya karena mengamuk
dan ingin memukul orang-orang. Pasien juga merasakan gelisah, susah tidur, dan merasa
pusing. Ia mengatakan bahwa dirinya memiliki kekuatan yang luar biasa, ia sudah
membunuh beberapa teroris dimulai dari membunuh Dg.koro yang merupakan salah satu
anggota dari kelompok teroris santosa. Ia juga berencana ingin mengejar dan membunuh
santosa, dimana ia mengatakan bahwa telah mengetahui tempat persembunyian dari
santosa dan berniat ingin menyusun rencana untuk mengejar dan membunuhnya. Ia juga
mengatakan mempunyai pistol sniper di pinggul sebelah kananya dan mengaku sebagai
seorang penembak jitu. Ia juga mengatakan hal tersebut dilakukan karena cinta akan tanah
air Indonesia dan siap untuk menumpahkan titik darah penghabisan untuk Indonesia.
Keluarga pasien mengatakan bahwa perubahan yang dia lihat pada anaknya terjadi sejak 2
minggu yang lalu, dimana ia juga menjadi mudah emosi, cepat marah, dan sering
mengatakan hal-hal yang kotor. Keluarga pasien menceritakan bahwa sejak 3 hari yang lalu
anaknya mengalami beberapa permasalahan dimulai dari permasalahan yang terjadi dengan
temanya.
Pada pemeriksaan status mental penampilan pasien baik, tampakan wajah pasien
sesuai dengan umurnya, perawakan ideal. perawatan diri baik. Perilaku dan aktivitas
psikomotor hiperaktif, pembicaraan cepat dan emosional, mood Irrittabel, afek sesuei,
keserasian: serasi (appropriate), terdapat halusinasi auditorik, terdapat waham kebesaran,
daya nilai terganggu, tilikan I, pemeriksaan narkoba (-)

A: Gangguan psikosis akut

11. An. P, 6 tahun, BB 20 kg


P:
- Ivfd RL 2240 cc ( 1120 cc 8 jam pertama), + ( 1120 cc 16 jam selanjutnya)
- pasang kateter urethra
- oles salep burnazin pada area luka bakar
- inj.ondancentron 4 mg/8 jam/iv
-inj.ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv

S: Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan luka bakar pada kedua kaki dari bagian ujung
kaki sampai bagian paha yang dirasakan sejak ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien
sebelumnya terjatuh di lubang tempat pembakaran lumbung padi. Pasien mengeluh sangat
nyeri (+) pada kedua tungkai, mual(-), muntah(-), sakit kepala(-), BAK tidak lancar (+), BAB
biasa
Status Lokalis : Regio Femoralis, cruris, pedis dextra : luka bakar (+), hematoma (-),
perdarahan aktif (-), jaringan nekrotik (-) nyeri tekan (+), vesikel (+/-), bullae(+/-)
Regio Femoralis, cruris, pedis sinistra : luka bakar (+), hematoma (-), perdarahan aktif (+),
jaringan nekrotik (-), nyeri tekan (+),vesikel (+/-),bullae(+/-)
Hb : 15,3 gr/dl (N : 11,4 – 15,7)
Eritrosit : 5,86 106/µl (N : 4,0 – 5,0)
Leukosit : 21,3 103/µl (N : 4,7 – 11,3)
Trombosit : 432.000/µl (N : 142.000 – 424.000)
Hematokrit : 46,5 % (N : 38,0 – 42,0)

A: Luka bakar derajat II A, 28 %

12. An. A 2 tahun


Medikamentosa :
- Antipiretik : Paracetamol syr 120 mg/5 ml 3 x 1 cth
- Antibiotik : Cotrimoksazole syr 125 mg/5 ml 2x 1 cth
- Mukolitik :Ambroxol 5 mg
- Antihistamin :CTM 0.5 mg
- B2 Agonist :Salbutamol 0,5 mg

KONSELING
Konseling yang diberikan pada ibu pasien:
1. Memberitahukan ibu bahaya polusi udara seperti yang berasal dari asap seperti asap
rokok dan asap dari dapur sehingga ibu dapat menjauhkan pasien dari polusi udara di
lingkungan rumah
2. Memberi informasi mengenai pentingnya ventilasi di dalam rumah dan
menyarankan agar jendela yang ada dibuka setiap pagi.
3. Menjauhkan pasien atau menjaga jarak dari anggota keluarga atau tetangga yang
memiliki penyakit infeksi saluran pernafasan.
4. Memberikan informasi mengenai pentingnya akan kebersihan minuman atau
makanan yang diberikan kepada pasien dan keluarga yang lain.
5. Menyarankan untuk rutin mengikuti kegiatan posyandu untuk memantau Tumbuh
Kembang anak.
6. Segera ke Pusat pelayanan kesehatan jika keluhan sesak napas yang timbul
dirasakan semakin berat.

