Anda di halaman 1dari 10

1.

Sebutkan 3 tanda dari Atherosklerosis


- Penebalan dinding arteri
- Timbunan plak dinding arteri
- Kekakuan dinding

2. Sebutkan faktor yang mempengaruhi disfungsi endothelial pada Atherosklerosis


- Merokok
- Hipertensi kronis
- Hiperlipidemia

3. Sebutkan intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi endotel kapiler
- Olahraga rutin

4. Sebutkan percabangan dari arteri femoralis comunis:


- a. Iliaka sirkumfleks superfisial
- a. Epigastrika superfisial
- a. Pudenda eksterna superfisial
- a. Pudenda eksterna profunda
- a. Femoris profunda
- a. Genikularis desenden

5. Sebutkan percabangan dari a. Poplitea:


- a. Tibialis anterior
- a. Tibialis posterior
- a. Suralis
- a. Genicularis medialis
- a. Genicularis medialis superior
- a. Genicularis lateralis superior
- a. Genicularis medialis inferior
- a. Genicularis lateralis inferior

6. Sebutkan penyebab dari PAD selain atherosclerosis:


- Trauma atau luka radiasi - Pseudoxanthoma elasticum
- Koarktasio aorta/penyempitan aorta - Takayasu disease
- Vaskulitis - Thromboangitis Obliterans
- Emboli perifer
- Aneurisme poplitea
- Arteri skiatika persisten
- Illiac syndrome
- Fibrodisplasia arteri
- Kista popliteal
- Tumor vaskular primer
- Entrapmen popliteal
7. Berapa prosentase penderita PAD pada stadium Asymptomatis:
- >50%

8. Berapa prosentase penderita PAD pada stadium Claudication:


- Umur < 60 tahun 1.8%, umur 60 -70 tahun 3.7%, dan umur >70 tahun 5.2%

9. Jelaskan klasifikasi PAD berdasarkan Fontaine


- Gr 1
Asimtomatik
- Gr 2a
Klaudikasio ringan (jarak tempuh jalan kaki > 200 m)
- Gr 2b
Klaudikasio sedang - berat (jarak tempuh jalan kaki < 200 m)
- Gr 3
Ishemic rest pain
- Gr. 4
Ulserasi dan gangren

10. Sebutkan temuan pada pemeriksaan fisik pasien dengan ALI:


- Pain
- Paresthesia
- Pallor
- Pulselessness
- Poikilothermia

11. Sebutkan diagnosis banding dari ALI:


- Tromboangitis obliterans
- Kompartemen sindrom
- Diseksi aorta yang mengenai pembuluh darah iliaka
- Phlegmasia cerulea dolens

12. Pemeriksaan ABI dilakukan dengan cara membandingkan tekanan sistolik dari:
- Pergelangan kaki (arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis) dan lengan atas (arteri
brachialis) yang se sisi.

13. Sebutkan interpretasi dari hasil pemeriksaan ABI


- Normal : 0.9 – 1.2
- Obstruksi ringan bila 0.5-0.9
- Obstruksi sedang bila 0.3-0.5
- Obstruksi berat bila < 0.2
14. Jelaskan cara kerja Heparin:
- Meningkatkan pelepasan tissue plasminogen activator dan tissue factor pathway inhibitor

- Meningkatkan aktifitas antitrombin III

- Menghambat platelet activity factor

15. Monitoring yang perlu dilakukan saat pemberian heparin adalah:


- PPT

16. Jelaskan cara kerja Aspirin sebagai anti platelet:


- Aspirin bekerja dengan cara menghambat platelet cyclo-oxygenase-1 (COX-1) dan
memblok produksi thromboxane A2 (TXA2) sehingga mengurangi formasi pembentukan
trombus. Anti agregasi platelet

17. Sebutkan cara kerja dari Pentoxyfilin:


- Pentoxifylin bekerja dengan cara menurunkan viskositas darah, plasma, plasma fibrinogen
dan menghambat sintesis fibrinogen, meningkatkan distensibilitas eritrosit dan menekan
agregasi eritrosit, mengurangi agregasi platelet dan meningkatkan filter darah dengan cara
menekan aktivasi netrofil sehingga akan meningkatkan aliran kapiler darah, terutama aliran
bed vascular dari suatu stenosis arteri.