S : Pasien anak laki laki datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1
hari sebelum masuk Puskesmas. Saat sesak tidak tampak tarikan pada dinding dada,.
Sebelum masuk puskesmas pasien juga mengalami susah tidur. Pasien mengalami batuk,
yang semakin memberat dengan sesak nafas. Batuk tidak disertai lendir, tidak ada darah,
dan pasien juga terlihat beringus, pasien juga mengalami demam sehari sebelum masuk
rumah sakit, tampak rewel, tidak ada kejang.. BAB dan BAK lancar
• Keadaan Umum
Derajat sakit : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 10 kg
Tinggi badan : 88 cm
Status Gizi : Status Gizi : Gizi Kurang ( Z score (-2) - (-3) SD )
Thorax : Dinding dada/paru :
Inspeksi: Simetris bilateral, Retraksi dinding dada (-/-)
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan, kesan meningkat
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Bronchovesikular +/+, Rhonki (+/+), Wheezing (-/-)

A: Pneumonia
13. Nn. DT 27 tahun
ANJURAN PEMERIKSAAN
- Pemeriksaan Tzanck

P:
a. Non Medikamentosa
• Pasien disarankan agar istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, menjaga
kebersihan tubuh, dan tidak memecahan vesikel.
• Pasien dianjurkan untuk kontrol dipoliklinik kulit dan kelamin 7 hari kemudian.

b. Medikamentosa
• Acyclovir 5 x 800 mg diberikan selama 7 hari
• Cetirizine 10 mg 1x1 diberikan selama 7 hari
• Cefadroxyl 2 x 500 mg diberikan selama 5 hari
• Paracetamol Tab 500 mg 3x1 ( jika demam )
• Bedak salisilat 2 x sehari

Pasien datang dengan keluhan bintik bintik kemrahan dan merasa gatal pada seluruh tubuh
terutama pada bagian badan, dan daerah wajah. Gatal disertai dengan lepuh-lepuh kecil
kemerahan di badan dialami sejak ± 4 hari yang lalu. Awalnya timbul bentol-bentol
kemerahan pada daerah dada yang kemudian menyebar ke leher, wajah, punggung, perut
dan lengan. Bentol-bentol merah kemudian berubah menjadi lepuh dan berisi cairan. Lalu
cairan tersebut pecah dan meninggalkan sisa pada daerah kulit, rasa nyeri disangkal
penderita.
Demam dialami pasien sejak ± 3 minggu yang lalu, dan disertai dengan rasa lemah badan,
sakit kepala dan batuk. Menurut keterangan pasien, tetangga pasien menderita penyakit
yang sama 3 minggu yang lalu. Pasien belum pernah berobat ke dokter ataupun mendapat
pengobatan.
P : Vital Sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 37,3 C
Status Dermatologis
Lokalisasi:
1. Kepala : Terdapat UKK berupa Papul eritematosa, vesikel, krusta pada regio facialis
2. Leher : Terdapat UKK berupa papul eritrematosa, krusta
3. Dada : Terdapat UKK berupa Papul eritematosa, vesikel, krusta
4. Punggung : Terdapat UKK berupa Papul eritematosa, vesikel, krusta
5. Perut : Terdapat UKK berupa Papul eritematosa, vesikel, krusta

A: VARICELLA

14. tn. MA, 60 tahun ( FORENSIK )


P : Asam. Mefenamat lima ratus miligram. Tiga kali sehari
Seorang laki-laki datang keinstalasi gawat darurat rumah sakit Kabelota dengan membawa
surat permintaan visum nomor B/07/III/2019/SPKT-II/Resor Touna atas tindak pidana
‘’Penganiayaan dan pencurian' yang terjadi pada hari rabu tanggal tiga belas maret tahun
dua ribu sembilan belas pukul delapanan belas lewat tiga puluh menit waktu indonesia
bagian tengah bertempat di rumah korban di jalan sumoli nomor tiga puluh ampana.Korban
mengaku diserang oleh seseorang yang dia kenal (mantan suami istrinya),kajadiannya terjadi
pada pukul delapan belas lewat tiga puluh menit sesaat setelah korban menyelesaikan
sholat magrib,awalnya pelaku bertamu,kemudian korban mempersilahkan pelaku masuk
keruang tamu,setelah bersalaman antara pelaku dan korban,tiba-tiba pelaku melayangkan
pukulan yang tepat mengenai bibir korban sebanyak satu kali,korban tidak melakukan
perwalanan,kemudian korban. lari keluar meninggalkan untuk menyelamatkan diri dan
meminta tolong meminta tolong ke tetangga,sementara itu pelaku melarikan diri dan
sehingga tidak tertangkap

1. Pemeriksaan Luar : -----------------------------------------------------------------------


i. Kesadaran : Sadar penuh.------------------------------------------------------
ii. Denyut nadi : Seratus kali permenit.---------------------------------
iii. Pernafasan : Dua puluh kali permenit.----------------------------------------
iv. Tekanan darah : Seratus dua puluh per delapan puluh milimeter air raksa.--
v. Suhu : Tiga puluh tujuh koma nol derajat celcius.-------------------
vi. Pakaian : Pasien datang dengan menggunakan baju berlengan pendek
bermotif garis-garis pendek miring berwarna biru muda, hitam, berbahan kain dengan tujuh
buah kancing depan dan celana panjang berwarna hitam berbahan kain dan menggunakan
kaos kaki berwarna hitam. Tampak pada tangan kanan terdapat gelang dan tangan kiri
terdapat jam tangan dan cicin-

i. Bibir :
Tampak luka gores pada bibir kanan bawah berukuran satu kali nol koma tiga sentimeter
berbatas tegas berwarna putih kemerahan dengan tepi luka sebagian mengering.tidak ada
perdarahan dan luka tampak bengkak.
15. Tn R 30 tahun , Lipoma
P : -ivfd rl 20 tpm
-konsul bedah, rencana eksisi lipoma
-inj.ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv / 1 jam preop
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada kaki kiri yang dirasakan sejak 3 bulan
yang lalu. Awalnya benjolan tersebut berukurn kecil yang lama kelamaan membesar.
benjolan tidak terasa nyeri, tidak ada keluhan demam.
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat Diabetes melitus, asma , alergi obat dan makanan disangkal.
Status lokalis : Regio cruris sinistra: tampak massa berukuran kurang lebih diameter 4 cm ,
konsistensi kenyal ,batas jelas , terfiksir,
nyeri tekan (-),

16. Nn T 25 tahun
Appendicitis akut
- IVFD Rl 20 tpm,
- Inj. Ceftriaxon 1gr/12j/iv,
- inj. parasetamol 1g/8j/iv, omeprazole 40 mg/12j/iv,
-inj. ondansetron 4 mg/8j/iv,
- stop intake oral,
- konsul bedah, rencana operasi

S : pasien masuk rumah sakit dengan keluhan Nyeri perut kanan bawah dialami sejak 8 jam
SMRS, awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian menjalar dan menetap di perut kanan
bawah. mual (+) muntah (+) > 2x, demam (+). Riwayat menstruasi teratur
KU sedang kes CM.
Tanda vital TD 100/60, N 110, R 24, T 36,8.
Pemeriksaan Fisik : Abdomen : Peristaltik (+), kesan normal, nyeri tekan Mc burnay (+),
rovsing sign (+), Blumberg sign (+), nyeri ketok flank (D), psoas sign (+), obturator sign (+).
Laboratorium :
WBC 15.600 x 10 3/ul.
plano test (-)
17. Tn Q, 20 tahun
A : rupture Tendon manus
P : Injeksi tetagam 1 amp
Ivfd ringer laktat 20 tpm
Ceftriaxon 1gr/12jam/intravena
Ketorolac30mg/8jam/intravena
Ranitidin 50mg/12jam/intravena
- konsul bedah, rencana repair tendon