18. Sebutkan faktor predisposisi dari terjadinya kelainan pembuluh darah vena :

- Umur > 40 tahun


- Obesitas
- Hospitalisasi dan imobilisasi (aktivitas kurang)
- Riwayat tromboemboli vena
- Meningkatnya viskositas darah
- Wanita (kehamilan dan status baru melahirkan)
- Hormone replacement therapy (HRT) dan penggunaan terapi kontrasepsi oral

19. Sebutkan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis DVT:


- Edema
- Nyeri tungkai bawah pada dorsofleksi (Homan’s Sign)
- Phlegmasia cerulea dolens (nyeri dan pitting edema berhubungan dengan sianosis) dan
Phlegmasia alba dolens (nyeri hebat, edema dan pucat karena insufisiensi arteri)

20. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang paling akurat untuk menegakkan DVT
- Phlebografi

21. Sebutkan manajemen non operatif DVT :


- Active ambulation - Inferior vena caval filters
- Pemberian antikoagulan
- Intermittent pneumatic compression
- Sistemik trombolitik dan Catheter Directed Thrombolysis (CDT)
22. Varices pada extremitas dibedakan atas :
- Trunkal varises (dekat permukaan kulit, tebal dan menonjol)
- Retikular varises (kemerahan dan terletak dalam grup yang berdekatan)
- Kapiler telangiektasia (disebut juga spider vein, berwaran biru atau kemerahan, tidak
menonjol pada permukaan kulit)

23. Selain karena inkompetensi pada Sapheno Femoral Joint, varices juga dapat terjadi akibat
kerusakan vena-vena perforantes, yaitu:
- Hunterian perforator (Dodd’s perforator)
- Posterior tibial perforator (Boy’d perforator)
- Medial ankle perforator (Cockett’s perforator)
24. Tes yang dilakukan untuk penegakan diagnosis varices adalah :
- Pemeriksaan fisik (Trendelenburg test, perthes test)
- Pemeriksaan penunjang (Duplex Ultrasonografi (DUS), venous plethysmografi)

25. Sebutkan terapi non operatif varices


- Stocking kompresi elastik (compression stockings, compression bandages, pneumatic
compression pump)
- Injeksi skleroterapi (penyuntikan larutan sklerosan ke dalam pembuluh darah vena
(sklerosan: polidokanol, larutan osmotik/ hipertonik, polyiodide iodide)
- elevasi kaki, elevasi tungkai kaki lebih tinggi dari jantung (30-45 derajat)
- endovenous laser treatment

26. Sebelum melakukan ligasi pada SFJ, sebagai marker kita harus menemukan percabangan
yang masuk ke Vena Saphena Magna, yaitu;
- v. epigastrika superfisial
- v. pudenda eksterna superfisial
- v. cutaneous lateralis

27. Neuropathi yang menyebabkan ulkus DM dibedakan menjadi:


- Neuropati motorik
- Neuropati sensorik
- Neuropati autonom

28. Penderita ulkus DM dengan gangguan neuropati dominan ditandai dengan:


- Tidak nyeri
- Denyut nadi normal
- Berwarna merah, hiperemis
- Batas tepi reguler, punched-out
- Biasanya terletak pada permukaan plantar kaki
- Terdapat kalus
- Hilangnya sensasi, refleks dan vibrasi
- Peningkatan aliran darah (arteri-vena shunting)
- Dilatasi vena
- Kaki hangat, kering
- Deformitas tulang

29. Sedangkan pada neuroiskemik dominan ditandai dengan:


- Nyeri
- Denyut nadi tidak ada
- Pucat, sianosis
- Batas tepi ireguler
- Biasanya terletak pada ibu jari kaki
- Kalus jarang terlihat
- Temuan sensor bervariasi
- Penurunan aliran darah
- Vena kolaps
- Kaki dingin
- Tidak terdapat deformitas tulang

30. Sebutkan klasifikasi ulkus DM yang membagi menjadi 5 derajat:


- Klasifikasi Wagner

Derajat Lesi
0 Tidak ada lesi atau deformitas maupun selulitis
1 Ulkus superfisialis, sebagian lapisan atau seluruh lapisan kulit
2 Ekstensi ulkus ke ligament, tendon, kapsula sendi, atau fascia dalam
tanpa abses atau osteomyelitis
3 Ulkus dalam dengan abses, osteomyelitis atau sepsis sendi
4 Gangren terlokalisasi pada bagian kaki depan atau tumit
5 Gangren ekstensif menyangkut seluruh kaki

31. Pada pemeriksaan puls oxymetri selain melihat angka saturasi, yang harus dilihat juga :
- Frekuensi denyut nadi
- Grafik saturasi

32. Pada trauma tajam arteri, kerusakan seluruh tebal dinding arteri tetapi tidak sampai putus,
adalah digolongkan dalam derajat:
- Derajat II