S : Pasien datang dengan keluhan adanya luka iris pada punggung tangan kiri yang di alami
sejak kurang lebih 15 menit sebelum masuk rumah sakit. Akibat teriring parang saat bekerja
kebun, luka terasa nyeri (+), perdarahan (+). pasien mengaku tidak bisa menggerkan jari
tangan kanan.
Primary Survey :
Airway : airway patent (+),obstruksi (-)
Breathing : spontan ,RR 22 x/menit,reguler
pergerakan dada simetris
perkusi sonor
SpO2 99%
Circulation : N : 96 x/menit , kuatangkat,reguler, akral hangat
Disability and neurologic status :
GCS 15 (E4 M6 V5)
Pupil isokor refleks cahaya (+/+)
Exposure and environment control : S 36,5 C
Status Lokalis : vulnus scisum, pada regio dorsum manus sinistra , ukuran 2x2 cm, dasar otot,
perdarahan (-),
18. Tn D 29 tahun
pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada tangan sebelah kanan akibat digigit
oleh ular, yang dialami sejak 5 jam sebelum masuk rs. pasien digigit ular pada saat sedang
berkebun. pasien mengatakan ular yang menggigit merupakan jenis ular piyon (ular sawah).
setelah digigit pasien membunuh ular tersebut. pasien merasakan nyeri pada tanganya,
mual (+), muntah (-), sakit kepala (-), pusing (-), penglihatan kabur (-) nyeri dada (-), sesak (-),
O : KU : sedang
kesadaran : composmentis

- Rawat luka,
- ivfd Rl 20 tpm
- inj.dexametasone 1 amp/8 jam
-inj.ranitidin 50 mg/12 jam
-inj, ketorolac 30 mg/8/jam/iv
-inj.ceftriaxone 1 gr/12 jam
-Balut bidai
-obs. TTV, KU
Primary survey
Airway : airway patent (+),obstruksi (-)
Breathing : spontan ,RR 20x/menit,reguler
pergerakan dada simetris
perkusi sonor
SpO2 99%
Circulation : TD 110/70 mmHg, N : 98 x/menit , kuat angkat,reguler, akral hangat

Disability and neurologic status :


GCS 15 (E4 M6 V5)
Pupil isokor refleks cahaya (+/+)

Exposure and environment control :


S : 36,5oC
Status Lokalis :
terdapat vulnus morsum ukuran 0,3x0,5 cm, perdarahan tidak aktif, redgio manus sinistra
19. Tn M 45 tahun, Fornier Gangren
Non medikamentosa : Bedrest
Rawat Luka
Menjaga kadar gula darah
Personal hygiene
Medikamentosa : IVFD RL 20 gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 25 mg/8 jam
Inj Ketorolac 3 %/8 jam
Drip Metronidazol 1 fls/hr
Paracetamol tab 3 x 500 mg
Operatif : debridement + nekrotomi + jahit matras+ kompres

P ; Non medikamentosa : Bedrest


Rawat Luka
Personal hygiene
Medikamentosa : IVFD RL 20 gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 50 mg/8 jam
Inj Ketorolac 30/8 jam
Drip Metronidazol 1 fls/hr
Paracetamol tab 3 x 500 mg
Operatif : rencana debridement + nekrotomi ( Konsul Bedah)

S : Pasien datang dengan keluhan adanya luka pada kantung buah zakar yang dialaminya
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Luka tersebut juga terasa nyeri dan berbau tidak
enak. Luka awalnya berupa bisul yang banyak pada kantung buah zakar dan 3 hari kemudian
bisul tersebut pecah dan menjadi luka.
Tanda Vital:
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 18x/menit
Temperatur : 36,90C
Kesadaran : Compos Mentis

GENITALIA
Luka dengan ukuran 10 x 8 cm a/r scrotum, pus (+)
20. Tn, K 60 tahun, ACS
-bedrest total
-02 2-4 lpm via nasal kanul
-ivfd nacl 20 tpm
-isdn 5 mg sublingual
-aspilet 160 mg
-clopidogrel 300 mg
-inj. ranitidin 50 mg/12 jam/iv
pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri yang dialami sejak 10
menit sebelum masuk rumah sakit. nyeri dada dirasakan tembus belakang, menjalar sampai
ke lengan kiri, dan menjalar ke leher. mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (+). pasien memiliki
riwayat hipertensi dan juga riwayat perokok aktif

Ku : lemah, kesadaran : composmentis


TD : 140/90 mmhg, N 100 xmnt, R 24 x/mnt, S 36.7

Pemeriksaan Fisik
Thorax:
Inspeksi: ekspansi paru simetris
Palpasi : Vokal fremitus ka=ki, redup
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : BN: Rh +/+, Wh -/-
BJ: I/II, reguler, mur-mur (-)
Abdomen:
Inspeksi : Kesan datar
Auskultasi : Peristaltik (+), Kesan Normal
Perkusi : tympani
Palpasi : NT regio epigastrium (+), hepar/lien sulit dinilai

Extremitas : akral hangat, oedem (-)


RO Thorax: Cardiomegali
EKG: Irama sinus, Axis deviasi kiri, ST depresi Segmen II, III, Avf