33. Sedangkan pada trauma tumpul arteri yang ditandai dengan tergulungnya tunika intima
digolongkan dengan derajat:
- Derajat III

34. Repair arteri dapat dilakukan dengan teknik:


- Reseksi anastomosis, - bypass, - autograft / allograft
35. Sebutkan tujuan tindakan AV Shunt pada penderita CKD st V
- Mempermudah akses hemodialisis
- Meningkatkan aliran

36. Sebutkan teknik AV Shunt dari sisi teknik anastomosis:


- End to side (vena ke arteri)
- End to end
- Side to side

37. Sebutkan teknik AV Shunt dari sisi teknik penjahitan:


- Teknik parasut
- Teknik jahit anchoring

38. Sebutkan kriteria benang yang digunakan untuk penjahitan arteri


- Monofilament
- Non absorbable
- Kuat
- Lentur, tidak kaku
- Ukuran tidak terlalu kecil sehingga mengiris, tidak terlalu besar seingga membuat
permukaan tidak rata

39. Paru kanan terdiri dari 3 lobus, dan paru kiri terdiri dari 2 lobus, yaitu
- Kanan : 10 segmen
- Kiri : 9 segmen
40. Arteri yang memberi nutrisi paru adalah
- A. Bronkialis
41. Kelainan di toraks yang mengancam jiwa akibat trauma adalah
- Pneumothorax terbuka menyebabkan mediastinal flutter
- Tension pneumothoraks
- Flail chest
42. Kelainan di toraks yang potensial mengancam jiwa akibat trauma adalah
- Pneumothoraks simple
- Hematotoraks
- Kontusio pulmo
43. Secara klinis tension pneumotoraks ditandai dengan
- Sesak nafas berat, - Hipotensi, - Distensi vena jugularis
44. Kematian karena tension pneumotoraks diakibatkan karena
- schock
- asfiksia
45. Perawatan pasien yang terpasang WSD meliputi
- posisi pasien setengah duduk
- selang WSD rapi dan transparan
- hitung produk /24jam dinilai kualitas dan kuantitas
- fisioterapi nafas
- koreksi bila ada kelainan
46. Kriteria pencabutan WSD pada pasien pneumotoraks adalah
- Secara klinis paru mengembang
- Secara radiologis paru mengembang
- Setelah diklem >12 jam paru tetap mengembang
- Tidak ada buble
47. Indikasi pemasangan WSD pada pasien pneumotoraks adalah
- Pneumothorax simple > 20%
- Pneumothorax < 20% tetapi akan dipasang ventilator
- Pneumothorax < 20% dan akan dilakukan transport dengan pesawat udara
48. Pada efusi pleura eksudat ditandai dengan
- Keruh
- BJ > 1,016
- Kadar protein > 2,5 g/dL
- Tes rivalta (+)
49. Penebalan pleura pada penderita empyema disebut dengan
- schwarte
50. Pada torakotomi posterolateral, bila diurutkan dari luar ke dalam maka akan memotong
- kulit  sub kutis  m.trapezius  m.LD  m.rhomboid  m.SA  m.intercostalis
51. Bila dalam dekortikasi pada empyema paru, paru masih belum mengembang secara
sempurna, maka untuk mengurangi dead space pada cavum torak dapat dilakukan tindakan
plumbage. Teknik yang dapat dipakai diantaranya adalah
- Air plumbage
- Muscle plumbage
52. Indikasi pemeriksaan spirometri pada bedah toraks kardiovaskuler adalah
- Sebelum dilakukan tindakan operasi reseksi paru
- Sebelum operasi dengan mengempiskan salah satu paru
53. Hasil pemeriksaan spirometri akan menunjukkan kesimpulan
- Gangguan paru obstruksi
- Gangguan paru restriksi
- Gangguan paru restriksi dan obstruksi
54. Menurut lokasinya tumor mediastinum dibedakan menjadi 4 tempat.
Tumor mediastinum region inferior medius di antaranya adalah
- teratoma - lymphoma -neurofibroma
55. Sedangkan tumor mediastinum superior adalah
- Lymphoma -Tymoma
56. Cara perhitungan koreksi Albumin dan cara pemberiannya
Rumus koreksi Albumin : 0.8 x BB x (3,5 – A) - dikoreksi bila Albumin <2,5 mg%
Kecepatan koreksi 2cc/jam. ( Albumin 20% : x5 Albumin 25% : x4 )
57. PF luka diabetikum dan manajemennya
- adanya factor neuropati diabetic yang akan menyebabkan mati rasa pada daerah kaki,
sehingga menambah resiko trauma/luka yang tidak dirasakan nyeri oleh penderita. Selain
perjalanan PAPO yang sebabkan ishkemik, factor angiopati diabetic akan menambah
ishkemik jaringan yang terkena infeksi dan sebabkan nekrosis jaringan.