21. An, M 15 tahun , Gigitan Anjing ( Rabies )

P :-rawat luka, bersihkan luka

- inj. Vaksin Anti Rabies VAR (Hari 0 ), /im

-asam mefenamat 3x500 mg

S :pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kaki sebelah kiri akibat digigit
oleh anjing yang dialami sejak 25 menit sebelum masuk rs. pasien digigit anjing pada saat sedang
bermain di taman. pasien mengatakan anjing yang menggigit merupakan janjing peliharaan
sendiri. setelah menggigit anjing tersebut lari, dan menurut keluarga pasien, anjing tersebut
tidak pernah mengalami perubahan tingkah laku sebelumnya. anjing tersebut tidak pernah
divaksin, mual (+), muntah (-), sakit kepala (-), pusing (-), penglihatan kabur (-) nyeri dada (-),
sesak (-),

O : KU : sedang
kesadaran : composmentis
-
Primary survey
Airway : airway patent (+),obstruksi (-)
Breathing : spontan ,RR 20x/menit,reguler
pergerakan dada simetris
perkusi sonor
SpO2 99%
Circulation : TD 100/60 mmHg, N : 88 x/menit , kuat angkat,reguler, akral hangat

Disability and neurologic status :


GCS 15 (E4 M6 V5)
Pupil isokor refleks cahaya (+/+)

Exposure and environment control :


S : 36,5oC

22. Hemoroid, Ny, K, 44 tahun

-P :

Ivfd Rl 20 tpm

-Inj.Asam traneksamat 500 mg/8 jam

-inj.ketorolac 30 mg/8 jam

-inj.ceftriaxone 1 gr/12 jam/ivperbaikan pola hidup,

Non Farmakologi :

-perbaikanpola makan dan minum,

-perbaiki pola/cara defekasi,

-jangan mengedan terlalu lama,

-mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi,

-minum kurang lebih 8 gelas/hari.

pasien masuk RS dengan benjolan pada anus, yang dialami sejak ± 10 tahun yang lalu. benjolan
awalnya kecil yang semakinlama semakin membesar. Benjolan terasa sakit dan tidak nyaman saat
jalan maupun duduk.Pasien juga mengeluh ketika BAB terasa nyeri disekitar anus, kadang keluar
darah merah segar menetes di akhir BAB, tidak bercampur dengan feses dan tidak berlendir. Pasien
merasakan adanya benjolan yang keluar dari dalam anus, keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih 5
tahun. Mula–mula keluar benjolan kecil dan semakin lama semakin bertambah besar dari
dalam dubur dan masih bisa keluar masuk dengan sendirinya. Sejak kurang lebih 1 bulan ini, setiap
buang air besar disertai dengan rasa nyeri dan darah segar menetes di akhir BAB disertai dengan
keluarnya benjolan dari anusnya yang tidak dapat masuk dengan sendirinya. Pasien seringkali dalam
seminggu buang air besarnya tidak teratur dan bila buang air besar harus berlama-lama jongkok di
kakus dan harus mengejankarena BAB nya keras. Tidak ada demam, tidak ada mual, tidak ada
muntah, tidak ada nyeri perut, tidak ada nyeri ulu hati, tidak mengeluh nafsu makan menurun dan
tidak adapenurunan berat badan.BAK : Kesan lancar¸ warna kuningRPS : - Riwayat perubahan pada
defekasi (-)- Riwayat BAB seperti kotoran kambing (-)

PEMERIKSAAN FISIS

Keadaan umum : tampak sakit sedang/ Gizi cukup/ Sadar

GCS E4M6V5S

tatus vitalis : TD :120/80 mmHg. N : 84 x/menit. P : 20 x/menit. S : 36,5oC (axilla)

Anal : Inspeksi : Tampak benjolan arah jam 7 dan jam 9. Ulkus (-), hiperemis (-), darah(-) Palpasi :
Teraba benjolan konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata

Rectal Touche : Spinchter ani mencekik Teraba massa yang menonjol keluar anus pada arah jam
5, 7, 9. Nyeri tekan (+),konsistensi lunak, permukaan rata Ampulla isi feses Handschoen : darah
(+),lendir (-), feses (+)

Laboratorium :

• WBC : 12,3 x 103/mm3

HGB : 12 gr/dL

HCT : 40,6 %

PLT : 425 x 103/mm3

RBC : 3.87 x 106/mm3

Anda mungkin juga menyukai