- Tekananiritasi berulang (neuropati diabetic)ishkemik (PAPO & angiopati


diabetic)infeksinekrosis

- Kaki diabetic merupakan kombinasi dari neuropati, iskemik,infeksi dan DM


- Disfungsi endotel(angiopati) merupakan predisposisi atherosklerosisPAPO
- Manajemen Kaki Diabetik : debridement menyeluruh (kantong abses, nanahjaringan
nekrotik), necrotomy, disartikulasi, drainase, amputasi  dengan tujuan merangsang
vaskularisasi baru.

- Menentukan garis amputasi :


batas sendi/disartikulasi
batas demarkasi iskemik
bila septicemia/sepsis ; amputasi below knee atau above knee
amputasi trasmetatarsal atau dengan disartikulasi kaskade (bertahap)
58. PF varises truncal dan manajemennya
- factor tekanan : tekanan hidrostatik, BB, tekanan jaringan perivenous, kekuatan aliran pada
vena profunda

- factor aliran : pengaturan aliran balik oleh adanya pompa otot dan kulit dan adanya katup
katup vena yang baikakan terganggu karena atrofi otot, turunnya elastisitas serta defek
katup sehingga sebabkan statis aliran venainsufisiensi katup vena (ketidak mampuan alian
vena untuk naik ke proksimal, sehingga setiap gerakan otot hanya akan menambah jumlah
darah ke vena profunda dan superfisialis dan akan menyebabkan gangguan
mikrosirkulasitekanan hidrostatik pada mikrosirkulasi akan naik sehingga sebabkan
ekstravasasi cairan limfe ke interstitialedema kaki, tungkai dan kemeng/kebas

- Manajemen varises truncal :

Pembedahan ( ligase safena dan stripping vsm/vsp, ablasi cryo, ablasi laser, flebektomi
local atau merusak vena superfisialis, ligase vena perforator, koreksi refluks vena profunda,
terapi obstruksi vena profunda)

Non Pembedahan : Obat VAD (vasoaktif drug), skleroterapi, bebat kompresi)

59. PF PAPO dan manajemennya


- PAPO 90% disebabkan oleh arteriosclerosis dan atherosclerosis
Arteriosklerosis : gangguan peredaran darah arteri perifer dikarenakan penyempitan lumen
arteri dan pengerasan dinding arteri (atherosklerosisi)usia tua
Arteritis : inflamasi dinding arteri yang bisa mengakibatkan penebalan dinding arteri dan
memberi sumbatan arteri kronikperadangan obliteransusia muda
Tromboemboli : terjadi stasis pembuluh darah dan kenaikan viskositas darahtrombosis
-Manajemen PAPO :
bedah vascular arteri perifer tungkai, bypass vascular, bedah endovascular.
Terapi bedah paliatif : simpatektomi lumbo-dorsalis, simpatektomi torakalis
60. Trauma vaskuler TAJAM dan TUMPUL
 Trauma tajam : hard sign & soft sign

61.PF terjadinya DVT dana manajemennya

61. Contusio pulmo


- Memar pada jaringan paru / parenkim paru tanpa adanya kerusakan struktur akibat
kecelakaan atau tertimpa barang beratdarah dan cairan lain menumpuk dalam jaringan
paru.

- PF meliputi terjadi perubahan ventilasi dan perfusi (proses deoksigenasi dan reoksigenasi
darah di paru),peningkatan pirau intrapulmoner, kerusakan paru segmental,penurunan fungsi
kerja paru

62. Pneumothorax reccurent adalah

63. Pleurodesis adalah penyatuan pleura visceralis dan pleura parietalis baik secara kimiawi,
mineral maupun mekanik, secara permanen untuk mencegah akumulasi cairan maupun udara
dalam rongga pleura.

64. Pneumothorax katemenial yaitu pneumothorax spontan berulang yang berhubungan


dengan siklus menstruasi. Katamenial artinya bulanan. Yang secara umum dikaitkan dengan
endometriosis ektopik , terjadi 24 jam s/d 72 jam dari onset menstruasi. Usia onset 32 – 35
tahun. Manifestasi unilateral, biasanya pada hemithoraks kanan

Anda mungkin juga menyukai